Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
SYAMSU RIZALI
NIM I1B108626
Judul : Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis Ilues Paralitik dan Obstruktif di
Ruangan ICU RSU Ulin Banjarmasin
Dengan ini telah disetujui pembuatannya oleh Pembimbing Lahan dan Pembimbing
Akademik sebagai penugasan individu dalam Stase Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat
Program Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Tahun 2012
Menyetujui
_______________________ ______________________
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS ILEUS
B. Penyebab
Ileus Paralitik biasanya dapat disebabkan oleh :
1. Kimia, elektrolit, atau gangguan mineral (seperti turunnya kadar potassium)
2. Komplikasi bedah intraabdominal
3. Cedera/penurunan suplai darah ke daerah abdominal
4. Infeksi intra abdominal
5. Penyakit ginjal dan paru
6. Penggunaan obat-obat tertentu, seperti narkotik
Ileus Obstruktif merupakan hasil dari sumbatan mekanik dari lumen intestinal biasanya
disebabkan oleh tiga mekanisme ; 1. blokade intralumen (obturasi), 2. intramural atau
lesi intrinsik dari dinding usus, dan 3. kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi
ekstrinsik dari intestinal. Berbagai kondisi yang menyebabkan terjadinya obstruksi
intestinal biasanya terjadi melalui satu mekanisme utama. Satu pertiga dari seluruh
pasien yang mengalami ileus obstruktif, ternyata dijumpai lebih dari satu faktor etiologi
yang ditemukan saat dilakukan operasi. (Thompson, 2005)
Contoh penyebab ileus obstruksi :
1. Adhesi ( Perlekatan Usus Halus ) merupakan penyebab tersering illeus obstruktif,
sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bias disebabkan oleh riwayat operasi
intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang
3
Syamsu Rizali / I 1B108626
Beberapa Penyebab Obstruksi Mekanik dari Intestinal (Whang et al., 2005)
(Thompson, 2005)
Obturasi Lesi Ekstrinsik Lesi Intrinsik
Intraluminal
- Feses - Akumulasi Cairan - Coli ulcer
- Meconium - Neoplasma
Neoplasma
Post Operatif - Tumor Jinak
Volvulus - Karsinoma
- Karsinoid
- Limpoma
- Sarcoma
Trauma
- Intramural Hematom
C. Patofisiologi
Respon Usus Halus Terhadap Obstruksi
Normalnya, sekitar 2 L asupan cairan dan 8 L sekresi dari gaster, intestinal dan
pankreaticobilier ditansfer ke intestinal setiap harinya. Meskipun aliran cairan menuju ke
intestinal bagian proksimal, sebagian besar cairan ini akan diabsorbsi di intestinal bagian
distal dan kolon. Ileus obstruktif terjadi akibat akumulasi cairan intestinal di proksimal
daerah obstruksi disebabkan karena adanya gangguan mekanisme absorbsi normal
proksimal daerah obstruksi serta kegagalan isi lumen untuk mencapai daerah distal dari
obstruksi.
Akumulasi cairan intralumen proksimal daerah obstruksi terjadi dalam beberapa jam dan
akibat beberapa faktor. Asupan cairan dan sekresi lumen yang terus bertambah terkumpul
dalam intestinal. Aliran darah meningkat ke daerah intestinal segera setelah terjadinya
obstruksi, terutama di daerah proksimal lesi, yang akhirnya akan meningkatkan sekresi
intestinal. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kepekaan vasa splanknik pada daerah
obstruksi terhadap mediator vasoaktif. Pengguyuran cairan intravena juga meningkatkan
volume cairan intralumen. Sekresi cairan ke dalam lumen terjadi karena kerusakan
mekanisme absorpsi dan sekresi normal. Distensi lumen menyebabkan terjadinya
kongestif vena, edema intralumen, dan iskemia.
Gas intestinal juga mengalami akumulasi saat terjadinya ileus obstruktif. Sebagian kecil
dihasilkan melalui netralisasi bikarbonat atau dari metabolisme bakteri. Gas di Intestinal
terdiri atas Nitrogen (70%), Oksigen (12%), dan Karbon Dioksida (8%), yang
komposisinya mirip dengan udara bebas. Hanya karbon dioksida yang memiliki cukup
tekanan parsial untuk berdifusi dari lumen.
Intestinal, normalnya, berusaha untuk membebaskan obstruksi mekanik dengan cara
meningkatkan peristaltik. Periode yang terjadi ialah berturut-turut: terjadinya
hiperperistaltik, intermittent quiescent interval, dan pada tingkat akhir terjadi ileus.
Bagian distal obstruksi segera menjadi kurang aktif. Obstruksi mekanik yang
berkepanjangan menyebabkan penurunan dari frekuensi gelombang - lambat dan
kerusakan aktivitas gelombang spike, namun intestinal masih memberikan respon
terhadap rangsangan. Ileus dapat terus menetap bahkan setelah obstruksi mekanik
terbebaskan.
Tekanan intralumen meningkat sekitar 20 cmH2O, sehingga menyebabkan aliran cairan
dari lumen ke pembuluh darah berkurang dan sebaliknya aliran dari pembuluh darah ke
lumen meningkat. Perubahan yang serupa juga terjadi pada absorbsi dan sekresi dari
D. Manifestasi Klinis
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).
E. Pemeriksaan Fisik
Diagnosis ileus obstruktif tidak sulit; salah satu yang hampir selalu harus ditegakkan atas
dasar klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, kepercayaan atas pemeriksaan
radiologi dan pemeriksaan laboraorium harus dilihat sebagai konfirmasi dan bukan
menunda mulainya terapi yang segera. Diagnosa ileus obstruktif diperoleh dari :
1. Anamnesis
Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan
penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi
sebelumnya atau terdapat hernia (Sjamsuhudajat & Jong, 2004). Pada ileus obstruktif
usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus obstruktif usus
besar kolik dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruktif usus halus
berwarna kehijaun dan pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.
F. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengalami obstruksi intestinal
terutama ialah darah lengkap dan elektrolit, Blood Urea Nitrogen, kreatinin dan serum
amylase. Obstruksi intestinal yang sederhana tidak akan menyebabkan perubahan pada
hasil laboratorium jadi pemeriksaan ini tak akan banyak membantu untuk diagnosis
obsruksi intestinal yang sederhana. Pemeriksaan elektrolit dan tes fungsi ginjal dapat
mendeteksi adanya hipokalemia, hipokhloremia dan azotemia pada 50% pasien.
G. Pemeriksaan Radiologi
a. Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi dekubitus)
dan posisi tegak thoraks
Temuan spesifik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi usus halus (diameter > 3
cm), adanya air-fluid level pada posisi foto abdomen tegak, dan kurangnya gambaran
udara di kolon. Sensitifitas foto abdomen untuk mendeteksi adanya obstruksi usus
halus mencapai 70-80% namun spesifisitasnya rendah. Pada foto abdomen dapat
ditemukan beberapa gambaran, antara lain:
1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4) Posisi supine dapat ditemukan :
a) distensi usus
b) step-ladder sign
5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet
6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung
usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.(Moses, 2008)
Ileus paralitik dan obstruksi kolon dapat memberikan gambaran serupa dengan
obstruksi usus halus. Temuan negatif palsu dapat ditemukan pada pemeriksaan
radiologis ketika letak obstruksi berada di proksimal usus halus dan ketika lumen usus
dipenuhi oleh cairan saja dengan tidak ada udara. Dengan demikian menghalangi
tampaknya air-fluid level atau distensi usus. Keadaan selanjutnya berhubungan
dengan obstruksi gelung tertutup. Meskipun terdapat kekurangan tersebut, foto
abdomen tetap merupakan pemeriksaan yang penting pada pasien dengan obstruksi
usus halus karena kegunaannya yang luas namun memakan biaya yang sedikit.
Perbedaan Radiologi obstruksi intestinal dan ileus
Temuan Radiologis Osbtruksi Mekanik Ileus
Air-fluid Level Present proximal to obstruction Prominent throughout
Gas in small intestine Large bowel shape loops; Gas present diffusely;
stepladder pattern moveable
gas ini colon Absent or diminished Increase throughout
Thickened bowel wall Present if chronic or Present with inflamation
strangulation
Intraabdominal fluid Rare Often present
Diapraghm Slightly elevated; normal motion Elevated; decrease motion
Gastrointestinal Rapid progression to point of Slow progression to colon
contrast media obstruction
11
Syamsu Rizali / I 1B108626
b. Enteroclysis
Enteroclysis berfungsi untuk mendeteksi adanya obstruksi dan juga untuk
membedakan obstruksi parsial dan total. Cara ini berguna jika pada foto polos
abdomen memperlihatkan gambaran normal namun dengan klinis menunjukkan
adanya obstruksi atau jika penemuan foto polos abdomen tidak spesifik. Pada
pemeriksaan ini juga dapat membedakan adhesi oleh karena metastase, tumor rekuren
dan kerusakan akibat radiasi. Enteroclysis memberikan nilai prediksi negative yang
tinggi dan dapat dilakukan dengan dua kontras. Barium merupakan kontras yang
sering digunakan. Barium sangat berguna dan aman untuk mendiagnosa obstruksi
dimana tidak terjadi iskemia usus maupun perforasi. Namun, penggunaan barium
berhubungan dengan terjadinya peritonitis dan penggunaannya harus dihindari bila
dicurigai terjadi perforasi. (Nobie, 2009)
Gambar CT Scan Ileus Obstruksi Akibat Intususepsi : tampak distensi usus halus yang
tidak diikuti dengan distensi kolon (Vriesman dan Robin, 2005)
d. CT enterography (CT enteroclysis)
Pemeriksaan ini menggantikan enteroclysis pada penggunaan klinis. Pemeriksaan ini
merupakan pilihan pada ileus obstruksi intermiten atau pada pasien dengan riwayat
komplikasi pembedahan (seperti tumor, operasi besar). Pada pemeriksaan ini
memperlihatkan seluruh penebalan dinding usus dan dapat dilakukan evaluasi pada
mesenterium dan lemak perinerfon. Pemeriksaan ini menggunakan teknologi CT-scan
dan disertai dengan penggunaan kontras dalam jumlah besar. CT enteroclysis lebih
akurat disbanding dengan pemeriksaan CT biasa dalam menentukan penyebab
obstruksi (89% vs 50%), dan juga lokasi obstruksi (100% vs 94%).(Nobie, 2009)
e. MRI
Keakuratan MRI hampir sama dengan CT-scan dalam mendeteksi adanya obstruksi.
MRI juga efektif untuk menentukan lokasi dan etiologi dari obstruksi. Namun, MRI
memiliki keterbatasan antara lain kurang terjangkau dalam hal transport pasien dan
kurang dapat menggambarkan massa dan inflamasi. (Nobie, 2009)
H. Diagnosa Banding
Diagnosis banding dari ileus obstruktif, yaitu (Nobie, 2009)
1. Ileus paralitik
2. Appensicitis akut
3. Kolesistitis, koleliathiasis, dan kolik bilier
4. Konstipasi
5. Dysmenorhoe, endometriosis dan torsio ovarium
6. Gastroenteritis akut dan inflammatory bowel disease
7. Pancreatitis akut
I. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi dan kekurangan
Natrium, Khlorida dan Kalium yang membutuhkan penggantian cairan intravena
dengan cairan salin isotonic seperti Ringer Laktat.
J. Komplikasi
Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan keseimbangan
elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan
peritonitis, sepsis, dan kematian (Ullah et al., 2009).
K. Prognosis
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera
dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi
atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.
Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat (Nobie, 2009).
B. Pathway Keperawatan
Illeus
Akumulasi gas dan cairan dalam lumen
sebelah proksimal dari letak obstruksi
Penurunan motilitas
Iskemia dinding usus saluran
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri, akut berhubungan dengan hipermotilitas intestinal proksimal daerah obstruksi,
iskemia jaringan intstinal
2. Disfungsi, motilitas gastrointestinal berhubungan dengan abnormalitas pasase usus
3. Risiko kekurangan volume cairan dengan faktor risiko perubahan akses absorpsi
cairan
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan tahanan akses intestinal, prosedur
invasif
5. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
6. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
7. Hambatan kemampuan berpindah berbuhungan dengan persepsi nyeri,
ketidaknyamanan,
Assessment NANDA
Nursing Diagnosis Risiko kekurangan volume cairan
Related By Perubahan akses absorpsi cairan
Subjective Data Objective Data
NOC labels Keseimbangan elektrolit dan asam basa : keseimbangan elektrolit dan asam
basa dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel
Hidrasi : Jumlah air dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh yang
adekuat
Status nutrisi; Asupan Makanan dan cairan : Jumlah makanan dan cairan yang
masuk dalam tubuh selama 24 jam
Goals: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3 x 24 jam, status keseimbangan
cairan dalam tubuh dapat terkontrol dengan indikator : (sebutkan 1-5 : sangat
berat, berat, sedang, ringan atau tidak ada)
Perubahan elektrolit serum : .......
Perubahan tanda vital : ......
Penurunan kebutuhan cairan : .....
Haus yang abnormal : .......
NIC labels and activities
Manajemen Cairan : mengatur dan mencegah Terapi Intravena : Memberikan dan memantau cairan
komplikasi akibat perubahan kadar cairan dan dan obat-obatan yang diberikan melalui vena
elektrolit
Nursing Activities Nursing Activities
Pertahankan catatan intake dan output yang Kolaborasi pemberian cairan IV
akurat Berikan cairan
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran Berikan cairan IV pada suhu ruangan
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan
Assessment NANDA
Nursing Diagnosis Gangguan rasa nyaman
Related By tahanan akses intestinal, prosedur invasif
Subjective Data Objective Data
Melaporkan perasaan ingin muntah Gelisah
Melaporkan perut terasa penuh Distensi abdomen
Melaporkan tidak ada platus Nyeri abdomen
Pemasangan Nasogastro Tube
NOC labels Tingkat kenyamanan : derajat persepsi yang positif tengtang kenyamanan fisik
dan psikologis
Mual dan Muntah; Efek gangguan : keparahan efek gangguan yang teramati
atau dipalorkan akbiat mual, ingin muntah dan muntak pada fungsi sehari-hari
Goals: Seelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3 x 24 jam, klien dapat merasa
nyaman, dengan indikator : (sebutkan 1-5 : sangat berat, berat, sedang, ringan atau
tidak ada)
Gangguan keseimbangan cairan : ......
Mual / muntah : .....
Menolak tindakan yang dilakukan : ........
NIC labels and activities
Manajemen mual / muntah : mencegah dan Manajemen medikasi / tindakan : mengelola terapi
meredakan mual dan meniadakan muntah dan medikasi
Nursing Activities Nursing Activities
Pantau perasaan dan pengalaman sebelumnya Berikan informasi tentang tindakan yang harus
terhadap mual dan muntah dilaksanakan
Observasi nonvarbal terhadap ketidaknyamanan Kolaborasi antiemetik
akbiat mual dan muntah Kolaborasi cairan IV
Ajarkan teknik distraski dan relaksasi Pantau respon terhadap medikasi yang diberikan
mengantisipasi perasaan mual
Tingkatkan istirahat dan tidur untuk
memfasilitasi pengurangan perasaan mual
Assessment NANDA
Nursing Diagnosis Gangguan pola tidur
Related By ketidaknyamanan fisik
Subjective Data Objective Data
Melaporkan tidur terganggu Jam tidur berkurang
Lesu
Tidak bergairah
Mengantuk
NOC labels Kesejahteraan personal : tingkat persepsi positif terhadap status kesehatan dan
kondisi kehisupan
Tidur : penghentian kesadaran yang alami dan periodik ketika tubuh dipulihkan
Goals: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3 x 24 jam, tingkat istirahat dapat
dipulihkan dengan indikator : (sebutkan 1-5 : sangat berat, berat, sedang, ringan
atau tidak ada)
Perubahan jam tidur normal : .......
Sering bangun saat istrihat : ......
Lesu dan mengantuk : ........
NIC labels and activities
Manajemen lingkungan; kenyamanan : Manajemen tidur : memfasilitasi siklus tidur
20
Syamsu Rizali / I 1B108626
memanipulasi lingkungan untuk meningkatkan
kenyamanan yang optimal
Nursing Activities Nursing Activities
Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum
tidur tidur
Atur kondisi lingkungan, mengurangi cahaya dan Kolaborasi pemberian obat tidur
suara, kontak terlalu lama dengan orang lain
Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Assessment NANDA
Nursing Diagnosis Ansietas
Related By krisis situasional
Subjective Data Objective Data
Melaporkan kekhawatiran / rasa sedih
Melaporkan ketakutan terjhadap proses kematian
yang terlalu dini
Melaporkan ketakutan terhadap nyeri
NOC labels Kontrol kecemasan
Peningkatan koping
Goals: Setelah dilakukan tindakan, menunjukkan pengendalian diri terhadap kecemasan,
dngan indikator : (sebutkan 1-5 : sangat ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak
ada)
Mempertahankan performa peran : ...................
Memantau distorsi persepsi sansori : ...................
Perilaku ansietas : ...................
Teknik relaksasi : ...................
NIC labels and activities
Bimbingan; antisipasi : Mempersiapkan pasien Penruunan kecemasan : Meminimalkn kekhawatiran,
menghadapi kemungkinan krisis perkembangan /dan ketakutan dan perasaan tidak menyenangkan yang
atau situasional berhubungan dengan sumber bahaya
Nursing Activities Nursing Activities
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Gunakan pendekatan yang menenangkan
kemungkinan yang terjadi, adanya krisis Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
situasional yang mungkin berefek pada pasien
kehidupan Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
Intruksikan untuk mengembangkan perilaku yang selama prosedur
normal, sebagai antisipasi krisis Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
Beri bantuan untuk menentukan metode mengurangi takut
pemecahan masalah Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
Dampingi pasien dalam menghadapi perubahan tindakan prognosis
dan teknik adaptasi yang akan diambil Dorong keluarga untuk menemani anak
Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi kecemasan