Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa anak balita (0-6 tahun) yang merupakan usia emas(the golden age)
sangat memerlukan guru yang professional, pada masa ini merupakan suatu
keharusan.Setiap pekerjaan memiliki kompetensi atau standar kemampuan yang harus
dmiliki, termasuk guru TK/RA atau PAUD. Lalu bagaimana kompetensi yang
seharusnya dimiliki seorang guru, terkhusus guru PAUD, mengingat pentingnya peran
guru dalam suatu pendidikan. Menindaklanjuti pernyataan diatas, didalam makalah ini
akan dibahas tentang bagaimana kompetensi guru secara umum dan secara khusus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi ?
2. Apa saja kompetensi seorang guru ?
3. Bagaimana Kompetensi guru PAUD?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi
Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak saja
terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual. Menurut Mulyasa (2007b),
“Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membantu kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas”.
1
Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm27
2
bagian yaitu “bidang kognitif, sikap, dan perilaku performance). Ketiga kompetensi
ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain.”2
2
Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm27-29
3
dalam pendidikan, pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan
3
masyarakat, system pendidikan nasional, dan inivasi pendidikan.
Pemahaman yang benar tentang konsep tentang konsep pendidikan
tersebut akan membuat guru sadar posisi strategisnya ditegah masyarakat dan
perannya yang besar bagi upaya pencerdasan bagi upaya pencerdasan generasi
bangsa. Karena itu, meraka juga sadar harus bagai mana bersikap disekolah
daan masyarakat, dan bagaimana cara memenuhi kualifikasi statusnya, yaitu
sebagai guru profesional. Joseph Fischer (t,th: 117) menulis, “pendidikan
adalah penanam pengetahuan penanaman pengetahuan, keterampilan, nilai,
dan prilaku melalui prosedur yang standar,”
Pemahaman tentang peserta didik. “Guru haarus mengenal dan
memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya,
keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan
yang memengaruhinya,” (Sukmadinata,2006: 197). Pada dasarnya anak-anak
itu ingin tahu, dansebagian tugas guru ialah membantu perkembangan
keingintahuan tersebut, dan membuat mereka lebih ingin tahu.
Sebagai seorang guru, ia tidak hanya percaya bahwa semuaa siswa
dapat belajar, tetapi harus benar-benar ingin setiap siswa merasakaan
kebahgiaan sukses disekolah dan diluar sekolah. Tujuan seorang guru adalah
agar setiap siswa meraskan kebebasan melalui kegiatan akademik dan
kehangatan individu disekolah, karena itu, guru harus kreaatif menggunakan
penilaian dalam pelajaran. Ada lima alasan prinsip mengapa penilaian
merupakan bagian penting dari proses pengajaran.
“Pertama, penilaian kelas menegaskan pada siswa tentang hasil yang
kita inginkan ia menegaskan pentingnya meraih sasaran.Kedua, penilaian
kelas menyediakaan dasar informasi untuk siswa, orang tua, guru, pimpinan,
dan pembuat kebijakan.Ke tiga, penilaian kelas memptifasi siswa untuk
mencoba atau tidak mencoba.Ke empat, penilaian kelas untuk menyaaring
siswa didalam atau diluar program, member mereka akses atau pelayanan
yang mereka butuhkan.Kelima, penilaian kelas menyediakan dasar evaluasi
guru dan pimpinan.4
3
Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm30
4
Yufiarti dan Titi Chandrawati, Profesionalitas Guru PAUD, Jakarta: Universitas Terbuka Hlm 42-45
4
Pendidikan harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran pembelajaran ialah “peran pendidik antara lain sebagai
fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belaajar bagi peserta
didik,” (BSNP, 2006: 87)
Sebulan sekali guru perlu bertemu dan berdialog dengan satu atau dua
orang pendidik yang sukses, agar guru mendapatkan energi atau motivasi baru
untuk memompa semangat dan kreativitasnya. Dua bulan sekali, para guru
juga perlu mendatangi tempat-tempat yang perpustakaan, hutan lindung, dan
kebun binatang.
Guru harus bisa menjadi motivator bagi para muridnya, hingga potensi
mereka berkembang maksimal. MenurutBoteach (2006: 21), ‘salah Stu kunci
memperoleh kehidupan yang baik adalah motivasi diri. Dalam hidup, selalu
mencari orang dan tempat yang menginspirasi kamu, sehingga kamu
termotivasi untuk meningkatkan potensi kamu secara penuh.”
Menurut Sheikh (2003: 81), “Guru bukanlah seorang maanusia dalam
pengertian status; guru adalah pembuat manusis. Ia membimbing takdir mereka dalam
tujuan akhir mereka. “peran guru yang sangat besar dan penting itu menuntut tanggung
jawab guru untuk menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan
yang beragam, dan moral yang tinggi. Kecuali itu, yang terpenting guru menyadari
peran besarnya tersebut, sehingga dalam menjalankan tugasnya penuh tanggung jawab,
kesungguhan, dan persiapan yang matang.
Guru sekolah hendaknya mampu merealisasikaan terwujudnya tujuan
umum sekolah. Berikut ini contoh-contoh beberapa tujuan sekolah menengah
di U.S.A., yaitu:
a. Membantu siswa berkembang secara intelektual, sosial, fisik, dan
emosional.
b. Meningkatkan kesan diri siswa (self-image).
c. Menyediakan kesempatan untuk sukses.
d. Melaksanaakan belajar aktif.
e. Menguatkan eksplorasi. Dan Menyediakan keamanan. (Henson, 1995:
69)5
5
Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm30
5
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Sosial
6
Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm42-52
6
a. berkomunikasi lisan dan tulisan.
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik
d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
7
kepercayaan diri guru dalam menulis perlu ditumbuhkan mellui pelatihan dan
dorongan kepala sekolah.7
2. Kompetensi Profesional
Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak
sekedar mengetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi memahaminya
seara luas dan mendalam. Oleh karna itu, murid harus selalu belajar untuk
memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya.
Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang menangkup penguasaan materi mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.8
7
Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm 52
8
Yufiarti dan Titi handrawati.Profesionalitas Guru PAUD. Jakarta: Universitas Terbuka Hlm. 35
9
Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm 58
8
C. Aspek-aspek kemampuan pedagogis
Dalam bukunya Sanjaya (2009) membagi beberapa aspek kemampuan pedagogik yang harus
dimiliki oleh seorang guru PAUD:10
Memahami karakrakteristik peserta didik merupakan hal yang paling urgen dilakukan
oleh guru PAUD. Dengan memahami bahwa anak merupakan sebagai individu yang
memiliki bergam karakteristik, dengan demikian pendekatan, metode dan media yang
diterapkan oleh guru PAUD berdasarkan ragam karakteristik yang ada. Menurut hemat
Rosyada (2007) untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas guru harus mempunuya
perencanaan yang bijak, pembelajaran yang efekktif dengan penggunan strategi yang mampu
membelajarkan siswa.
Kemampuan guru PAUD memahami ragam karakteristif anak PAUD membantu guru PAUD
dalam mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya, Guru PAUD
memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untu
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, Guru PAUD dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik
dan kemampuan belajar yang berbeda, Guru PAUD mencoba mengetahui penyebab
penyebab perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan
peserta didik lainnya, Guru PAUD membantu mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan peserta didik, Guru PAUD memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termarjinalkan.
Seorang guru PAUD yang profesional seyogianya dia mampu memahami dan
menerepkan berbagai teori belajar dalam proses pembelajaran dengan anak usia dini PAUD.
Kemampuan guru PAUD memahami teori belajar mengantarkan guru PAUD untuk dapat
menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru PAUD. Kemampuan guru PAUD
PAUD dalam memahami teori belajar memungkin guru PAUD dapat: memastikan tingkat
10
Sanjaya, Strategi Pengembangan Berotientasi Pada Proses Pendiidkan, Jakarta: Media Group
9
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas
pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, Guru PAUD dapat
menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai
maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, Guru PAUD
menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik, Guru PAUD
merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik, Guru PAUD
memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran
yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran
berikutnya.
3. Pengembangan kurikulum.
11
Sanjaya, Strategi Pengembangan Berotientasi Pada Proses Pendiidkan, Jakarta: Media Group
10
rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap dengan memanfaatkan teknologi.
Lebih dari itu pula Guru PAUD mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dengan memasukan berbagai teknologi sebagai sumber
belajar anak.
Guru yang baik adalah guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang
mencerdaskan (edukatif). Tujuan dari pembelajaran edukatif adalah untuk; membantu proses
belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan,
mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar peserta didik, menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik
sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju
dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar,
melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan, memberikan banyak
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan
peserta didik lain, untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.12
Pengembangan potensi peserta didik (AUD) merupakan tujuan dari setiap proses
pembelajaran. Guru PAUD yang ideal apabila dia mampu mengembangan beragam jenis
potensi yang ada dalam diri peserta didiknya. Guru PAUD mampu menganalisis potensi
pembelajaran setiap peserta didik (AUD) dan mengidentifikasi pengembangan potensi
peserta didik melalui program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka.
Sesuai dengan maksud di atas tugas dari guru PAUD adalah; menganalisis hasil belajar
berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat
kemajuan masing‐masing, merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar
masing‐masing, merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan
12
Sanjaya, Strategi Pengembangan Berotientasi Pada Proses Pendiidkan, Jakarta: Media Group
11
daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik, secara aktif membantu peserta
didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu, dapat
mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-
masing peserta didik, memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan
cara belajarnya masing-masing, memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik
dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.
Anak usia dini merupakan individu yang aktif dan haus dengan ilmu pengetahuan.
Menurut Piaget (Morisson, 2013) anak usia dini merupakan individu yang memiliki ransa
ingin tahu yang lebih tinggi. Jangan heran jika pada kegiatan pembelajaran berlangsung anak
usia dini selalu bertanya tentang hal-hal di luar pikiran orang dewasa. Untuk menjawab
pertanyaan anak-anak tersebut Guru PAUD mampu berkomunikasi secara efektif, empatik
dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru PAUD
mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan
peserta didik:
Kemampuan lain yang dimiliki guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik adalah Guru
PAUD menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan
pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya, Guru PAUD menyajikan
kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik,
Guru PAUD mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik
baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta
didik, Guru PAUD memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan
meresponnya secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta
didik.
Guru merupakan sebagai evaluator of student learning Syah (2008). Fungsi ini
menghendaki agar guru senantiasa mengkuti setiap perkembangan anak usia dini baik dengan
kemajuan belajar maupun hambatan yang dialami. Guru PAUD dituntut mampu
12
menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru PAUD
melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi secara autentik.
Dengan demikian kemampuan guru yang harus dipenuhi dalam aspek penilaian
adalah; Guru PAUD menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RKH, Guru PAUD melaksanakan
penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang
dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik,
tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari,
Guru PAUD memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal
pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, Guru PAUD memanfatkan hasil
penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan
selanjutnya.13
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkatsebagai guru dalam bidang-
bidang khusus yang sangat diperlukantetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat
diperolehmelalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang
14
yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan olehperguruan tinggi yang diberi wewenang
untuk melaksanakannya.
13
Syah,M..Psikologi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
14
Yuliani Nurani Sujiono,Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT INDEKS
13
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru.
Tabel
Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik peserta a) Memahami karakteristik peserta didik
didik dari aspek fisik, moral, usia TK/PAUD yang berkaitan denganaspek
sosial,kultural, emosional, dan fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan
intelektual. latar belakang sosial-budaya.
14
pengembangan yang mendidik.
b) Mengembangkan komponen-komponen
rancangan kegiatan pengembangan yang
mendidik dan menyenangkan.
15
dalam kegiatan pengembangan diTK/PAUD
sesuai dengan situasi yang berkembang.
5. Memanfaatkan teknologi informasi a) Memanfaatkan teknologi informasi dan
dan komunikasi untuk kepentingan komunikasi untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan kegiatan kegiatan pengembangan yang mendidik.
pengembangan yang mendidik.
6. Memfasilitasi pengembangan a) Menyediakan berbagai kegiatan bermain
potensi peserta didik untuk sambil belajar untuk mendorong peserta didik
mengaktualisasikan berbagai potensi mengembangkan potensinya secara optimal
yang dimiliki. termasuk kreativitasnya.
7. Berkomunikasi secara efektif, a) Memahami berbagai strategi
empatik, dan santun dengan berkomunikasi yang efektif, empatik dan
pesertadidik. santun, baik secara lisan maupun tulisan.
16
hasil belajar secaraberkesinambungan dengan
mengunakanberbagai instrumen.
17
teladan bagi peserta didik dan b) Berperilaku yang mencerminkan
masyarakat. ketakwaan, dan akhlak mulia.
18
dan masyarakat dalam program pembelajaran
dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta
didik.
18. Beradaptasi di tempat bertugas a) Beradaptasi dengan lingkungan tempat
diseluruh wilayah Republik bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas
Indonesia yang memiliki keragaman sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa
sosial budaya. daerah setempat.
19
22. Mengembangkan materi a) Memilih materi bidang pengembangan
pembelajaran yang diampu secara yang sesuai dengan tingkat perkembangan
kreatif. peserta didik.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompetensi merupakan suatu kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap
guru.Nasib penerus bangsa sangat dipengaruhi oleh seberapa mampu guru mendalami
dan menerapkan standar-standar kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang
guru, adapun standar kompetensi itu menangkup kompetensi peadagogik,
kepribadian, social, dan profesionalisme guru.
Semakin baik kualitas seorang pendidik maka akan menghasilkan peserta
didik yang berkualitas pula, karena anak usia dini belajar dari apa yang dilihat dan apa
yang didengarnya, sehingga guru sebagai pusat pembelajaran anak harus mampu
menguasai kompetensi seara menyeluruh. Semoga dengan demikian tujuan
pendidikan di Indonesia akan terwujud.
B. SARAN
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah
(makalah) ini, baik itu dari kesalahan tanda baca, bahasa dan sebagainya.Maka, atas
dasar kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.Agar ada
perubahan yang lebih baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Jejen Musfah, M.A. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana,
Yuliani Nurani Sujiono, (2009)Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT INDEKS
22