Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari / Tanggal / Presentasi Kasus: tahun 2018
SMF ANAK
Rumah Sakit Umum Daerah Koja
Identitas Pasien
Nama lengkap : An. Azizan Assa Jenis kelamin : Perempuan
Anamnesis
Diambil dari : Alloanamnesis
Tanggal : 07 Mei 2018
Riwayat Nutrisi
Susu : Asi sejak lahir- 1 tahun 3 bulan
Susu Formula 1 tahun 4 bulan
Riwayat Perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama : ± 8 bulan
Psikomotor : Tengkurap : ± 5 bulan
Duduk : ± 6 bulan
Merangkak : ± 7 bulan
Berdiri : ± 8 bulan
Menyebut ”mama” : ± 11 bulan
Kesan : tidak ada gangguan pada tumbuh kembang anak
Riwayat Imunisasi
Bulan
Imunisasi
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12
Hepatitis B + + +
Polio + + + +
BCG +
DPT + + +
Campak +
Pemeriksaan Fisis
Tanggal / jam : 7 Mei 2018 pk. 14:30 WIB.
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital :
- Suhu : 38,4 oC
- RR : 20 x/menit
- HR : 120 x/menit
Antropometri
- Tinggi badan : 86 cm
- Berat badan : 12 kg
- Lingkar kepala : 50 cm
- Lingkar lengan atas : 15 cm
- Lingkar Dada : 55 cm
Pemeriksaan sistem
Kepala
Bentuk dan ukuran : Normocephal
Rambut dan kulit kepala : rambut bewarna hitam, kulit kepala normal tidak ada alopecia
maupun sikatrik
Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, mata cekung (+),
Refleks pupil langsung dan tidak langsung (+)
Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang
Hidung : Bentuk normal, sekret (-), tidak ada septum deviasi
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tenang, tidak hiperemis
Mulut : Bentukmulut normal, sianosis (-), mukosa mulut kering
Lidah : warna lidah normal, tidak putih.
Leher
Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
Thorax
Dinding Toraks : simetris, tidak terdapat retraksi sela iga
Paru :
o Inspeksi : gerakan kedua lapang paru statis dinamis simetris, tidak ada
pergerakan dada yang tertinggal tidak ada pectus exavatum
maupun carinatum.
o Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing, tidak ada ronki.
o Perkusi : sonor kanan dan kiri seluruh lapang paru
o Palpasi : tidak ada pelebaran sela iga maupun massa
Jantung :
o Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
o Auskultasi : Bunyi jantung I & II, reguler, murni, murmur (-), gallop (-).
o Palpasi : Iktus kordis pada sela iga ke IV pada garis midklavikularis kiri
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, turgor kulit normal, nyeri tekan (-).
Hati : Tidak teraba pembesaran.
Limpa : Tidak teraba pembesaran.
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen.
Auskultasi : Bising usus meningkat (+).
- -
- -
- -
- -
Akral Dingin sianosis
Ringkasan
Seorang anak laki-laki datang dengan keluhan BAB cair sebanyak 3 kali seharinya
seminggu smrs, tidak ada ampas. BAB bewarna kuning, berbau asam. BAB tidk ada lendir maupun
darah. Pasien disertai demam seminggu smrs. Demam sepanjang hari, turun ketika minum obat
paracetamol saja. Pasien ada muntah, seharinya sebanyak 3 kali. Isi muntahan berupa makanan
yang dimakan. Pasien rewel dan bibir pasien kering. Pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum
anak tampak lemas, agak rewel mata cekung, air mata masih ada, turgor kulit kembali cepat dan
berat badan mengalami penurunan. Pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan antara lain:
suhu 38,4oC, Frekuensi Nadi 120 x/ menit, Frekuensi nafas 20x/ menit. Pada pemeriksaan
laboratorium di dapatkan Hb 12,4 g/dL, Ht 34,8%, Leukosit 9,36 103/ uL, Trombosit 236 103/uL.
Pemeriksaan elektrolit yang dilakukan didapatkan hasil: Natrium 141 mEq/L, Kalium 2,85 mEq/L,
Clorida 99 mEq/dL.
Diagnosa Banding
1. Diare cair akut ec infeksi bakterial dengan dehidrasi ringan-sedang
2. Diare cair akut ec infeksi bacterial dengan dehidrasi berat
3. Gastroenteritis akuta e.c virus
4. Demam Tipoid
Diagnosa Kerja
Diare cair akut dengan dehidrasi derajat ringan-sedang
Penatalaksanaan
Medika mentosa
a. IVFD Kaen 3B + 10 mEq KCl/12 jam
b. Zinc 20mg/5ml 1 x 1 cth
c. Ibuprofen 100mg/5ml 3x ½ cth
d. Ceftriaxone 1x600 mg iv
Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
Hasil Follow Up Pasien
Hari 2 (18 Mei 2018)
S : BAB mulai berkurang 1 kali seharinya. BAB sudah ada ampas. Konsisten BAB nya sudah
lunak. Pasien sudah tidak demam. Pasien sudah tidak muntah dan mual. Nafsu makan
pasien sudah membaik. Pasien sudah tidak rewel dan bibir pasien sudah lembab. Warna
BAK pasien tidak kuning lagi.
O : KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 128 x/ menit
RR : 28x menit
S : 37,0 oC
PF:
Kepala : Normocephali
Mata : CA -/-, SI -/-. Cekung -/-
Hidung : Sekret (-), Septum deviasi (-)
Mulut : Mukosa basah, sianosis (-), lidah kotor (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar.
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor/Pulmo : BJ I/II Reguler murni, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : BU (+), Supel (+), turgor kembali cepat
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’, edema (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 08 Mei 2018 Jam 09:19
Feses Rutin
Makroskopis
Warna Coklat Kuning coklat
Konstintensi Lembek Agak lunak
Lendir (-) Negatif (-) Negatif
Darah (-) Negatif (-) Negatif
Mikroskopis
Leukosit 1-2/ LPB 0-2
Eritrosit 0-1/ LPB 0-1
Epitel +1 /LPB 0-4
Lemak (-) Negatif (-) Negatif
Serat tumbuhan (+) Positif (+) Positif
Amoeba (-) Negatif (-) Negatif
Jamur (-) Negatif (-) Negatif
Telur cacing (-) Negatif (-) Ngeatif
Tinjauan Pustaka
Definisi
Menurut IDAI 2010 diare akut adalah BAB pada byi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disrtai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu.1 sedangkan menurut WHO diare cair akut adalah suatu
keadaan dimana diare lebih dari 3 kali sehari yang berlangsung kurang dari 14 hari dan tidak
mengandung darah.2 Menurut Nelson diare didefenisikan sebagai volume BAB cair yang sangat
banyak dalam sehari (10ml feses/ kgBB/ hari).3
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi BAB nya lebih dari 3-4 kali perhari. keadaan
inti tidak dapat disebut diare dan bersifat fisiologis selama berat badan bayi meningkat normal.
Sehingga untuk bayi yang minum ASI secara ekslusif defines diare adalah meningkatnya frekuensi
BAB atau konsistennya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal.kadang-kadang pada anak-
anak yang BAB kurang dari 3 kali, tetapi konsistensinya cair ini sudah bisa disebut diare.1
Epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di
Indonesia dan meruoakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak,
terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya, karena
diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17%
kematian anak di dunia disebabkan oleh diare, sedangkan di Indonesia yang terbanyak yaitu 42%
dibandingkan pneumonia 24 % untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2 %
disbanding pneumonia 15,5%.1
Tatalaksan
Penatalaksaan diare akut sebaiknya didasarkan pada departemen kesehatan dengan
merujuk pada panduan WHO didukung oleh IDAI yang menetapkan strategi 5 pilar
penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare pada anak baik yang dirawat dirumah ataupun di
rumah sakit yang dikenal dengan program LINTAS DIARE (Lima Langkah Menuntaskan Diare),
yang terdiri atas:1,2
1. Rehidrasi
Rehidrasi dengan oralit dan cairan resusitasi sesuai derajat dehidrasi. Beri cairan rumah tangga
sebagai tambahan seperti kuah sayur, air tajin, air matang, dll.
2. Pemberian zinc selama 10 hari berturut-turut
Beri zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan cara
dikunyah atau dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI. Umur < 6 bulan diberi 10
mg (1/2 tablet) per hari. Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.
3. ASI dan makanan tetap diteruskan, untuk mencegah kurang gizi
Selama diare pemberian ASI tidak boleh dikurangi atau dihentikan. Beri makan sesuai umur
anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat. Beri makan rendah serat, frekuensi lebih
sering dari biasanya dengan porsi kecil (setiap 3-4 jam).
4. Antibiotik selektif sesuai indikasi
5. Edukasi kepada orang tua atau pengasuh untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan
bila: berak cair lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan dan minum sangat sedikit,
timbul demam, berak berdarah, dan tidak membaik dalam 3 hari. Serta edukasi untuk
pencegahan faktor resiko diare sebagaimana yang diterangkan berikut ini.