Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
KELOMPOK 2:
1. Devita Karlina
2. Dwi Nur Rizkia S
3. Tri Oktavia
4. Ummy Hajrah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Peran Berfikir Kritis
dan Proses Keperawatan. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Purwanto. selaku Dosen
Mata Kuliah Metodologi Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran yang
membangun demi perbaikan makalah yang kami buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.
Balikpapan,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………...
BAB II
BAB III
PENUTUP …….………………………………………………………
1. Kesimpulan …………………………………………………………….
2. Saran …………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Peran Perawat dalam Berfikir Kritis ?
2. Apa yang dimaksud dengan Berfikir kritis dalam Proses Keperawatan ?
3. Apa yang dimaksud dengan Standar Asuhan Keperawatan atau Proses
Keperawatan ?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui Peran Perawat dalam Berfikir Kritis
2.Untuk mengetahui Berfikir kritis dalam Proses Keperawatan
3.Untuk mengetahui Standar Asuhan Keperawatan atau Proses Keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Berfikir kritis juga sebagai konsep dasar dalam berfikir yang berhubungan
dengan proses belajar. Kritis merupakan berbagai sudut pandang. Berfikir kritis dalam
keperawatan merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi
dan kualitas perawatan. Pemikir kritis pada perawat menunjukkan kemampuan
mereka dalam berfikir, kepercayaan diri, kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan
penyebab, integritas intelektual, intuisi, pola pikir terbuka, pemeliharaan dan refleksi.
Pemikir kritis keperawatan mempraktekkan keterampilan kognitif meliputi analisa,
menerapkan standar, prioritas, penggalian data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan.
Karakteristik berfikir kritis adalah :
1. Berkonsep
Harus ada konsep, konsep itu sendiri adalah fenomena atau pandangan mental
tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya.
Dengan demikian konsep merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan.
Artinya pendapat yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan
kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding
yang lain.
5. Kemandirian berfikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara
benar dan dapat dipercaya.
6. Berfikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berfikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
1. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan, dan perhatian.
Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan
gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesa, analisis, dugaan, dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berfikir kritis ini digunakan
untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat
untuk merespon ekspresi.
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk
mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi,
kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Maka dari itu befikir kritis sangat penting untuk seorang perawat karena perawat
harus mampu melakukan tindakan yang sesuai atau benar dengan kebutuhan klien
ataupun pasiennya dengan tahap maupun langkah untuk melakukannya sesuai dengan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan dengan baik dan tidak akan terjadi ketidak
adilan atau kesenambungan antara pasien satu dengan lain walapun beda budaya
maupun Negara karena perawat harus melakukan tindakan demi kebutuhan pasein
maupun kliennya.
f. Standar VI (Catatan)
1. Kesimpulan
Berpikir kritis juga dapat dikatakan sebagai konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai
sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam
keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir
kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir
kritis.
fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan.
Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
2. Saran
Pembaca diharapkan mampu mempelajari dan menelaah cara berpikir kritis
sebagai seorang perawat profesional pemula. Untuk memahami secara keseluruhan
berpikir kritis dalam keperawatan kita harus mengembangkan pikiran secara rasional
dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa
lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.
DAFTAR PUSTAKA
https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/konsep-dasar-asuhan-keperawatan/ (
diakses 10 okt 2016 )