Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
AMELIA CHRISTINA
NENDEN LEVTIA
NITA DEWI
RAKE DAMAN FITRIANE
WENI NOVICHA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat
kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak
bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari
kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung
dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia,
jumlah total mencapai 100 juta jiwa. Artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di
antara dua penduduk Indonesia menderita anemia. Dalam survei KRT juga terlihat angka
kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi
pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi
selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti
saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh
banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing
tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik
juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu
menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal,
dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke
jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh
difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang tidak a
jarang dekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr%
pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita yang
tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.
B. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar
(1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
1) Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan ciri-ciri yang khas yaitu
mikrisitosis dan hipokromasia
2) Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di tandai dengan cirri-ciri khas ,
banyak yang bersifat normositer dan normokrom
Sifat lain yang khas yaitu :
a) Kadar besi serum rendah
b) Daya ikat besi serum tinggi
c) Protoporfirin eritrisit tinggi.
d) Tidak di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang
Prognosis:
1) Prognosis Anemia defesiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak .
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain .
Anemia berat dalam kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama , perdarahan post partum dan infeksi.
Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia defesiensi besi tidak
menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang yang barubeberapa bulan
kemudian tampak sebagai anemia infatum
2) Pencegahan dan Pengobatan:
Di daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat
ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk
makan lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin.
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.
Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi
darah berulang dapat membantu penderita ini.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tindakan umum :
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak
kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang
merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan
bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
d. Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat
mencegah ibu hamil dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
e. Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional
yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi
Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali
maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan
cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat
mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi
tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet
Fe.
AKIBAT ANEMIA PADA IBU HAMIL
Tujuan dari pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan
jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu dan untuk
mencegah kekurangan bahan pembentuk protein sela darah merah pada bayi.
a. Pemberian tambahan bahan pembentuk protein sel darah merah selama masa kehamilan (±
90 tablet) dalam satu hari 1 tablet ( satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg asam folat )
minum dengan air putih dan jangan minum dengan air kopi atau dengan air the karena akan
menghambat penyerapan. Efek sampingnya yaitu : rasa tidak enak di hulu hati, mual, muntah
dan mencret.
b. Memakan makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah
seperti :
1) Telur
2) Susu
Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Hati
4) Ikan
Ibu hamil 0-3 bulan = 1 ½ potong
Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
5) Daging
6) Tempe
Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
7) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong)
Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok
Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
Anemia aplastik muncul saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah
dalam jumlah cukup. Ini dapat akibat infeksi virus, paparan terhadap kimia beracun, radiasi
atau obat-obatan (antibiotik, antikejang atau obat kanker). Pada bayi baru lahir dapat terjadi
anemia fisiologis, hal ini normal saat hemoglobin bayi turun pada usia 2 bulan. Hal ini
dianggap normal dan tidak diperlukan pengobatan karena bayi akan mulai memproduksi sel
darah merahnya sendiri. Anemia dapat terjadi saat tubuh tidak dapat membentuk sel darah
merah yang sehat karena defisiensi besi. Besi sangat penting dalam pembentukan hemoglobin
dan kekurangan besi dapat berakibat anemia defisiensi besi, bentuk anemia yang paling
sering terjadi pada anak terutama usia <2 tahun. Anak yang minum terlalu banyak susu sapi
Hilangnya sejumlah besar darah selama proses persalinan bisa terjadi jika plasenta terlepas
dari dinding rahim sebelum waktunya (abrupsio plasenta) atau jika terdapat robekan pada tali
pusar.
Bayi tampak sangat pucat, tekanan darahnya rendah dan sesak nafas.
Anemia pada bayi prematur biasanya disebabkan oleh hilangnya darah (karena pemeriksaan
darah berulang untuk keperluan tes laboratorium) dan berkurangnya pembentukan sel darah
merah.
Dalam keadaan normal, sumsum tulang tidak membentuk sel darah merah yang baru selama
3-4 minggu setelah bayi lahir. Anemia akan semakin memburuk karena laju pertumbuhan
bayi lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan sel darah merah yang baru. Tetapi
bayi prematur biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala anemia dan keadaan ini akan
menghilang dengan sendirinya dalam waktu 1-2 bulan.
Anemia karena kekurangan zat besi bisa terjadi pada bayi berusia 3-6 bulan jika diberikan
susu sapi atau susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi.
Patofisiologi
Anemia
payah jantung
Jika anak anda mengalami anemia gejala awal dapat berupa kulit yang pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah kuku. Perubahan ini dapt terjadi
1. Rewel
2. Lelah,lesu
lain seperti jaundice, warna kuning pada bagian putih mata; pembesaran limpa dan warna
urin seperti teh. Pada bayi dan batita, anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan gangguan
perkembangan dan perilaku seperti penurunan aktivitas motorik, interaksi sosial dan
konsentrasi.
PENGOBATAN
Pengobatan anemia disesuaikan dengan penyebabnya. Sangat penting untuk tidak
menganggap semua gejala pada anak karena kekurangan besi. Pastikan anak anda diperiksa
dahulu oleh dokter. Jika anak mengalami kekurangan besi maka dokter akan memberikan
tambahan besi yang biasanya harus dikonsumsi selama 3 bulan untuk membangun cadangan
besi dalam tubuh. Dokter juga akan menambahkan makanan kaya zat besi dalam makanan
Jika remaja perempuan mengalami anemia dan siklus menstruasi yang tidak teratur,
teratur.
Jika anemia disebabkan defisiensi asam folat dan B12 maka pemberian tambahan zat
tersebut harus dilakukan, meskipun hal ini jarang terjadi pada anak-anak. Jika anemia
disebabkan oleh infeksi, maka saat infeksi sudah terlewati atau diobati umumnya keadaan
akan membaik. Jika karena obat-obatan maka dokter anda akan menghentikan atau
mengganti obat tersebut kecuali manfaat dari obat tersebut melebihi efek sampingnya.
2. Obat untuk melawan infeksi atau menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah
merah
Pada beberapa kasus anemia sel sabit, talasemia dan anemia aplastik tatalaksana
- Jika kehilangan darah terjadi selama proses persalinan, segera diberikan transfusi darah.
- Jika penyebabnya adalah penghancuran sel darah merah yang berlebihan, dilakukan
transfusi ganti, dimana darah bayi diganti dengan darah segar. Sel darah merah yang rusak,
bilirubin dan antibodi dari tubuh ibu dibuang.
- Pada anemia karena kekurangan zat besi diberikan zat besi tambahan.
Jika terjadi gejala anemia yang berat, dilakukan transfusi darah.
Mencegah Anemia
genetik tidak dapat dicegah. Namun anda dapat mencegah defisiensi besi sebagai bentuk
anemia yang paling sering terjadi. Sebelum mengikuti saran ini pastikan anda berdiskusi
1. Konsumsi susu sapi : konsumsi susu sapi dapat menyebabkan bayi kehilangan besi dari
pencernaannya dan konsumsi susu sapi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan bayi tidak
selera dalam makan sumber makanan lain. Sebaiknya tidak mengkonsumsi susu sapi lebih
2. Sereal yang diperkaya zat besi : produk ini dapat membantu bayi anda mendapat cukup besi
3. Diit seimbang : dorong anak anda mengkonsumsi makanan kaya zat besi : sereal dengan
fortifikasi besi, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, sayuran dan buah berwarna
kuning, kentang, tomat,kismis. Jika anak anda vegetarian, anak perlu perhatian tambahan
untuk memastikan besi tercukupi karena besi dari sumber hewani terserap tubuh lebih baik
dari besi dari sayuran. Beberapa kombinasi makanan juga dapat mengurangi penyerapan besi,
misal minum kopi atau teh dengan makanan dapat mengurangi jumlah besi yang diserap.
ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL Ny”S” G1P00000 UK 18 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
2.
I. S : SUBYEKTIF\
1. Identitas
Nama : Ny “S” Nama suami : Tn “R”
Umur : 25 Th Umur : 30 Th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta Pekerjaan : swasta
Alamat : peterongan Alamat : peterongan
2. Keluhan utama
Alasan kunjungan : ada keluhan
Keluhan – keluhan : ibu mengatakan sering pusing , merasa cepat lelah dan lemas.
3. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarchea : 14 th
Siklus :28 hari
Banyaknya : 1 Softek penuh hari 1-3, 4 - 7 biasa
warna darah: hari 1 -3 merah kental, 4 – 7 kecoklatan
Disminorhoe : hari pertama
Lamanya : 6- 7 hari
HPHT : 21 maret 2012
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tgl lahir Komplikasi Bayi Nifas
Usia Jenis Tempat
No Penolong PB/BB
Umur Kehamilan Persalinan Persalinan Ibu Bayi Keadaan Keadaan Lactasi
Jenis
c. Auskultasi
Pernafasan : normal ( tidak ada whezzing atau ronchi )
DJJ : (-)
d. Perkusi
Reflek patella : ka/ki (+)/(+)
3. Pemeriksaan penunjang
Gol darah : B
Hb : 9 gr/dl
III. ASSASMENT
Dx : Ny”S” G1P00000 UK 18 minggu dengan anemia ringan
Ds : ibu mengatakan ini adalah kehamilanya yang pertama dengan usia kehamilan 4
bulan dan ibu mengeluh sering pusing dan cepat lelah.
Do :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD :100/70 mmhg
N:80x/ menit
RR: 24x/ menit
S :36 0c
BB sebelum hamil : 50 kg
BB saat : 55 kg
TB : 160 cm
LILA : 26 cm
Hb : 9 gr/dl
Dx potensial : ibu bisa mengalami anemia sedang
Mx :-
Kebutuhan ;
jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan
anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
berikan ibu obat obatan seperti fed an kalk
beritahu ibu cara menkonsumsi fe .
IV. PENATALAKSANAAN\
1. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan, menjelaskan kepada ibu
tentang keluhan yang dirasakan, ibu mengerti.
2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 7-8 jam/ hari, menganjurkan
kepada ibu untuk istirahat yang cukup, ibu mengerti dan mau melakukan nasihat dari
petugas.
3. Anjurkan ibu untuk menkonsumsi nutrisi yang cukup, menganjurkan ibu untuk
menkonsumsi nutrisi yang cukup , ibu mengerti
4. Berikan ibu tablet penambah darah sperti fe, meberikan ibu tblet penambah darah,
ibu menerima.
5. Beritahu ibu cara menkonsumsi obat penambah darah, meberitahu cara
menkonsumsi obat dengan cara : minum obat fe tidak diminum dengan aur the karena
akan menganggu hasil metabolism obat, ibu mengerti dengan penjelasan petugas.
6. Anjurkan ibu untuk follow up 1 bulan lagi, menganjurkan ibu untuk follow up 1
bulan lagi, ibu mengerti
2. ASUHAN KEBIDANAN ANEMIA PADA BAYI
A. Pengkajian
Register : 3216
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Biodata Bayi
Usia : 6 hari
Anak ke : I ( Satu )
b. Alasan Datang
Bayi lahir tanggal 16 April 2012 pukul 04.00 WIB berjenis kelamin laki-laki, dengan
c. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi lahir sebelum waktunya dan badannya pucat.
Ibu mengatakan di dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang
menderita penyakit kronis seperti jantung, kencing manis serta kanker, serta tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, kencing manis dan asma, dan tidak
Bayi dalam keadaan lemah, ekstremitas dingin, tidak ada reflek jika tidak dirangsang
1) Pre Natal
Trimester I
Ibu mengatakan pada awal kehamilannya yaitu 5 bulan pertama mengalami mual
tetapi tidak sampai menggangu aktifitas ibu. ibu memeriksakan kehamilannya di bidan setiap
Trimister II
Ibu memeriksakan kehamilannya dibidan 2 kali, ibu tidak mual dan muntah lagi, ibu
mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah. Dan ibu sudah merasakan gerakan janin
2) Natal
Ibu mengatakan pada kehamilan 7 bulan sudah keluar lendir bercampur darah dan
kenceng, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Tanggal 16 April 2012 pukul 04.00 WIB bayi
lahir dengan jenis kelamin laki-laki, bayi lahir menangis lemah, kulit kebiru-biruan, gerak
3) Post Natal
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit berwarna merah, dan tidak ada
4) Neonatal
Ibu mengatakan bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 1500 gram
dan panjang badan 44 cm, bayi lahir menangis lemah, kulit kebiru-biruan, gerak lemah
1) Psikologi
Ibu dan keluarga mengatakan senang dengan kelahiran anaknya tapi juga khawatir
2) Sosial
Ibu mengatakan bahwa ia tinggal dengan suaminya, dan akan merawat dan mengasuh
bayinya sendiri. Hubungan ibu dan keluarga sangat baik, dan hubungan ibu dengan tetangga
3) Budaya
Ibu mengatakan tradisi yang dianut oleh ibu dan keluarga adalah tradisi Jawa. Ibu
tidak pernah pantang makanan apapun. Ibu tidak suka minum jamu dan selalu berobat jika
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Apgar score : 7– 8
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : 55 x/ mnt
Suhu : 35,3 °C
Pemeriksaan Anthopometri
BBL : 1500 gm
PB : 44 cm
LIKA : 29 cm
LIDA : 27 cm
LILA : 7 cm
Ukuran Kepala
SOB : 6 cm
SOF : 9 cm
MO : 10 cm
FO : 9 cm
Diameter biparietal : 7 cm
Diameter bitemporal : 6 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Kepala: Simetris, tidak terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat caput succedaneum
Hidung : Simetris, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Mulut : Bibir lembab warna kebiruan, tidak tampak labioskizis, tidak tampak
Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe maupun
Abdomen : Tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat belum kering masih
Ekstermitas
pergerakan lemah
2) Palpasi
3) Auskultasi
4) Reflek
Babinski : ya
Ds : Bayi lahir tanggal 16 April 2012 pukul 04.00 WIB pada usia kehamilan 7
bulan berjenis kelamin laki-laki, dengan tubuh bayi pucat. Bayi lahir menangis lemah
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : 55 x /mnt
Suhu : 36,8°C
Pemeriksaan Anthopometri
PB : 44 cm
LIKA : 29 cm
LIDA : 27 cm
LILA : 7 cm
Ukuran Kepala
SOB : 6 cm
SOF : 9 cm
MO : 10 cm
FO : 9 cm
Diameter biparietal : 7 cm
Diameter bitemporal : 6 cm
Reflek
Babinski : ya
C. Intervensi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan berat badan lahir yang
1) Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan berat badan
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi baru lahir dengan imatur dan
4) Lakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor
5) Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
R/Mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tubuh untuk mengurangi terjadinya hipotermi
D. Implementasi
Implementasi:
1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan
berat badan
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi dengan 7 langkah
4) Melakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor
5) Menjaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator Melakukan perawatan tali
pusat untuk mencegah infeksi dengan membungkusnya menggunakan kasa kering tanpa
diberi apapun
Intake : Memberikan nutrisi pada bayi per oral/ per sonde ASI dan susu formula 30- 40 cc/ 3
Mikasin 2 x 15 gram
E. Evaluasi
Suhu : 36,4 °C
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume/jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam
darah atau penurunan kadar Hemoglobin sampai dibawah rent Untuk penangan anemia
diadasarkan dari penyakit yang menyebabkannya ang nilai yang berlaku untuk orang sehat
(Hb<10 g/dL).
2. Dengan demikian anemia bukanlah suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar
perubahan patofisiologis yang diuraikan dalam anamnesa, pemeriksaan fisik yang teliti serta
3. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah sakit kepala, pusing, lemah, gelisah, diaforesis
(keringat dingin), takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok, dan
pucat (dilihat dari warna kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva).
a. Anemia defisiensi
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemoragik
d. Anemia hemolitik
B. Saran
a. Diharapkan dalam memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan secara menyeluruh sesuai
kebutuhan klien
2. Bagi keluarga
a. Keluarga diharapkan selalu bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan
b. Segera datang atau memeriksakan diri kepada petugas kesehatan atau jika mengalami suatu
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ruseono, dkk. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Medika, 2005
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku kedokteran EGC
Asuhan Persalinan Normal. 2002. Jaringan Nasional Pelatihan KLinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta
Depkes RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hyre, Anne. 2001. Asuhan Kebidanan Care. Jakarta: Pusdiknakes
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Suryanto. 2004. Pemantauan dan Pengkajian Janin. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
Syaifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka