Вы находитесь на странице: 1из 23

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
PADA PT. RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN

OLEH :
KELOMPOK 3

1. MUHAMMAD RIDWAN B1C1 17 082


2. NUR RATNA SARI B1C1 17 092
3. REZKY APRILIANA ALIMIN B1C1 17 102

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Akuntansi Pertanggungjawaban ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Dr. Mulyati Akib, Ak.,
CA., CTA., CPA dan ibu Ika Maya Sari, SE., M.Si., Ak selaku Dosen mata
kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saranya membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Kendari, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………...3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengendalian Manajemen……………………...…………………………………4
2.2 Akuntansi Pertanggungjawaban……………………………………………….4
2.2.1 Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban………………....................4
2.2.2 Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban.................................7
2.2.3 Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban..........................7
2.2.4 Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban.............................................8
2.2.5 Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban.......................................8
2.2.6 Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendali Manajemen..11

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pusat Pertanggungjawaban pada PT. Rajawali Nurindo………......................13
3.2 Penyusunan Anggaran pada PT. Rajawali Nurindo....................…………...14
3.3 Penilaian Kinerja pada PT. Rajawali Nurindo...............................................15
3.4 Pelaporan Kinerja pada PT. Rajawali Nurindo.............................................16

BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………....18
4.2 SARAN……………………………………………………………………………....19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………....20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan yang didirikan biasanya memiliki tujuan yang ingin dicapai, baik
berupa laba, efisiensi, peningkatan kualitas barang dan jasa, maupun tanggung jawab
pelayanan kepada masyarakat. Pada perusahaan kecil biasanya pemilik perusahaan juga
bertindak sebagai manajer perusahaan. Hal ini dikarenakan masih sedikitnya aktivitas
yang terjadi, namun seiring dengan perkembangan perusahaan maka semakin banyak
pula aktivitas yang terjadi sehingga tidak mungkin seorang manajer mengambil
keputusan yang penting karena banyaknya areal keputusan yang harus diambil dan tidak
ada orang yang mengusai semua bidang yang ada dalam organisasi, sehingga sebagai
konsekuensinya pengambilan keputusan harus didelegasikannya pada tingkatan yang
lebih rendah dengan pemberian wewenang.
Kebutuhan akan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab merupakan efek dari
semakin kompleks dan pentingnya modernisasi organisasi. Wewenang diberikan dari
manajer tingkat atas ke manajer dibawahnya. Dengan wewenang tersebut seorang manajer
diberikan peran untuk mengelola sumber daya ekonomi dalam pelaksaan kegiatannya.
Pendelegasian wewenang ini menuntut seorang manajer untuk mempertanggungjawabkan
hasil kinerjanya kemudian pimpinan perusahaan akan mengevaluasi dan menilai kinerja
yang dihasilkan pusat pertanggungjawaban tersebut.
Penilaian kinerja dapat diartikan sebagai penilaian secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi,perusahaan, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan
kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh
manusia maka penilaian kinerja pada hakekatnya adalah penilaian atas perilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan didalam organisasi, oleh karena itu jika
informasi akuntansi yang dipakai sebagai salah satu penilaian kinerja maka informasi
akuntansi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi manajemen.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang mengukur berbagai hasil
yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan
oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban sebagai bagian dari
sistem pengendalian manajemen. Sistem ini diciptakan untuk memberikan keleluasaan
kepada manajer untuk mengelola bagian organisasi yang dipimpinnya secara optimal
1
sebagai salah satu model desentralisasi. Makin luas sebuah organisasi maka semakin
dibutuhkan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada manajemen level bawah
sebagai suatu bentukdesentralisasi.
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu bagian dalam organisasi yang memiliki
kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi.
Pusat pertanggungjawaban utama terdiri dari empat macam yaitu pusat biaya, pusat
pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
PT. Rajawali Nusindo adalah perusahaan yang bergerak dalam pengadaan obat di
Indonesia, dan penjualan adalah sumber pendapatan utama. PT. RajawaliNusindo
mengenal beberapa istilah untuk kantor cabang yaitu cabang perintis, perdana, madya,
dan cabang utama, dimana status dari kantor cabang ini didasarkan pada apakah cabang
tersebut mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penerapan
akuntansi pertanggungjawaban menjadi penting untuk mengetahui pelaksanaan
tanggung jawab manajer pusat pendapatan dalam mencapai pendapatan yang
dianggarkan.
PT. Rajawali Nusindo sendiri telah menerapkan suatu sistem akuntansi
pertanggungjawaban yaitu dengan adanya penilaian manajer pertanggungjawaban
dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya

1.2 RUMUSAN MASALAH


1 Bagaimanakah peranan pusat pertanggungjawaban pada PT. Rajawali Nurindo?
2. Bagaimanakah penyusunan anggaran perusahan pada PT. Rajawali Nurindo?
3. Bagaimanakah penilaian kinerja manajer pada PT. Rajawali Nurindo ?
4. Bagaimanakah hasil pelaporan kinerja perusahaan pada PT. Rajawali Nurindo?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apakah PT. Rajawali Nurindo telah menerapkan akuntansi
pertanggung jawaban dalam menilai kinerja pusat pertanggungjawaban.
2. Untuk mengetahui cara penilaian kinerja manajer PT. Rajawali Nurindo.

2
1.4 MANFAAT PENULISAN
Dari rumusan masalah diatas, tentunya memiliki manfaat bagi penulis maupun
pembaca yaitu menambah pengetahuan mengenai akuntansi pertanggungjawaban baik
secara materi maupun praktiknya.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah suatu proses yang menjamin bahwa
sumber- sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi, dengan kata lain pengendalian manajemen dapat
diartikan sebagai proses untuk menjamin menjamin bahwa sumber manusia, fisik
dan teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai
dengan garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan
strategi.
Sistem pengendalian manajemen adalah kesatuan pemikiran dari metode
akuntansi manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data serta
mengevaluasi kinerja perusahaan. Suatu sistem pengendalian manajemen berusaha
untuk mengarahkan berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh semua submit
organisasi agar mengarah pada tujuan organisasi dan tujuan para manajernya.

2.2 Akuntansi Pertanggungjawaban


2.2.1 Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari
akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan
dengan pusat- pusat pertanggungjawaban yang ada didalam organisasi. Istilah
akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban
dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang
merupakan bentuk pertanggungjawabannya atas suatu sistem yang mengukur
rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban. Menurut Hansen
Mowen (2005: 116), Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban mereka.

4
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang
disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan
pendapatan dilakukan sesuai pusat pertanggungjawaban dalam organisasi,
dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang
bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.
Akuntansi pertanggungjawaban dapat mendorong para individu, terutama para
manajer untuk dapat berperan aktif dalam pencapaian tujuan perusahaan secara
efektif dan efisien. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan unit kerja atau pusat pertanggungjawaban. Dari laporan
pertanggungjawaban tersebut maka dapat diketahui perbandingan yang terjadi
antara realisasi dengan anggarannya, sehingga setiap penyimpangan yang
terjadi dapat dianalisis dan dicari penyelesaiannya dengan manajer masing-
masing pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban dapat
melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja yang berguna bagi setiap
puncak pimpinan dalam penyusunan rencana kerja untuk periode yang akan
datang, baik untuk masing- masing pusat pertanggungjawaban maupun untuk
kepentingan perusahaan secara menyeluruh.
Akuntansi pertanggungjawaban menyediakan informasi mengenai
masukan dan keluaran. Akuntansi mengukur masukan dalam ukuran biaya.
Keluaran suatu pusat pertanggungjawaban dapat dijual kepada pihak luar atau
sebagai masukan pusat pertanggungjawaban yang lain, keluaran tersebut dapat
berupa barang dan jasa. Jika keluaran sebuah pusat pertanggungjawaban dijual
kepada pihak luar maka keluaran tersebut dapat diukur dalam ukuran
pendapatan penjualan. Akan tetapi, jika keluaran tersebut digunakan sebagai
masukan pusat pertanggungjawaban lainnya maka akan sulit menentukan
keluaran ukuran tersebut, keadaan ini mendorong digunakannya teknik
penentuan harga transfer (transfer pricing).
Hansen dan Mowen (2001: 818), akuntansi pertanggungjawaban adalah
sebuah sistem yang disusun untuk mengukur hasil setiap pusat
pertanggungjawaban dan membandingkan hasil- hasil tersebut dengan hasil
yang diharapkan atau yang dianggarkan.

5
Dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan
suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja
pusat- pusat pertanggungjawaban dan memudahkan pengendalian atas hasil dan
biaya yang menjadi tanggung jawab manajer yang bersangkutan.
Menurut Harahap (2001: 169), syarat- syarat penerapan akuntansi
pertanggungjawaban yang baik adalah:
a. Memiliki struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang baik artinya
memiliki batasan terhadap wewenang dan tanggungjawab yang tegas dan
jelas sehingga setiap bagian dengan yang satu dengan bagian yang lain tidak
merasa bingung.
b. Memberikan sistem reward dan punishment berdasarkan standart
pertanggungjawaban yang ditetapkan.
c. Memiliki sistem akuntansi yang sejalan dan disesuaikan dengan pusat
pertanggungjawaban.
d. Anggaran atau budget harus disusun menurut pusat- pusat
pertanggungjawaban. Anggaran harus disusun sesuai dengan tingkatan
manajemen dalam organisasi yang diatur dalam sistem pertanggungjawaban.
e. Terdapat sistem pelaporan pendapatan dan biaya dari manajer yang sesuai
dengan pertanggungjawabannya.
f. Untuk akuntansi pertanggungjawaban biaya. Harus terdapat pemisahan antara
biaya yang dapat dikendalikan (controllable) dengan yang tidak dapat
dikendalikan (uncontrollable) oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang
bersangkutan.
g. Harus ada akibat baik berupa penghargaan reward maupun penalties sebagai
akibat prestasinya sesuai dengan ukuran tanggungjawabnya.
Beberapa syarat diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi
pertanggungjawaban yang baik harus memiliki syarat yang telah ditentukan.
Jika salah satu syarat yang ada tersebut ada yang tidak terpenuhi maka sistem
akuntansi pertanggungjawaban tersebut tidaklah sempurna, sehingga harus ada
perbaikan- perbaikan untuk menyempurnakannya.

6
2.2.2 Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban
Konsep dasar akuntansi pertanggungjawaban lebih menunjukkan pada syarat-
syarat yang harus dipenuhi dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban.
Konsep dasar menurut Samryn (2001:54) adalah sebagai berikut:
a. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas pengelompokan tanggung
jawab (departemen- departemen) manajerial pada setiap tingkat dalam
setiap organisasi, dengan tujuan membentuk anggaran bagi masing- masing
departemen. Individu yang mengepalai pusat pertanggungjawaban harus
bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan biaya- biaya menurut
yang dapat atau tidak dapat dikendalikan oleh kepala departemen.
Umumnya biaya- biaya yang secara langsung dapat dibebankan kepada
departemen, kecuali biaya tetap, yang merupakan biaya yang dapat
dikendalikan oleh manajer departemen tersebut.
b. Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak
pada bagan organisasi dimana ruang lingkup wewenang telah ditentukan.
Wewenang mendasari pertanggungjawaban biaya tertentu dan biaya
tersebut dituangkan dalam anggaran perusahaan.
c. Setiap anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya- biaya yang
terkendali oleh personel yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus
disesuaikan supaya dapat dilakukan pencatatan atas beban terkendali atau
yang dipertanggungjawabkan berdasarkan dalam cakupan wewenang yang
dilimpahkan.
2.2.3 Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (2001: 174), informasi akuntansi pertanggungjawaban
yang berupa informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk menyusun
anggaran. Sedangkan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa
informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban dan pemotivasi manajer. Akuntansi pertanggungjawaban
sangat diperlukan dan bermanfaat bagi perusahaan besar yang kegiatan
usahanya memerlukan pembagian tugas dan tanggungjawab. Adapun manfaat
akuntansi pertanggungjawaban menurut soekarno (2002:35) adalah:
a. Sebagai dasar penyusunan anggaran
7
b. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
c. Untuk memotivasi manajer

2.2.4 Jenis- Jenis Pusat pertanggungjawaban


Didalam suatu organisasi dibagi menjadi bagian tertentu yang disebut
pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban adalah satu unit
organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer pertanggungjawaban. Pada
umumnya sebuah perusahaan terbagi dalam beberapa pusat
pertanggungjawaban yang masing- masing ditujukan dalam satu kotak dalam
bagan struktur organisasi. Pusat pertanggungjawaban ini membentuk suatu
hierarki. Tingkatan terendah adalah pusat pertanggungjawaban untuk unit.
Seksi, bagian atau unit organisasi kecil lainnya. Sedangkan tingkat yang lebih
tinggi adalah departemen, unit usaha atau divisi. Pertanggungjawaban dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran.
Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur dalam satuan uang yang
disebut dengan biaya, sedangkan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban
yang dinyatakan dalam satuan uang disebut dengan pendapatan. Adapun jenis
atau tipe pusat pertanggungjawaban antara lain sebagai berikut:
a. Pusat Biaya
b. Pusat Pendapatan
c. Pusat Laba
d. Pusat Investasi

2.2.5 Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban


Laporan pertanggungjawaban merupakan produk akhir yang dihasilkan
oleh sistem akuntansi pertanggungjawaban. Penegrtian laporan
pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001:182), merupakan suatu alat yang
menuntut informasi pendapatan dan atau biaya ke manajer yang memiliki
posisi terbaik untuk menjelaskan penyebab terjadinya penyimpangan dan
mampu merencanakan tindakan untuk memperbaiki penyimpangan yang
terjadi. Laporan pertanggungjawaban berisi perbandingan antara rencana kerja
yang tertuang dalam anggaran dengan pelaksanaan. Dengan laporan ini atasan
8
dapat mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan tugas- tugas yang
didelegasikan kepada bawahan dengan membandingkannya dengan anggaran.
Laporan pertanggungjawaban dalam akuntansi pertanggungjawaban disusun
secara periodik dan lebih terarah pada kemampuan para manajer dalam
mengendalikan biaya sesuai dengan wewenang dan tingkatan manajemen
dalam rangka penilaian kinerja.
Untuk meningkatkan efisiensi, sistem akuntansi pertanggungjawaban
haruslah didasarkan pada apa yang disebut dengan “pelaporan piramid”. Hal
ini berarti masing- masing manajer pertanggungjawaban berkewajiban
menyiapkan laporan pertanggungjawaban sendiri dan ringkasan laporan
pertanggungjawaban manajemen yang berada pada level bawahnya.
Selanjutnya hanya jumlah total dari laporan- laporan itu sajalah yang akan
disajikan kepada tingkatan pelaporan yang lebih tinggi berikutnya. Dapat
diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkatan tanggungjawab, maka
semakin terkosentrasi pula laporan yang disajikan kepadanya.
Laporan akuntansi pertanggungjawaban kepada berbagai tingkat
manajemen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi:
a. Laporan pelaksanaan tanggung jawab merupakan laporan tanggung
gugat (accountability) yang memiliki dua tjuan, yaitu:
1) Memberikan informasi kepada manajer dan atasan mengenai
pelaksanaan atau kinerja dalam bidang-bidang yang menjadi
tanggung jawabnya.
2) Mendorong para manajer dan atasan umtuk mengambil tindakan
langsung yang diperlukan guna memperbaiki kinerja.
b. Laporan informasi adalah laporan yang disusun agar para manajer
memperoleh informasi yang relevan dengan bidang mereka, walaupun
tidak perlu berkaitan langsung dengan tanggung jawab spesifik atas
kinerjanya. Laporan informasi mencangkup bidang sasaran yang
berbeda dan lebih luas dari pada laporan kinerja.
Dalam jangka pendek, laporan pelaksanaan tanggung jawab lebih
penting ibandingkan laporan informasi karena adanya kebutuhan langsung dan
mendesak agar perusahaan berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi dalam
9
jangka panjang, laporan informasi yang berkaitan dengan kemajuan dan
pertumbuhan usha perusahaan juga sangat penting. Untuk membuat laporan
yang memiliki kualitas baik, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi,
yaitu:
a. Ditujukan Kepada Pihak yang Tepat, laporan harus sesuai dengan
bagan organisasi, yaitu harus ditujukan kepada personel yang
bertanggung jawab mengendalikan laporan yang dilaporkan.
b. Konsisten, bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali
diterbitkan. Sebaiknya perubahan hanya dilakukan jika sangat
diperlukan dan dengan alasan yang tepat.
c. Tepat Waktu, laporan harus disusun dan disampaikan sesuai dengan
waktu diperlukannya laporan tersebut.
d. Teratur,laporan harus disampaikan secara berkala dan teratur dari
waktu ke waktu.
e. Mudah Dipahami, laporan harus mudah dicerna dan dipahami oleh
pihak pembacanya. Karena itu, harus dihindari penggunaan istilah-
istilah akuntansi yang sulit dan tidak dipahami oleh pihak pembacanya
yang mungkin memliki latar belakang pendidikan bukan akuntansi.
Tetapi, jika penggunaan istilah akuntansi tertentu tidak terhindarkan,
harus diberikan penjelasan tambahan secukupnya.
f. Penjelasan yang Terinci, laporan harus memberikan penjelasan yang
terinci dan memadai tetapitidak bertele-tele tentang isi laporannya. Jika
memang diperlukan, laporan dapat mencantumkan jumlah rupiah
maupun kuantitas barang.
g. Dapat Dibandingkan, laporan memuat berbagai angka yang dapat
dibandingkan, baik antara angka aktual dan anggaran, antara satu
periode dan periode sebelumnya, atau antar standar dan aktual.
h. Bersifat Analitis, laporan harus berupa analisis atas kartu jam kerja,
daftar barang rusak, pesanan kerja, surat permintaan bahan, kemacetan
mesin, kualitas bahan dan sebagainya.
i. Tingkat Efisiensi, laporan harus menyampaikan kemampuan setiap
departemen pelapor tentang kemampuan atau ketidakmampuan mereka
10
dalam mencapai tingkat efisiensi yang diharapkan.
2.2.6 Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian
Manajemen
Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen
puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian
sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat
melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya
yang diukur dalam satuan uang. Pusat yang bersangkutan seperti halnya usat biaya
melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana
pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan
utama perusahaan.
Proses perencanaan pencapaian sasaran pelaksanaan dan pelaporan hasil
pelaksanaan oleh manajemen yang bertanggung jawab, pada umumnya
menggunakan istilah akuntansi pertanggungjawaban. Untuk dapat menerapkan
akuntansi pertang gungjawaban secara baik, harus dipenuhi beberapa hal yang
merupakan syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban.
Dengan demikian dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban perilaku
dan tindakan harus mendapat perhatian dari manajemen agar proses pengendalian
dapat berjalan dengan efektif. Pengendalian pada umumnya bertujuan untuk
memeriksa efektifitas penyelesaian rencana dalam perusahaan dan juga mengoreksi
adanya penyimpangan yang terjadi. Dengan demikian apabila terdapat kelemahan
dan kekurangan dalam rencana kebijakan dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
Pengendalian yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara melimpahkan
wewenang kedalam suatu departemen. Kinerja departemen akan dinilai
berdasarkan pelimpahan wewenang dan tugas ke dalam departemen/ devisi yang
masing-masing memiliki suatu kendali terhadap wewenang tersebut. Kemudian
prestasi masing- masing departemen/divisi akan dinilai oleh perusahaan melalui
laporan pertanggungjawaban masing-masing departemen/devisi.
Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan menggunakan anggaran.
Anggaran yang dibuat merupakan suatu pengarahan perhatian, karena membantu
para manajer untuk memusatkan perhatian pada masalah operasional atau keuangan
pada waktu yang lebih awal untuk pengendalian yang lebih efekfif. Oleh karena itu,
11
haruslah disusun anggaran untuk tiap-tiap tingkatan manajemen melalui
pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban, serta laporan anggaran dan
realisasinya dari setiap pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang
mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan perusahaan yang
mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban dengan
menetapkan pendapatan dan biaya tertentu. Akuntansi pertanggungjawaban
sebenarnya timbul sebagai akibat adanya wewenang yang diberikan dan bagaimana
mempertanggungjawabkan dalam bentuk suatu laporan tertulis.
Akuntansi pertanggungjawaban yang baik, dalam penerapannya harus
menetapkan atau memberi wewenang secara tegas, karena dari wewenang ini akan
menimbulkan adanya tanggungjawab. Dengan wewenang dan tanggungjawab
tersebut akan memudahkan pengendalian terhadap penyimpangan yang terjadi.
Akuntansi pertanggungjawaban banyak dipakai oleh perusahaan dan badan usaha
lainnya karena memungkinkan perusahaan untuk merekam seluruh aktivitas
usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas
tersebut, dan menentukan unit usaha mana yang tidak berjalan secara efisien.
Dengan diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik
akan menyebabkan terciptanya suatu pengendalian. Akuntansi pertanggungjawaban
juga sebagai sarana untuk mengevaluasi kemampuan setiap manajer, selain itu akan
dibentuk landasan terciptanya suatu sistem pengukuran prestasi kerja. Laporan
pertanggungjawaban dapat dipergunakan sebagai dasar untuk membuat analisis
yang bertujuan untuk mengukur prestasi kerja untuk setiap pusat
pertanggungjawaban.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian
biaya. Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan
manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya. Karena
sumber daya yang digunakan harus dinyatakan dalam satuan uang dan itu
merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu
metode pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan
pengelolaan biaya atau pengendalian biaya yang dapat dilakukan oleh manajemen
organisasi perusahaan
12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PusatPertanggungjawaban pada PT. Rajawali Nusindo


Tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk meletakkan
dasar-dasar bagi pembentukan sistem yang dapat memberikan informasi yang
diperlukan manajemen, antara lain :
1. Mengoptimalkan aspekperencanaan.
2. Menilai kinerja unit-unit organisasiperusahaan.
3. Menghasilkan informasi dalam berbagai alternatif dalam pengambilan
keputusan.
Untuk itu diperlukan pengidentifikasian tiap-tiap unit organisasi atau unit
kerja sebagai suatu pusat pertanggungjawaban tertentu sesuai dengan sifat dan
sasaran kegiatan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu :
1. Yang menjadi pusat biaya adalah setiap kantorcabang
2. Yang menjadi pusat pendapatan adalah departemen pemasaran dan
departemenpenjualan.
3. Yang menjadi pusat laba adalah kantor cabang utama, karena merupakan
tempat terjadinya biaya danpendapatan.
4. Yang menjadi pusat investasi adalah kantorpusat.

Pada hakekatnya pusat pendapatan adalah suatu pusat


pertanggungjawaban yang tidak memiliki wewenang dalam menetapkan harga
jual dan tidak bertanggung jawab terhadap harga pokok barang yang dipasarkan.
Hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa pusat pendapatan hanya
bertanggung jawab terhadap pendapatan sedangkan biaya yang menjadi tanggung
jawabnya adalah biaya yang berkaitan langsung dengan pusat
pertanggungjawaban tersebut. PT. Rajawali Nusindo cabang Medan
memperlakukan bagian penjualan dan bagian pemasaran sebagai pusat
pendapatan. Dimana bagian pemasaran bertugas untuk mempromosikan produk
kepada dokter dan bertanggung jawab langsung kepada kantor
pusatsedangkanbagian penjualan bertugas menjual produk tersebut ke apotek-
13
apotek dan bertanggung jawab kepada kantor cabang masing-masing. Dalam
skripsi ini penulis hanya membahas mengenai pusat pendapatan bagian penjualan.

3.2 PenyusunanAnggaran pada PT. Rajawali Nusindo


Agar dapat memudahkan pengawasan terhadap tercapai atau tidaknya
tujuan perusahaan, diperlukan suatu perencanaan yang dinyatakan dalam suatu
anggaran. Dengan menggunakan anggaran, perusahaan dapat melakukan suatu
penilaian kinerja atau prestasi dari tiap pimpinan pusat pertanggungjawaban
dimana anggaran merupakan dasar bagi perusahaan untuk menilai kinerja para
manajer.
PT. Rajawali Nusindo cabang Medan menyusun anggaran penjualan
setahun sekali, biasanya pada bulan Juli tiap tahunnya. Dalam menyusun anggaran
penjualan untuk tahun berikutnya pada PT. Rajawali Nusindo biasanya dengan
cara memperhatikan realisasi penjualan semester pertama pada tahun berjalan.
Misalnya, anggaran untuk tahun 2008 maka anggaran disusun pada bulan juli
2007, dengan cara melihat realisasi penjualan januari – juni 2007.
Anggaran penjualan disusun dengan mengunakan metode Top Down
dimana anggaran penjualan disusun oleh kepala cabang bersama-sama dengan
kepala operasional sedangkan manajer penjualan hanya melaksanakan anggaran
tersebut. PT. Rajawali Nusindo biasanya mengadakan pertemuan antar seluruh
kepala kantor cabang di Indonesia tiap tahunnya dikantor pusat, salah satu
kegiatannya adalah penyampaian anggaran penjualan untuk kemudian meminta
persetujuan, setelah disetujui baru anggaran penjualan tersebut dapat disahkan.
Untuk memudahkan pengawasan dan perencanaan, anggaran untuk satu
periode atau satu tahun dibagi kedalam 12 bulan. Pada tiap bulannya PT. Rajawali
Nusindo cabang Medan mengadakan pertemuan untuk me-review dan
memperbaiki anggaran untuk tiap bulan yang berjalan ataupun untuk bulan yang
akan datang bila diperlukan. Review terhadap anggaran dilakukan oleh pimpinan
perusahaan bersama kepala operasional.
Seperti yang telah dikemukakan sebelum anggaran penjualan disusun,
terlebih dahulu dibuat ramalan penjualan. PT. Rajawali Nusindo membuat
ramalan penjualan tahun yang akan datang dengan cara membandingkan anggaran
14
penjualan tahun lalu dengan anggaran tahun berjalan. Anggaran penjualan untuk
tahun yang akan datang biasanya 10 – 20 % dari anggaran tahun berjalan
tergantung pada situasi pasar. Anggaran penjualan PT. Rajawali Nusindo dapat
dilihat pada laporanlaba-rugi

3.3 PenilaianKinerja pada PT. Rajawali Nusindo


Secara teoritis pengukuran prestasi pusat pertanggungjawaban pada
dasarnya dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi suatu pusat
pertanggungjawaban. Efisiensi biasanya dilakukan dengan cara membandingkan
suatu ukuran tertentu, misalnya membandingkan suatu pusat pertanggungjawaban
dengan pusat pertanggungjawaban lainnya, membandingkan prestasi
sesungguhnya ( aktual ) dengan yang dianggarkan ataupun membandingkan
kinerja pusat pertanggungjawaban masa sekarang dengan kinerja di masa lalu.
Sedangkan efektifitas biasanya berhubungan dengan output yang dihasilkan suatu
pusat pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
perusahaan.Jika output yang dihasilkan suatu pusat pertanggungjawaban tidak
dapat memberikan kontribusi yang memadai dalam pencapaian tujuan perusahaan,
maka pusat pertanggungjawaban tersebut dapat dikatakan tidak efektif.
Penilaian kinerja manajer pusat pendapatan pada PT. Rajawali Nusindo
cabang Medan dilakukan dengan cara menggunakan indikator anggaran sebagai
alat untuk mengevaluasi yaitu dengan cara membandingkan angka pendapatan
yang sebenarnya dengan pendapatan yang dianggarkan, dan dari hasil
perbandingan tersebut akan diperoleh selisih atau deviasi yang terjadi dalam
perusahaan. Selisih antara anggaran dengan realisasinya dapat berupa selisih laba
atau selisih menguntungkan ( favorable ) maupun selisih merugikan ( unfavorable
) yang selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
selisih/deviasi tersebut kemudian diambil tindakan-tindakan perbaikan.
Penilaian kinerja terhadap manajer suatu pusat pertanggungjawaban
biasanya dilakukan sebulan sekali yaitu melalui laporan keuangan. Dalam menilai
kinerja terhadap pusat pendapatan, PT. Rajawali Nusindo tidak menerapkan
reward dan punishment yang ketat bagi para manajer pusat pertanggungjawaban
terhadap kemampuannya dalam mencapai target anggaran yang telah ditetapkan
15
sebelumnya. Dalam menilai kinerja pusat pertanggungjawaban pendapatan pada
PT. Rajawali Nusindo, jika manajer tersebut tidak dapat mencapai anggaran
penjualan yang telah ditetapkan maka manajer tersebut tidak menerima
punishment begitu juga jika seorang manajer pusat pertanggungjawaban
pendapatan dapat melebihi target anggaran yang telah ditetapkan, tetap tidak
mendapat balas jasa atau reward.
Hal ini menunjukkan ketidaktegasan PT. Rajawali Nusindo dalam
melaksanakan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja pusat
pendapatan, karena disatu sisi terdapat penilaian kinerja yang dilaksanakan tiap
bulannya namun tidak terdapat adanya reward maupun punishment terhadap
kinerja manajer penjualan.

3.4 PelaporanKinerja pada PT. Rajawali Nusindo


Laporan merupakan catatan kegiatan atau peristiwa yang disusun secara
sistematis dan berurutan dari waktu ke waktu, berisi catatan kualitatif dan
kuantitatif yang disusun sedemikian rupa sehingga dengan membacanya akan
diperoleh informasi berupa data dan fakta tentang peristiwa yang telah terjadi.
Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh sebuah laporan kinerja yang baik,
misalnya sebuah laporan kinerja harus disusun menyesuaikan dengan struktur
organisasi perusahaan. Laporan kinerja harus dibuat untuk tiap pusat
pertanggungjawaban, dimana laporan untuk manajemen tingkat bawah harus
berisi informasi yang rinci dan laporan kinerja untuk manajemen tingkat atas
harus berisi informasi yang lebih ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer
semakin ringkas isi laporankinerjanya.
Sistem pelaporan pusat pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan
seperangkat laporan yang saling berhubungan yang menyajikan informasi untuk
pengawasan manajemen. Laporan ini berisi informasi pertanggungjawaban
kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi dimana setiap manajer level atas
akan menerima laporan pertanggungjawaban dari manajerdibawahnya.
PT. Rajawali Nusindo cabang Medan membuat laporan
pertanggungjawaban dengan cara membandingkan antara anggaran dengan
realisasinya. Laporan jenis ini dimaksudkan untuk lebih memperlihatkan deviasi
16
yang terjadi. Hal ini akan membuat perhatian manajemen perusahaan lebih fokus
terhadap penyimpangan yang terjadi, kemudian diambil suatu tindakan koreksi
bagi penyimpangan tersebut atau jika perlu dilakukan peninjauan kembali
terhadap anggaran yang ditetapkan. PT. Rajawali Nusindo membuat laporan
pertanggungjawaban secara berkala tiap bulannya, walaupun kadang kala dalam
situasi khusus laporan pertanggungjawaban dapat diterbitkan tiap minggu.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi yang dilakukan penulis pada bab IV, maka

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut

1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja pusat pendapatan

yang diterapkan PT. Rajawali Nusindo belum berjalan dengan baik, hal ini dapat

dilihatdari

 Pada PT. Rajawali Nusindo meskipun anggaran penjualan sudah

dapat dikatakan berfungsi sebagai alat penilaian kinerja manajer pusat

pendapatan yaitu dengan cara membandingkan antara anggaran

penjualan dengan realisasinya tetapi tidak terdapat suatu sistem

reward dan punishment yang jelas terhadap manajer pusat

pendapatan.

Meskipun begitu terdapat beberapa hal yang telah berjalan dengan baik, antara lain

 Adanya kejelasan pembagian pusatpertanggungjawaban

 Adanya sistem pelaporan hasil kegiatan kepada atasan tentang apa

saja yang telah dicapai. Laporan tersebut dibuat oleh manajer pusat

pertanggungjawaban yang bersangkutan kepada manajer level yang

lebih tinggi. Laporan tersebut memperlihatkan penyimpangan antara

anggaran dengan realisasinya, dan untuk mengetahui apakah kegiatan

perusahaan telah berjalan sesuai denganrencana.

2. Pada PT. Rajawali Nusindo, penilaian kinerja terhadap pusat pendapatan


dilakukan hanya dengan menggunakan perbandingan antara anggaran
pendapatan dengan realisasinya dan tidak ada analisis lebih lanjut terhadap

18
perbedaan-perbedaan yang terjadi sehingga tidak dapat diketahui penyebab
terjadinya perbedaantersebut.

4.2 Saran
Selain dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis juga memberi

masukan berupa saran kepada perusahaan yang berhubungan dengan penerapan

sistem akuntansi pertanggungjawaban pusat pendapatan sebagai alat ukur kinerja

pusat pendapatan. Masukan ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dalam

menerapkan akuntansi pertanggungjawaban

1. PT. Rajawali Nusindo sebaiknya menerapkan sistem reward dan punishment

yang baik terhadap pusat pertanggungjawaban pendapatan, ini sangat penting

karena penerapan reward dan punishment yang baik akan mendorong manajer

penjualan bekerja lebihbaik.

2. PT. Rajawali Nusindo sebaiknya melakukan analisis lebih lanjut, agar dapat
diketahui penyebab adanya perbedaan antara anggaran dengan realisasi. Analisis
yang dilakukan dapat berupa analisis varian harga jual, varian volume penjualan,
dan varian komposisipenjualan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Sodikin, Slamet Sogiri.2015.Akuntansi Managemen Sebuah
Pengantar.Yogyakarta:Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN
Wilson, J. D., dan J. B. Campbell. (1997). Controllership: Tugas Akuntansi
Manajemen. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Tjinjin Fenix Tjendra. Jakarta: Erlangga.
Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba
Empat.

20

Вам также может понравиться