Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
kelompok surplus menjadi sangat penting1. Lembaga perantara ini terasa sangat
urgent keberadaannya agar dana atau uang tidak hanya diam di satu sisi saja
namun senantiasa mengalir dan terus mengalir yang pada akhirnya akan mencapai
Islam sebagai The Way Of Live tidak tinggal diam dalam mencegah
terjadinya penumpukan harta pada segelintir orang saja, dalam Islam dana ataupun
kekayaan dalam bentuk uang haruslah senantiasa mengalir merambah sektor riil
pembanguna yang berkualitas. Oleh karena itu di era modern ini dibutuhkan
kembali kepada unit defisit (peminjam), yang terdiri dari sektor usaha,
1
Ali Sakti. Analisis Teoristis Ekonomi Islam. Aqsa Publishing. Jakarta. 2007 . hal : 283
2
Dahlan siamat. 2005, Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Hal : 6
1
2
deposit ratio) ataupun persentase total pembiayaan dibanding total Dana Pihak
Ketiga yang lebih tinggi di bandingkan dengan rasio pembiayaan kredit (loan to
bank syariah yang berkisar pada angka 89%-110% atau tepatnya 89,67% pada
konvensional.
Bermula pada tahun 1991, dimana ketika itu bank syariah mulai muncul
untuk bersaing dengan sistem yang selama ini menjadi satu-satunya pemain
diranah perbankan yaitu conventional sistem. Bank syariah telah beroperasi sejak
tahun 1992 dengan ditandai berdirinya Bank Muamalat Indonesia, namun bank
Indonesia4. Sejak saat itu mulailah Bank Syariah berkembang dengan pesatnya.
Dan hingga saat ini pertumbuhan bank syariah sangat baik dengan adanya
Beberapa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, BPR Syariah, bahkan
Asuransi Syariah. Tercatat hingga September 2010 telah ada 11 Bank Umum
Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS), serta 146 BPRS dengan jumlah
kantor syariah yang ada di seluruh Indonesia 1.640 kantor. Dan jikalau ditinjau
3
Direktorat Perbankan Syariah. 2009. Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2010. Bank
Indonesia. Jakarta. Hal : 72
4
Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). 2003. Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan,
dan Organisasi Bank Indonesia Sebangai Bank Sentral Indonesia. Hal : 194
3
160
140
120
100
BUS
80
UUS
60
BPRS
40
20
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Gambar 1.1
rakyat dan masyarakat dengan dana besar yang berhasil mereka himpun dari para
surplus unit, karena selain sebagai intermediasi ia juga berfungsi sebagai lembaga
pun memiliki prinsip bahwa setiap keping uang yang dihimpun dari dana pihak
Ditambah lagi dengan tidak adanya unsur bunga, sehingga semakin menambah
kerja dan berujung kepada pengangguran. Perihal pernah dikatakan oleh Tarik El-
diwani (2003), “Pertumbuhan investasi tertahan oleh suku bunga, dan jikalau
5
Koran Republika, Rabu, 29 Desember 2010, di akses via Internet pada tanggal 17 Januari
2011. www.republika.co.id
6
Veitzal rifa’i. 2007. Bank dan Financial Institution Management. Rajawali Press. Jakarta. Hal :
437
4
neraca bank, dan pembiayaan pun merupakan kontributor terbesar bagi bank
laba yang besar . Namun, dengan terus tumbuhnya jumlah bank syariah dan
semakin tingginya jumlah dana yang dihimpun dan disalurkan, tidak berarti angka
persentase FDR (Financing To Deposit Ratio) semakin meningkat. Dari data yang
namun tidak begitu dengan persentasi FDR nya. FDR sendiri merupakan
persentase dari jumlah pembiayaan per jumlah dana yang dihimpun. Menarik
untuk melihat faktor apa saja yang selama ini ada dibalik pembiayaan perbankan
terhadap dana pihak ketiganya, senantiasa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
faktor internal dan eksternal nya. Faktor internal dari bank syariah ialah terkait
Pihak Ketiga (DPK), Non Perfoming Finance (NPF) serta Sertifikat Bank
7
Tarikh El-Diwani. 2003.The Problem With Interest (terjemahan). Hal : 222
8
Veitzal rifa’i. 2007. Bank dan Financial Institution Management. Rajawali Press. Jakarta. Hal :
437
5
kondisi makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan tingkat kurs
rupiah.
terhadap prospek usaha debitur dan faktor lain seperti karakteristik internal bank
yang meliputi sumber dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan
rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) dan jumlah kredit bermasalah
faktor tersebut, faktor profitabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam
menyalurkan kredit10.
Dana Pihak Ketiga merupakan salah satu sumber dana yang dibutuhkan
bank guna menyalurkan pembiayaan, dimana simpanan giro, tabungan dan deposit
menabung di bank syariah. Hingga Maret 2010 total dana pihak ketiga tercatat
76.036 milyar rupiah. Dengan semakin tinggi total DPK akan berimbas pada
9
Sumber : http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-6.html. diakses pada tanggal
6/10/2010
10
Hadad, Muliaman,2004. “Fungsi Intermediasi Dalam Mendorong Sektor Riil”,
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Desember 2004. Hal : 22
6
Non Perfoming Finance (NPF) ialah persentasi kredit macet yang terjadi
pada pembiayaan bank syariah, yang diukur dari persentasi total kredit macet per
total pembiayaan. Hingga saat ini angka NPF dari bank syariah sendiri tak pernah
lebih dari angka 5%, yang berarti bank syariah sehat terhadap pengembalian dan
yang ia salurkan. Idealnya ketika angka NPF tinggi akan menurunkan tingkat
wadi’ah Bank Syariah di Bank Indonesia. Penitipan ini berupan penitipan jangka
pendek dengan akad wadi’ah yang telah disediakan oleh Bank Indonesia, yang
mana sertifikat dengan jenis yang sama bernama Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
jikalau di konvensional. Wadi’ah sendiri ialah akad yang dimana ada pihak
penitip dan yang tertitip, yang mana penitip mempercayakan titipannya dalam hal
ini Bank Syariah kepada pihak lain dalam hal ini Bank Indonesia. Dengan
tingginya angka bonus SBIS, maka bank akan memiliki dana lebih untuk bisa
disalurkan.
bank salurkan. Seperti yang di sampaikan oleh Ali Sakti (2007)11 “bunga
tabungan dan investasi naik maka kemungkinan untuk menabung semakin tinggi
dan dilain pihak investasi akan turun, begitupun ketika bunga simpanan dan
11
Ali Sakti. Analisis Teoristis Ekonomi Islam. Aqsa Publishing. Jakarta. 2007 . hal : 155
7
kemungkinan untuk investasi akan naik”. Selain suku bunga, variabel makro
lainnya ialah tingkat inflasi dan tingkat kurs rupiah terhadap dolar.
sebagai salah satu penggerak sektor riil dan juga tentunya sebagai pos aktiva
terbesar yang mereka dapatkan, selayaknya untuk mengetahui faktor apa saja yang
dan turun tentunya dipengaruhi oleh pergerakan faktor-faktor lain selain faktor
pembiayaan. Dalam tulisan ini penulis mendapatkan beberapa faktor yang dengan
bank syariah ialah terkait dengan variabel-variabel mikro ekonomi bank syariah,
diantaranya ialah Dana Pihak Ketika (DPF), Non Perfoming Finance (NPF) serta
dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan
tingkat kurs rupiah. Sehingga rumusan masalah yang akan dijawab yaitu :
oleh tiga variabel mikro yaitu DPK, NPF dan bonus SBIS. faktor eksternal yang
variabel makro saja, yaitu tingkat inflasi, suku bunga, kurs rupiah. Sedangkan data
yang diambil ataupun digunakan diambil dari tahun desember 2008 hingga mei
2011.
syariah
Indonesia
tentunya berkaitan dengan pembahasan yang penulis angkat, yaitu mengenai dana
pihak ketiga (DPK), non perfoming finance (NPF) dan Sertifikat Bank Indonesia
9
Syariah (SBIS) sebagai faktor internal pada pembiayaan perbankan syariah nilai
kurs rupiah terhadap dolar. Tingkat Inflasi dan suku bunga kredit perbankan
perbankan syariah di Indonesia, dan data yang penulis dapatkan mayoritas berasal
(DPK), non perfoming finance (NPF) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) sebagai faktor internal pada pembiayaan perbankan syariah, nilai kurs
rupiah terhadap dolar, tingkat inflasi dan suku bunga kredit perbankan
BAB 1. Pendahuluan
dengan penelitian ini. Dengan judul “Faktor-faktor internal dan eksternal yang
Kurs Rupiah
Suku Bunga
Tingkat Inflasi
11
Dalam bab dua ini pun disertakan beberapa hal perbedaan antara penelitian
sebelumnya yang diambil dari beberapa thesis, skripsi serta jurnal Internasional.
Pada bab ini menjelaskan secar singkat mengenai data dan metodeology
yang digunakan untuk penulisan ataupun penelitian terkait judul ini, dan data yang
BAB 4. Pembahasan
BAB 5. Penutup
Bab ini merupakan akhir ataupun penutup dari penelitian ini, dimana
penelitian.