Вы находитесь на странице: 1из 5

Jurnal Kesehatan

Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap


Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur

Lela Aini1, Reza Reskita2


1,2
Program Studi Ners, STIK Siti Khadijah Palembang, Indonesia
Email: lela.aini15@gmail.com

Abstract: The Effects of Deep Breathing Relaxation Techniques of Pain Reduction Fracture
Patient. Fracture is a crack on bones that is caused by trauma, or other physical energy so that the
medical fracture patient will experience start from light until a heavy level of pain. According to
data RSI Siti Khadijah Palembang, the number one of patients fractures tend to increase in 2016 as
many 423 people. The aim of this study is to see whether there is or is not any breath relaxation
technique in case of relieving the pain of fracture patients. This study is using the pre-experimental
design in an involving a subject group, with One group Pretest-Posttest project. Sample taking
technique is performed with Purposive Sampling method that consumes 30 respondents. This
study is performed on 15th of June- 14th of July 2017 in RSI Siti Khadijah Palembang. The
summary of the research shows that before the internal breath relaxation technique is done from 30
respondents, 10 of them experience the pain on scale of 4 as equal as (35,7%), either experience
the reduction after the breath relaxation technique is done on scale of 2 and 3 each 8 respondents
or as equal as (28,6%). The statistics test result that is using the Wilcoxon check (p-value=0.001) <
α (0,05) is obtained which that means there is an effect of breath relaxation technique according to
the pain revelation of medical fracture patients in RSI Siti Khadijah Palembang on 2017. With this
study, it is expected that health workers can implement deep breathing relaxation techniques to
reduce pain in fracture patients.

Keywords: Deep breathing relaxation technique, Fracture pain

Abstrak: Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien
Fraktur. Fraktur adalah retak atau patah tulang yang disebabkan oleh trauma, atau tenaga fisik
lainnya sehingga pasien fraktur akan mengalami nyeri dari ringan hingga berat. Di RSI Siti
Khadijah Palembang jumlah pasien fraktur pada tahun 2016 mencapai 423 orang. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan nyeri pada pasien fraktur. Penelitian ini menggunakan desain Pra-eksperimental
dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, dengan rancangan One Group pretest-posttest.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yang berjumlah 30
responden. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 di RSI Siti Khadijah Palembang. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon didapatkan (p-value=0.001) yang artinya ada
pengaruh teknik relaksasi nafas dalan terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti
Khadijah Palembang. Dengan adanya penelitian ini diharapkan petugas kesehatan dapat
mengimplementasikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur.

Kata kunci: Nyeri fraktur, Teknik relaksasi nafas dalam

Fraktur adalah setiap retak atau patah fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Tingkat
tulang yang disebabkan oleh trauma, tenaga fisik, kecelakaan transportasi jalan di kawasan Asia
kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44% dari
lunak disekitar tulang yang akan menentukan total kecelakaan di dunia, yang didalamnya
apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau termasuk Indonesia.
tidak lengkap. Gangguan kesehatan yang banyak Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
dijumpai dan menjadi salah satu masalah dipusat- (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan
pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia salah Pengembangan Depkes RI (2013) di Indonesia
satunya adalah fraktur (Budhiartha, 2013). terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat antara lain karena jatuh, kecelakaan lalulintas dan
pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang trauma benda tajam/tumpul. Dari 45.987
meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur

262
Aini, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur 263

sebanyak 1.775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus Hasil observasi awal di RSI Siti Khadijah
kecelakaan lalulintas, yang mengalami fraktur Palembang, pemberian tindakan non farmakologi
sebanyak 1.770 orang (8,5%) dari 14.127 trauma untuk mengatasi nyeri fraktur misalnya relaksasi
benda tajam/tumpul, yang mengalami fraktur nafas dalam masih jarang dilakukan.Berdasarkan
sebanyak 236 orang (1,7%) (Kemenkes RI, uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan
2013). penelitian berjudul Pengaruh teknik relaksasi
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 didapatkan pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang
sekitar 2.900 orang yang mengalami insiden Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk
fraktur, 56% diantaranya mengalami kecacatan mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas
fisik, 24% mengalami kematian, 15% dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien
mengalami kesembuhan dan 5% mengalami fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang.
gangguan psikologis atau depresi.
Menurut data RSI Siti Khadijah
Palembang jumlah pasien fraktur cenderung METODE
meningkat berturut-turut dari tahun 2014
mencapai 338 orang, pada tahun 2015 397 orang, Penelitian ini menggunakan desain Pra-
dan pada tahun 2016 mencapai 423 orang. eksperimental dengan cara melibatkan satu
Fraktur lebih dominan terjadi pada laki-laki kelompok subjek, dengan rancangan One Group
dengan persentase 75%. pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan pada
Menurut Helmi (2012), manifestasi klinik tanggal 15 Juni-14 Juli 2017 di RSI Siti Khadijah
dari fraktur ini berupa nyeri. Nyeri pada Palembang.Populasi pada penelitian ini semua
penderita fraktur bersifat tajam dan menusuk pasien fraktur yang mendapat perawatan di RSI
(Brunner & Suddarth, 2011). Seseorang dapat Siti Khadijah Palembang. Sampel dalam
belajar menghadapi nyeri melalui aktivitas penelitian ini didapat menggunakan rumus
kognitif dan perilaku, seperti distraksi, guided sampel rerata menurut Nursalam (2016) dengan
imagery dan banyak tidur. Individu dapat perkiraan besar populasi 30 (Nursalam dalam
berespons terhadap nyeri dan mencari intervensi Agung, 2013) dan proporsi kasus sebesar 50
fisik untuk mengatasi nyeri, seperti analgesik, persen sehingga didapatkan jumlah sampel
masase, dan olahraga (Kozier, et al., 2009). sebanyak 30 responden diambil menggunakan
Gerakan tubuh dan ekspresi wajah dapat teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi
mengindikasikan adanya nyeri, seperti gigi usia 16-55 tahun, grade fraktur 1-3, pengukuran
mengatup, menutup mata dengan rapat, wajah skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale
meringis, merengek, menjerit dan imobilisasi dengan skala 0 (tidak nyeri), 1-3 (nyeri ringan)
tubuh (Kozier, et al., 2009). Penanganan nyeri dan 4-6 (nyeri sedang), responden diberikan
dengan melakukan teknik relaksasi merupakan analgetik yang sama dan telah lebih dari 8 jam.
tindakan keperawatan yang dilakukan untuk Data dianalisa secara 2 tahapan yaitu: analisa
mengurangi nyeri. Beberapa penelitian telah univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan
menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat analisa bivariat dengan statistik nonparametrik
efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi menggunakan uji wilcoxon untuk mengetahui
(Sehono, 2010). skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri teknik relaksasi napas dalam.
dengan merilekskan ketegangan otot yang
menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas
nafas abdomen dengan frekuensi lambat, HASIL
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya
dan bernafas dengan perlahan dan nyaman Tabel 1. Rerata Skala Nyeri Responden
(Smeltzer et al., 2010). berdasarkan Skala Nyeri Sebelum
Menurut Ayudianingsih (2009) dalam hasil Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas
penelitiannya menginterpretasikan bahwa Dalam
terdapat pengaruh yang signifikan teknik Variabel Mean Median± SD Min-Max
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri Sebelum 4,21 4±1,074 2-6
pada pasien pasca operasi fraktur femur di dilakukan
Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. Nilai p- Teknik
value sebesar (0,006) dengan taraf signifikan Relaksasi
Nafas Dalam
(0.05).
264 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 262-266

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa PEMBAHASAN


rerata skala nyeri pasien fraktur sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Teknik
4,21 median 4 dengan standar deviasi 1,074 dan Relaksasi
skala nyeri terendah 2 (nyeri ringan) dan tertinggi
6 (nyeri sedang). Berdasarkan hasil analisis univariat pada nyeri
fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas
Tabel 2. Rerata Skala Nyeri Responden dalam dari 30 responden yang mengalami nyeri
berdasarkan Skala Nyeri Sesudah fraktur rata-rata mengalami nyeri pada skala
Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas nyeri 4 (sedang).
Dalam Menurut LeMone dkk (2016) Nyeri adalah
Variabel Mean Median±SD
Min- pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
max menyenangkan yang didapat terkait dengan
Sesudah 2,80 3±1,218 1-5 kerusakan jaringan actual atau potensial, atau
dilakukan teknik menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
relaksasi nafas Berdasarkan teori dan penelitian terkait
dalam
peneliti berasumsi bahwa nyeri fraktur
disebabkan terputusnya kontinuitas jaringan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sehingga mengirimkan impuls ke hipothalamus.
rerata nyeri sesudah dilakukan teknik relaksasi Nyeri yang dirasakan sebelum dilakukan teknik
nafas dalam adalah 2.80 median 3 dengan standar relaksasi nafas dalam yang sering muncul adalah
deviasi 1,218 dan nilai terendah skala nyeri 1 rata-rata pada skala sedang disebabkan fraktur
(nyeri ringan) dan tertinggi skala nyeri 5 (nyeri yang dialami cukup komplels, dengan ciri-ciri
sedang). responden meringis, menyeringai, dapat
mendeskripsikan nyeri nya dan menunjukkan
Tabel 3. Pengaruh Skala Nyeri Sebelum dan lokasi nyeri serta dapat mengikuti perintah
Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi dengan baik.
Nafas Dalam
Median
Variabel p-value Skala Nyeri Sesudah Dilakukan Teknik
(min-max)
Sebelum Teknik Relaksasi.
4
Relaksasi nafas
(2-6) Berdasarkan hasil analisis univariat pada
dalam
Sesudah Teknik 0,001 nyeri fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi
3 nafas dalam dari 30 responden yang mengalami
Relaksasi Nafas
(1-5)
dalam nyeri fraktur rata-rata mengalami nyeri pada
skala nyeri 3 atau dalam tingkat nyeri ringan.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat rata- Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri
rata skala nyeri pasien frakur sebelum dilakukan dengan merilekskan ketegangan otot yang
teknik relaksasi nafas dalam adalah skala 4 (nyeri menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas
sedang) dan untuk skor tingkat skala nyeri nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
tertinggi dan terendah yaitu 2 (nyeri ringan) dan berirama.Pasien dapat memejamkan matanya dan
6 (nyeri sedang). Sedangkan rata-rata skala nyeri bernafas dengan perlahan dan nyaman (Smeltzer
setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam et al., 2010).
adalah 2,80 atau dengan skala 3 (nyeri ringan) Hasil penelitian Agung dkk (2013) dengan
dan untuk skor tertinggi dan terendah yaitu 1 judul Terdapat pengaruh pemberian teknik
(nyeri ringan) dan 5 (nyeri sedang). Hasil uji relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri pada
statistik didapatkan nilai p-value=0,001, maka pasien post operasi Dengan anestesi umum di
dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan rsud dr. Moewardi Surakarta menunjukan bahwa
tingkat skala nyeri sebelum dan sesudah teknik relaksasi nafas dalam menunjukkan
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada sebagian besar tingkat nyeri yang dirasakan
pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang responden sebelum diberikan teknik relaksasi
Tahun 2017. nafas dalam adalah skala 6 atau nyeri sedang dan
setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam
menjadi skala 3 atau nyeri ringan.
Berdasarkan teori dan penelitian terkait
peneliti berasumsi bahwa nyeri yang dirasakan
sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
Aini, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur 265

yang sering muncul pada pasien fraktur adalah intensitas nyeri pada pasien post operasi
nyeri ringan dengan ciri-ciri yang tidak apendiktomi di ruang perawatan bedah RSU TK
menimbulkan gelisah dan secara objektif dapat II Pelamonia Makassar, menunjukkan bahwa
berkomunikasi dengan baik. Hal ini disebabkan intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah
melalui pemberin teknik relaksasi nafas dalam pemberian teknik relaksasi mengalami
menciptakan kenyamanan, pasien merasa rileks peningkatan penurunan nyeri dari nyeri ringan
dengan kegiatan tersebut mampu meningkatkan 20,00% ke 66,67%, nyeri sedang 53,33% ke
suplai oksigen dalam sel tubuh yang akhirnya 20,00%, dan nyeri berat 26,67% ke 13,33%. Uji
dapat mengurangi nyeri yang dialami responden lebih lanjut membuktikan ada pengaruh
pemberian teknik relaksasi terhadap perubahan
Pengaruh Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah intensitas nyeri pada pasien post operasi
Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam apendiktomi di ruang perawatan bedah RSU TK
II Pelamonia Makassar.
Dari hasil penelitian variabel peneliti Priliana and Kardiyudiani (2016) hasil
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap pengujian menunjukkan hasil uji statistik
penurunan skala nyeri pada pasien fraktur di RSI menunjukkan nilai p<0.05 pada kelompok
Siti Khadijah Palembang (p-value=0,001). Hal perlakuan p-value=0.000 yang berarti terdapat
ini berarti terjadi penurunan skala nyeri sesudah pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
mendapatkan perlakuan teknik relaksasi nafas penurunan nyeri secara bermakna sebelum dan
dalam pada pasien fraktur, yaitu rata-rata skala setelah diberikan perlakan pada pasien fraktur di
nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas bangsal bedah RSPAU dr. S. Hardjo Lukito
dalam adalah 4 dan setelah dilakukan teknik Yogyakarta.
relaksasi nafas dalan adalah 2,80. Keadaan ini Hasil penelitian Agung (2013) menyatakan
menggambarkan bahwa teknik relaksasi nafas bahwa teknik relaksasi napas dalam dapat
dalan mempengaruhi skaka nyeri pada pasien dilakukan oleh semua responden. Hasil penelitian
fraktur. menunjukkan adanya pengaruh signifikan teknik
Respon nyeri yang dirasakan oleh setiap relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri
pasien berbeda-beda sehingga perlu dilakukan pasien post operasi anastesi umum di Rumah
eksplorasi untuk menentukan nilai nyeri tersebut. Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.
Menurut Syahriyani (2010, dalam Menurut asumsi peneliti bahwa pada
Cahyaningrum, 2016), perbedaan tingkat nyeri pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan
yang dipersepsikan oleh pasien disebabkan oleh teknik relaksasi nafas dalam mengalami
kemampuan sikap individu dalam merespon dan penurunan, dimana diperoleh tingkat nyeri
mempersepsikan nyeri yang dialami. sedang menjadi ringan, tingkat nyeri sedang
Kemampuan mempersepsikan nyeri dipengaruhi dengan sikap responden yang meringis,
oleh beberapa faktor dan berbeda diantara menyeringai dapat menujukkan lokasi nyeri,
individu. Tidak semua orang terpajan terhadap dapat medeskripsikannya, dan dapat mengikuti
stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri perintah dengan baik, sedangkan intensitas nyeri
yang sama. Sensasi yang sangat nyeri bagi ringan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi dalam secara objektif dapat berkomunikasi
orang lain. Salah satu upaya untuk menurunkan dengan baik, aktif, tersenyum, bercanda dan ceria
nyeri adalah dengan menggunakan teknik serta pasien terlihat tampak lebih rileks dari
farmakologis dan teknik non-farmakologis. sebeumnya. Hal ini disebabkan dengan teknik
Teknik farmakologis yaitu dengan menggunakan relaksasi nafas dalam mampu merangsang tubuh
obat-obatan sedangkan teknik nonfarmakologis untuk melepaskan opoid endogen yaitu
salah satunya yaitu dengan relaksasi nafas. endorphin dan enkafalin. Hormon endorphin
Terapi nyeri non farmakologi seperti merupakan substansi sejenis morfin yang
teknik relaksasi nafas dalam mempunyai resiko berfungsi sebagai penghambat transmisi impuls
yang sangat rendah. Penanganan nyeri dengan nyeri ke otak. Sehingga pada saat neuron nyeri
melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan mengirimkan sinyal ke otak, terjadi sinapsis
keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi antara neuron perifer dan neuron yang menuju
nyeri. Beberapa penelitian telah menunjukkan otak tempat seharusnya subtansi p akan
bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menghasilkan impuls. Pada saat tersebut
menurunkan nyeri pasca operasi (Sehono, 2010). endorphin akan memblokir lepasnya substansi p
Penelitian yang dilakukan oleh Syahriyani dari neuron sensorik, sehingga sensasi nyeri
(2010, dalam Cahyaningrum, 2016), tentang menjadi berkurang.
pengaruh teknik relaksasi terhadap perubahan
266 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 262-266

SIMPULAN dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas


dalam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah tindakan teknik relaksasi nafas dalam yang
dilakukan di RSI Siti Khadijah Palembang pada dilakukan sesuai dengan aturan dapat
tanggal 15 Juni-14 Juli didapatkan bahwa: menurunkan intensitas nyeri pada pasien
1. Nilai rata-rata intensitas nyeri pada pasien fraktur.
fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam adalah 4,21 dan median 4
dengan standar deviasi 1,074 SARAN
2. Nilai rata-rata intensitas nyeri pada pasien
fraktur sesudah dilakukan teknik relaksasi Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan
nafas dalam adalah 2,80 dan median 3 untuk mengajarkan teknik relaksasi kepada
dengan standar deviasi 1,218 pasien yang mengalami nyeri. Dengan teknik
3. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon relaksasi nyeri dapat membuat sesorang lebih
menunjukkan (p-value=0,001, α=0,05), rileks, sehingga dapat mengurangi kuantintas
maka didapatkan perbedaan yang signifikan nyeri.
antara pengukuran intensitas nyeri sebelum

DAFTAR PUSTAKA

Agung, S., Andriyani, A., & Sari, D. K. 2013. Kementrian Kesehatan, R. I. 2013. Riset
Terdapat Pengaruh Pemberian Teknik Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Nyeri pada Pasien Post Operasi dengan Pengembangan Kesehatan.
Anestesi Umum di RSUD Dr. Moewardi Kozier B, Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik
Surakarta. Jurnal Infokes Apikes Citra Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta:
Medika Surakarta, 3(1). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ayudianingsih. G. 2014. Pengaruh Teknik LeMone, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Relaksasi Nafas Dalam terhadap Medikal Bedah. Vol.1, Edisi.5. Jakarta:
Penurunan Nyeri pada Pasien Pasca EGC.
Operasi Fraktur Femur di RS Karima Priliana, W. K., & Kardiyudiani, N. K. 2016.
Utama Surakarta. Berita ilmu Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi
Keperawatan, Volume 02 No. 4. Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri
Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar pada Pasien Post OP Fraktur
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Femur. Jurnal Keperawatan
Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Sehono, Endrayani. 2010. Pengaruh Teknik
Kedokteran EGC. Relaksasi Guided Imagery terhadap
Budhiarta, Arif. 2013. Buku Saku Gangguan Penurunan Nyeri pada Pasien Pasca
Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Buku Operasi Fraktur di RSUD Dr. Moewardi
Kedokteran EGC. Surakarta. [Skripsi]. Fakultas Ilmu
Cahyaningrum, D. A., & SN, M. S. A. 2016. Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pengaruh Slow Deep Breathing terhadap Surakarta.
Intensitas Nyeri Pasien Post Orif di RS Smetltzer, S dan Brenda Bare. 2002. Buku Ajar
Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1,
Keperawatan dan Kebidanan, 1(1). Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia. EGC.
2010. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Smeltzer, S. C., Bare. G., Hinkle, J. L., &
Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Cheever, K. H. 2008. Brunner and
Indnesia Suddarth textbook of medical surgical
Helmi, Z. N 2012. Buku Ajar Gangguan nursing. (11thed). Philadelphia: Lippincot
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika. Williams.

Вам также может понравиться