Вы находитесь на странице: 1из 4

Nama :

K elas :
N o. Abs e n :

K H U T B AH J U M’ AT
P e l a j a r a n B e r h a r g a Da r i Ma s u k I s l a mn y a S a h a b a t Q a i l a h b i n t i
Ma kh r a ma h
Khutbah Pertama:
‫الحمد هلل الذي له ما في السماوات وما في األرض وله الحمد في اآلخرة وهو الحكيم الخبير‬
، ‫يعلم ما يلج في األرض وما يخرج منها وما ينزل من السماء وما يعرج فيها وهو الرحيم‬
‫ وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ؛ صلى‬، ‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬، ‫الغفور‬
‫هللا وسلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين‬.
‫أما بعد‬
Ayyuhal mukminun,
Bertakwalah kepada Allah! Karena takwa kepada Allah akan mendatangkan keselamatan. Pada takwa
terdapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Takwa sendiri adalah melakukan ketaatan kepada Allah
dengan mengikuti petunjuk yang datang dari Allah. Disertai dengah rasa harap mendapatkan pahala
dari-Nya. Serta meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan petunjuk dari Allah disertai
dengan rasa takut akan adzab-Nya.
Kaum muslimin hamba Allah sekalian,
Ada sebuah pelajaran besar dari kisah masuk Islamnya seorang sahabat wanita. Ia sendiri yang
menceritakan tentang bagaimana kisahnya memeluk agama yang mulia ini. Nama beliau adalah Qailah
binti Makhramah at-Tamimiyah radhiallahu ‘anha. Kisah beliau cukup panjang. Diriwayatkan oleh
ath-Thabrani secara sempurna dalam bukunya al-Mu’jam al-Kabir. Sebagian potongan kisahnya juga
diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adab al-Mufrad. Namun, pada kesempatan khotbah yang singkat
ini, khotib akan memulai kisahnya sejak ia tiba di Kota Madinah dan masuk ke Masjid Nabawi.
Disebutkan dalam riwayat bahwa Qailah binti Makhramah masuk ke Masjid Nabawi di waktu subuh.
Saat itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mengimami para sahabat.
Qailah bercerita: Aku datang menemui Rasulullah saat beliau sedang mengimami masyarakat di shalat
subuh. Ia menyebutkan bahwa jamaah laki-laki hampir tak saling mengenal karena keadaan yang
masih gelap. Dan bintang-bintang masih bersinar di langit. Lalu aku memasuki masjid. Aku berbaris
memasuki shaf. Berdiri di samping laki-laki. Karena waktu itu aku baru saja memeluk Islam.
Seorang lelaki di sampingku bertanya, “Kamu ini laki-laki atau perempuan?” Aku menjawab, “Aku
perempuan”. Sahabat laki-laki tersebut berkata, “Engkau hampir saja menggangguku. Pergilah,
shalatlah bersama para wanita.” Lalu kulihat barisan shaf perempuan di sisi dekat rumah-rumah istri
Nabi. Saat masuk masjid aku tak menyadari adanya shaf tersebut. Aku pun menuju ke sana dan bershaf
bersama kaum perempuan.
Renungkanlah keadaan para sahabat! Kabarkanlah pula kepada wanita muslimah. Keadaan ini terjadi
di Masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan zaman itu adalah zaman Nabi. Zaman yang penuh
keutamaan. Ditambah lagi saat itu adalah saat shalat subuh sedang berlangsung. Tapi, seorang sahabat
masih berkata kepada seorang perempuan yang berada di sebelahnya,
‫إنك قد كدتِ أن تفتنينني‬
“Sungguh, hampir saja engkau memfitnahku.”
Inilah makna hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid
radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ّ‫ن الِن‬
‫سا ِء‬ َ ‫م‬ِ ‫ال‬ِ ‫ج‬ َ ‫علَى الِ ّر‬ َ ‫ض ُّر‬ َ َ‫ي أ‬َ ‫ه‬ ِ ‫ة‬ ً ‫ي فِ ْت َن‬ ِ ‫ت بَ ْع‬
ْ ‫د‬ ُ ‫ما تَ َر ْك‬َ .
“Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada (fitnah)
wanita.”
Dan juga hadits Abu Said al-Khudri bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ساء‬ َ ‫ل‬
ْ َ‫كان‬
َ ِّ‫ت فِي الن‬ َ ‫س َرائِي‬ ْ ِ‫ة ْبنِي إ‬ ِ ‫ل فِ ْت َن‬
َ ‫و‬ َّ َ‫ن أ‬َّ ‫فإ‬
ِ َ ،‫سا َء‬ َ ِّ‫ َوات َّ ُقوا الن‬،‫الد ْنيَا‬ ُّ ‫فاتَّ ُقوا‬ َ
“Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi
pada Bani Israil adalah karena wanita.” (HR. Muslim).
Dan dalam Kitab Sunan terdapat riwayat dari abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ َ‫الشيْط‬
‫ان‬ َّ ‫ف َها‬َ ‫ش َر‬ْ ‫س َت‬ْ ِ‫ن بَ ْيتِ َها ا‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ت‬ ْ ‫ج‬َ ‫خ َر‬َ ‫ذا‬َ ِ‫ َوإِن َّ َها إ‬، ‫ع ْو َر ٌة‬ َ ‫م ْرأَ ُة‬
َ ‫اَ ْل‬
“Wanita itu aurat, jika ia keluar dari rumahnya maka setan mengikutinya.”
Yaitu setan membuat kaum wanita jadi perhatian dan ujian bagi kaum laki-laki. Setan menggoda agar
terjadi perbuatan keji dan hina yaitu perzinahan.
Ucapan seorang sahabat:
‫ت أن تفتنينني‬ ِ ‫إنك قد كد‬
“Sungguh, hampir saja engkau memfitnahku.”
Kemudian sahabat wanita Qailah beralasan bahwa dia baru saja memeluk Islam. Ia belum banyak tahu
tentang Islam. Dan sahabat laki-laki tersebut khawatir ia tertimpa perbuatan dosa, padahal ia sedang di
masjid. Tempat yang sakral bagi para sahabat. Tempat yang agung di hati mereka. Yang mereka sangat
takut berbuat dosa di dalamnya. Tapi ia tetap merasa khawatir dengan dirinya. Ditambah lagi zaman
itu adalah zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dimana orang baik adalah kondisi dominan
masyarakat. Dan keadaan yang gelap. Seseorang tidak jelas melihat orang di sebelahnya. Lalu
bagaimana dengan kondisi kita sekarang? Kita menyaksikan wanita bersolek keluar rumah. Dengan
tampilan cantik maksimal yang mampu mereka upayakan. Di siang hari. Bercampur baur dengan laki-
laki. Tentu hal ini mengundang fitnah dan kerusakan yang besar. Sebagaimana yang dikhawatirkan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Seseorang sedang berada di masjid, tempat dimana orang hatinya tenang mengingat Allah Jalla wa
‘Ala, masih perlu berjauhan antara laki-laki dan perempuan. Sebagai bentuk hati-hati dan jaga-jaga.
Dalam Shahih Muslim terdapat riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ولُ َها‬َّ َ‫ها أ‬َ ‫ش ُّر‬َ ‫ها َو‬ َ ‫خ ُر‬ِ ‫سا ِء آ‬ َ ِّ‫ف الن‬ ِ ‫ص ُفو‬ ُ ‫خ ْي ُر‬ َ ‫ َو‬، ‫ها‬ َ ‫خ ُر‬ ِ ‫ها آ‬ َ ‫ش ُّر‬ َ ‫ َو‬، ‫ولُ َها‬ َّ َ‫ل أ‬ ِ ‫جا‬ َ ‫ف ال ّ ِر‬ ِ ‫ص ُفو‬ ُ ‫خ ْي ُر‬ َ
“Shaf terbaik seorang laki-laki adalah yang paling depan. Dan yang terburuk adalah yang paling
belakang. Sedangkan sebaik-baik shaf wanita adalah yang terakhir. Dan yang terburuknya adalah yang
terdepan.”
Maksudnya kaum wanita sekalipun di dalam masjid tetap menjauh dan memisahkan diri dari kaum
laki-laki. Sehingga yang terbaik adalah yang di belakang, karena lebih jauh posisinya dari kaum laki-
laki. Ketika seorang wanita shalat di rumahnya, maka hal itu lebih utama baginya dibanding ia shalat
di masjid. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Humaid as-Sa’idiyah, ia berkata, “Aku
menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Hai Rasulullah, sungguh aku suka shalat
bersamamu di masjid ini’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
،‫ك‬ ْ ‫ح‬
ِ ِ‫ج َرت‬ ُ ‫ك فِي‬ ِ ِ‫ص ََلت‬َ ‫ن‬ ْ ‫م‬
ِ ‫ك‬ ِ َ‫خ ْي ٌر ل‬َ ‫ك‬ ِ ِ‫ك فِي بَ ْيت‬ ِ ُ‫ص ََلت‬ َ ‫ َو‬، ‫عي‬ ِ ‫م‬ َ ‫الص ََل َة‬
َّ َ ِ‫حب‬
‫ّين‬ ِ ُ‫ك ت‬ ِ َّ ‫ت أَن‬ُ ‫م‬ ْ ِ‫عل‬ َ ‫ق ْد‬ َ
ِ ِ‫ص ََلت‬
‫ك ف ِي‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ك‬ َ
ِ ‫خ ْي ٌر ل‬ َ ‫ك‬ ِ ‫دا ِر‬َ ‫ك فِي‬ ُ
ِ ‫ص ََلت‬ َ ‫ َو‬، ‫ك‬ ِ ‫دا ِر‬َ ‫ك فِي‬ ِ ِ‫ص ََلت‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ِ ‫خ ْي ٌر‬َ ‫ك‬ ِ ِ‫ج َرت‬ ْ ‫ح‬ ُ ‫ك فِي‬ ُ
ِ ‫ص ََلت‬ َ ‫َو‬
‫دي‬ ِ ِ‫مسج‬ْ َ ‫ك فِي‬ َ
ِ ِ‫صَلت‬ َ ‫من‬ ْ ِ ‫ك‬ َ ٌ
ِ ‫خ ْير ل‬ َ ‫ك‬ ِ ‫م‬ ْ
ِ ‫د قو‬ َ ِ ِ‫مسج‬ ْ َ ‫ك فِي‬ ُ
ِ ‫صَلت‬ َ َ ‫ َو‬، ‫ك‬ ِ ‫م‬ ْ
ِ ‫د قو‬َ ِ ِ‫مسج‬ ْ َ
“Sungguh aku tahu, kalau engkau suka shalat bersamaku. Tapi shalatmu di kamarmu lebih baik
daripada shalatmu di rumahmu. Shalatmu di rumahmu lebih baik dari halamanmu. Shalatmu di
halamanmu lebih baik dari shalat di masjid kampungmu. Dan shalatmu di masjid kampungmu lebih
baik dari shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi yang berada di kota).”
Dalam Shahih al-Bukhari terdapat sebuah riwayat dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, ia berkata,
‫م إذا سلّم قام النساء حين يقضي تسليمه ويمكث هو‬ َ َّ ‫سل‬ َ ‫ه َو‬ ِ ‫علَ ْي‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫كان رسول هللا‬
‫في مكانه يسيرا قبل أن يقوم‬
“Kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah apabila beliau salam (selesai shalat), para
wanita langsung berdiri sesaat setelah beliau selesai mengucapkan salam. Sementara beliau duduk
sebentar di tempatnya sebelum berdiri.”
Periwayat mengatakan, “Kami berpandangan -Allahu a’lam- bahwa hal ini agar para wanita segera
pergi sehingga tidak bertemu laki-laki yang keluar dari masjid.”
Ibadallah,
Sesungguhnya agama yang mulia ini dengan bimbingan dan petunjuknya yang agung untuk kaum
wanita tidak datang untuk menyulitkan kaum wanita. Bahkan sudah terbukti agama ini mengangkat
harkat wanita dan membebaskan mereka dari kesempitan. Islam datang untuk menjaga wanita dan
membimbing mereka agar mereka tidak jatuh dalam kebinasaan. Walaupun aturan-aturan tersebut
disangka oleh perempuan sebagai aturan yang mengekang bahkan membinasakan.
Wahai para wali,
Nasihatilah agar para wanita muslimah yang ada di bawah naungan Anda untuk bertakwa kepada
Allah. Karena kita semua akan menghadap Allah ‘Azza wa Jalla. Di antara pertanyaan yang akan
diajukan pada kaum wanita di hari kiamat kelak adalah bagaimana pengamalan mereka terhadap apa
yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan pada mereka. Bagaimana pengamalan mereka terhadap firman
Allah Ta’ala:
‫األُولَى‬ ْ ‫ة‬ ِ َّ‫هلِي‬ِ ‫جا‬ َ ‫ال‬ْ ‫ج‬ َ ‫ن تَب َُّر‬ َ ‫ج‬ْ ‫ن َو َال تَب ََّر‬ َّ ‫ك‬ ُ ِ‫ن فِي ُب ُيوت‬ َ ‫ق ْر‬َ ‫َو‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [Quran Al-Ahzab: 33].
Firman-Nya juga,
‫جاب‬ َ ‫ح‬ ِ ‫ن َو َرا ِء‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ن‬ َّ ‫وه‬ ُ ُ‫اسأَل‬ ْ ‫ف‬ َ ‫اعا‬ ً ‫م َت‬ َ ‫ن‬َّ ‫وه‬ ُ ‫م‬ ُ ‫سأَ ْل ُت‬ َ ‫ذا‬ َ ِ‫َوإ‬
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari
belakang tabir.” [Quran Al-Ahzab: 53].
Dan firman-Nya,
‫ن‬ْ َ‫ك أَ ْدنَى أ‬
َ ِ‫ذل‬ َ ‫ن‬ َّ ‫ه‬ِ ِ‫ج ََلبِيب‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬
ِ ‫ن‬ ِ ‫علَي‬
َّ ‫ْه‬ َ ‫ين‬ َ ِ‫ين ُي ْدن‬
َ ِ‫من‬ ِ ‫م ْؤ‬ ُ ‫ال‬ ْ ‫سا ِء‬ َ ِ‫ك َون‬ َ ِ‫ك َوبَ َنات‬ َ ‫ج‬ ِ ‫ل ِأل َ ْز َوا‬ ْ ‫ي ُق‬ ُّ ِ‫النب‬ َّ ‫أَيُّ َها‬
َ ‫ذ ْي‬
‫ن‬ َ ‫ف ََل ُي ْؤ‬ َ ‫ن‬ َ ‫ُي ْع َر ْف‬
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” [Quran Al-Ahzab: 59].
Terdapat penjelasan juga di dalam Alquran yang menunjukkan bahwa umat-umat terdahulu pun
menghindari campur baur antara laki-laki dan perempuan. Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫ل‬
‫ما‬ َ ‫قا‬ َ ‫ان‬ َ ‫ْن تَ ُذو‬
ِ ‫د‬ ِ ‫ام َرأتَي‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ِ ِ‫ن ُدون‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ج َد‬ َ ‫ون َو َو‬ َ ‫س ُق‬ ْ َ‫اس ي‬ ِ َّ ‫ن‬
‫الن‬ َ ‫م‬ ِ ‫ة‬ ً ‫م‬َّ ‫ه ُأ‬ ِ ‫علَ ْي‬ َ ‫ج َد‬ َ ‫ن َو‬ َ َ‫م ْدي‬ َ ‫ما َء‬ َ ‫د‬ َ ‫ما َو َر‬ َّ َ‫َول‬
‫ما‬ َ
َ ‫قى ل ُه‬ َ ‫س‬ َ
َ ‫) ف‬23( ‫كبِي ٌر‬ ٌ
َ ‫شيْخ‬ َ
َ ‫عا ُء َوأ ُبونَا‬ َ ‫د َر ال ّ ِر‬ ِ ‫ص‬ ْ ‫حتى ُي‬ َّ َ ‫س ِقي‬ ْ َ‫ما قال َتا َال ن‬َ َ ُ
َ ‫خط ُبك‬ ْ َ
“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang
sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita
yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat at
begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum
pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang
telah lanjut umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya…” [Quran
Al-Qashash: 23-24].
Kaum muslimin,
Bertakwalah kepada Allah Azza wa Jalla. Berpegang teguhlah dengan syariat-Nya dan agama-Nya.
Senantiasalah berada di atas adab agama ini. Karena semua itu merupakan kemuliaan seorang muslim.
Kesuksesannya dan kebahagiannya di dunia dan akhirat. Wajib bagi kita bertakwa kepada Allah Jalla
wa ‘Ala. Dan menerima semua petunjuk agama kita.
‫ما‬ً ‫ظي‬ ِ ‫ع‬ َ ‫مي ًَْل‬ َ ‫ميلُوا‬ ِ َ‫ن ت‬ ْ َ‫واتِ أ‬ َّ
َ ‫الش َه‬ ‫ون‬َ ‫ع‬ ُ ‫ين يَ َّت ِب‬
َ ‫ذ‬ ِ َّ ‫م َو ُي ِري ُد ال‬ ُ ‫علَي‬
ْ ‫ْك‬ َ ‫وب‬ َ ‫ن يَ ُت‬ ْ َ‫يد أ‬ ُ ‫َّللا ُي ِر‬ ُ َّ ‫َو‬
“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya
bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” [Quran An-Nisa: 27]
‫اللهم احفظ علينا ديننا واهدنا إليك صراطا مستقيما وال تكلنا إلى أنفسنا طرفة عين وأصلح‬
‫ لنا شأننا كله‬.
‫أقول هذا القول وأستغفر هللا لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب فاستغفروه يغفر لكم‬
‫ إنه هو الغفور الرحيم‬.
Khutbah Kedua:
ً‫ وأشهد أن محمدا‬، ‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬، ‫الحمد هلل عظيم اإلحسان‬
‫ عبده ورسوله صلى هللا وسلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين‬.
‫ اتقوا هللا تعالى وراقبوه مراقبة من يعلم أن ربه يسمعه‬: ‫أما بعد أيها المؤمنون عباد هللا‬
‫ويراه‬.
Ayyuhal mukminun,
Di zaman sekarang ini kita jumpai banyak hal yang bisa memalingkan dan menghalangi kita dari
agama ini. Karena itu, sudah selayaknya bagi kaum muslimin untuk bersungguh-sungguh mempelajari
dan menjaga agama pada dirinya. Menghiasi diri dengan adab dan akhlak yang telah dituntunkan
agamanya. Bersemangat dan berusaha menempuh jalan agar saat dia berjumpa dengan Rabbnya, Dia
ridha padanya. Menjaga dan memperhatikan apa yang dikandung dalam Alquran dan sunnah. Serta
melakukan hal-hal yang bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ َّ ِ‫ن ب‬
‫اَلل‬ ْ ‫ع‬ ِ ‫اس َت‬ ْ ‫ك َو‬ َ ‫ع‬ ُ ‫ف‬َ ‫ما يَ ْن‬َ ‫علَى‬ َ ‫ص‬ ْ ‫اح ِر‬ ْ
“Bersungguh-sungguhlah terhadap suatu hal yang bermanfaat untukmu. Dan mintalah tolong kepada
Allah.”
Pertama: melakukan usaha nyata. Menempuh jalan-jalan yang baik. Sampai kita benar-benar bisa
menjaga agama ini. Dan menghiasi diri kita dengan akhlak dan adabnya.
Kedua: Meminta tolong kepada Allah dengan cara berdoa dan merengek kepada-Nya.
Ibadallah,
Dalam hal ini, hendaknya kita melazimkan sebuah doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sebuah doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu pada saat pagi dan sore. Dari
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, ia berkata,
‫ح‪(:‬‬ ‫صبِ ُ‬ ‫ين ُي ْ‬ ‫ح َ‬ ‫سي ‪َ ،‬و ِ‬ ‫م ِ‬ ‫ين ُي ْ‬‫ح َ‬ ‫واتِ ‪ِ ،‬‬ ‫ع َ‬ ‫ؤ َال ِء َّ‬
‫الد َ‬ ‫ه ُ‬ ‫ع َ‬ ‫م يَ َد ُ‬ ‫سل َّ َ‬ ‫ه َو َ‬ ‫علَ ْي ِ‬ ‫هللا َ‬‫ُ‬ ‫صلَّى‬ ‫َّللا َ‬ ‫ول َّ ِ‬ ‫س ُ‬ ‫ن َر ُ‬ ‫ك ْ‬ ‫م يَ ُ‬ ‫لَ ْ‬
‫َة فِي ِدينِي‬ ‫عافِي َ‬ ‫ْ‬
‫و َوال َ‬ ‫ع ْف َ‬ ‫ك ال َ‬ ‫ْ‬ ‫سأل َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫م إِنِّي أ ْ‬ ‫َّ‬
‫خ َر ِة ‪ ،‬الل ُه َّ‬ ‫اآل ِ‬ ‫و ْ‬ ‫ُّ‬
‫َة فِي الد ْنيَا َ‬ ‫عافِي َ‬ ‫ْ‬
‫ك ال َ‬ ‫سأل َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫م إِنِّي أ ْ‬ ‫الل ُه َّ‬ ‫َّ‬
‫َّ‬
‫ْن يَ َدي ‪،‬‬ ‫م ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ن َر ْوعاتِي ‪ ،‬اللهم ْ‬ ‫َ‬ ‫م ْ‬ ‫است ْر ع ْو َراتِي َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫مالِي ‪ ،‬اللهم ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َو ُد ْني َ‬
‫ن بَي ِ‬ ‫احفظنِي ِ‬
‫ُ‬
‫وآ ِ‬ ‫َاي َوأهلِي َو َ‬
‫م ْ‬
‫ن‬ ‫ل ِ‬ ‫غ َتا َ‬ ‫نأ ْ‬ ‫َ‬
‫كأ ْ‬ ‫متِ َ‬ ‫عظَ َ‬ ‫وذ بِ َ‬ ‫ع ُ‬ ‫َ‬
‫ف ْوقِي ‪َ ،‬وأ ُ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫مالِي ‪َ ،‬و ِ‬ ‫ش َ‬ ‫ن ِ‬ ‫ع ْ‬ ‫مي ِني ‪َ ،‬و َ‬ ‫ن يَ ِ‬ ‫ع ْ‬ ‫في ‪َ ،‬و َ‬ ‫خ ْل ِ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫َو ِ‬
‫حتِي‬ ‫تَ ْ‬
‫وصححه األلباني في “صحيح األدب المفرد” وغيره‬
‫‪“Tidaklah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- meninggalkan semua doa ini di sore dan pagi‬‬
‫‪hari: “Ya Allah, sungguh saya memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat, Ya Allah,‬‬
‫‪sungguh saya memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluarga dan‬‬
‫‪hartaku, Ya Allah tutuplah auratku, berilah rasa aman pada kegelisahanku, Ya Allah jagalah aku dari‬‬
‫‪depan, belakang, kanan, kiri, dan dari atas serta aku berlindung dengan keagungan-Mu serangan dari‬‬
‫)‪bawah”. (Dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Adab Mufrad dan yang lainnya‬‬
‫‪Ibadallah,‬‬
‫مد بن عبد هللا كما أمركم هللا بذلك في كتابه فقال‬ ‫صلُّوا وسلِّموا ‪-‬رعاكم هللا‪ -‬على مح ّ‬ ‫‪: ‬و َ‬
‫سلِيماً‬ ‫ّ‬ ‫ُّ‬ ‫َّ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َّ‬ ‫‪‬إ َّ‬
‫موا تَ ْ‬ ‫سلِ ُ‬ ‫و َ‬ ‫ه َ‬ ‫علَ ْي ِ‬ ‫صلوا َ‬ ‫م ُنوا َ‬ ‫ين آ َ‬ ‫ذ َ‬ ‫ي يَا أي َها ال ِ‬ ‫الن ِب ّ ِ‬ ‫علَى َّ‬ ‫ون َ‬ ‫صل َ‬ ‫ه ُي َ‬ ‫ك َت ُ‬ ‫م ََلئِ َ‬ ‫َّللا َو َ‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫ِ‬
‫علَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫صلَّى َّ ُ‬
‫َّللا َ‬ ‫ح َد ًة َ‬ ‫ي َوا ِ‬ ‫علَ َّ‬ ‫صلَّى َ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫م ‪َ (( :‬‬ ‫سل َّ َ‬ ‫ه َو َ‬ ‫علَ ْي ِ‬ ‫َّللا َ‬‫صلَّى َّ ُ‬ ‫[األحزاب‪ ، ]56:‬وقال َ‬
‫صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم‬ ‫ِّ‬ ‫ش ًرا)) ‪.‬اللهم‬ ‫ع ْ‬ ‫َ‬
‫إنّك حميد مجيد ‪ ،‬وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل‬
‫وارض اللَّهم عن الخلفاء الراشدين األئمة المهديين أبي بكر وعمر‬ ‫َ‬ ‫إبراهيم إنّك حميد مجيد‪.‬‬
‫وعثمان وعلي ‪ ،‬وارض اللهم عن الصحابة أجمعين ‪ ،‬وعن التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى‬
‫‪.‬يوم الدين ‪ ،‬وعنا معهم بمنـِّك وكرمك وإحسانك يا أكرم األكرمين‬
‫واحم حوزة‬ ‫ِ‬ ‫اللهم أعز اإلسَلم والمسلمين ‪ ،‬وأذل الشرك والمشركين ‪ ،‬ودمر أعداء الدين ‪،‬‬
‫الدين يا رب العالمين ‪ ..‬اللهم آمنا في أوطاننا ‪ ،‬وأصلح أئمتنا ووالة أمورنا ‪ ،‬واجعل واليتنا‬
‫فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا رب العالمين‪ .‬اللهم وفق ولي أمرنا لهداك واجعل عمله‬
‫في رضاك ‪ .‬اللهم ويا إلهنا ويا سيدنا ويا موالنا ألبسه ثوب الصحة والعافية يا حي يا قيوم يا‬
‫ورده إلى هذه البَلد سالما يا رب العالمين ‪ .‬اللهم وارزقه البطانة‬ ‫َّ‬ ‫ذا الجَلل واإلكرام ‪،‬‬
‫الصالحة الناصحة ‪ .‬اللهم وفق جميع والة أمر المسلمين للعمل بكتابك واتباع شرعك واتباع‬
‫سل َّ َ‬
‫م‬ ‫ه َو َ‬ ‫علَ ْي ِ‬ ‫َّللا َ‬ ‫صلَّى َّ ُ‬ ‫‪ .‬سنة نبيك محمد َ‬
‫اللهم إنا نسألك الهدى والتقى والعفة والغنى ‪ ،‬اللهم إنا نسألك الهدى والسداد ‪ .‬اللهم آت‬
‫نفوسنا تقواها وزكها أنت خير من زكاها أنت وليها وموالها ‪ .‬اللهم اقسم لنا من خشيتك ما‬
‫يحول بيننا وبين معاصيك ومن طاعتك ما تبلغنا به جنتك ومن اليقين ما تهون به علينا‬
‫مصائب الدنيا ‪ .‬اللهم ومتعنا بأسماعنا وأبصارنا وقوتنا ما أحييتنا واجعله الوارث منا ‪ ،‬واجعل‬
‫ثأرنا على من ظلمنا وانصرنا على من عادانا ‪ ،‬وال تجعل مصيبتنا في ديننا ‪ ،‬وال تجعل الدنيا‬
‫أكبر همنا وال مبلغ علمنا ‪ ،‬وال تجعل مصيبتنا في ديننا ‪ ،‬وال تجعل الدنيا أكبر همنا وال مبلغ‬
‫‪ .‬علمنا وال تسلط علينا من ال يرحمنا‬
‫اللهم وأصلح ذات بيننا ‪ ،‬وألّف بين قلوبنا ‪ ،‬واهدنا سبل السَلم ‪ ،‬وأخرجنا من الظلمات إلى‬
‫النور ‪ ،‬وبارك لنا في أسماعنا وأبصارنا وأزواجنا وذرياتنا وأموالنا وأوقاتنا واجعلنا مباركين‬
‫أينما كنا ‪ .‬اللهم اغفر لنا ولوالدينا وللمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات األحياء‬
‫‪ .‬منهم واألموات ‪ .‬اللهم اغفر لنا ذنبنا كله دقه وجله ‪ ،‬أوله وآخره ‪ ،‬سره وعلنه‬
‫اللهم إنا نستغفرك إنك كنت غفارا ؛ فأرسل السماء علينا مدرارا ‪ .‬اللهم يا حي يا قيوم يا ذا‬
‫الجَلل واإلكرام ‪ ،‬يا رب كل شيء ومليكه ‪ ،‬يا من بيده أزمة األمور ومقاليد السماوات واألرض‬
‫يا من وسعت رحمته كل شيء ‪ ،‬يا ربنا ويا سيدنا ويا إلهنا ويا موالنا نتوجه إليك بأسمائك ‪،‬‬
‫الحسنى وصفاتك العليا وبأنك أنت هللا ال إله إال أنت ‪ ،‬يا من وسعت كل شيء رحمة وعلما‬
‫أن تنزل علينا الغيث وال تجعلنا من القانطين ‪ ..‬اللهم اسقنا الغيث وال تجعلنا من اليائسين ‪..‬‬
‫اللهم اسقنا وأغثنا ‪ ..‬اللهم اسقنا وأغثنا ‪ ..‬اللهم اسقنا وأغثنا ‪ ..‬اللهم إنا نسألك غيثاً مغيثا ‪..‬‬
‫حا طبقاً ‪ ..‬نافعاً غير ضار ‪ ..‬عاجَل ً غير آجل ‪ .‬اللهم أغث قلوبنا باإليمان‬ ‫س ً‬ ‫هنيئا مريئا‪َ ..‬‬
‫وديارنا بالمطر ‪ ،‬اللهم إنا نسألك سقيا رحمة ال سقيا هدم وال عذاب وال غرق ‪ .‬اللهم هذه‬
‫مدت ودعواتُنا إليك رفعت وأنت هللا ال إله إال أنت ال ترد عبداً دعاك وال تخيِ ّب مؤمناً‬ ‫أيدينا إليك ُ‬
‫ناجاك ؛ اللهم فَل تردنا خائبين‪ .‬اللهم أغثنا اللهم أغثنا اللهم أعثنا ‪ .‬وآخر دعوانا أن الحمد هلل‬
‫رب العالمين ‪ .‬وصلى هللا وسلم وبارك وأنعم على عبده ورسوله نبينا محمد وآله وصحبه‬
‫‪ .‬أجمعين‬

Вам также может понравиться