Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2. Rumusan masalah
3.Tujuan Penulisan
4.Manfaat Penulisan
A. Sebagai media untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca
B. Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya agar dapat melengkapi
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
1. Rakyat tidak puas terhadap campur tangan Belanda dalam penggantian tahta di
Banjar.
Sebab Umum :
Sebab Khusus
Faktor politik. Belanda ikut campur urusan tahta kerajaan yang menimbulkan
berbagai ketidak senangan. Pada saat menentukan pengganti Sultan Adam maka yang
diangkat adalah Pangeran Tamjidillah yang disenangi Belanda. Sedangkan Pangeran
Hidayatullah yang lebih berhak atas tahta hanya dijadikan Mangkubumi karena tidak
menyukai Belanda
C. Jalannya Perang
“ Sambil bertandak dan berdoa mereka menerobos sampai 10 langkah dari carre`
( formasi tempur berbentuk persegi empat ); meriam houwitser diisi lagi.
“Tembak !!” , kedengaran dari mulut komandan, akan tetapi baik pipa houwitser
maupun beberapa bedil macet. Beberapa orang musuh sekarang datang melalui
houwitser masuk kedalam carre’: dengan pemimpinnya yang berpakaian kuning di
muka sekali. Kopral Smit mendapat tusukan tombak pada saat akan memasang lagi
isian bedil; van Halderen mendapat dua sabetan klewang yang mematikan pada saat
akan memasang lagi pipa yang baru. Pistol kepunyaan van der Heijden juga macet,
ketika ia akan menembak kepala penyerbu itu. Kepala yang gagah berani ini telah
menerjangnya dan akan menekankan ujung tombak ke dadanya. Koch segera
melompat, menangkis dengan pedang tusukan itu, akan tetapi ia sendiri terpanggang
tusukan tombak dan keris, dan jatuh tersungkur”. (De Bandjermasinsche Krijg hal.
205)
Barisan menjadi tipis, rumah-rumah sakit dan kapal-kapal pengangkut diisi penuh
prajurit yang kelelahan karena perang.
Terlalu sering kita ini wajib mengganti pasukan, dan menggantikannya dengan yang
baru, yang didatangkan dari Jawa; bahkan demikian seringnya, sehingga kita dalam
melukiskan jalannya peperangan segera berhenti memuat semua mutasi !!!”.
(De Bandjermasinsche Krijg hal. 395 )
Perang yang tidak berkesudahan, kekalahan yang terus menerus, kematian prajurit
maupun pimpinan tentara Hindia Belanda yang tiada henti, sungguh membuat
bingung, lelah dan frustasi, sehingga dipersiapkanlah cara-cara yang sangat keji dan
licik. Sebuah tipu muslihat yang sangat tidak pantas dipersiapkan untuk memperoleh
suatu kemenangan dalam peperangan.
Penipuan itu dimulai dengan ditangkapnya Ratu Siti , Ibunda Sultan Hidayatullah,
kemudian Pihak Belanda menulis surat atas nama Ratu Siti kepada Sultan, agar
mengunjungi beliau sebelum dihukum gantung oleh Pihak Belanda. Surat tersebut
tertera cap Ratu Siti…, padahal semua itu hanya rekayasa & tipuan tanpa pernah Ratu
Siti membuat surat tersebut. Ketika bertemu dengan Ibunda Ratu Siti ditangkaplah
Sultan Hidayatullah dan diasingkan ke Cianjur. Penangkapannya dilukiskan pihak
belanda : “ Pada tanggal 3 Maret 1862 diberangkatkan ke Pulau Jawa dengan kapal
perang ‘Sri Baginda Maharaja Bali’ seorang Raja dalam keadaan sial yang
dirasakannya menghujat dalam, menusuk kalbu karena terjerat tipu daya. Seorang
Raja yang pantas dikasihani daripada dibenci dan dibalas dendam, karena dia telah
terperosok menjadi korban fitnah dan kelicikan yang keji setelah selama tiga tahun
menentang kekuasaan kita (Hindia Belanda) dengan perang yang berkat
kewibawaanya berlangsung gigih, tegar dan dahsyat mengerikan. Dialah
Mangkubumi Kesultanan Banjarmasin yang oleh rakyat dalam keadaan huru-hara
dinobatkan menjadi Raja Kesultanan yang sekarang telah dihapuskan (oleh kerajaan
Hindia Belanda), bahkan dia sendiri dinyatakan sebagai seorang buronan dengan
harga f 1000,- diatas kepalanya. Hanya karena keberanian, keuletan angkatan darat
dan laut (Hindia Belanda) dia berhasil dipojokan dan terpaksa tunduk.
Itulah dia yang namanya : Pangeran Hidajat Oellah Anak resmi Sultan muda
Abdul Rachman dst, dst, dst….. “.( Buku Expedities tegen de versteking van
Pangeran Antasarie, gelegen aan de Montallatrivier. Karya J.M.C.E. Le Rutte
halaman 10).Dengan penangkapan Sultan ini maka berakhirlah peperangan besar yang
terjadi, peperangan yang terjadi berikutnya dilukiskan oleh tentara Hindia Belanda
sebagai pemberontakan-pemberontakan kecil.
“Dengan Hidayat, pengganti sah dari Sultan Adam, rakyat yang memberontak itu
kehilangan tonggak penunjangnya; dengan Hidayat, pemimpin Agama, para
pemimpin agama kehilangan senjata yang paling ampuh untuk menghasut rakyat; oleh
kepergian Hidayat, hilanglah semua khayalan untuk memulihkan kembali kebesaran
dan kekuasaan Kerajaan Banjar, dengan kepergian Hidayat maka pemberontakan
memasuki tahap terakhir”(De Bandjermasinsche krijg hal. 280)“Dengan Hidayat
hilanglah semua khayalan, hasrat suci yang berlebihan, pendorong semangat dan
penyebab dari perang ini”(De Bandjermasinsche Krijg hal. 342)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banjar :
1. Rakyat tidak puas terhadap campur tangan Belanda dalam penggantian tahta di
Banjar.
B. Saran
- kita sebagai anak Indonsia, harus dapat mengrtahui sejarah-sejerah yang terjadi
dalam Negara Indonesia. Karena dalam sejarah itu banyak tersimpan peristiwa
penting.
- Dan kita harus menjaga warisan budayanya. Dari warisan itu kita dapat mengambil
makna atau hikmah dari para pewaris yang telah menjadikan Indonesia seperti
sekarang ini.