Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH

ANALISIS DATA KATEGORIK


“ UJI PERINGKAT BERTANDA WILCOXON DUA SAMPEL TIDAK BEBAS”

Disusun Oleh :

Nama : Devinni S.H Tangapo

NIM : 16101103037

Jurusan : Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah Analisis Data Kategorik.

Makalah ini dapat dijadikan sebagai panduan pembelajaran. Di dalam makalah ini juga,
pembaca dapat mengetahui materi tentang Analisis Data Kategorik terutama dalam statistik
nonparametrik.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, agar baik penulis maupun pembaca dapat belajar bersama.

Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena kurangnya
pengalaman penulis dalam menulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan saran ataupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Manado, 3 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN .............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................1

II. ISI .....................................................................................................................................2

2.1 Statistik Non Parametrik ......................................................................................... 2

III. PENUTUP .....................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terdapat bermacam-macam teknik statistik yang dapat digunakan dalam
suatu penelitian khususnya dalam pengujian statistik. Teknik statistik yang akan digunakan
tergantung pada interaksi dua hal, yaitu macam data yang akan dianalisis dan bentuk
hipotesisnya.

Pada hipotesis komparatif ada dua macam yaitu komparatif dua sampel dan lebih dari
dua sample.Untuk masing-masing hipotesis komparatif dibagi menjadi dua yaitu sampel related
(berpasangan) dan sampel yang independen. Contoh sampel yang berpasangan adalah sampel
yang diberi pretest dan postest, atau sampel yang digunakan dalam penelitian eksperimen
sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi, antara sampel yang diberi perlakuan
dengan yang tidak diberi perlakuan adalah sampel related (yang
saling berhubungan). Sedangkan contoh sampel yang independen adalah membandingkan antara
prestasi kerja pegawai pria dan wanita.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana mengetahui arti dari uji Willcoxon.
 Bagaimana menerapkan Uji Willcoxon dengan menggunakan uji dua sampel.

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui pengujian peringkat bertanda Wilcoxon dua sampel tidak bebas
 Untuk mengetahui cara peengujian yang memiliki sampel lebih dari 25 dengan uji
peringkat bertanda Wilcoxon dua sampel tidak bebas.

1
BAB II
ISI

2.1 Statistik Non Parametrik


Uji statistik non parametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya
asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut juga sebagai statistik
bebas sebaran (distribution free). Statistik non parametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran
parameter populasi berdistribusi normal. Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk
menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal karena pada umumnya data berjenis
nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dari segi jumla data, pada umumnya statistik non
parametrik digunakan untuk data berjumlah kecil (n <30). Contoh metode statistik non
parametrik diantaranya adalah Uji Wilcoxon (Signed-rank Test).
Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang
berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini dapat
berarti menguji kemampuan dari hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variable
dari dua sampel. Bila 𝐻0 dalam pengujian diterima berarti nilai perbandingan dua sampel maka
dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel tersebut diambil.Statistik
non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya nominal danordinal. Berikut ini
adalah statistik non parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
yang berkorelasi. Sampel-sampel yang berkorelasi biasanya terdapat pada rancangan penelitian
eksperimen . Adapun teknik statistik non parametrik yang dapat digunakan:

1. Mc Nemar Test
Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang
berkorelasi bila datanya berbentuk niminal atau diskrit. Rancangan penilaian biasanya ber
bentuk “before after “. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai
sebelum dan sesudah yang di dalamnya ada perlakuan.

2
2. Sign Test (Uji Tanda)
The sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Teknik ini dinamakan the sign test ( uji test )
karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif
dan negative dari perbedaan antara pasangan pengamatan. Bukan didasarkan
pada perbedaanya. Uji tanda dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari
suatu treatment tertentu. Efek dari variable treatment tidak dapat diukur, melainkan hanya
dapat diberikan tanda positif dan negative saja.

3. Wilcoxon Match Pairs Test


Wilcoxon test merupakan pengembangan dari the sign test, ketelitian hasil analisis
Wilcoxon test dibandingkan the sign test, adalah tidak hanya dapat menunjukkan
perbedaan antara kelompok-kelompok yang dibandingkan. Uji Willcoxon ini merupakan
penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda besarnya selisi angka antara positif
dan negatif tidak diperhitungkan. Seperti dalam uji tanda, uji wilcoxon ini digunakan
untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel yang berkolerasi bila datanya berbentuk
ordinal(berjenjang). Uji ini memberikan yang lebih besar kepada pasangan yang
menunjukan perbedaan yang kecil. Uji ini sangat berguna untuk menguji tingkah laku,
karena diantaranya dapat menunjukan :

 Anggota manakah dalam satu pasangan yang “lebih besar”, yaitu yang
menyatakan tanda perbedaan dalam setiap pasangan .
 Memuat rang perbedaan didalam urutan dengan memberikan harga absolutnya.

Artinya uji ini dapat membuat penilaian tentang “ lebih besar dari” itu antara dua
penampilan pada setiap pasangan, juga dapat membuat penilaian antara dua skor yang ber
beda yang timbul dari setiap dua pasangan dengan memberikan urutan rang.

3
Berikut ini langkah-langkah perhitungan Wilcoson test:

1. Mencari besarnya d yang menunjukkan selisih skor antara pasangan-pasangan yang


diberi perlakuan eksperimen dan perlakuan control harus ada satu d untuk
tiap pasangan skor.
2. Jenjang atau rangking d tanpa mengindahkan tandanya [(+) atau minus (-)], dengan
memberikan jenjang kesatu untuk selisih terkecil, jenjang kedua untuk
selisih terkecil berikutnya, dan seterusnya, jumlah jenjang harus sama dengan jumlah
pasangan.
3. Untuk tiap jenjang diberi tanda perbedaan plus (+) atau minus (-).
4. Jumlahkan jenjang untuk perbedaan plus, dan jumlahkan jenjang untuk perbedaan
minus. Jika jumlah jenjang plus sama dengan jumlah jumlah jenjang minus, hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara dua kelompok. Yang perlu
diperhatikan adalah, jika skor-skor suatu pasangan tertentu ternyata sama, maka
pasangan itu dibuang, atau tidak dipakai dasar perhitungan. Mungkin akan ditemui
dua atau lebih perbedaan ternyata menempati jenjang yang sama, maka jenjang itu di
cari rata-ratanya.

Dalam formulalsi rumus wilcoxon test terdapat tanda T ini adalah tanda untuk jumlah
rangking yang berkonotasi + atau - yang paling sedikit (minoritas). Uji jenjang bertanda
Wilcoxon dapat didasarkan pada sampel kecil (n ≤ 25) atau didasarkan pada sampel besar (n
≥ 25). Untuk sampel kecil, pengujian didasarkan pada nilai T. Nilai T adalah jumlah yang
lebih kecil antara jumlah jenjang positif dengan jumlah jejang negatif. Nilai T dapat dilihat
pada tabel harga kritis T dalam tes ranking bertanda data berpasangan Wilcoxon dengan
taraf signifikasi 0.05, 0.02, dan 0.01 untuk pengujian satu sisi atau dua sisi. Untuk sampel
besar, pengujiannya dilakukan dengan pendekatan distribusi normal, dimana mean dan
standar deviasi dari distribusi sampling nilai T dihitung dengan rumus

Mean
𝑛(𝑛 + 1)
𝜇𝑇 =
4
4
Standar Deviasi :

𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
𝜎𝑇 = √
24

Jadi Uji Statistik :

𝑇−𝜇𝑇
𝑍=
𝜎𝑇
𝑛(𝑛+1)
𝑇−
4
𝑍=
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)

24

Keterangan :

n = Jumlah pasangan yang dijenjangkan


T = Jumlah jenjang minoritas yang tandanya sama

Uji wilcoxon dibagi menjadi dua yaitu :

1. Uji wilcoxon satu sisi


Tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk pengujian ini yaitu:

a. Hipotesis
Karena uji ini merupakan cara lain dari uji tanda yang mempertimbangkan
unsur perbedaan antar pasangannya, maka bentuk hepotesis statistknya berbeda.
Uji statistik satu sisi-kiri bentuk hepotesis statistiknya adalah:

𝐻0 ∶ 𝜇𝐴 − 𝜇𝐵 = 0

5
𝐻1 ∶ 𝜇𝐴 − 𝜇𝐵 < 0
Dan uji statistic satu sisi kanan bentuk hipotesis statistiknya adalah :

𝐻0 ∶ 𝜇𝐴 − 𝜇𝐵 = 0
𝐻1 ∶ 𝜇𝐴 − 𝜇𝐵 > 0

b. Statistik uji
Statistik uji yang digunakan adalah statistic 𝑊+ 𝐴𝑇𝐴𝑈 𝑊− . Untuk mencari
besarnya harga 𝑊+ 𝐴𝑇𝐴𝑈 𝑊− , langkah-langkah perhitungannya adalah
pertama, setiap nilai sampel kurangi dengan 𝑚𝑏 , buang selisih yang sama
dengan nol, yaitu 𝑚𝑎 = 𝑚𝑏 . Selisih yang diperoleh di rang tanpa
menghiraukan tandanya (diberikan harga mutlak). Rang 1 diberikan pada selisih
terkecil (yaitu tanpa tanda) dan berada pada urutan pertama, rang 2 pada yang
terkecil berikutnya sebagai urutan kedua, dan seterusnya. Jika terdapat dua atau
lebih hasil selisih nilai mutlaknya sama, masing-masing diberi rang sama
dengan rata-rata rang seandainya nilai itu berbeda. Harga statistik uji
𝑊+ diperoleh dengan cara menjumlahkan bilangan rang yang sebelumnya
merupakan harga hasil selisih yang bertanda positif sebagai 𝑊+ hitung atau
𝑊+ untuk uji statistic satu sisi kiri.

c. Daerah penolakan
Tolak hipotesis no 𝐻0 hanya jika w lebih kecil dari atau sama dengan
𝑤𝑡𝑎𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑤 < 𝑤𝑡𝑎𝑏 untuk uji statistik satu sisi-kiri dengan taraf
signifikasi 𝛼 yang ditentukan sebelumnya. sedangkan dengan uji statistik satu
sisi-kanan, tolak hipotesis nol 𝐻0 hanya jika dua sisi 𝑊+ lebih besar dari
𝑤𝑡𝑎𝑏 atau 𝑤 < 𝑤𝑡𝑎𝑏 dengan taraf signifikasi ditentukan sebelumnya.

6
2. Uji wilcoxon dua sisi
Prosedur yang dilakukan untuk uji wilcoxon dua sisi tidaklah berbeda juah dari
ujistatistik satu sisi dengan tahap-tahap seperti berikut:
a. Hipotesis
Bentuk hipotesis statistik untuk uji statistik dua sisi adalah

𝐻0 ∶ 𝑚𝐴 − 𝑚𝐵 = 0
𝐻1 ∶ 𝑚𝐴 − 𝑚𝐵 ≠ 0

b. Statistik uji
Statistik uji yang digunakan adalah statistic w sebagai w hitung. Untuk mencari
besarnya harga w adalah dengan mengambil harga yang terkecil dari
𝑊+ 𝐴𝑇𝐴𝑈 𝑊− .
Sementara itu harga 𝑊+ 𝐴𝑇𝐴𝑈 𝑊− . diperoleh dengan cara yang sama seperti
pada uji statistik satu sisi.

c. Daerah Penolakan
Hipotesis nol 𝐻0 yaitu 𝜇𝐴 − 𝜇𝐵 = 0 dapat ditolak dan menerima tandingannya
𝜇𝐴 − 𝜇𝐵 ≠ 0, hanya jika 𝑊+ 𝑑𝑎𝑛 𝑊− Cukup kecil, dengan kata lain w juga
cukup kecil. Sederhananya tolak 𝐻0 jika 𝑤 < 𝑤𝑡𝑎𝑏 dengan taraf signifikasi
yang ditentukan sebelumnya.

7
Contoh soal :

1. Suatu penelitian, hendak mengetahui ada atau tidaknya perbedaan informasi


13 pasangan anak berdasarkan tingkat kecerdasannya(IQ), pasangan tersebut dipisahkan,
yang satu diberi latihan dengan metode A dan yang satunya lagi diberikan latihan
dengan menggunakan metode B, setelah latihan selesai kedua pasangan tersebut beri
tesketerampilan yaitu :
𝐻0 = Tidak ada perbedaan ketrampilan kedua pasangan sampel pada tingkat signifikan
0.05%
𝐻1 = Ada perbedaan ketrampilan kedua pasangan sampel pada tingkat signifikan 0.05%
Dengan keterangan 𝐻0 adalah hipotesis nihil atau hipotesis nol, sedangkan 𝐻1 adalah
hipotesis alternative.

8
Dari tabel diatas, ternyata ada pasangan yang memiliki skor keterampilan sama, yaitu
Pasangan H dengan skor 87, oleh karenanya pasangan ini dibuang tidak dimasukkan
dalam perhitungan . sehingga jumlah pasangan (N) tinggal 12. Sedangkan jumlah jenjang
minoritas (T) yang memilki tanda sama (-) yaitu jenjang 2 dan jenjang 7, sehingga T = 2+7
=9, selanjutnya dilakukan analisis tes wilcoxon, sebagai berikut:

(12)(13)
9− −30
𝑍= 4 𝑍= 𝑍 = −2.35
12(13)(25) 12.75
24

Kesimpulannya:

Tes signifikasi Wilcoxon menggunakan harga kritik Z, untuk tes dua ekor pada
tingkat signifikasi 0.05 atau pada taraf kepercayaan 95%, diperoleh harga Z
kritik sebesar -1.96. Jika harga kritik ini dibandingkan dengan harga Z perhitungan (-
2.35), ternyata harga Z perhitungan jauh lebih besar daripada harga kritiknya, oleh
karenanya hipotesis ini yang diajukan ditolak pada taraf signifikasi 0.05%. sehingga
dengan demikian hipotesis alternatifnya diterima, dan peneliti dalam hal ini dapat
membuat kesimpulan, bahwa ada perbedaan tingkat keterampilan secara
signifikan, antara pasangan anak yang mempunyai IQ sama, setelah dilatih dengan
menggunakan metode yang berbeda yaitu metode A dan metode B, atau dengan artian
lain, bahwa metode pelatihan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat
keterampilan anak.

9
2. Suatu penelitian terhadap pasangan yang identik dengan perbedaan seorang selalu
memakan makanan bergizi besi sedangkan yang lain selalu mengkonsumsi suplemen
tablet besi, didapatkan data sebagai berikut:

Selidikilah dengan 𝛼 = 10%, apakah ada perbedaan 𝐻𝑏 darah tiap pasangan yang
memakan makanan bergizi dan mengkonsumsi tablet besi?

Penyelesaian :

 Hipotesis
 𝐻𝑜 ∶ 𝑀𝐵 = 𝑇𝐵 ≈ tidak berbeda 𝐻𝑏 tiap pasangan yang memakan makanan
bergizi dan mengkonsumsi tablet besi
 𝐻𝑎 ∶ 𝑀𝐵 ≠ 𝑇𝐵 ≈ ada berbeda 𝐻𝑏 tiap pasangan yang memakan makanan
bergizi dan mengkonsumsi tablet besi

 Level signifikansi
 ∝= 10% = 0,10 → 0,05

10
 Rumus statistik penguji
𝑛(𝑛 + 1)
𝑇−
𝑍= 4
√𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
24

𝑛(𝑛 + 1) 9(9 + 1)
𝑇− 17 −
𝑍= 4 𝑍= 4 = 0.6517
√𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1) √ 9(9 + 1)(2(9) + 1)
24 24

 Nilai tabel
 Z tabel α = 0,10, uji dua sisi α = 0,05, nilai Z tabel = 1,65, dapat menggunakan
tabel Wilcoxon
 Daerah penolakan
 Menggunakan rumus
 |0,6517| < |0,65| ; berarti 𝐻𝑜 diterima, 𝐻𝑎 ditolak
 Simpulan
 Tidak berbeda 𝐻𝑏 tiap pasangan yang memakan makanan bergizi dan
mengkonsumsi tablet besi, pada ∝ = 10%. (𝑝 > 0,10)

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Jadi uji peringkat bertanda Wilcoxon digunakan jika besaran maupun arah perbedaan
relevan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya antara data
yang satu dengan data yang lainnya. Uji peringkat bertanda Wilcoxon tidak hanya
memanfaatkan informasi tentang arah tetapi juga besarnya perbedaan pasangan nilai itu.

 Jika jumlah sampel n lebih besar dari 25, nilai-nilai Kritis ( d ) untuk uji Peringkat-
Bertanda Wilcoxon tidak dapat digunakan untuk memperoleh nilai-nilai kritis statistik uji
peringkat bertanda wilcoxon ini. Untuk itu, sampel berukuran lebih besar dari 25 ini,
boleh diaproksimasikan ke dalam distribusi normal standart dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut :

𝑇 − [𝑛(𝑛 + 1)/4]
𝑍=
√𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)/24

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.UJI_DUA_SAMPEL_Makalah_ini_disusun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah
_Metodologi_Penelitian_Dosen_Pembimbing
Debrina P. 2014. Statistik Non Parametrik. Universitas Brawijaya

Djarwanto 2003. Statitik Nonparametrik Terapan. Penerbit BPFE Yogyakarta.

Kuliah/ADK/1.Wilcoxon-Uji-Beda-Dua-Mean-Sampel-Berpasangan.pdf

13

Вам также может понравиться