Вы находитесь на странице: 1из 11

PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH DENGAN MENGGUNAKAN AMPAS TEBU

SEBAGAI ADSORBEN DI KAWASAN PUJASERA KOTA PALANGKA RAYA


KALIMANTAN TENGAH

Anita Mesiyana
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang Kampus UPR Kalimantan Tengah
E-mail : anitakimia14@gmail.com

Abstrak
Minyak jelantah (bahasa Inggris: waste cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa berasal dari
jenis-jenis minyak goreng yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah dilakukan
penelitiam Salah satu pemanfaatan dari ampas tebu yang banyak kita temui di jalan sekitar kota
Palangka Raya adalah dapat digunakan sebagai adsorben untuk penjernihan minyak jelantah
karena ampas tebu memiliki daya adsorpsi yang kuat terhadap kadar air, asam lemak bebas,
angka penyabunan, dan bilangan peroksida.
Penentuan angka dari tiap parameter ditentukan dengan titrasi alkalimetri dan asidimetri.
Parameter penelitian ini diamati berdasarkan jumlah volume titrasi larutan yang digunakan.
Variabel penelitian berupa intesitas pemakaian minyak, lama perendaman serta ukuran partikel
dari ampas tebu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjernihan yang optinum untuk menghasilkan
minyak jelantah dengan kualitas yang baik adalah pada pemakaian 3x dengan lama perendaman 2
x 24 jam memperoleh hasil kadar air sebelum dan sesudah tetap yaitu 0,14%,, asam lemak bebas
dari 0,029 % menjadi 0,011%, angka penyabunan dari 46,75 menjadi 4,675, serta bilangan
peroksida dari 16 menjadi 2,8 dimana hasil analisa dari minyak jelantah hasil penjernihan dengan
3x pemakaian ini mendekati kualitas dari minyak goreng baru yang di jadikan blanko penelitian.

Kata Kunci : Minyak jelantah, ampas tebu, kadar air, asam lemak bebas, angka penyabunan,
bilangan peroksida, adsorben.

Anita Mesiyana I 1
.I. Pendahuluan merupakan campuran dari gliserida-gliserida
1.1. Latar Belakang dengan susunan asam-asam lemak yang tidak
Minyak goreng merupakan salah satu sama. Komponen-komponen lain yang
kebuthan pokok manusia sebagai alat mungkin terdapat pada minyak meliputi
pengolah bahan-bahan makanan. .Minyak fosfolipid, sterol, vitamin dan zat warna,
goreng yang baik adalah yang jernih, tidak yang larut dalam lemak seperti klorofil dan
berbau dan berwarna kekuningan. Persaingan karatenoid.
antar industri minyak goreng saat ini membuat Saat ini yang paling umum digunakan
masing-masing merek mengklaim terbaik di Indonesia, adalah minyak yang berasal dari
dengan klaim dua kali penyaringan, lima kali nabati.Minyak goreng yang baik memiliki
penyaringan bahkan ada yang dalam iklan standar mutu yang telah ditentukan oleh SNI.
minyak goreng yang dapat diminum. Standar mutu minyak goreng, telah
Minyak jelantah (bahasa Inggris: waste dirumuskan dan ditetapkan oleh Badan
cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa Standarisasi Nasional (BSN). Standar mutu
berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti tersebut yaitu SNI 01-3741-2002, SNI ini
halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak merupakan revisi dari SNI 01-3741-1995.
samin dan sebagainya, minyak ini merupakan
minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah 2.2. Sifat Fisika dan Kimia Minyak
tangga umumnya, dapat digunakan kembali Sifat-sifat minyak goreng dibagi ke
untuk keperluaran kuliner akan tetapi bila sifat fisik dan kimia. Sifat fisik terdiri dari
ditinjau dari komposisi kimianya, minyak warna, odor dan flavor, kelarutan, titik cair
jelantah mengandung senyawa-senyawa yang dan polymorphism, titik didih (boiling
bersifat karsinogenik, yang terjadi selama point), titik lunak (softening point), slipping
proses penggorengan. Jadi jelas bahwa point, shot melting point, bobot jenis, indeks
pemakaian minyak jelantah yang bias, titik asap, dan titik kekeruhan
berkelanjutan dapat merusak kesehatan (turbidity point). Sedangkan sifat kimia
manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan terdiri dari hidrolisa, oksidasi, hidrogenasi,
akibat selanjutnya dapat mengurangi dan esterfikasi.
kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu
perlu penanganan yang tepat agar limbah 2.3. Jenis Minyak
minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak Begitu banyak jenis minyak yang beredar di
menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan pasaran saat ini. Di antaranya minyak
manusia dan lingkungan, kegunaan lain bermerek, minyak kelapa sawit, minyak
dari minyak jelantah adalah bahan bakar curah dan lain-lain. Dari segi kandungan,
biodisel. minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi
Oleh karena itu, peneliti berusaha dan dan juga kandungan asam oleat dibanding
tertarik untuk menilit proses penjernihan atau minyak kemasan.
pemurnian minjak jelantahsehingga dapat
digunakan kembali menjadi minyak goreng 2.4. Faktor kerusakan Minyak
layak pakai seusai kadar analisis minyak Faktor-faktor kerusakan minyak akibat
goreng yang baru. Selain itu saya juga pemanasan adalah lamanya minyak kontak
membandingkan pula kadar analisis akhir dengan panas, pengaruh suhu, akselator
setelah di proses menggunakan adsorben oksidasi, dan kecepatan aerasi juga
ampas tebu. memegang peranan penting dalam
menentukan perubahan-perubahan selama
oksidasi termal
II. Tinjauan Pustaka
2.1. Karakteristik Minyak
Minyak adalah zat atau bahan yang 2.5. Kerusakan Minyak
Kerusakan minyak akan
tidak larut dalam air yang berasal dari
mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan
tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan

Anita Mesiyana | 2
pangan yang digoreng. Oksidasi minyak dapat Selama ini pemanfaatan ampas tebu
berlangsung bila terjadi kontak antara (sugar cane bagasse) yang dihasilkan masih
sejumlah oksigen dengan minyak. Oksidasi terbatas untuk makanan ternak, bahan baku
biasanya dimulai dengan pembentukan pembuatan pupuk, pulp, particle board, dan
peroksida dan hidroperoksida. Tingkat untuk bahan bakar boiler di pabrik gula. Di
selanjutnya adalah terurainya asam-asam samping terbatas, nilai ekonomi yang
lemak disertai dengan konversi hidroperoksida diperoleh juga belum tinggi. Oleh karena itu,
menjadi aldehid dan 25 keton serta asam-asam diperlukan adanya pengembangan proses
lemak bebas. Ketengikan (Rancidity) teknologi sehingga terjadi diversifikasi
terbentuk olehaldehida bukan oleh peroksida. pemanfaatan limbah pertanian yang ada.
Jadi kenaikan Peroxide Value (PV) hanya
indikator dan peringatan bahwa minyak akan 2.8. Proses Penjernihan Minyak
berbau tengik. Bleaching atau pemucatan merupakan proses
untuk memperbaiki warna minyak (Estiasih,
2.6. Minyak Jelantah
2009). Proses ini dilakukan untuk memenuhi
Minyak yang telah dipakai
kebutuhan konsumen. Misalnya pada minyak
menggoreng biasanya disebut minyak jelantah.
ikan tertentu, terutama minyak hasil samping
Kebanyakan minyak jelantah sebenarnya
penepungan ikan, kadang-kadang tidak
merupakan minyak yang telah rusak. Minyak
menarik sehingga kenampakannya harus
yang tinggi kandungan LTJ ( Lemak Tak
diperbaiki melalui proses pemucatan. Warna
Jenuh )-nya memiliki nilai tambah hanya pada
minyak ikan juga disebabkan oleh asam lemak
gorengan pertama saja, sementara yang tinggi
bebas beraksi membentuk senyawa berwarna.
ALJ ( Asam Lemak Jenuh )-nya bisa lebih
Adanya logam bebas seperti Fe mempercepat
lama lagi. Oleh proses penggorengan sebagian
proses perubahan warna tersebut. Konsumen
ikatan rangkap akan menjadi jenuh.
umumnya menghendaki minyak yang bening
Penggunaan yang lama dan berkali-kali dapat
dan jernih sehingga pada minyak ikan tertentu
menyebabkan ikatan rangkap teroksidasi,
harus dilakukan proses pemucatan.
membentuk gugus peroksida dan monomer
siklik.
2.9. Metode Pemurnian
Metode BleachingMenurut Estiasih (2009),
2.7. Tanaman Tebu ada dua metode umum pemucatan, yaitu
Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah metode adsorbsi dengan menggunakan
tanaman yang ditanam untuk bahan adsorben dan metode pemucatan kimiawi.
baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat Metode kimia jarang digunakan dan merupakn
tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini metode penghilangan warna dengan cara
termasuk jenis rumput-rumputan. Umur mengoksidasi pigmen dalam minyak menjadi
tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen senyawa yang tidak berwarna. Metode ini
mencapai kurang lebih 1 tahun. tidak digunakan untuk minyak makan. Efek
merugikan pada pemucatan secara kimiawi
Tabel 2.2 Komposisi % Kandungan adalah selain mengoksidasi pigmen, minyak
Kimia Ampas Tebu juga dapat teroksidasi. Bahan kimia yang
Komposisi Kimia
digunakan pada proses pemucatan kimiawi ini
Abu 0,79
Lignin 12,70 antara lain natrium klorit, hidrogen peroksida,
Pentosa 27,90 natrium hiperklorat, natrium perpirofosfat,
Sari (alkohol, benzena) 2,00 kalium permanganat, asam hidroklorat dan
Selulosa 44,70 natrium dikromat.
Kelarutan dalam air 3,70
panas
2.10. Jenis Adsorben
Adsorbsi merupakan suatu peristiwa
fisik pada permukaan suatu bahan yang

Anita Mesiyana | 3
tergantung dari spesifik affinity antara 2.12. Penentuan Kualitas Minyak
adsorben dan zat yang diadsorbsi (Ketaren, 2.12.1. Kadar Air
1986). Adsorbsi dapat diklasifikasikan Kadar air adalah sejumlah air yang
menjadi adsorbsi fisik dan kimia. Adsorbsi terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah
fisik terjadi karena adanya gaya Van der (yang disebut jugakelembaban tanah),
Walls dan bersifat reversibel. Adsorbent bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya.
yang digunakan dalam adsorbsi fisik harus Kadar air digunakan secara luas dalam bidang
memiliki luas permukaan yang luas sebagai ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam
tempat terkumpulnya solute. Sedangkan rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh
adsorbsi secara kimia biasanya bersifat air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa
irreversibel. Karena molekul – molekul secara volumetrik ataupun gravimetrik
dalam zat padat tiap – tiap arah sama maka (massa), basis basah maupun basis kering
gaya tarik menarik antara satu molekul (Wikipedia, 2014).Berat sampel setelah
dengan yang lain di sekelilingnya adalah konstan dapat diartikan bahwa air yang
seimbang. Sebab daya tarik yang satu akan terdapat dalam sampel telah menguap dan
dinetralkan oleh yang lain yang letaknya yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-
simetris. Lain halnya yang ada di permukaan, benar terikat kuat dalam sampel, setelah itu
gaya – gaya tersebut tidak seimbang karena dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui
pada suatu arah di sekeliling tersebut tidak persen kadar air dalam bahan (Winarno,
ada molekul lain yang menariknya. 2004).

2.11. Analisa Minyak 2.12.2. Kadar Asam Lemak Bebas (FFA)


Analisa lemak dan minyak yang umum Penentuan kadar asam lemak bebas
dilakukan pada bahan makanan dapat (FFA) berprinsip pada titrasi sampel yang
digolongkan dalam tiga kelompok tujuan dilarutkan dengan alkohol netral oleh NaOH
berikut: untuk menetralkan asam lemak bebas.
1. Penentuan kuantitatif atau penentuan Reaksi :
kadar lemak atau minyak yang terdapat
dalam bahan makanan.
2. Penentuan kualitas minyak (murni)
sebagai bahan makanan yang berkaitan
dengan proses ekstraksinya, atau ada Gambar 3. Reaksi Alkohol dengan NaOH
tidaknya perlakuan permurnian lanjutan, Asam lemak bebas berasal dari proses
misalnya penjernihan ( refining), hidrolisa minyak ataupun dari kesalahan
penghilangan bau (deodorizing), proses pengolahan. Kadar asam lemak yang
penghilang warna ( bleaching), dan tinggi berarti kualitas minyak tersebut semakin
sebagainya. Penentuan tingkat kemurnian rendah. Penentuan kadar asam lemak bebas
minyak ini sangat berhubungan erat dalam minyak ini bertujuan untuk menentukan
dengan kekuatan daya simpannya, sifat kualitas minyak. Penentuan kadar asam lemak
gorengnya, baunya maupun rasanya. bebas ini berdassarkan pada jenis asam lemak
Tolak ukur kualitas ini termasuk angka apa yang paling dominan dalam sampel
asam lemak bebas ( Free Fatty Acid atau minyak atau lemak yang digunakan.
FFA), bilangan peroksida, tingkat Bilangan asam menunjukkan
ketengikan dan kadar air. banyaknya asam lemak bebas dalam minyak
3. Penentuan sifat fisis maupun kimiawi dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram
yang khas atau mencirikan sifat minyak minyak. Bilangan asam juga merupakan
tertentu. parameter penting dalam penentuan kualitas
minyak. Bilangan ini menunjukkan banyaknya
asam lemak bebas yang ada dalam minyak
akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak

Anita Mesiyana | 4
terutama pada saat pengolahan. Asam lemak III. Metodologi Penelitian
merupakan struktur kerangka dasar untuk 3.1. Alat dan Bahan
kebanyakan bahan lipid (Agoes, 3.1.1. Alat
2008).Bilangan asam dinyatakan sebagai Erlenmeyer , alat titrasi, beaker glas, hot plate,
jumlah milligram KOH 0,1 N yang digunakan pipet tetes, termometer, batang pengaduk,
untuk menetralkan asam lemak bebas yang ayakan, kertas saring, neraca analitik, blender,
terdapat dalam satu gram minyak atau lemak oven, pipet volume, gelasa ukur dan botol
(Ketaren, 2002). reagen.

2.12.3. Penentuan Angka Penyabunan 3.1.2. Bahan


Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, Minyak jelantah, minyak goreng baru,
lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol. aquades, Alkohol Netral ( Absulot), larutan
Proses hidrolisis yang disengaja biasa NaOH, larutan HCl, Larutan KOH, asam
dilakukan dengan penambahan basa kuat asetat glasial, kloroform, larutan KI jenuh,
seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan larutan Na2S2O3, Indikator pp, dan indikator
dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses metil merah.
hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi
penyabunan atau saponifikasi (Yazid, 2005). 3.2. Tempat Penelitian
Angka penyabunan sama dengan Penelitian ini di lakukan di Laboraturium
Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan
KOH yang diperlukan untuk menyabunkan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya.
satu gram minyak dan lemak (Kataren, 2008).
Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH 3.3. Eksperimen Penelitian
yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 g Penelitian ini merupakan jenis
lemak. Untuk menetralkan 1 molekul gliserida penelitian yang dilakukan dengan metode
diperlukan 3 molekul alkali. Pada trigliserida eksperimen, dimana data-data yang diperoleh
dengan asam lemak yang rantai C-nya pendek, melalui serangkaian percobaan.
akan didapat bilangan penyabunan yang lebih
tinggi daripada asam lemak dengan rantai C 3.4. Prosedur Kerja
panjang. Mentega yang kadar butiratnya tinggi 3.4.1. Pengolahan Ampas Tebu
mempunyai bilangan penyabunan yang paling Ampas tebu dipilih dan diambil ampas
tinggi (Winarno,2002). tebu yang bagus.Kemudian ampas tebu yang
bagus dicuci bersih dengan air mengalir untuk
2.12.4. Penentuan Bilangan Peroksida menghilangkan kotorannya.Setelah dicuci,
Penentuan angka peroksida atau ampastebu dikeringkan dibawah terik matahari
bilangan peroksida merupakan suatu metode sampai kering.
yang biasa digunakan untuk menentukan Selanjutnya ampas tebu diblender
degradasi minyak atau untuk menentukan kering sampai menjadi bubuk putih
derajat kerusakan minyak. tebu.Bubuk ampas tebu di ayak dengan 3
Bilangan peroksida adalah indeks ukuran partikel yang diinginkan.etelah diayak,
jumlah lemak atau minyak yang telah ampas tebu siap digunakan untuk tahap
mengalami oksidasi angka peroksida sangatlah selanjutnya.
penting untuk identifikasi tingkat oksidasi
minyak. Minyak yang mengandung asam- 3.4.2. Proses Penjernihan Minyak
asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh Disiapkan minyak goreng yang telah
oksigen yang menghasilkan suatu senyawa dipakai beberapa kali (minyak jelantah) dan
peroksida. Cara yang sering digunakan untuk juga minyak goreng baru. Kemudian kedua
menentukan angka peroksida adalah dengan minyak disaring terlebih dahulu untuk
metode titrasi iodometri. memisahkan minyak dengan kotoran yang

Anita Mesiyana | 5
melekat.Lalu dilakukan analisis terlebih ml, ditambahkan 25 ml larutan KOH
dahulu kandungan kedua minyak. alkoholis 0,5 N yang sudah
Selanjutnya disiapkan 3 erlenmeyer distandarisasi.Kemudian direfluks dengan
masing-masing tambahkan 100 ml minyak pemanas sampai larutan menjadi jernih (
pemakaian 2x, 3x, 4x.Ditimbang ampas tebu ±1,5 – 2 jam ), Setelah refluks selasai
sebanyak 10 gram sebanyak 3x kali. dinginkan dan encerkan sampai 100
Kemudian dimasukan ampas tebu ke Dalam ml.Diambil 10 ml larutan hasil pengenceran,
masing-masing minyak.Selanjutnya rendam dititrasi menggunakan HCL 0,1 N
minyak dengan ampas tebu sampai kondisi menggunakan indikator pp, Titrasi dilakukan
optinum lalu disaring.Langkah selanjutnya sebanyak 3 kali.
dianalisa kandungan minyak sebelumnya telah
direndam dengan ampas tebu. 3.5.4. Penentuan Bilangan Peroksida
Sebelum memulai pengujian sampel,
3.5. Prosedur Analisa buatlah dahulu larutan peroksida yaitu
3.5.1. Kadar Air Dalam Minyak dengan melarutkan 75 ml asam asetat glasial
Ditimbang berat cawan. Ditimbang ± dengan 50 ml chloroform. Usahakan larutan
10 gram minyak dalam botol lalu timbang ini sudah homogen saat dipakai. Lalu
bermulut lebar, kemudian di oven pada suhu diambil sampel minyak lalu ditimbang
1050C sampai berat konstan, selanjutnya sebanyak 2,5 gram kemudian masukkan
ditimbang. Lalu dicatat hasil timbangan yang kedalam labu erlenmeyr 100 ml. Kemudian
diperoleh. Ditambahkan 15 ml larutan peroksida ke
dalam labu erlenmeyer, aduk sampai
3.5.2. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA) homogen kemudian tambahkan 0,25 larutan
Ditimbang 2 gram sampel dalam KI jenuh.
erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan 50 ml Setelah itu menutup seluruh
alkohol netral yang panas dan 1 ml indikator permukaan erlenmeyer menggunakan kertas
phenophtalein (PP), lalu dikocok.Kemudian aluminium foil untuk mencegah cahaya
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N yang masuk lalu letakkan ditempat yang gelap
telah distandarisasi sampai warna merah dan diamkan selama 2 menit.Setelah 2 menit
jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 ambil labu erlenmeyer dan tambahkan 15 ml
detik. aquades, kemudian tambahkan pula indikator
amilum 0,55 sebanyak 0,5 ml sampai
3.5.3. Penentuan Angka Penyabunan berubah warna kebiruan.Lakukan titrasi
1. Pembuatan KOH alkoholis 0,5 N terhadap sampel menggunakan larutan
Ditimbang 1,2 gram tablet KOH murni, Tiosulfat atau Na2S2O3 sampai warna
dilarutkan dengan etanol 95% sampai volume kebiruannya hilang.Lakukan tirasi sebanyak
150 ml. Kemudian Larutan dibiarkan semalam 3 kali dan catat volume Na2S2O3 yang
dalam botol tertutup, kemudian disaring dan terpakai.
distandarisasi dengan HCL 0,5 N
menggunakan indikator PP. IV. Hasil Dan Pembahasan
2. Standarisasi KOH alkoholis 0,5 N Dalam penelitian ini terlebih dahulu
Diambil 10 ml KOH alkoholis 0,5 N diamati keadaan fisik dan kandungan minyak
menggunakan pipet ukur, dimasukkan dalam goreng yang bagus sebagai tolok ukur
erlenmeyer. Selanjutnya Titrasi keberhasilan penelitian ini. Minyak yang
menggunakan HCL 0,5 N menggunakan bagus tidak berbau serta berwarna kuning
indikator PP, Titrasi dilakukan sebanyak 3 bening dan jernih. Kadar airnya 0,1819 %,
kali. kadar FFA 0,0998 %, dan angka
3. Penentuan angka penyabunan penyabunannya 133,7048. Selanjutnya
Ditiimbang 0,5 gram minyak, lalu dilakukan proses pemurnian sampel minyak
dimasukan dalam labu alas bulat volume 100 hasil pengorengan yang diambil dari penjual

Anita Mesiyana | 6
gorengan. Minyak yang diperoleh berbau selama 3 x 24 jam, di letakkan pada tempat
tengik bekas gorengan dan berwarna kuning penyimpanan yang sama.
keruh. Minyak jelantah yang sudah di beri
Setelah dilakukan perendaman dengan perlakuan di saring menggunakan kertas
ampas tebu, minyak dengan lama perendaman saring untuk memisahkan antara minyak
1x24 jam masih memiliki bau dari gorengan. jernihnya dengan kotorannya. Ciri khas dari
Untuk lama perendaman 2x24 jam, minyak minyak hasil penjernihan masih ada bau tengik
masih sedikit berbau sedangkan untuk lama tetapi untuk warna berubah dari warna yang
perendaman 3x24 jam minyak sedikit sekali agak keruh menjadi bening, selanjutnya
berbau tengik. Minyak jelantah yang telah minyak siap untuk di analisa lebih lanjut lagi.
direndam dengan ampas tebu rata-rata
berwana kuning bening mendekati warna 4.3. Hasil Analisa Terhadap Minyak
minyak bagus. Jelantah
4.3.1. Hasil Analisa Kadar Air Dalam
4.1 Hasil Pengolahan ampas tebu Minyak
Langkah pertama untuk memperoleh ampas
tebu sebagai adsorben maka ampas tebu Kadar Air Dalam
terlebih dahulu di olah dengan cara Minyak
membersihkan ampas tebu lalu di keringkan
pada terik matahari lalu dipotong kecil-kecil 0.15
lalu diblender ampas tebu sampai menjadi
0.1
serbuk-serbuk ampas tebu. Serbuk ampas
tebu yang diperolah tadi di bawa ke Lab
0.05 kadar Air
Analitik untuk di ayak sesuai ukuran yang di
perlukan yaitu 40 mesh, 60 mesh, dan 80 0
mesh. Ampas tebu mempunyai tekstur yang 0x 2x 3x 4x
lembut dengan bau yang agak menyengat
khas dari tebu , selanjutnya ampas tebu yang Gambar 4.2 Grafik hubungan antara kadar air
terhadap lama perendaman pada sampel sebelum
sudah di ayak disimpan dalam tempat yang diberikan perlakuan
berbeda sesuai ukurannya agar tidak
tercampur lagi dan siap untuk digunakan Pada grafik di atas diperlihatkan
sebagai sampel penelitian. bahwa waktu perndaman yang semakin lama
4.2. Hasil Proses Penjernihan Minyak dapat menurunkan kadar air hingga 0,12 %,
Jelantah pada analisa kadar minyak ini diperoleh bahwa
Pada tahap ini, sebelum dilakukan minyak jelantah yang baik adalah minyak
analisa terlebih dahulu minyak jelantah yang jelantah yang di rendam dengan waktu yang
menjadi sampel yaitu 2x, 3x, 4x, di berikan lama yaitu 3x 24 jam dengan ukuran ampas
perlakuan yaitu dengan menambahkan ampas tebu yang dipakai 80 mesh pada minyak
tebu sebanyak 10 gram pada masing-masing jelantah 4x pemakaian. Untuk
minyak yang ditempatkan pada botol berwarna membandingkan kualitas minyak jelantah
gelap dengan ukuran 150 ml kemudian di tersebut maka dilakukan pula analisa terhadap
tutup seluruh permukaan botol menggunakan minyak jelantah hasil penjernihan yang
kertas aluminium foil, kemudian perendaman memperoleh hasil sebagai berikut :
minyak dilakukan sesuai dengan lama
perendaman yang telah ditentukan yaitu 2x (
minyak jelantah 2x pemakaian) direndam
selama 1 x 24 jam, 3x ( minyak jelantah 3x
pemakaian) direndam selama 2 x 24 jam, dan
4x ( minyak jelantah 2x pemakaian) direndam

Anita Mesiyana | 7
4.3.2. Hasil Analisa Asam Lemak Bebas (
Kadar Air Dalam FFA)
Minyak Asam Lemak Bebas
0.15
Kadar air 1x 0.05
24 jam 0.04
Axis Title

0.1
Kadar air 2 0.03
0.05 x 24 jam 0.02 Series1

Kadar air 3 0.01 Series2


0 0
x 24 jam Series3
0x 2x 3x 4x

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara


kadar air terhadap lama perendaman pada
sampel setelah diberikan perlakuan
Gambar 4.4 Grafik hubungan kadar asam
Pada grafik ini menunjukkan lemak bebas (FFA) terhadap sampel
perubahan kadar air yang lebih stabil setelah minyak sebelum diberikan perlakuan
minyak jelantah diberikan perlakuan dapat
dilihat bahwa minyak goreng dengan lama Dari hasil analisa yang dilakukan seperti pada
perendaman 3 x 24 (60 mesh )jam dan minyak grafik di atas bahwa semakin sering minyak
goreng dengan lama perendaman 3 x 24 ( 80 digunakan maka kadar asam lemak bebasnya
mesh ) jam memiliki kadar air yang sama yaitu semakin meningkat hal ini disebabkan oleh
0,14 hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya perubahan kandungan kimia pada
ukuran ampas tebu yang digunakan pada saat minyak tersebut sehingga minyak akan
penjernihan dan lama perendaman. Kestabilan semakin jenuh dan berbahaya bagi tubuh
dicapai karena didukung oleh ukuran partikel diperoleh pada minyak baru kadar asam lemak
ampas tebu yang semakin kecil, sehingga daya bebasnya sebesar 0,024 %, minyak 2x
adsorpsi akan semakin baik. Pada minyak pemakaian 0,029 %, 3x pemakaian 0,022, dan
jelantah pemakaian 2 x dengan lama 4x pemakaian 0,04%, jadi semakin meningkat.
perendaman 1 x 24 jam memilki kadar air Sehingga dilakukan lah penjernihan minyak
yang besar yaitu 0,15 % , hal ini disebabkan dengan ampas tebu dengan lama perendaman
karena semakin singkat waktu perendaman 1x 2 jam , 2 x 24 jam, dan 3 x 24 jam dengan
minyak pada tahap penjernihan maka semakin ukuran ampas tebu berturut-turut 40 mesh, 60
mengurangi kemampuan adsorpsi ampas tebu mesh. 60 mesh.
untuk menyerap kandungan air pada minyak
jelantah. Asam Lemak Bebas
Berdasarkan hasil analisa kadar air diatas 0.14 Asam Lemak
maka dapat disimpulkan bahwa minyak 0.12 Bebas 1x 24
jelantah 3 x pemakaian dengan lama 0.1 jam
Axis Title

perendaman mempunyai kualitas yang lebih 0.08 Asam Lemak


baik dibandingkan dengan minyak jentah 2x,
0.06 Bebas 2 x 24
3x pemakaian dengan lama perendaman 1 x 24 jam
0.04
jam, dan 2 x 24 jam. Hal ini dikarenakan oleh
minyak jelantah 2 x pemakaian sebelum dan 0.02 Asam Lemak
0 Bebas 3 x 24
sesudah diberikan perlakuan mempunyai kadar jam
air yang tetap dan lebih kecil dibandingan 0x 2x 3x 4x
minyak lainnya yaitu 0,14 % dan lebih kecil Gambar 4.5 Grafik hubungan kadar asam
dari angka kadar air pada minyak baru dimana lemak bebas (FFA) terhadap sampel
kadar air pada minyak baru adalah 0,15%. minyak sesudah diberikan perlakuan

Anita Mesiyana | 8
Dari grafik diatas diperoleh hasil yang menyebabkan berbagai macam
bahwa asam lemak bebas pada minyak penyakit. Setelah diberikan perlakuan untuk
jelantah setelah diberikan perlakuan dengan membuktikan bahwa kualitas minyak
menambahkan ampas tebu sebagai adsorben jelantah hasil penjernihan baik maka
mengalami penurunan kadar asam lemak diberikanlah perlakuan dengan
bebas pada minyak 2x pemakaian dengan lama menambahkan ampas tebu sebagai adsorben
perendaman 1 x 24 jam dari 0,029% menjadi maka diperolah hasil sebagai berikut :
0,015 %, minyak 3 x pemakaian dengan lama
perendaman 2 x 24 jam dari 0,022% menjadi Angka Penyabunan
0,011 %, dan minyak 4x pemakaian dengan
20 Angka
lama perendaman 3 x 24 jam dari 0,04
menjadi 0,015%, jika kita lihat angka asam 15 Penyabuna

Axis Title
n 1x 24 jam
lemak bebas pada minyak tersebut lebih kecil
10
dari angka asam lemak bebas pada minyak
goreng baru. Angka
5
Penyabuna
0 n 2 x 24
4.3.3. Hasil Analisa Angka Penyabunan jam
0x 2x 3x 4x
Pada analisa angka penyabunan, diperoleh
hasil bahwa minyak jelantah setelah Gambar 4.7 Grafik hubungan angka
diberikan perlakuan dengan menambahkan penyabunan terhadap sampel minyak
ampas tebu mengalami penurunan angka sesudah diberikan perlakuan
penyabunan dibandingkan angka
penyabunan sebelum diberikan perlakuan. Setelah dilakukan analisa maka di peroleh
hasil bahwa minyak jelantah yang
Angka Penyabunan dijernihkan menggunakan ampas tebu
80
sebagai adsorben mampu menurunkan angka
70 bilangan penyabunan pada minyak jelantah
60 bahkan perbedaan angka penyabunannya
50 lebih besar pada minyak 2x pemakaian dari
40
30 Series1 23,375 menjadi 1,4, minyak 3x pemakaian
20 Series2 dari 46,75 menjadi 4,675, dan 4x pemakaian
10 dari 73,865 menjadi 16,3. Sehingga jika
0 Series3
dihitung perbandingannya minyak dengan
pemakaian 3x dengan perendaman 2 x 24
jam merupakan kondisi optimum atau yang
baik untuk angka penyabunan pada minyak
Gambar 4.6 Grafik hubungan angka jelantah dengan perbandingan 1: 10.
penyabunan terhadap sampel minyak
sebelum diberikan perlakuan 4.3.4. Hasil Analisa Bilangan Peroksida
Pada tahap ini, minyak di analisa bilangan
Berdasarkan garafik diatas, peroksidanya, setelah dilakukan analisa pada
dapat dilihat bahwa angka penyabunan pada minyak baru dan minyak jelantah diperoleh
minyak dengan pemakaian 2x, 3x, dan 4x, hasil sebagai berikut :
mengalami kenaikan yaitu dari 2,3 pada 0x
pemakaian , 23,375 pada 2 x pemakaian ,
46,75 pada 3x pemakaian dan 73,865 pada
4x pemakaian dan kenaikan angka
penyabunan ini menunjukkan bahwa
semakin sering minyak digunakan berarti
semakin tidak bagus kualitas minyak tersebut

Anita Mesiyana | 9
Darigrafik diatas dapat dilihat
Bilangan Peroksida bahwa setelah dilakukan analisis lebih lanjut
dengan memberikan perlakuan yaitu
25
20 menambahkan ampas tebu sebagai adsorben
15 dapat menurunkan angka bilangan peroksida
10 Series1 pada minyak jelantah menjadi lebih kecil dari
5 angka bilangan peroksida sebelum diberikan
Series2
0 perlakuan. Dan hal tersebut dapat dilihat dari
Series3
penurunan angka bilangan peroksida pada
minyak jelantah pemakaian 2 x berubah dari
8,6 menjadi 5 , pada pemakaian 3x berubah
dari 16 menjadi 2,8, dan pada pemakaian 4x
Gambar 4.4 Grafik hubungan bilangan
berubah dari 23 menjadi 17,2. Perubahan yang
peroksida terhadap sampel minyak
signifikan terlihat pada minyak jelantah
sebelum diberikan perlakuan
dengan pemakaian 3x dengan lama
perendaman 2 x 24 jam sehingga dapat
Dapat dilihat pada grafik, setelah dilakukan
dikatakan minyak tersebut memiliki kualitas
analisa ternyata pada minyak baru dan minyak
yang lebih baik daripada minyak 2x
jelantah di peroleh hasil bahwa angka bilangan
pemakaian dan 4x pemakaian untuk hasil
peroksida pada minyak jelantah dengan
penjernihan
pemakaian 2x,3x, dan 4x mengalami kenaikan
V. Kesimpulan dan saran
yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
5.1 Kesimpulan
kualitas minyak ini berbahaya karena
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
mengingat bilangan peroksida adalah salah
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
satu pemicu kanker. Minyak baru mempunyai
1. Ampas tebu dapat digunakan sebagai
bilangan peroksida sebesar 2,4, minyak
adsorben dalam penjernihan minyak
jelantah dengan pemakaian 2x = 8,6, minyak
jelantah.
pemakaian 3x= 16, dan minyak pemakaian 4x
2. Setelah dilakukan analisa ternyata
= 86.
kualitas minyak jelantah sesudah
Oleh karena itu, maka dilakukan pula analisis
diberikan perlakuan dengan
pada minyak jelantah hasil penjernihan dengan
menambahkan ampas tebu sebagai
lama perendaman sama seperti parameter
adsorben setelah melewati proses
lainnya maka diperoleh hasil sebagai berikut :
penjernihan dengan lama perendaman
tertentu menunjukkan hasil bahwa
Bilangan Peroksida minyak jelantah hasil penjernihan
20 memiliki kualitas yang baik yaitu
Bilangan
Peroksida
minyak dengan pemakaian 3 x serta
15 1x 24 jam dengan lama perendaman 2 x 24 jam .
Axis Title

3. Kadar air pada minyak 2x,3x,dan 4x


Bilangan
10 pemakaian adalah 0,13%, 0,14%, dan
Peroksida 2
x 24 jam 0,12%, setelah dilakukan penjernihan
5 maka diperoleh hasil kadar minyaknya
Bilangan
sebesar 0,15%, 0,14%, dan 0,14%
0 Peroksida 3
x 24 jam
4. Angka bilangan asam bebas pada
0x 2x 3x 4x minyak 2x, 3x, 4x pemakaian adalah
Gambar 4.5 Grafik hubungan bilangan 0,029%, 0,022%, dan 0,04%, setelah
peroksida terhadap sampel minyak dilakukan perjernihan maka diperoleh
sesudah diberikan perlakuan angka bilangan asam bebas sebesar
0,015%, 0,011%, dan 0,015 %

Anita Mesiyana | 10
5. Angka Bilangan penyabunan pada AOAC. 1990. Official Methods of Analysis of
minyak 2x, 3x, dan 4x pemakaian the Assosiation of offi cial Analytical
adalah 23,375, 46,75, dan 73,865, Chemists. Washington, Dc : AOAC
setelah dilakukan penjernihan maka inc.
diperoleh angka bilangan penyabunan Badan Standarisasi Nasional-BSN. 1998. Cara
sebesar 1,4, 4,675, dan 16,3 Uji Minyak dan Lemak. Jakarta.
6. Angka bilangan peroksida pada Badan Standarisasi Nasional. 2002. Minyak
minyak 2x, 3x, dan 4x pemakaian Goreng. Jakarta.
adalah 8,6, 16, dan 23, setelah http://Sistinurrahmah.blogspot.co.id/2013/05/
dilakukan penjernihan diperoleh angka Penentuan Angka Peroksida pada
bilangan peroksida sebesar 5, 2,8, 17,2 Minyak. Html. Diakses pada tanggal
. 22 desember 2017.
7. Dilihat dari kualitas minyak jelantah http://Angkringankimia.blogspot.co.id/2013/0
hasil penjernihan pada kondisi yang 1/perbaikan-mutu-minyak-goreng-
optimum yaitu pada pemakaian 3x bekas.html. diakses pada tanggal 07
dengan lama perendaman 2 x 24 jam juli 2017.
menunjukkan bahwa kualitas minyak
hasil penjernihan ini baik dan hampir Ir. Ahmad Supriydi. 1992. Rendemen tebu.
mendekati kualitas minyak goreng baru Yogyakarta : Kanisius.
sehingga masih aman untuk
dikonsumsi oleh konsumen. Vogel, 1985.Buku Teks Analisis Anorganik
8. Lama perendaman mempengaruhi hasil Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi I.
dari penjernihan minyak yang Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
diharapkan. Witono, Johanes Anton. Produksi Furfural
dan Turunannya: Alternatif Peningkatan
Nilai Tambah Ampas Tebu Indonesia
(Sebuah Wacana bagi Pengembangan
5.2 Saran Industri Berbasis Limbah Pertanian).
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Jakarta: Program Studi Teknik Kimia,
dengan menggunkan karbon aktif lain Departemen Teknik Gas dan Petrokimia,
seperti kulit buah semangka atau yang Universitas Indonesia.
lainnya. www.wikipedia.com, 2008. “Tebu (Sugar
2. Perlu diteliti menggunakan ukuran Cane)”.
adsorben yang lebih kecil lagi karena
semakin kecil ukuran adsorben maka
semakin tinggi daya serap adsorben pada
penelitian ini digunakan

DAFTAR PUSTAKA
Aidil, Muhammad dan Lince. 2003.
Kemampuan Adsorpsi Tempurung
Kelapa Sawit dengan Reaksi
Karbonisasi dalam Proses Pemucatan
Minyak Goreng Curah Inderalaya:
Jurusan Teknik Kimia UNSRI.
Andiani, Ria, Halimatussyakdiah. 2003.
Pemucatan Minyak Curah dengan
Bleaching Earth. Inderalaya: Jurusan
Teknik Kimia UNSRI.

Anita Mesiyana | 11

Вам также может понравиться