Вы находитесь на странице: 1из 7

Nama : Rafika Nur Fitriyani

Kelas : 2B
NIM : P1337420217057

BPJS KESEHATAN

A. Pengertian
BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan Kesehatan
Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil,
Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta
keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek)


merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai
beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai
beroperasi sejak 1 Juli 2014.

BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola


oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang
BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1
Januari 2014.

B. Tujuan
Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota
keluarganya.

Tujuan BPJS adalah menciptakan kesejahteraan kepada seluruh rakyatynya.


Dalam hal ini, maka Indonesia membentuk penyelenggaraan jaminan social yaitu
BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial). Yang dimana tujuan dari Institut ini
memberikan jaminan terpunuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya.
Sebelum BPJS tertentu, beberapa program jaminan social telah tebentuk, seperti
Jaminan social Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang mencakup tentang jaminan
pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan
kesehatan,jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian bagi
tenaga kerja. Selanjutnya Jaminan untuk pegawi Negeri yaitu TASPEN ( Tabungan
dan Asuransi Pegawai Negri) dan ASKES ( Asuransi Keseshatan dan untuk Prajurut
Tentara Nasional Indinesia ( TNI ), anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
dan PNS Kementian Pertahanan /TNI / Polri beserta keluarganya telah dilaksanakan
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Indonesia (ASABRI).
Namun Sebagian besar masyarakat belum memperoleh perlindungan yang
memadai dengan program-program diatas. Perlu adanya sasaran yang lebih luas lagi
dan manfaat yang lebih besar pada setiap peserta.Oleh karena itu, di bentuklah BPJS
yang diharapkan menjadi penyempurna dari program – program jaminan social tadi.
Yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Dengan adanya BPJS Kesehatan ini pelayanan medis bisa lebih jeli dan teliti
mengidentifikasi masalah pasien dan melakukan tindakan/pemeriksaan sesuai dengan
indikasinya, karena BPJS membiayai sesuai dengan diagnosa penyakit dan telah
dihitung pemeriksaan yang dilakukan sesuai indikasi. Namun, dampak dari BPJS ini
adalah ke dokter juga, yaitu penetapan biaya yang sesuai belum ditentukan.
Sejalan dengan BPJS yang sekarang sedang hangatnya di perbincangkan, yang
merupakan agenda unggulan dari Presiden baru kita Jokowi,yatitu KIS (Kartu
Indonesia Sehat) dimana KIS dan BPJS mempunyai tujuan yang sama hanya cakupan
peserta KIS lebih besar dari Jumlah peserta JKN. JKN (jaminan Kesehatan Niasioanal
) merupakan program yang dikelolah oleh BPJS sebelumnya.Peserta KIS merupakan
peserta yang termasuk dalam daftar JKN, hanya KIS menambah cakupannya yaitu
peserta Penyandang MAsalah Kesejahteraan Sosial dan bayi baru lahir dari orang tua
peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran).
Perluasan manfaat KIS, sinergis dan terintegrasinya pelayanan kesehatan
perorangan dengan promotif,preventif, skrining yang diatur lebih lanjut secara teknis.
KIS dapat dikatakan sebagai penyempurna bagi BPJS, sehingga diharapkan adanya
sinkronisasi antara BPJS dan KIS, sesuai dengan perkataan Puan Maharani, Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan “KIS itu adalah sebuah system,
sedangkan BPJS adalah sebuah badan yang mengelolah system”. Namun, penerapan
KIS ini belum diketahui pasti, apakah berjalan baik seperti BPJS yang hampir 1 tahun
telah berlalu.

C. Kebijakan terkait bpjs

BELUM lama ini BPJS Kesehatan mengeluarkan tiga kebijakan baru, yakni
layanan kesehatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terkait dengan
katarak, persalinan dengan bayi lahir sehat, dan rehabilitasi medik. Kebijakan itu
menjadi polemik, menimbulkan kegaduhan karena mendapat reaksi negatif dari
beberapa pihak. Terutama Kementerian Kesehatan, Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN) serta sejumlah asosiasi profesi bidang kesehatan, seperti IDI dan Ikatan
Fisioterapi Indonesia (IFI).

Bahkan, IFI sempat menginstruksikan anggotanya untuk tidak melayani pasien


BPJS. DJSN merekomendasikan peraturan itu dicabut, sedangkan Menkes sempat
meminta peraturan itu ditunda. Pihak yang berkeberatan memiliki argumentasi bahwa
ketiga kebijakan itu berdampak pada penurunan mutu layanan kesehatan kepada
masyarakat (peserta). DJSN juga mempersoalkan kewenangan BPJS dalam
menentukan cakupan manfaat layanan.

Sementara itu, BPJS Kesehatan memiliki argumen bahwa kebijakan baru itu
dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembiayaan kesehatan. BPJS
Kesehatan melakukan ini sebagai upaya mengatasi defisit keuangan yang dialaminya.

BPJS Kesehatan menerapkan implementasi baru yaitu, (1) Peraturan Direktur


Jaminan Pelayanan Kesehatan Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Penjaminan Pelayanan
Katarak Dalam Program JaminanKesehatan, (2) Peraturan Direktur Jaminan
Pelayanan Kesehatan Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Penjaminan Pelayanan
Persalinan Dengan Bayi Lahir Sehat, dan (3) Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan
Kesehatan Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Penjaminan Pelayanan Rehabilitasi Medik.

Adapun dasar yang digunakan BPJS Kesehatan dalam mengeluarkan aturan


tersebut adalah ketentuan Undang-Undang (UU) Nomor 40/2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN).Khususnya, Pasal 24 ayat 3 yang menjelaskan bahwa
BPJS Kesehatan dapat mengembangkan system pelayanan kesehatan, system kendali
mutu pelayanan, dan system pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas jaminan kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa tiga aturan baru yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan
tidak berarti menghilangkan atau menghapuskan tiga layanan secara keseluruhan.Tiga
aturan tersebut lebih menekankan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan katarak, persalinan, dan rehabilitasi
medik/fisioterapi dengan menambahkan criteria atau indikator yang lebih ketat supaya
pasien mendapatkan tindakan yang sesuai kondisinya.

D. Issue jaminan sosial BPJS


Terdapat 4 issue jaminan sosial BPJS

1. 3 Peraturan baru BPJS Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI mendesak BPJS Kesehatan untuk menunda
pelaksanaan tiga Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan
(Perdirjampelkes) yang baru diterbitkan terkait Penjaminan Pelayanan
Katarak, Pelayanan Persalinan Dengan Bayi Baru Lahir Sehat dan Pelayanan
Rehabilitasi Medik.

"Pelayanan Kesehatan wajib memperhatikan mutu dan keselamatan pasien,"


tegas Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K),
dikutip dari rilis Kemenkes RI, Senin 30 Juli 2018.

Menkes menerangkan bahwa dalam hal ini, tidak ada diagnosa bayi lahir sehat
atau bayi lahir sakit. Menurutnya, bayi yang sehat dalam kandungan belum
dapat dipastikan akan persalinan normal.

Bisa saja dalam keadaan selanjutnya, terdapat komplikasi yang sebelumnya


tidak diketahui, sehingga memerlukan pemantauan untuk mencegah kematian
bayi. Demikian pula untuk keselamatan ibunya.

2. Pembayaran ke Faskes terlambat

Isu simpang siur terkait defisit anggaran keuangan dalam Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kian berhembus. Salah satu dampak
dari defisit anggaran tersebut, dirasakan oleh banyak pihak seperti pasien dan
tenaga kesehatan.

Diakui oleh Humas BPJS, M Iqbal Anas Ma'ruf, keterlambatan pembayaran


memang dialami oleh BPJS sebagai akibat adanya defisit anggaran.
"Kami memang mengalami keterlambatan dalam pembayaran faskes (fasilitas
kesehatan)," ujar Iqbal kepada VIVA melalui pesan singkatnya, Senin 17
September 2018.
Keterlambatan pembayaran tersebut terjadi karena beberapa hal. Namun, Iqbal
menegaskan penyebab defisit anggaran tersebut bukan karena kesengajaan.

"Tidak ada niat kesengajaan untuk memperlambat pembayaran," kata dia.

Iqbal pun berharap, kehadiran suntikan dana bisa membantu masalah defisit
anggaran tersebut.

"Harapan kami setelah ada tambahan suntikan dana jaminan sosial dari apbn
bisa mengatasi masalah tersebut," terangnya.

3. Tingginya biaya penyakit katastropik yang ditanggung BPJS Kesehatan


Biaya dialisis atau cuci darah yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan pada 2
tahun terakhir 2016 dan 2017 adalah Rp 3,9 Triliun dan melonjak ke angka Rp
4,6 Triliun. Biaya tersebut menempati posisi kedua tertinggi dari biaya
penyakit yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Lebih lanjut, pada tahun 2017 berdasarkan jumlah kunjungan 4.200.678 dan
jumlah pasien dialisis berdasarkan nomor kartu kepesertaan yaitu 73.737
pasien, didapatkan rata-rata kunjungan adalah 56 kali per tahun. Angka ini
hanya 58 persen dari idealnya jumlah kunjungan 96 kali setahun (dengan
asumsi 8 kali kunjungan per bulan). Artinya, fungsi hemodialisa masih belum
optimal.

Beberapa hal masih menjadi pemicu kondisi tersebut seperti faktor kepatuhan
pasien, faktor pasien meninggal dunia, atau adanya hambatan akses pasien
untuk mendapatkan perawatan, seperti proses rujukan berjenjang yang
berbelit, atau minimnya jumlah fasilitas hemodialisis.

Kenyataan yang terjadi dengan tingginya defisit yang dialami oleh BPJS
Kesehatan harus disoroti dan ditindaklanjuti secara serius. Biaya penyakit
katastropik yang cukup tinggi, seperti contohnya dialisis tidak dapat
diabaikan.
"Banyak yang perlu dibenahi khususnya kemudahan bagi pasien dialisis
mendapatkan layanan yang berkualitas baik melalui hemodialisis maupun
CAPD sebagai salah satu alternatif terapi pengganti ginjal yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien Gagal ginjal kronis dan sekaligus menjadi
solusi pengendalian biaya kesehatan negara," ujar Ketua Perhimpunan
Nefrologi Indonesia, dr. Aida Lydia, PhD., Sp. PD-KGH, dalam acara
InaHEA, di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018.

4. Iuran minim dan kepatuhan pembayaran penyebab defisit BPJS


Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sudah sejak lama
mengalami defisit. Membengkaknya angka penyakit tidak menular disebut-
sebut berkontribusi erat terhadap defisit tersebut.

Namun, faktor iuran yang diberikan oleh masyarakat juga tidak boleh
dilupakan. Terlebih, iuran yang dianggap terlalu kecil, dikaitkan dengan
adanya ketimpangan biaya pada BPJS Kesehatan.

"Sejak awal tahun sudah diperhitungkan bahwa JKN akan ada ketidakcukupan
biaya," ujar direktur pelayanan BPJS, Maya A. Rusady dalam acara InaHEA,
di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018.

Menurut Maya, ketimpangan biaya tersebut sudah diatur dalam peraturan


presiden bahwa solusinya ada tiga antata lain menaikan iuran, mengurangi
manfaat, dan suntikan dana. Saat ini, pemerintah memilih untuk mengatasinya
dengan suntikan dana.

"Seiring berkembangnya jumlah peserta, apalagi 30 persen biaya JKN diserap


dari penyakit katastropik, suntikan dana akhirnya tidak mencukupi," terang
dia.

Di kesempatan yang sama, Dewan Jaminan Sosial Nasional, Asih Eka Putri
mengatakan bahwa angka iuran perlu ditelaah kembali. Sebab, angka iuran
yang terbilang minim, tak sesuai dengan sebagian masyarakat yang tergolong
memiliki pendapatan yang cukup besar.
"Banyak orang-orang yang pendapatannya besar tapi iurannya sama saja
walaupun dengan iuran yang paling tinggi. Perlu juga disamakan gaji pokok
dan tunjangan tetapnya agar iuran bisa disesuaikan," kata Asih.

Kepatuhan membayar pada masyarakat dalam hal ini juga perlu dipertegas
kembali. Tingkat kepatuhan yang seharusnya mencapai 80 persen, saat ini
masih di angka yang sangat jauh yaitu 5 persen.

"Artinya dalam 1 tahun, dari 10 orang, hanya 5 orang yang patuh membayar.
Padahal seharusnya, dari 10 orang, hanya 1 orang yang tidak patuh
membayar."(ben)

Вам также может понравиться

  • Enzim Kelas Xia3
    Enzim Kelas Xia3
    Документ15 страниц
    Enzim Kelas Xia3
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • ENZIM
    ENZIM
    Документ16 страниц
    ENZIM
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Panduan Pendaftaran Sekolah Kepemimpinan PPI Dunia
    Panduan Pendaftaran Sekolah Kepemimpinan PPI Dunia
    Документ5 страниц
    Panduan Pendaftaran Sekolah Kepemimpinan PPI Dunia
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ9 страниц
    Presentation 1
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • JARINGAN TUMBUHAN
    JARINGAN TUMBUHAN
    Документ85 страниц
    JARINGAN TUMBUHAN
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Halusinasi dan Strategi Perawatan
    Halusinasi dan Strategi Perawatan
    Документ18 страниц
    Halusinasi dan Strategi Perawatan
    mirah
    Оценок пока нет
  • Airway & Breathing Management 2
    Airway & Breathing Management 2
    Документ36 страниц
    Airway & Breathing Management 2
    dianto
    Оценок пока нет
  • Sindrom Koroner Akut
    Sindrom Koroner Akut
    Документ56 страниц
    Sindrom Koroner Akut
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Konsep Dasar Kegawatdaruratan & Bantuan Hidup Dasar
    Konsep Dasar Kegawatdaruratan & Bantuan Hidup Dasar
    Документ7 страниц
    Konsep Dasar Kegawatdaruratan & Bantuan Hidup Dasar
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • AsKep Keluarga Gastritis Tho Is0neto
    AsKep Keluarga Gastritis Tho Is0neto
    Документ35 страниц
    AsKep Keluarga Gastritis Tho Is0neto
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Koloid
    Koloid
    Документ62 страницы
    Koloid
    Sonia Larasati Datun
    Оценок пока нет
  • Bab 8 Kingdom Animalia
    Bab 8 Kingdom Animalia
    Документ92 страницы
    Bab 8 Kingdom Animalia
    Salsabilla Kimiko
    100% (1)
  • Materi
    Materi
    Документ4 страницы
    Materi
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • B Indonesia
    B Indonesia
    Документ19 страниц
    B Indonesia
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus
    Документ38 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • ANALISA GASTRITIS
    ANALISA GASTRITIS
    Документ10 страниц
    ANALISA GASTRITIS
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • NN
    NN
    Документ18 страниц
    NN
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Kimia Kel. 8
    Kimia Kel. 8
    Документ17 страниц
    Kimia Kel. 8
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • ENZIM
    ENZIM
    Документ16 страниц
    ENZIM
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Gas Mulia
    Gas Mulia
    Документ24 страницы
    Gas Mulia
    DayuArvindo
    Оценок пока нет
  • Bab2logaritma 140823215742 Phpapp02
    Bab2logaritma 140823215742 Phpapp02
    Документ16 страниц
    Bab2logaritma 140823215742 Phpapp02
    Naomi Oktavia Sihombing
    Оценок пока нет
  • Hayati Ragam
    Hayati Ragam
    Документ49 страниц
    Hayati Ragam
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Agama
    Agama
    Документ17 страниц
    Agama
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • B Indonesia
    B Indonesia
    Документ19 страниц
    B Indonesia
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ4 страницы
    Bab 1
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Osis
    Osis
    Документ5 страниц
    Osis
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ1 страница
    Abs Trak
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Masalah Cinta Terhadap Psikologi
    Masalah Cinta Terhadap Psikologi
    Документ15 страниц
    Masalah Cinta Terhadap Psikologi
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • Antropologi
    Antropologi
    Документ16 страниц
    Antropologi
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет
  • MAKALAH PKN HI Perwakilan Diplomatik - For Merge
    MAKALAH PKN HI Perwakilan Diplomatik - For Merge
    Документ9 страниц
    MAKALAH PKN HI Perwakilan Diplomatik - For Merge
    Salsabilla Kimiko
    Оценок пока нет