Вы находитесь на странице: 1из 5

Nama kelompok 1:

1. Larasati okka widhanny

2. Wilda Ardanella

IODOMETRI
A. Pengertian Iodometri - iodimetri

Iodometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif volumetri berdasarkan redoks


dimana senyawa dan pereaksinya bereaksi secara langsung atau sering disebut dengan
Direct Titration. Dalam proses penitaran, titran mengoksidasi titrat maka metode ini
termasuk dalam oksidimetri dan menggunakan penambahan indikator kanji di awal
titrasi.

Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi
dengan larutan standar tiosulfat. Iodometri merupakan suatu proses analitis tak langsung yang
melibatkan iod. Ion iodida berlebih ditambahkan pada suatu zat pengoksid sehingga
membebaskan iod, yang kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat.

Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor ,sebab bila suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron ), maka harus ada suatu unsur yang
bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron) ,jadi tidak mungkin hanya ada
oksidator ataupun reduktor. Dalam metoda analisis ini , analat (titrat) dioksidasikan oleh I2 ,
sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide, dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator dengan
reaksi:

I2 + 2 e - → 2 I-

Karena iodimetri merupakan suatu penentuan kuantitatif, maka yang dicari adalah jumlah
I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample dengan ion
iodide.ksi lain), vitamin C.
Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan menggunakan iodium.
Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu (2);

a. Iodimetri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku Iodium.
Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.

b. Iodimetri metode residual ( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutan baku
iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan baku natrium
tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Natrium Bisulfit.

Iodometri menurut penggunaan dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

a.Titrasi iod bebas.

b.Titrasi oksidator melalui pembentukan iodium yang terbentuk dari iodida.

c.Titrasi reduktor dengan penemtuan iodium yang digunakan.

d.Titrasi reaksi, titrasi senyawa dengan iodium melalui adisi atau subsitusi.

(Roth, 1988: 277-279)

1.1 Prinsip umum Iodometri

Iod bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat pereduksi, sehingga iod
sebagai oksidator. ion I- siap memberikan elektron dengan adanya zat penangkap elektron,
sehingga I- bertindak sebagai zat pereaksi.

Penetapan secara kuantitatif zat-zat yang dapat tereduksi / tereduksi berdasarkan pada
reaksi redoks

1.2 Proses-proses Iodometri


Ada dua proses metode titrasi iodometri, yaitu :
1. Proses-proses iodometrik langsung
Pada Iodometri langsung sering menggunakan zat pereduksi yang cukup kuat seperti
tiosulfat, Arsen (III), Stibium (III), Antimon (II), Sulfida, sulfite, Timah (II), Ferasianida.
Kekuatan reduksi yang dimiliki oleh beberapa dari substansi ini tergantung pada konsentrasi ion
hidrogen, dan reaksi dengan iodin baru dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita
melakukan penyesuaian pH yang merepotkan.

2. Proses-proses Tak Langsung atau Iodometrik

Dalam ion iodida sebagai pereduksi diubah menjadi iodium-iodium yang terbentuk
dititrasi, dengan larutan standar Na2S2O3.
Jadi cara iodometri digunakan untuk menentukan zat pengoksidasi, misal pada penentuan suatu
zat oksidator ini (H2O2). Pada oksidator ini ditambahkan larutan KI dan asam hingga akan
terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan larutan.

1.3 Titrasi dengan Iodometri

Titrasi dengan Iodometri dapat dibagi menjadi dua cara yaitu :

1. Cara langsung (Iodimetri)

Cara langsung disebut iodimetri (digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-
reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya). Namun, metode
iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah.

2. Cara tidak langsung (Iodometri)

Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi III, tembaga II. Zat–zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan
membentuk iodin.

1.4 Perbedaan Iodometri dan Iodimetri

beberapa perbedaan diantaranya :

Iodometri Iodimetri

Termasuk kedalam Reduktometri Termasuk kedalam Oksidimetri

Larutan Na2S2O3 ( Tio ) sebagai Larutan I2 sebagai penitar


penitar ( Penitar ) ( Titran )

Penambahan indikator kanji disaat Penambahan indikator kani saat


Iodometri Iodimetri

mendekati titik terakhir awal penitaran

Termasuk kedalam titrasi tidak Termasuk kedalam titrasi langsung


langsung

Oksidator sebagai titrat Reduktor sebagai titrat

Titrasi dalam suasana asam Titrasi dalam suasana basah / netral

Penambahan KI sebagai zat Penambahan NaHCO3 sebagai zat


penambah penambah

Titran sebagai reduktor Titran sebagai oksidator

Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode iodimetri yaitu
sebagai berikut :

Kelebihan :

Penitaran berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung bereaksi.

Penambahan kanji diawal titrasi.

Warna titik akhir lebih mudah teramati dari tidak berwarna menjadi biru.

Kekurangan :

Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi contoh harus dilakukan terlebih dahulu.

Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod.

Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara

1.5 Titrasi Iodometri

a. Pembuatan larutan baku primer kalium dikromat

Kalium dikromat yang telah ditentukan konsentrasinya ditimbang dengan menggunakan


neraca analitis kemudian dilarutkan dengan aquadest di dalam labu ukur sampai batas kalibrasi.
b. Pembuatan larutan natrium primer dengan kalium dikromat

Larutan thiosulfat (Na2S2O3) sebelum digunakan sebagai larutan standar dalam proses
iodometri ini harus distandarkan terlebih dahulu oleh kalium dikromat yang merupakan standar
primer.

Вам также может понравиться