Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
bagi sebuah tajuk. Dari situlah kita yang terlibat dalam kehadirannya berangkat untuk
melakukan bahasan, ulasan, dan tindakan (intelektual). Dengan demikian, tema
melandaskan seluruh olahan berkarya dan tindakan intelektual atau seni. Dari contoh
yang sama, dalam bidang arsitektur, tema dapat melandasi tindakan
berarsitektur.” ( Kilas Jurnal FTUI, Januari 2000, volume 2 nomor 1, halaman 79 )
Arsitektur adalah dunia yang tidak bisa dilepaskan dari tema, karena dengan tema
itulah kehadirannya dapat lebih bermakna. Lebih daripada itu arsitektur adalah dunia
yang di dalamnya terdapat semangat untuk teru mencari sesuatu yang baru dan semangat
untuk mencari jawaban.” ( AMI – Arsitek Muda Indonesia, Penjelajahan 1990 – 1995,
Subur, Jakarta, 1995 )
. Klasik
Tema klasik cenderung menggunakan profil-profil rumit sebagai
elemen dekorasi dengan lengkungan-lengkungan kurva yang estetik.
Arsitektur klasik ini sendiri berkembang pada abad pertengahan sekitar abad
ke 14 yang dimulai dari arsitektur yunani kuno dan berkembang di negara-
negara eropa lainnya.
Futuristik
2. Saluran-saluran transformasi
Untuk mencapai keempat moda transformasi diatas ada beberapa saluran yang dapat dilalui, yaitu :
a. Material
Penggunaan material bangunan dipilih berdasarkan konsekuensi bahwa material tersebut dapat
system struktur dan penataan fungsi. Konsekuensi ini menimbulkan suatu penataan dan struktur
yang berdasar material, misalnya system modular. Namun pemilihan bahan juga dapat
mempengaruhi tampilan arsitektur, misalnya mengenai tekstur pada eksterior maupun interior, detil
finishing dan sebagainya.
Namun begitu pemilihan material ini cenderung memilih yang paling gampang didapatkan di daerah
tempat karya tersebut dibuat.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Material
Transformasi : - Penggunaan teknologi
- Eksplorasi sifat bahan
Alat : Bidang permukaan, tampak, massa
Tampilan visual : - Penonjolan tekstur bahan
- Penonjolan system konstruksi
- Penampilan sifat bahan
b. Pemalihan
Berdasarkan strategi pembentukannya, terdapat tiga macam transformasi, pertama adalah strategi
tradisional sebagai evolusi progresif dari sebuah bentuk melalui penyesuaian langkah demi langkah
terhadap batasan-batasan eksternal, internal dan artistic.
Pembentukan kedua adalah dengan peminjaman dari objek-objek lain dan mempelajari property
dua dan tiga dimensinya sambil terus menerus mencari kedalaman interpretasi dengan
memperhatikan kelayakan aplikasi dan validitasnya. Transformasi peminjaman ini adalah
pemindahan rupa dan dapat pula dikualifikasikan sebagai metaphor rupa.
Pembentukan yang ketiga adalah dekonstruksi atau dekomposisi, yaitu sebuah proses dimana
susunan yang ada dipisahkan untuk mencari cara baru dalam kombinasinya dan menimbulkan
sebuah kesatuan baru dan tatanan baru dengan strategi structural dan komposisi yang berbeda.
Dalam melakukan transformasi ada empat tahapan yang dilalui untuk dapat mengakomodasi
kepentingan perancang dan klien. Pertama pernyataan visual dari keragaman pendekatan
konseptual terhadap permasalahan melalui semua dokumen. Kedua, evolusi terhadap ide-ide untuk
dapat memilih yang paling memuaskan semua pihak sebagai alternative optimal dan dijadikan dasar
untuk transformasi berikutnya. Ketiga adalah transformasi alternative sebagai optimalisasi dari
keseluruhan dan bagian-bagian sebuah objek. Terakhir adalah mengkomunikasikan hasil akhir dari
suatu transformasi kepada orang lain sehingga dapat dibaca dan dipahami, kemudian diterima dan
dibangun.
Kriteria saluran transformasi adalah :
Tema : Fungsi, bentuk
Transformasi : Evolusi tradisional, pemecahan (break), pengirisan
(cut), pembagian (segment), penambahan (addition), pergeseran (friction), pengumpulan (
accumulation), penumpukan (stracking), penembusan (penetration), penjalinan (interlacking),
pertautan (meshing), peminjaman, pemindahan rupa, dekonstruksi.
Alat : Massa, bentuk permukaan, detil
Tampilan visual : - simetri-asimetri
- Regular- irregular
c. Eksotik dan multicultural
Eksotik memiliki dua pengertian, pertama adalah eksotik dalam hal fisik dan yang kedua adalah
eksotik dalam metafisik. Eksotik secara fisik mempunyai konotasi geografik, yaitu berkaitan dengan
suatu tempat yang berada di luar lingkungan seseorang, semakin jauh semakin kuat daya eksotiknya.
Sedangkan eksotik metafisik memiliki eksotik konotasi negatif. Eksotik metafisik untuk menjaga
sesuatu dari kejauhan, mengacaukan pikiran, menghilangkan orientasi atau membuat rusak pribadi
seseorang. Oleh karena itu dalam karya rancangan harus dapat memuat pemahaman tentang
masyarakat, iklim, material, metode konstruksi dan teknik-teknik yang terdapat dalam tempat asing
yang dirancang tersebut.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Keganjilan fenomena, pertautan budaya, sejarah
Transformasi : Peniruan, perpaduan
Alat : Site, material, detil
Tampilan visual : Suasana, symbol
d. Kompleksitas dan kontradiksi
Dalam kompleksitas dan kontradiksi bahan mentah yang ditransformasikan dapat bermula dari
aspek kesejarahan ataupun seni-seni popular. Sedangkan alat yang digunakan akan lebih sering
menggunakan elemen-elemen yang biasa dikenal atau elemen-elemen konvensional.
Secara sederhana kompleksitas arsitektur ditandai dengan adanya penggunaan elemen-elemen baik
itu dalam wujud bidang, bentuk, warna atau kegunaan atau yang lain yang beraneka. Penggunaan ini
merupakan penggunaan secara bersama-sama untuk membentuk sebuah komposisi tanpa
menghilangkan sifat asli dari elemen-elemen dasar tersebut. Namun jika elemen-elemen dasar
tersebut telah mampu melebur menjadi suatu bentuk jadian yang berubah dari sifat dasarnya, maka
bukan sekedar kompleksitas yang terjadi terjadi tetapi lebih merupakan sebuah kontradiksi.
Bentuk-bentuk transformasi yang memungkinkan antara lain merupakan penerapan kaidah-kaidah
tersebut. Seperti adanya kompleksitas bentuk atau both-and dan kompleksitas fungsi atau double
function.
Kriteri saluran transformasi ini adalah :
Tema : Elemen bangunan sejarah, seni popular
Transformasi : Pembaruan, pengironian
Alat : - Elemen-elemen bangunan konvensional
- Elemen-elemen yang telah biasa dikenal
Tampilan visual : Simbolik
e. Historicism dan preseden
Batasan kreasi pada bangunan dalam bingkai historicism adalah perolehan pengetahuan dari
budaya, teknologi dan filosofi. Penggunaan historicism harus meliputi referensi sejarah yang benar.
Preseden dari waktu yang telah lewat mungkin tidak lagi relevan dengan budaya sekarang atau
dengan faktor lain di jaman sekarang. Untuk itu setiap budaya harus diposisikan dalam bingkai waktu
tertentu. Walaupun begitu menghindari preseden dalam waktu tertentu akan dapat menghilangkan
proses desain pada kesempatan evolusi yang baik. Untuk itu perlu dihindari karya-karya yang
bersifat tiruan dan jiplakan supaya terhindar pula dari karya-karya yang berapresiasi rendah.
Sekalipun karya yang dihasilkan akan bersifat eklektik namun hal ini dapat dicapai dengan unsure-
unsur kontekstual dengan mempertimbangkan makna primordialnya. Penggunaan aspek budaya,
teknologi dan filosofi dimana harus memiliki referensi sejarah yang benar dan preseden yang tepat.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Bangunan sejarah, artefak
Transformasi : Evolusi
Alat : Denah, tampak, suasana
Tampilan visual : Eklektik, kontekstual, primordial
4. Tampilan visual
Seorang pengamat akan menginterpretasi suatu tempat sebagai mana yang dimiliki oleh tempat
tersebut. Interpretasi ini sebagian besar sesuai dengan bentuk visual yang ditampilkan oleh tempat
tersebut. Sehingga ketika makna ini mendukung tanggapan, maka tempat tersebut dikatakan
memiliki kualitas yang disebut kecocokan visual ( Bantley dalam rahmatia 2009 ).
Kecocokan visual suatu tempat dapat diperkuat suatu pemberian interpretasi lingkungan dengan
dukungan dari tiga tingkatan yang berbeda. Pertama, dengan dukungan sifatnya yang mudah dibaca,
baik dalam hal bentuk maupun guna. Kedua, dengan dukungan keragamannya. Sedangkan yang
ketiga adalah dengan dukungan lingkungan yang menawarkan pilihan aktifitas baik dalam skala
besar maupun kecil.
Detil tampilan dari keragaman bangunan hendaknya dapat membantu pembacaan mengenai apa
yang terjadi dengan pembuatan image suatu lingkungan agar terlihat cocok sebagaimana latar
masing-masing pengguna atau pengamat. Sedangkan mengenai tawaran aktifitas, haruslah mampu
memperkuat potensi tawaran pilihan ini dengan memperlihatkan kesesuaian untuk seluruh
pengguna. Sedangkan cirri-ciri visual lebih mengacu pada kualitas typology arsitektural.
Berdasarkan dari uraian teori transformasi, saluran transformasi yang sesuai dengan pokok latar
belakang yang menerima material baru dan menjadikan sejarah sebagai titik berangkat adalah
saluran transformasi material dan pemalihan dengan pengaplikasiannya pada detil bangunan.