Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak: Lembaga Pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan yang menjadikan ajaran Islam
sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakan. Disini Islam (ilmu naqliyah)
ditempatkan sebagai bidang studi atau bidang ilmu dan diperlakukan sebagaimana ilmu lainnya.
Dalam realitasnya lembaga pendidikan tersebut masih sering divonis sebagai lembaga
pendidikan kelas dua. Selain itu performansi lembaga tersebut juga masih menampakkan wajah
yang sangat memerlukan konsep pemikiran dan langkah strategis untuk pengembangannya.
Dalam tulisan ini ditawarkan empat langkah strategis yaitu strategi substantive, bottom-up,
deregulatory, dan cooperative.
Kata kunci: lembaga pendidikan Islam, visi dan strategi pengembangan.
Pendahuluan
Berbagai kritikan yang dikemukakan oleh para pemerhati dan praktisi pendidikan belakangan ini
semakin banyak dialamatkan kepada lembaga pendidikan Islam karena dianggap tidak mampu
mencetak sumber daya manusia yang diidealkan, yakni yang ready to work, berakhlak mulia,
beriman kuat, dan tinggi ketakwaannya. Selain itu, dari sisi outcome, alumni lembaga pendidikan
Islam juga mempunyai kemampuan rata-rata atau bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan
outcome lembaga pendidikan non-Islam. Lebih jauh, kritik juga ditujukan pada beberapa
komponen pendidikan yang dianggap kurang memadai, seperti kurikulum yang out-of-date dan
tidak kontekstual, tenaga kependidikan yang tidak qualified, sarana dan prasarana yang kurang
mendukung, dan lemahnya political bargaining dalam menentukan nasib lembaga pendidikan
Islam sehingga dalam setiap pengambilan keputusan tentang legislasi pendidikan, pendidikan
Islam relatif dinomor duakan.
Semua kritikan tersebut pada dasarnya merupakan renungan yang perlu dipikirkan atas realitas
lembaga pendidikan Islam yang masih terdapat ketimpangan yang sangat tajam antara das sein
dengan das sollen, antara isi dan ought-to. Lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu
mencetak pribadi muslim yang optimal secara fisik, ruhani, intelektual, dan sosial sesuai dengan
tuntutan ajaran Islam dalam rangka kebahagian hidup duniawi dan ukhrawi.
Penutup
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kalimat sebagai catatan penutup yaitu;
1. Pengelolaan lembaga pendidikan (Islam) memerlukan visi sebagai arah dan strategi yang kontekstual
sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan yang ada baik di dalam maupun di luar dirinya.
2. Pengembangan pengelolaan pendidikan Islam harus diformulasikan dalam konsep praktis dengan
melalui pengkajian yang komprehensif dengan tidak menghilangkan karakter dasarnya, sebab banyak
hal yang perlu dipertimbangkan ketika berhadapan dengan realitas empirik sehingga pendidikan Islam
tidak tampil sebagai sosok pendidikan yang elitis, ekslusif, dan ahistoris.
3. Selain itu para pengelola lembaga pendidikan Islam perlu secara terus menerus melakukan pengkajian
ulang dan evaluasi diri terhadap konsep dan praktek pengelolaan yang dilakukannya dan meng “up
date”nya sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan serta tidak menjadikan lembaga pendidikan Islam
sebagai wahana untuk membangun “hegemoni dan rezim” untuk keluarga dan kelompok tertentu
secara eksklusif yang amat merugikan kepentingan pengembangan lembaga pendidikan Islam itu
sendiri.
4. Perumusan visi pengembangan sebagai pedoman dan road of map adalah merupakan keniscayaan
yang tidak bisa ditunda, sehingga masa depan lembaga akan tergambar secara jelas sekaligus strategi
pencapaiannya