Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh
M.Mustaanullah
(05101381621041)
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
Tarsim (60), warga Kampung Sumber Bangun, Kecamatan Sekolaq Darat, Kubar,
hanya satu dari ratusan petani di Kubar yang sudah bisa merasakan manfaat berkebun
karet.
Hanya bermodalkan lahan seluas kurang lebih 4 hektar, Tarmin, bisa meraih
penghasilan Rp16 juta sebulan atau Rp 4 juta per minggu. Padahal, usaha kebun karet
tersebut bagi Tarsim hanyalah usaha sampingan. Usaha utamanya jasa perbengkelan
dan toko bahan bangunan yang telah ia limpahkan ke putranya, Fajar. "Penghasilan
sebesar itu termasuk standar untuk ukuran petani karet di Kubar. Kalau perawatannya
lebih bagus, hasilnya juga jauh lebih besar," jelas Fajar.
Ketika Kaltim Post bertandang ke salah satu kabun karet milik Tarsim yang
berdampingan Kantor Perwakilan Kaltim Post Kubar. Di lahan seluas kurang 1 hektare
dan ditumbuhi sekitar 600 pohon karet, beberapa pekerja tampak sibuk mengambil
getah dengan cara menoreh kulit batang. Sementara Fajar dan istrinya, juga ikut
membantu kerja anak buahnya.
Menjelang pukul 09.00 Wita, tengkulak datang lengkap dengan alat timbangan. Si
tengkulak hanya menyebutkan harga belinya yakni Rp 8000 per kilogramnya dan tanpa
tawar menawar, panen getah karet milik Tarsim langsung ditimbang. Proses transaksi
dilakukan di bawah pohon karet, Minggu (8/6) sekitar pukul 09.00 Wita kemarin.
Pagi itu, panen getah karet Tarsim mencapai 2,4 kwintal atau sekitar 200,4
kilogram. Artinya, pagi itu Tarsim diwakili putranya Fajar dan menantunya bisa
membawa pulang uang hasil penjualan getah karet Rp 2,6 juta. "Tapi, sebagian
hasilnya disisihkan buat upah pekerja. Kebetulan pekerjanya karyawan bengkel dan
toko bangunan saya sendiri. Hitung-hitung tambahan uang rokok," beber Fajar.
BAB 2
PEMBAHASAN
Karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman tahunan dengan pohon batang lurus.
Pertama kali, Pohon karet hanya terdapat di Brasil, Amerika Selatan. Setelah Henry
Wickham melakukan percobaan berkali-kali, akhirnya pohon karet ini berhasil
dikembangkan di wilayah Asia Tenggara. Nah, Di Indonesia, Malaysia dan Singapura,
tanaman karet mulai dibudidayakan sekitar tahun 1876. Di Indonesia sendiri, tanaman
karet pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor. Indonesia juga pernah menguasai
produksi karet dunia. Akan tetapi, posisi Indonesia saat ini didesak oleh dua negara
tetangga yaitu Malaysia dan Thailand. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan
Kuantitas dan Kualitas produksi, dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan
(Aspek K-3).
Syarat Tumbuh Pohon Karet
Suhu udara 240C – 280C.
Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
Kelembaban tinggi
Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
Ketinggian lahan 200 m dpl.
2.2. PEMBIBITAN
2.2.1. Persemaian Perkecambahan
Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat.
Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm.
Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam
pupuk kandang + 1 mg.
Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di
sisi Barat.
Benih direndam POC NASA selama 3-6 jam (1 tutup/liter air).
Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 0,5 tutup/liter air.
Jarak tanam benih 1-2 cm.
Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada
10-14 hss dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit.
2.2.2. Persemaian Bibit
Tanah dicangkul sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan diratakan.
Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm.
Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40x40x60 cm untuk okulasi
coklat dan 20x20x60 untuk okulasi hijau.
Penyiraman dilakukan secara teratur
Pemupukan :
PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) GT 1 : 8 gr urea, 4 gr TSP, 2 gr
KCl perpohon LCB 1320: 2,5 gr urea, 3 gr TSP, 2 gr KCl perpohon. POC NASA
: 2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali
2.2.3. Pembuatan Kebun Entres
Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi.
Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
Pemupukan :
PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali)
Tahun I : 10 gr urea, 10 gr TSP, 10 gr KCl /pohon
Tahun II : 15 gr urea, 15 gr TSP, 15 gr KCl /pohon
POC NASA :
2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali
2.2.4. Okulasi
Ada 2 macam okulasi: Okulasi coklat dan okulasi hijau.
KETERANGAN OKULASI COKLAT OKULASI HIJAU
Diameter batang 10
+ 2 cm 1 – 1,5 cm
cm dari tanah
Dari kebun entres, warna Dari kebun entres umur 1-3 bln,
Kayu okulasi hijau tua dan coklat, warna masih hijau atau telah
diameter 1,5 – 3 cm terbentuk 1-2 payung
0 0 150 0 0
3 60 115 40 40
8 60 115 40 40
12 75 135 50 40
18 75 135 50 40
Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal
memakai POC NASA :
Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan
manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang
memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt,
sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. Kebutuhan karet alam maupun
karet sintetik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup manusia.
Kebutuhan karet sintetik relatif lebih mudah dipenuhi karena sumber bahan baku
relatif tersedia walaupun harganya mahal, akan tetapi karet alam dikonsumsi sebagai
bahan baku industri tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan.
Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat pada sepuluh tahun terakhir, terutama
China dan beberapa negara kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin seperti India,
Korea Selatan dan Brazil, memberi dampak pertumbuhan permintaan karet alam yang
cukup tinggi, walaupun pertumbuhan permintaan karet di negara-negara industri maju
seperti Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang relatif stagnan. Menurut perkiraan
International Rubber Study Group (IRSG), diperkirakan akan terjadi kekurangan
pasokan karet alam pada periode dua dekade ke depan. Hal ini menjadi kekuatiran
pihak konsumen, terutama pabrik-pabrik ban seperti Bridgestone, Goodyear dan
Michellin. Sehingga pada tahun 2004, IRSG membentuk Task Force Rubber Eco
Project (REP) untuk melakukan studi tentang permintaan dan penawaran karet sampai
dengan tahun 2035.
Hasil studi REP meyatakan bahwa permintaan karet alam dan sintetik dunia pada
tahun 2035 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15 juta
ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam pada tahun 2005 diperkirakan
8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikan pertumbuhan produksi Indonesia akan
mencapai 3% per tahun, sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%.
Pertumbuhan produksi untuk Indonesia dapat dicapai melalui peremajaan atau
penaman baru karet yang cukup besar, dengan perkiraan produksi pada tahun 2020
sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1 juta ton.
Sejak pertengahan tahun 2002 harga karet mendekati harga US$ 1.00/kg, dan
sampai sekarang ini telah mencapai US$ 1.90kg untuk harga SIR 20 di SICOM
Singapura. Diperkirakan harga akan mencapai US$ 2.00 pada tahun 2007 dan pada
jangka panjang sampai 2020 akan tetap stabil, dikarenakan permintaan yang terus
meningkat terutama dari China, India, Brazil dan negara- negara yang mempunyai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia-Pasifik.
Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30
tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai
15 – 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi
2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus
pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini
seefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (Hevea brasiliensis
Muell. Arg.).
Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat
ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada
awal musim hujan.
Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup
luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat
digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet.
Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masaTBM 5
tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis
tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anjani.2010.klon-unggul-tanaman-karet-dalam-budidaya-tanaman-karet
(online )http://binaukm.com/2010/04/klon-unggul-tanaman-karet-dalam-budidaya
-tanaman-karet/ di akses pada tanggal 7 mei 2018 pukul 18.03
Tim Penebar Swadaya. 2008. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.