Вы находитесь на странице: 1из 37

MAKALAH

KOMPLIKASI ANEMIA PADA IBU DAN BAYI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

AMELIA CHRISTINA
NENDEN LEVTIA
NITA DEWI
RAKE DAMAN FITRIANE
WENI NOVICHA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat
kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak
bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari
kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung
dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia,
jumlah total mencapai 100 juta jiwa. Artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di
antara dua penduduk Indonesia menderita anemia. Dalam survei KRT juga terlihat angka
kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi
pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi
selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti
saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh
banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing
tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik
juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu
menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal,
dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil.
BAB 2

PEMBAHASAN

1. ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke
jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh
difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang tidak a
jarang dekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr%
pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita yang
tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.

B. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar
(1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

C. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN


Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1
gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram
asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan
untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
Diagnosis:

1) Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan ciri-ciri yang khas yaitu
mikrisitosis dan hipokromasia
2) Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di tandai dengan cirri-ciri khas ,
banyak yang bersifat normositer dan normokrom
Sifat lain yang khas yaitu :
a) Kadar besi serum rendah
b) Daya ikat besi serum tinggi
c) Protoporfirin eritrisit tinggi.
d) Tidak di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang

Prognosis:

1) Prognosis Anemia defesiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak .
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain .
Anemia berat dalam kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama , perdarahan post partum dan infeksi.
Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia defesiensi besi tidak
menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang yang barubeberapa bulan
kemudian tampak sebagai anemia infatum
2) Pencegahan dan Pengobatan:

Di daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat
ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk
makan lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin.

2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.
Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi
darah berulang dapat membantu penderita ini.

D. GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL


Gejala anemia pada kehamilan yaitu:
 Ibu mengeluh cepat lelah,
 Sering pusing,
 Mata berkunang-kunang,
 Malaise,
 Lidah luka,
 Nafsu makan turun (anoreksia),
 Konsentrasi hilang,
 Nafas pendek (pada anemia parah); dan
 Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

E. PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA IBU HAMIL


Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin
yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan
dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan
kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM PADA KEHAMILAN

1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun


2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular
rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit
hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang
terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan
tipe khusus anemia).
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel
darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe
anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
7. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)
8. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi
masukan/absorpsi
9. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
10. TBC serum : meningkat (DB)
11. Feritin serum : meningkat (DB)
12. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
13. LDH serum : menurun (DB)
14. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
15. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan
perdarahan akut / kronis (DB).
16. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik
bebas (AP).
17. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah,
ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas
(AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
18. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI
(Doenges, 1999).

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tindakan umum :
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :


1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.

FAKTOR PREDISPOSISI ANEMIA PADA IBU HAMIL

a. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun


Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang
tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil
maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami
anemia.Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia,
yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et
al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur
ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan
adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar.
Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga 35 tahun.
b. Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia
Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami
anemia dibanding yang paritas rendah
c. Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak
kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang
merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan
bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
d. Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat
mencegah ibu hamil dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
e. Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional
yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi
Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali
maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

f. Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe


Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi
setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat
dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap
golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.
(Kodyat, 1995).

Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan
cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat
mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi
tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet
Fe.
AKIBAT ANEMIA PADA IBU HAMIL

a. Akibat anemia pada usia kehamilan 3 bulan pertama


1) Dapat terjadi keguguran
2) Cacat bawaan
b. Akibat anemia pada usia kehamilan 4-9 bulan
1) Persalinan belum cukup bulan
2) Perdarahan dalam melahirkan
3) Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan
4) Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan kematian
5) Mudah terkena infeksi
c. Akibat anemia saat melahirkan
1) kekuatan mengejan
2) Melahirkan berlangsung lama
3) Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan
4) Akibat anemia terhadap bayi
5) Kematian dalam kandungan
6) Cacat bawaan
7) Kecerdasannya rendah
8) Bayi lahir dengan anemia
9) Berat badan bayi lahir kecil

TUJUAN PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

Tujuan dari pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan
jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu dan untuk
mencegah kekurangan bahan pembentuk protein sela darah merah pada bayi.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

a. Pemberian tambahan bahan pembentuk protein sel darah merah selama masa kehamilan (±
90 tablet) dalam satu hari 1 tablet ( satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg asam folat )
minum dengan air putih dan jangan minum dengan air kopi atau dengan air the karena akan
menghambat penyerapan. Efek sampingnya yaitu : rasa tidak enak di hulu hati, mual, muntah
dan mencret.
b. Memakan makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah
seperti :
1) Telur
2) Susu
 Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
 Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
 Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Hati
4) Ikan
 Ibu hamil 0-3 bulan = 1 ½ potong
 Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
 Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
5) Daging
6) Tempe
 Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
 Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
 Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
7) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong)
 Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok
 Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
 Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok

8) Buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat)


 Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
 Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
 Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
c. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agara langkah-langkah
pencegahan bisa segera dilakukan

2. ANEMIA PADA BAYI

Anemia karena produksi sel darah merah yang tidak optimal

Anemia aplastik muncul saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah

dalam jumlah cukup. Ini dapat akibat infeksi virus, paparan terhadap kimia beracun, radiasi

atau obat-obatan (antibiotik, antikejang atau obat kanker). Pada bayi baru lahir dapat terjadi

anemia fisiologis, hal ini normal saat hemoglobin bayi turun pada usia 2 bulan. Hal ini

dianggap normal dan tidak diperlukan pengobatan karena bayi akan mulai memproduksi sel

darah merahnya sendiri. Anemia dapat terjadi saat tubuh tidak dapat membentuk sel darah

merah yang sehat karena defisiensi besi. Besi sangat penting dalam pembentukan hemoglobin

dan kekurangan besi dapat berakibat anemia defisiensi besi, bentuk anemia yang paling

sering terjadi pada anak terutama usia <2 tahun. Anak yang minum terlalu banyak susu sapi

berisiko terkena anemia defisiensi besi.


PENYEBAB
Anemia pada bayi baru lahir bisa terjadi akibat:
 Kehilangan darah
 Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
 Gangguan pembentukan sel darah merah.

Hilangnya sejumlah besar darah selama proses persalinan bisa terjadi jika plasenta terlepas
dari dinding rahim sebelum waktunya (abrupsio plasenta) atau jika terdapat robekan pada tali
pusar.
Bayi tampak sangat pucat, tekanan darahnya rendah dan sesak nafas.

Anemia pada bayi prematur biasanya disebabkan oleh hilangnya darah (karena pemeriksaan
darah berulang untuk keperluan tes laboratorium) dan berkurangnya pembentukan sel darah
merah.
Dalam keadaan normal, sumsum tulang tidak membentuk sel darah merah yang baru selama
3-4 minggu setelah bayi lahir. Anemia akan semakin memburuk karena laju pertumbuhan
bayi lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan sel darah merah yang baru. Tetapi
bayi prematur biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala anemia dan keadaan ini akan
menghilang dengan sendirinya dalam waktu 1-2 bulan.

Penghancuran sel darah merah terjadi pada:


 Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir : sejumlah besar sel darah merah dihancurkan oleh
antibodi yang dihasilkan oleh ibu selama janin berada dalam kandungan
 Bayi yang menderita kelainan bentuk sel darah merah, misalnya sferositosis (sel darah
merah berbentuk sferis)
 Kelainan hemoglobin (protein pembawa oksigen di dalam sel darah merah), misalnya
penyakit sel sabit atau talasemia
 Infeksi selama bayi berada dalam kandungan (misalnya toksoplasmosis, campak Jerman,
penyakit sitomegalovirus, herpes simpleks atau sifilis).
Jika sel darah dihancurkan, hemoglobin diubah menjadi bilirubin. Kadar bilirubin yang tinggi
di dalam darah (hiperbilirubinemia) menyebabkan sakit kuning (jaundice) dan pada kasus
yang berat, bisa menyebabkan kerusakan otak (kern ikterus).

Anemia karena kekurangan zat besi bisa terjadi pada bayi berusia 3-6 bulan jika diberikan
susu sapi atau susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi.
Patofisiologi

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

Tanda dan Gejala

Jika anak anda mengalami anemia gejala awal dapat berupa kulit yang pucat atau

berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah kuku. Perubahan ini dapt terjadi

perlahan-lahan sehingga sulit disadari. Tanda lainnya :

1. Rewel

2. Lelah,lesu

3. Pusing, kepala terasa ringan dan denyut jantung cepat


Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah maka gejala

lain seperti jaundice, warna kuning pada bagian putih mata; pembesaran limpa dan warna

urin seperti teh. Pada bayi dan batita, anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan gangguan

perkembangan dan perilaku seperti penurunan aktivitas motorik, interaksi sosial dan

konsentrasi.

PENGOBATAN
Pengobatan anemia disesuaikan dengan penyebabnya. Sangat penting untuk tidak

menganggap semua gejala pada anak karena kekurangan besi. Pastikan anak anda diperiksa

dahulu oleh dokter. Jika anak mengalami kekurangan besi maka dokter akan memberikan

tambahan besi yang biasanya harus dikonsumsi selama 3 bulan untuk membangun cadangan

besi dalam tubuh. Dokter juga akan menambahkan makanan kaya zat besi dalam makanan

anak dan mengurangi konsumsi susu sapi.

Jika remaja perempuan mengalami anemia dan siklus menstruasi yang tidak teratur,

dokter mungkin memberikan pengobatan hormonal untuk membantu siklus menstruasi

teratur.

Jika anemia disebabkan defisiensi asam folat dan B12 maka pemberian tambahan zat

tersebut harus dilakukan, meskipun hal ini jarang terjadi pada anak-anak. Jika anemia

disebabkan oleh infeksi, maka saat infeksi sudah terlewati atau diobati umumnya keadaan

akan membaik. Jika karena obat-obatan maka dokter anda akan menghentikan atau

mengganti obat tersebut kecuali manfaat dari obat tersebut melebihi efek sampingnya.

Tatalaksana pada anemia berat dapat berupa (tergantung penyebabnya) :


1. Transfusi sel darah merah

2. Obat untuk melawan infeksi atau menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah

merah

Pada beberapa kasus anemia sel sabit, talasemia dan anemia aplastik tatalaksana

berupa transplantasi sumsum tulang dapat menjadi pilihan.

- Jika kehilangan darah terjadi selama proses persalinan, segera diberikan transfusi darah.

- Jika penyebabnya adalah penghancuran sel darah merah yang berlebihan, dilakukan
transfusi ganti, dimana darah bayi diganti dengan darah segar. Sel darah merah yang rusak,
bilirubin dan antibodi dari tubuh ibu dibuang.

- Pada anemia karena kekurangan zat besi diberikan zat besi tambahan.
Jika terjadi gejala anemia yang berat, dilakukan transfusi darah.

Mencegah Anemia

Anemia dapat dicegah tergantung kepada penyebabnya. Anemia karena gangguan

genetik tidak dapat dicegah. Namun anda dapat mencegah defisiensi besi sebagai bentuk

anemia yang paling sering terjadi. Sebelum mengikuti saran ini pastikan anda berdiskusi

dengan dokter anda:

1. Konsumsi susu sapi : konsumsi susu sapi dapat menyebabkan bayi kehilangan besi dari

pencernaannya dan konsumsi susu sapi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan bayi tidak

selera dalam makan sumber makanan lain. Sebaiknya tidak mengkonsumsi susu sapi lebih

dari 700 ml/hari.

2. Sereal yang diperkaya zat besi : produk ini dapat membantu bayi anda mendapat cukup besi

terutama pada masa transisi ke makanan padat

3. Diit seimbang : dorong anak anda mengkonsumsi makanan kaya zat besi : sereal dengan

fortifikasi besi, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, sayuran dan buah berwarna

kuning, kentang, tomat,kismis. Jika anak anda vegetarian, anak perlu perhatian tambahan
untuk memastikan besi tercukupi karena besi dari sumber hewani terserap tubuh lebih baik

dari besi dari sayuran. Beberapa kombinasi makanan juga dapat mengurangi penyerapan besi,

misal minum kopi atau teh dengan makanan dapat mengurangi jumlah besi yang diserap.

Makanan kaya vitamin C membantu penyerapan zat besi


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

1. ASUHAN KEBIDANAN ANEMIA PADA IBU

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL Ny”S” G1P00000 UK 18 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
2.
I. S : SUBYEKTIF\
1. Identitas
Nama : Ny “S” Nama suami : Tn “R”
Umur : 25 Th Umur : 30 Th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta Pekerjaan : swasta
Alamat : peterongan Alamat : peterongan

2. Keluhan utama
Alasan kunjungan : ada keluhan
Keluhan – keluhan : ibu mengatakan sering pusing , merasa cepat lelah dan lemas.

3. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi
 Menarchea : 14 th
 Siklus :28 hari
 Banyaknya : 1 Softek penuh hari 1-3, 4 - 7 biasa
 warna darah: hari 1 -3 merah kental, 4 – 7 kecoklatan
 Disminorhoe : hari pertama
 Lamanya : 6- 7 hari
 HPHT : 21 maret 2012
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tgl lahir Komplikasi Bayi Nifas
Usia Jenis Tempat
No Penolong PB/BB
Umur Kehamilan Persalinan Persalinan Ibu Bayi Keadaan Keadaan Lactasi
Jenis

c. Riwayat kehamilan sekarang


 HPHT : 21 maret 2012
 TP : 28 desember 2012
 UK : 18 minggu
 Keluhan – keluhan : TM I : pusing . mual
TM II : pusing, cepat lelah
TM III :-
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit
 Menular : hiv, tbc
 Menurun : hipertensi, DM
 Menahun : jantung.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit
 Menular : hiv, tbc
 Menurun : hipertensi, DM
 Menahun : jantung.
6. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
 Menular : hiv, tbc
 Menurun : hipertensi, DM
 Menahun : jantung.
7. Status perkawinan
Perkawinan ke I
Umur Kawin : Istri 22 th Suami : 28 th
Lama Kawin : 3 tahun
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa selama ini , ibu hanya pernah menggunakan KB suntik selama
3 tahun.
9. Riwayat social/budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarganya baik dan kelurga mendukung
sepenuhnya atas kehamilan ini, selama hamil ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan,
tidak merokok, minum-minuman keras dan tidak tarak.
10. Riwayat psikologis
Ibu mengatakan kehamilan ini tidak direncanakan tapi diterima sepenuhnya dengan
senang hati.
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum Hamil : Makan:3x/hari, dengan porsi sedang (nasi, lauk-pauk,
sayur)
Minum:8 gelas/hari
Saat Hamil : Makan :2 x/hari dengan porsi sedang (nasi, lauk-pauk,
sayur) kadang-kadang ditambah buah.
Minum : 6 gelas/hari
b. Pola Eliminasi
Sebelum Hamil : BAB :1x/hari, warna kuning, lembek tidak ada
keluhan
BAK :4-5 x/hari warna kuning jernih, bau
khas, tidak ada keluhan
Saat Hamil : BAB :1x /2hari warna kuning, lembek, tidak ada
keluhan.
BAK :7-8 x/hari, warna kuning, jernih, bau
khas, tidak ada keluhan.
c. Pola Aktifitas
Sebelum Hamil :Melakukan aktifitas sendiri dirumah seperti biasanya, yaitu
menyapu, mencuci, memasak, dll.
Saat Hamil :Mengurangi aktifitas seperti sebelum hamil
dandibantu oleh suami karena perut sudah membesar.
d. Pola Istirahat
Sebelum Hamil : Tidur siang jam 12.00-13.00 (±1 jam)
Tidur malam jam 21.00-04.30 (±7-8 jam)
Saat Hamil : Tidur siang : tidak pernah
Tidur malam jam 22.00-04.30 (±6-7 jam)
II. O :OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 TTV : TD :100/70 mmhg
N:80x/ menit
RR: 24x/ menit
S :36 0c
 BB sebelum hamil : 50 kg
 BB saat : 55 kg
 TB : 160 cm
 LILA : 26 cm
 Hb : 9 gr/dl
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
 Kepala : Kepala bersih, tidak ada benjolan/ bekas luka, tidak
berketombe
 Muka : Simetris, Tidak odema, pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
 Mata : Simetris, Sclera putih, conjungtiva pucat.
 Hidung : Simetris, tidak ada secret dan polip.
 Mulut dan gigi : mukosa Bibir kering , tidak ada stomatitis, tidak ada karies
gigi.
 Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
 Leher : Tidak terlihat pembengkakan vena jugularis dan kelenjar
tiroid.
 Dada : Simetris, puting susu menonjol, colostrums belum keluar,
hiperpigmentasi areola mamae.
 Abdomen : Tidak ada luka bekas jahitan, perut terlihat membesar
sesuai dengan usia kehamilan, linea nigra ada.
 Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices.
 Anus : Tidak ada hemaroid.
 Ekstremitas
Atas :Simetris, tidak oedem, tidak ada polidaktili dan sindaktili.
Bawah :Simetris , tidak oedem, tidak ada polidaktili dan sindaktili.
b. Palpasi
 Leher : Tidak teraba pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid.
 Dada : Tidak teraba benjolan mamae kenyal colostrums belum teratur.
Abdomen :
 Leopold I : ballotment (+)
 Leopold II : -
 Leopold III : -
 Leopold IV : -

c. Auskultasi
Pernafasan : normal ( tidak ada whezzing atau ronchi )
DJJ : (-)
d. Perkusi
Reflek patella : ka/ki (+)/(+)
3. Pemeriksaan penunjang
Gol darah : B
Hb : 9 gr/dl

III. ASSASMENT
Dx : Ny”S” G1P00000 UK 18 minggu dengan anemia ringan
Ds : ibu mengatakan ini adalah kehamilanya yang pertama dengan usia kehamilan 4
bulan dan ibu mengeluh sering pusing dan cepat lelah.
Do :
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 TTV : TD :100/70 mmhg
N:80x/ menit
RR: 24x/ menit
S :36 0c
 BB sebelum hamil : 50 kg
 BB saat : 55 kg
 TB : 160 cm
 LILA : 26 cm
 Hb : 9 gr/dl
Dx potensial : ibu bisa mengalami anemia sedang
Mx :-
Kebutuhan ;
 jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan
 anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
 berikan ibu obat obatan seperti fed an kalk
 beritahu ibu cara menkonsumsi fe .

IV. PENATALAKSANAAN\

1. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan, menjelaskan kepada ibu
tentang keluhan yang dirasakan, ibu mengerti.
2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 7-8 jam/ hari, menganjurkan
kepada ibu untuk istirahat yang cukup, ibu mengerti dan mau melakukan nasihat dari
petugas.
3. Anjurkan ibu untuk menkonsumsi nutrisi yang cukup, menganjurkan ibu untuk
menkonsumsi nutrisi yang cukup , ibu mengerti
4. Berikan ibu tablet penambah darah sperti fe, meberikan ibu tblet penambah darah,
ibu menerima.
5. Beritahu ibu cara menkonsumsi obat penambah darah, meberitahu cara
menkonsumsi obat dengan cara : minum obat fe tidak diminum dengan aur the karena
akan menganggu hasil metabolism obat, ibu mengerti dengan penjelasan petugas.
6. Anjurkan ibu untuk follow up 1 bulan lagi, menganjurkan ibu untuk follow up 1
bulan lagi, ibu mengerti
2. ASUHAN KEBIDANAN ANEMIA PADA BAYI

A. Pengkajian

Tanggal : Senin, 16 April 2012

Jam : 06.30 WIB

Register : 3216

1. Data Subyektif

a. Biodata

1) Biodata Bayi

Nama Bayi : Bayi Ny.”J “

Tanggal Lahir : 10 April 2012

Usia : 6 hari

Jenis kelamin : Laki-laki

Anak ke : I ( Satu )

2) Biodata Orang Tua

Nama Ibu : Ny.”J” Nama Suami : Tn.” S ”


Usia : 28 Tahun Usia : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Aceh Suku : Aceh
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Tijue Alamat : Tijue

b. Alasan Datang

Bayi lahir tanggal 16 April 2012 pukul 04.00 WIB berjenis kelamin laki-laki, dengan

tubuhnya dan wajahnya bayi pucat. Bayi lahir menangis lemah

c. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi lahir sebelum waktunya dan badannya pucat.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang

menderita penyakit kronis seperti jantung, kencing manis serta kanker, serta tidak pernah

menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, kencing manis dan asma, dan tidak

pernah menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, paru, malaria

e. Riwayat Kesehatan Sekarang

Bayi dalam keadaan lemah, ekstremitas dingin, tidak ada reflek jika tidak dirangsang

f. Riwayat Pre Natal, Natal dan Post Natal sekarang

1) Pre Natal

Trimester I

Ibu mengatakan pada awal kehamilannya yaitu 5 bulan pertama mengalami mual

tetapi tidak sampai menggangu aktifitas ibu. ibu memeriksakan kehamilannya di bidan setiap

bulan dan mendapat terapi vitamin dan obat anti mual.

Trimister II

Ibu memeriksakan kehamilannya dibidan 2 kali, ibu tidak mual dan muntah lagi, ibu

mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah. Dan ibu sudah merasakan gerakan janin

2) Natal

Ibu mengatakan pada kehamilan 7 bulan sudah keluar lendir bercampur darah dan

kenceng, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Tanggal 16 April 2012 pukul 04.00 WIB bayi

lahir dengan jenis kelamin laki-laki, bayi lahir menangis lemah, kulit kebiru-biruan, gerak

kuat, dan ari-ari lahir lengkap

3) Post Natal
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit berwarna merah, dan tidak ada

penyulit saat nifas,dan ibu belum menyusui bayinya

4) Neonatal

Ibu mengatakan bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 1500 gram

dan panjang badan 44 cm, bayi lahir menangis lemah, kulit kebiru-biruan, gerak lemah

g. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Di Rumah Sakit


Nutrisi Bayi diberi PASI 30-40 cc/ 3 jam
Istirahat Bayi lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
tidur, terkadang terbangun bila bayi haus dan BAB/
BAK
Eliminasi BAK : bayi BAK warna kuning jernih ±9 kali/ hari
BAB : bayi sudah BAB mekoneum
Aktivasi Gerakan tangan dan kaki lemah
Personal hygiene Bayi dimandikan, ganti baju dan popok bila BAB/
BAK dan dilakukan perawatan tali pusat dengan kasa
steril 2 kali sehari atau sewaktu-waktu bila kotor
h. Riwayat Psikososial

1) Psikologi

Ibu dan keluarga mengatakan senang dengan kelahiran anaknya tapi juga khawatir

dengan kondisi anaknya, dan ini merupakan anak yang pertama

2) Sosial

Ibu mengatakan bahwa ia tinggal dengan suaminya, dan akan merawat dan mengasuh

bayinya sendiri. Hubungan ibu dan keluarga sangat baik, dan hubungan ibu dengan tetangga

dan lingkungan sekitarnya baik

3) Budaya

Ibu mengatakan tradisi yang dianut oleh ibu dan keluarga adalah tradisi Jawa. Ibu

tidak pernah pantang makanan apapun. Ibu tidak suka minum jamu dan selalu berobat jika

sakit ke petugas kesehatan

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Apgar score : 7– 8

Tangis bayi : Lemah

Tonus otot : Kurang

Tanda-tanda Vital :

Nadi : 120 x/ mnt

Pernafasan : 55 x/ mnt

Suhu : 35,3 °C

Pemeriksaan Anthopometri

BBL : 1500 gm

PB : 44 cm

LIKA : 29 cm

LIDA : 27 cm

LILA : 7 cm

Ukuran Kepala

SOB : 6 cm

SOF : 9 cm

MO : 10 cm

FO : 9 cm

Diameter biparietal : 7 cm

Diameter bitemporal : 6 cm

b. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi
 Kepala: Simetris, tidak terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat caput succedaneum

dan cepal hematoma

 Mata : Simetris, skelera tidak ikterus, kojungtiva tidak anemis

 Hidung : Simetris, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat pernafasan cuping hidung

 Mulut : Bibir lembab warna kebiruan, tidak tampak labioskizis, tidak tampak

labiopalatoskizis, lidah bersih

 Telinga : Simetris, tidak terlihat adanya serumen.

 Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe maupun

pembesaran vena jugularis

 Abdomen : Tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat belum kering masih

terbungkus kasa steril

 Punggung : Tidak ada spina bifida

 Genetalia : Simetris, bersih, testis belum turun ke skrotum

 Anus : Bersih, berlubang, tidak terdapat atresia ani dan rektum

Ekstermitas

 Atas :Simetris, tidak terdapat polidaktil maupun sindikatil, warna kemerahan,

pergerakan lemah

 Bawah : Simetris, tidak terdapat sindikatil maupun polidaktil, pergerakan lemah

 Integumen : Tidak ikterik

2) Palpasi

Kepala : Tidak terdapat benjolan abnormal

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe

Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar

3) Auskultasi

Dada : Pada perut tidak terdengar bunyi ronchi maupun wheezing


Abdomen : Bising usus positif

4) Reflek

Moro reflek : tidak

Rooting reflek : tidak

Swallowing reflek : tidak

Suckling reflek : tidak

Reflek menggenggam : ya ( lemah)

Babinski : ya

B. Identifikasi Masalah/ Diagnosa

 Dx : By. Ny. ” J” dengan anemia

 Ds : Bayi lahir tanggal 16 April 2012 pukul 04.00 WIB pada usia kehamilan 7

bulan berjenis kelamin laki-laki, dengan tubuh bayi pucat. Bayi lahir menangis lemah

 Do : Keadaan Umum : lemah

Tangis bayi : Lemah

Tonus otot : Kurang

Tanda-tanda Vital :

Nadi : 120 x / mnt

Pernafasan : 55 x /mnt

Suhu : 36,8°C

Pemeriksaan Anthopometri

BBL : 1500 grm

PB : 44 cm

LIKA : 29 cm

LIDA : 27 cm

LILA : 7 cm
Ukuran Kepala

SOB : 6 cm

SOF : 9 cm

MO : 10 cm

FO : 9 cm

Diameter biparietal : 7 cm

Diameter bitemporal : 6 cm

Reflek

Moro reflek : tidak

Rooting reflek : tidak

Swallowing reflek : tidak

Suckling reflek : tidak

Reflek menggenggam : ya ( lemah)

Babinski : ya

C. Intervensi

 Dx : By. Ny. ” J ” dengan Berat badan lahir rendah (BBLR)

 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan berat badan lahir yang

sangat rendah dapat teratasi

Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik

Tanda-tanda vital dalam batas normal

Pernafasan : Normal (40 - 60x/ menit)

Suhu : Normal (36,5oC - 37,5oC)

Nadi : Normal (100 – 160 x/ menit)

Berat badan : Normal ( 2500 – 4000 )

Panjang badan : Normal ( 48 – 52 cm )


Intervensi :

1) Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan berat badan

R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi baru lahir dengan imatur dan

berat badan rendah dapat diatasi.

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi

R/ Menghindari infeksi nosokomial

3) Observasi tanda- tanda vital bayi

R/ sebagai parameter untuk mengetahui apakah ada infeksi

4) Lakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor

R/ mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat

5) Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan

memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator

R/Mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tubuh untuk mengurangi terjadinya hipotermi

6) Lakukan pemantauan Intake dan Output

R/ Mengetahui adanya keseimbangan antara intake dan output

7) Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya

R/Bayi mendapatkan terapi yang tepat

D. Implementasi

Dx : By. Ny. ” J ” dengan Berat badan lahir rendah (BBLR)

Tanggal : 16 April 2012

Jam : 09.30 WIB

Implementasi:

1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan

berat badan
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi dengan 7 langkah

dengan sabun dan air mengalir

3) 3) Mengobservasi tanda- tanda vital bayi : Nadi : 120 x / mnt, Pernafasan : 55 x

/mnt dan Suhu : 36,8°C

4) Melakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor

5) Menjaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan

memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator Melakukan perawatan tali

pusat untuk mencegah infeksi dengan membungkusnya menggunakan kasa kering tanpa

diberi apapun

6) Melakukan pemantauan intake dan output

Intake : Memberikan nutrisi pada bayi per oral/ per sonde ASI dan susu formula 30- 40 cc/ 3

jam secara spin dan sonde

Output : BAB mekoneum dan BAK ± 8-9 kali/ hari

7) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya.

Bayi mendapatkan infus D10% 5 tpm

Injeksi cefotaxime 2 x 90 gram

Mikasin 2 x 15 gram

E. Evaluasi

Tanggal : 16 April 2012

Jam : 10.00 WIB

1) Ibu mengetahui keadaan bayinya

2) Observasi TTV jam 11.30 WIB

Pernafasan : 55x/ menit

Suhu : 36,4 °C

Nadi : 120x/ menit


3) Bayi di dalam inkubator untuk menjaga kehangatan tubuh bayi

4) Bayi mendapatkan nutrisi 30 cc/ 3 jam

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume/jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam

darah atau penurunan kadar Hemoglobin sampai dibawah rent Untuk penangan anemia

diadasarkan dari penyakit yang menyebabkannya ang nilai yang berlaku untuk orang sehat

(Hb<10 g/dL).

2. Dengan demikian anemia bukanlah suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar

perubahan patofisiologis yang diuraikan dalam anamnesa, pemeriksaan fisik yang teliti serta

pemeriksaan laboratorium yang menunjang.

3. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah sakit kepala, pusing, lemah, gelisah, diaforesis

(keringat dingin), takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok, dan

pucat (dilihat dari warna kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva).

4. Anemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian :

a. Anemia defisiensi

b. Anemia aplastik

c. Anemia hemoragik

d. Anemia hemolitik

B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan

a. Diharapkan dalam memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan secara menyeluruh sesuai

kebutuhan klien

b. Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan dalam

melakukan tindakan Asuhan kebidanan pada klien

c. Diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan selalu melibatkan keluarga

2. Bagi keluarga
a. Keluarga diharapkan selalu bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan

kesehatan sehingga askeb dapat berjalan dengan baik

b. Segera datang atau memeriksakan diri kepada petugas kesehatan atau jika mengalami suatu

kelainan atau ketidaknyamanan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Ruseono, dkk. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Medika, 2005

Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan Edisi 2 Jilid 4. Jakarta: YBP-SP.

Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005

Sudarti. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika

Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku kedokteran EGC
Asuhan Persalinan Normal. 2002. Jaringan Nasional Pelatihan KLinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta
Depkes RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hyre, Anne. 2001. Asuhan Kebidanan Care. Jakarta: Pusdiknakes
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Suryanto. 2004. Pemantauan dan Pengkajian Janin. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
Syaifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka

Вам также может понравиться