Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Pesantren. Selain itu juga dapat melalui pakaian yang digunakan atau alat
mandi yang tidak terpisahkan. Begitu jugayang terjadi di Pondok Pesantren
Singo Walisongo Desa Becok Kecamatan Karangmojo berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Pondok pesantren Singo
Walisongo ddapatkan mash banak perilaku yang kurng memenuhi yarat
kesehatan misalnya ; bertukr pakaan antar teman, berwudlu dalam satu
kolam, mencuci dengan menggunakan air dalam satu kolam.
Upaya penegahan penulran penyakit skabies sangt diperlkan untuk
mencegah semakin meningkatnya angka kejadian penyakit skabies. Maka
dari itu berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingi mengetahui
pengetahuan santri tentang penyakit skabies dan sikap santri dalam
penceghan penularan penyakit skabies serta hubungan pengetahan dan
sikap santri dalam pencegahan penularan penyakit skabies.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti
Menambah wawasan peneliti tentang pengetahuan dan sikap santri
dalam pencegahan penyakit skabies di Pondok Pesantren.
1.4.2 Bagi Pondok Pesantren
1. Dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai
pengetahuan santri dan penyakit skabies
2. Dapat memberikan gambaran tentang sikap santri dalam upaya
mencegah penularan penyakit skabies.
1.4.3 Bagi Perawat / Puskesmas
1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan di Pondok Pesantren
khususnya dalam memberikan penyuluhan tentang kebersihan
diri dan penyakit skabies.
2. Memberikan masukan kepada perawat tentang tehnik yang tepat
dalam meningkatkan derajat kesehatan di Pondok Pesantren.
4
1.5 Relevansi
Masalah kesehatn masyarakat dapat bermula dari pola perilaku
kelompok masyarakat dalam banyak hal diantaranya adalah yang berkaitan
dengan pemeliharaan kebershan diri ( personal hygiene ). Kebiasaan -
kebiasaan yang telah melekat dan membudaya dalam hal pemeliharaan
kebersihan diri ( personal hygiene ) karena faktor ketidak tahuan /
kurangnya pengetahuan, akan memberikan kontribusi yang besar dalam
upaya meningkatakan angka kesakitan di masyarakat. Keberadaan perawat
kesehatan masyarakat sangat dperlukan untuk mengatasi berbagai masalah
yang terjadi di masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
menurut kamus umum bahasa Indonesia, penetahuan mempunyai du
pengertian. Pertama, pengetahuan adalah segala apa yang diketahui,
kepandaian,.Kedua pengetahuan adalah segala apa yang dikethui berkenaan
dengan sesuatu hal ( Depdikbud, 1997 )
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu.Oleh Balcon
dan David Home diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut
Immanuel Kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan
pengaalman. Teori Phyrro mengatakan bnahwa tidak ada kepastian dalam
pengetahuan.
Dari berbagai pandangan tentang pengetahun dapat diperoleh
berbagai sumber macam pengetahuan :
1. Ide
2. Kenyataan
3. Kegiatan dari akal budi
4. Pengalaman
5. Sintesis budi atau meragukn karena tak adanya sarana untuk
mencapai pengetahuan yang pasti ( Soelaeman, 1989 : 158 )
6
6. Evaluasi
Yaitu kemampuan untuk melaukan penilaian terhadap suatu
obyek. ( Sunaryo, 2004: 25 )
Faktor - faktor yang mempengaruhi Pengetahuan :
1. Faktor internal, terdiri dari ;
1. usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun ( Hurlock, 1995 ).
Semakin cukup umur , tingkat pngetahuan seseorang akan
lebih matang dalm berfikir.
2. Intelegensi.
Daya membuat reaksi atau penyesuaian yang tepat dan cepat
baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman -
pangalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan
yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan
pada fakta - fakta atau kodisi - kondisi baru ( Purwodarminto
, 1989 ).
3. Pemahaman
Kemampuan seseorang untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar ( Notoatmojo,1997 ).
4. keyakinan
Kepercayaan yang sungguh - sunggu, kepastian, ketentuan,.
Bagian agama atau religi yang berwujud konsep- konsep yang
8
bila ada kemauan dari indvidu tersebut. Dan ini berarti pula
pengetahuan yang dimiliki semakn banyak pula.
5. Latar belakang pendidikan keluarga
Semakin tinggi latar belakang pendidikan keluarga
seseorang, misalnya sarjana maka semakin banyak pula
pengetahuannnya, karena pengaruh dari anggota keluarga
tersebut
2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian
Apa sebenarnya yang dmaksud sikap itu ?.Menurut beberapa ahli :
a. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek ( Notoatmojo
S.1997 )
b. Skap meruapakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang
mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai
adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang
tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya ( Bimo Wagito, 2001 ).
c. Sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau
negatif terhadap suatu objek atau situasi secara konsisten ( Abu
Ahmadi ,1999 ).
d.Menurut Gerungan (1996), attitude diartikan dengan sikap
terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan
atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek tadi.
e. Menurut Secord dan Backman (1995) adalah " Keteraturan
tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
10
2. Faktor eksternal
Faktor ini berasal dari luar indvidu, berupa stimulus untuk
membentuk dan mengubah sikap.Stimulus tersebut bersifat
langsung misalnya individu dengan individu. Dapat juga bersifat
tidak langsung, yaitu melalui perantara, seperti: alat komunikasi
dan media massa baik elektronik maupun nonelektronik.
2.2.4 Tingkatan sikap
Menurut Notoatmojo S (1997) sikap memiliki 4 tingkatan,dari yang
terendah hingga yang tertinggi, yaitu :
1. Menerima ( receiving )
Pada tingkat ini, individu ingin dan memperhatikan rangsangan (
stimlus ) yang diberikan.
2. Merespon ( responding )
Pada tingkat ini, sikap individu dapat memberikan jawaban
apabila ditanya, mengerajkan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan
3. Menghargai ( valuing )
Pada tingkat ini, sikap individu mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab ( responsible )
Pada tingkat ini , sikap individu akan bertanggung jawab dan siap
menanggung segala risiko atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya.
2.2.5 Pembentukan dan Perubahan Sikap
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono ( 2000 ), ada beberapa cara untuk
membentuk atau mengubah sikap individu, yaitu :
12
1. Adopsi
Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap
melalui kejadian yang terjadi berulang - ulang dan terus menrus
sehingga lama kelamaan secara bertahap hal tersebut akan diserap
oeh individu, dan akan mempengarui pembentukan serta
perubahan terhadap sikap indvidu.
2. Diferensiasi
Diferensiasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap
karena sudah dimilkinya pengetahuan, pengalaman, intelegensi,
dan bertambahnya umur.
3. Integrasi
Integrasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap
yang terjadi secara tahap demi tahap, diawali dari macam -
macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan
objek sikap tersebut sehingga pada akhirnya akan membentuk
sikap terhadap objek tersebut.
4. Trauma
Trauma adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap
melalui suatu kejadian secara tiba -tiba dan mengejutkan sehingga
meningglkan kesan mendalam diri individu tersebut
5. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap
karena pengalaman traumatik pada dii individu terhadap hal
tertentu, dapat menimbulkan sikap negatif terhadap semua hal
yang sejenis atau sebaliknya.
13
Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya
sedikit sehingga diagnostik kadang kala sulit ditegakkan. Jika
penyakit berlangsung lama dapat timbul likenifikasi, mpetig, dan
furunkulosis.
2.4.5 Transmisi ( cara penularan )
Cara penularan penyakit skabies dapat melalui 2 cara : yaitu kontak
langsung ( kulit dengn kulit ), misalnya berjabat tngan, tidur
bersama, maupun hubungan seksual dan kontak tak langsung
( melalui benda ), misalnya saling berganti pakian, alat mandi, sprei,
bantal.
2.4.6 Penatalaksanaan
1. Pada pasien diminta agar mandi dengan air yang hangat dan
sabun guna menghilangkan debris yang mengelupas dari krusta
dan kemudian kulit dibiarkan kering benar serta menjadi dingin.
2. Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium
tungau, tidak menimbuklan iritasi dan toksik, tiak berbau atau
kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian,mudah diperoleh
dan harganya murah.
Jenis obat topikal :
1. Belerang endap ( sulfur presipitatum ) 4- 20 % dalam bentuk
salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur
presipitatum 5% daam minyak sangat aman dan efektif.
Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3
hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau,
mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
2. Emulsi benzil - benzoat 20-25% efektif terhadap semua
stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit
16
Host ( penjamu )
Agent Environment
( penyebab penyakit ) ( environment )
2.7 Hipotesa
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1. Representatif
Sampel yang representatif adalah sampel yang dapat mewakili
populasi yang ada. Untuk memperoleh hasil atau kesimpulan
penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian,
maka sampel yang diambil harus mewakili populasi yang ada
2. Sampel harus cukup banyak
Polit dan Hungler (1993) menyatakan bahwa semakin besar
sampel yang dipergunakan semakin baik dan representatif hasil
yang diperoleh.
Untuk menentukan jumlah sampel minimal yang dipandng sesuai, diambil
dengan menggunakann rumus sebagai berikut :
n=N
1+N (d )2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
D = Tingkat signifikasi (p)
Untuk menghndari adanya kekeliruan dalam meilih sampel, mendapatkan
sampel yang representatif dan hasil penelitian yang seobyektif mungkin,
maka kami menetapkan kriteria sampel sebagai berikut :
3.2.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
suatu populasi target yang akan diteliti (Nursalam,2003). Kriteria
Inklusi dari peneltian ni adalah ;
1. Santri Pondok pesantren Singo Walisongo Desa Becok
Kecamatan Karangmojo Kabup[aten Magetan yang tinggal di
pondok.
2. Bersedia menjadi responden.
24