Вы находитесь на странице: 1из 7

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambaran jumlah leukosit pada pasien infark miokard akut di RSUP


Prof. Dr. R. D.Kandou Manado periode Januari-Desember 2015

1
Ade M. Sitepu
2
Dewi U. Djafar
2
Agnes L. Panda

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Kardiologi Fakultas Kedokteran Unversitas Sam Ratulangi Manado
Email: ademarianathasitepu@gmail.com

Abstract: Coronary heart disease (CHD) is the leading cause of death in the world and
marked by the existence of atherosclerotic plaque at the coronary artery that progressively
blocks the blood stream to myocardium resulting in myocardial infarction. Elevated of
leukocyte count typically indicates an infection or inflammation, and has a role in vascular
injury and atherogenesis that is a development of an atherosclerotic ruptured plaque and
trombosis. This study was aimed to obtain the profile of leukocyte count in patient with acute
myocardial infarction (AMI) at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January to
December 2015. This was an observational descriptive study with a retrospective approach
using data of medical records of AMI patients who came to Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital
Manado from January to Desember 2015. The results showed that of totally 63 medical
records of patients with AMI, there were 45 samples that fulfilled the inclusion criteria. The
majority patients were in the age group 46-60 years, males, the risk factor was a combination
of several major risks, and NSTEMI as the type of type of infarction. There were 57,77% of
leukocyte count results ranged 10,000-14,900/mm3 and 8,88% were ≥15,000/mm3.
Conclusion: There was an increase in the leukocytes count in more than half of the samples.
Keywords: acute myocardial infarction, leukocyte, inflammation

Abstrak: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian tersering di dunia
dan ditandai adanya plak aterosklerosis pada arteri koroner yang secara progresif menghalangi
aliran darah ke miokardium yang berakibat terjadinya infark miokard. Peningkatan jumlah
leukosit secara tipikal mengindikasikan adanya suatu infeksi dan peradangan, serta juga
berperan pada cedera vaskular dan aterogenesis yang merupakan perkembangan dari suatu
ruptur plak aterosklerosis dan trombosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
jumlah leukosit pada pasien IMA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode Januari sampai
Desember 2015. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan pendekatan retrospektif
menggunakan data rekam medik pasien IMA yang berobat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode Januari-Desember 2015 dengan eksklusi riwayat infeksi minimal 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Hasil penelitian mendapatlan 45 sampel dengan mayoritas
kelompok usia 46-60 tahun, jenis kelamin laki-laki, faktor risiko kombinasi beberapa faktor
risiko mayor, dan jenis infark NSTEMI. Sebanyak 57,77% hasil pemeriksaan leukosit berkisar
10.000-14.900/mm3 dan 8,88% pada ≥15.000/mm3. Simpulan: Lebih dari setengah jumlah
sampel mengalami peningkatan jumlah leukosit.
Kata kunci: infark miokard akut, leukosit, peradangan

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan ditandai dengan adanya aterosklerosis pada
penyebab kematian tersering di dunia dan arteri koroner. Plak aterosklesrosis
Sitepu, Djafar, Panda: Gambaran jumlah leukosit...

menutupi lumen arteri koroner secara Penelitian ini bertujuan untuk


progresif dan menghalangi aliran darah ke mengetahui gambaran leukosit pada pasien
miokardium. Walaupun aterosklerosis infark miokard akut di RSUP Prof. Dr. R.
merupakan suatu proses penyakit yang D. Kandou Manado periode Januari sampai
multifaktor, faktor inflamasi dan imunologi Desember 2015.
dianggap memiliki peran yang sangat
penting.1 Angka kejadian penyakit Infark METODE PENELITIAN
Miokard Akut (IMA) dapat diprediksi Jensi penelitian ini ialah deskriptif
dengan melakukan pemeriksaan darah rutin observasional dengan pendekatan retro-
yaitu leukosit pada saat pasien masuk spektif menggunakan data rekam medik
rumah sakit.2 pasien IMA yang datang berobat di RSUP
Peningkatan jumlah leukosit secara Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode
tipikal mengindikasikan adanya suatu Januari-Desember 2015. Penelitian dilaku-
infeksi dan peradangan, serta juga berperan kan di Bagian Rekam Medik dan
pada cedera vaskular dan aterogenesis yang Cardiovascular and Brain Center (CVBC)
merupakan perkembangan dari suatu ruptur RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
plak aterosklerosis, dan trombosis.3 Adanya Populasi penelitian ialah semua pasien
jaringan infark menimbulkan reaksi yang terdiagnosis menderita IMA di RSUP
peradangan pada daerah perbatasan antara Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode
jaringan infark dengan jaringan hidup.4 Januari-Desember 2015. Kriteria inklusi
Jumlah leukosit yang tinggi berkaitan yaitu data rekam medik pasien IMA yang
dengan luas infark yang terjadi, gangguan lengkap disertai hasil pemeriksaan leukosit
fungsi ventrikel kiri dan kematian setelah sedangkan kriteria eksklusi yaitu data
IMA. Proses peradangan atau inflamasi rekam medik pasien IMA dengan riwayat
yang terjadi pada IMA sering ditandai penyakit infeksi minimal 2 minggu
dengan leukositosis perifer dan relatif sebelum masuk rumah sakit. Variabel
paling sering adalah neutrofil.2 penelitian ialah jumlah leukosit, usia, jenis
Penduduk Amerika mengalami kelamin, faktor risiko, dan jenis infark
kejadian koroner dalam setiap 34 detik, dan miokard akut. Data yang didapat dari
setiap menit terdapat kematian dengan rekam medik pasien diolah menggunakan
faktor yang sama. Terdapat kurang lebih aplikasi Microsoft Excel kemudian
1,5 juta kejadian infark miokard dalam disajiakan dalam bentuk tabel, diagram dan
setiap tahun. Mortalitas karena infark akut tulisan.
kurang lebih 30%, dengan lebih dari
separuh kematian terjadi sebelum individu HASIL PENELITIAN
yang terserang mencapai rumah sakit.5,6 Hasil penelitian tentang gambaran
Hasil Riskesdas pada tahun 2013 jumlah leukosit pada pasien Infark Miokard
menunjukkan bahwa prevalensi penyakit Akut (IMA) di RSUP Prof. Dr. R.
jantung koroner berdasarkan wawancara D.Kandou Manado periode Januari-
terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar Desember 2015 disajikan dalam bentuk
0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis dokter tabulasi, diagram, dan tulisan yang
atau gejala sebesar 1,5%. Prevalensi mencakup tentang karakteristik umur, jenis
jantung koroner berdasarkan terdiagnosis kelamin, faktor risiko, jenis infark, jumlah
tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti leukosit, nilai rata-rata, standar deviasi,
Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh masing- nilai minimum dan maksimum dari 45
masing 0,7%. Prevalensi PJK menurut sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa Tabel 1 menunjukkan bahwa frekuensi
Tenggara Timur (4,4%), diikuti Sulawesi terbanyak pasien IMA berada pada
Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), kelompok usia 46-60 tahun sebanyak 20
dan Sulawesi Barat (2,6%).7 orang (44,44%). Selanjutnya terdapat pada
kelompok umur 61-75 tahun sebanyak 19
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

orang (42,22%), kelompok umur 30-45 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat


tahun sebanyak 5 orang (11,11%), dan bahwa frekuensi terbanyak pasien IMA
frekuensi paling sedikit terdapat pada menurut diagnosis ditemukan tanpa adanya
kelompok usia >75 tahun sebanyak 1 orang elevasi ST sebanyak 37 orang (82,22%),
(2,22 %). sedangkan pasien IMA menurut diagnosis
ditemukan dengan adanya elevasi ST
Tabel 1. Distribusi frekuensi sampel penelitian sebanyak 8 orang (17,77%).
berdasarkan usia
Usia (tahun) Frekuensi % Tabel 4. Distribusi frekuensi sampel penelitian
berdasarkan jenis infark
30-45 5 11,11
46-60 20 44,44 Klasifikasi
61-75 19 42,22 IMA Frekuensi %
>75 1 2,22 STEMI 8 17,77
Total 45 100 NSTEMI 37 82,22
Total 45 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa frekuensi
terbanyak pasien IMA berjenis kelamin Tabel 5 menunjukkan bahwa frekuensi
laki-laki sebanyak 34 orang (75,55%). terbanyak pasien IMA berada pada
kelompok jumlah leukosit 10.000-
Tabel 2. Distribusi frekuensi sampel penelitian 3
14.900/mm yaitu sebanyak 26 orang
berdasarkan jenis kelamin
(57,77%) dengan rerata 12294,61/mm3.
Jenis kelamin Frekuensi % Selanjutnya terdapat pada kelompok
Laki-Laki 34 75,55 jumlah leukosit <10.000/mm3 sebanyak 15
Perempuan 11 24,44 orang (33,33%) dengan rerata 7750,4/mm3;
Total 45 100 dan pada kelompok jumlah leukosit
≥15.000/mm3 sebanyak 4 orang (8,88%)
Tabel 3 menunjukkan bahwa frekuensi dengan rerata 19600,5/mm3.
terbanyak pasien IMA ialah dengan
kombinasi beberapa faktor risiko mayor Tabel 5. Distribusi frekuensi sampel penelitian
yaitu sebanyak 22 orang (48,88%) berdasarkan jumlah leukosit
sedangkan frekuensi pasien IMA dengan Jumlah Frekuensi % Rerata
masing-masing faktor risiko mayor tersebut leukosit leukosit
terbanyak ialah hipertensi (22,22%), DM (/mm3) (/mm3)
(2,22%), hiperkolesterolemia (6,66%), dan < 10.000 15 33,33 7750,4
merokok (4,44%). Didapatkan pula 7 orang 10.000-14.900 26 57,77 12294,61
(15,55%) pasien IMA tanpa keempat faktor ≥ 15.000 4 8,88 19600,5
risiko mayor tersebut. Total 45 100 11429,29

Tabel 3. Distribusi frekuensi sampel penelitian Tabel 6 menunjukkan bahwa frekuensi


berdasarkan faktor risiko terbanyak pasien IMA dengan elevasi ST
Faktor risiko Frekuensi % berada pada kelompok jumlah leukosit
Hipertensi 10 22,22 <10.000/mm3 dan pada kelompok jumlah
Diabetes Melitus (DM) 1 2,22 leukosit 10.000-14.900/mm3 yakni masing-
Hiperkolesterolemia 3 6,66 masing kelompok sebanyak 3 orang
Merokok 2 4,44 (37,5%) dengan rerata jumlah leukosit
Kombinasi beberapa 22 48,88 6869/mm3 dan 13166,66/mm3. Selanjutnya
faktor risiko terdapat pada kelompok jumlah leukosit
Tidak ada Faktor 7 15,55 ≥15.000/mm3 sebanyak 2 orang (25%)
Risiko Mayor dengan rerata 16050/mm3.
Total 45 100
Sitepu, Djafar, Panda: Gambaran jumlah leukosit...

Tabel 6. Distribusi frekuensi subjek memenuhi kriteria inklusi penelitian ini


berdasarkan Jumlah Leukosit pada STEMI hanya sebanyak 45 pasien. Dari 45 pasien
tersebut didapatkan terbanyak berada pada
Jumlah Frekuensi % Rerata kelompok usia 46-60 tahun yakni sebanyak
Leukosit Leukosit 20 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian
(/mm3) (/mm3) yang dilakukan Lamuna et al.8 pada pasien
< 10.000 3 37,5 6869 IMA di RSUP M. Djamil Padang periode 1
10000– 3 37,5 13166,6 Januari-31 Desember 2012 yang
14.900 2 25 16050
mendapatkan penderita terbanyak pada
≥ 15.000
Total 8 100 11525,8 kelompok usia 45-59 tahun (51,72%).8
Angka kejadian IMA dipengaruhi oleh
usia. Usia yang lebih tua dikaitkan dengan
Tabel 7 menunjukkan bahwa frekuensi
perubahan fisiologis dan struktur kardio-
terbanyak pasien IMA tanpa adanya elevasi
vaskular yang terjadi secara bermakna,
ST berada pada kelompok jumlah leukosit
termasuk adanya kelainan fungsi diastolik
10.000-14.900/mm3 yaitu sebanyak 23
ventrikel kiri, penurunan kompliansi
orang (62,16%) dengan rerata
vaskular sistemik, peningkatan indeks
12180,86/mm3. Selanjutnya terdapat pada
massa ventrikel kiri, perubahan
kelompok jumlah leukosit <10.000/mm3
neurohormonal dan pengaruh otonom.
sebanyak 12 orang (32,43%) dengan rerata
Demikian pula seiring bertambahnya usia
7970,75/mm3; dan pada kelompok jumlah
terjadi peningkatan yang lebih besar pada
leukosit ≥15.000/mm3 sebanyak 2 orang
faktor koagulasi (VII, VIII, dan IX)
(5,4%) dengan rerata 23151/mm3.
dibandingkan dengan faktor antikoagulan
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat
(antitrombin III, protein C, dan protein S),
bahwa rerata jumlah leukosit dari 45 pasien
sehingga meningkatkan risiko terjadinya
IMA ialah 11429,28/mm3 dengan standar
trombosis pada pasien usia lanjut.9
deviasi sebesar 4052,23; nilai minimum
Berdasarkan penelitian dapat dilihat
leukosit 5710/mm3 dan maksimum
bahwa frekuensi terbanyak pasien IMA
30700/mm3.
ialah laki-laki, yakni sebanyak 34 orang
Tabel 7. Distribusi frekuensi subjek (75,55%) sedangkan yang berjenis kelamin
berdasarkan jumlah leukosit pada NSTEMI perempuan hanya sebanyak 11 orang
(24,44 %). Hal ini sejalan dengan
Jumlah Frekuensi % Rerata penelitian Brian et al. yang mendapatkan
Leukosit Leukosit laki-laki (74,9%) lebih banyak mengalami
(/mm3) (/mm3) infark miokard daripada perempuan
< 10.000 12 32,43 7970,75 (25,1%). Berdasarkan penelitian-penelitian
10000– 23 62,16 12180,86 epidemiologis prospektif, diketahui bahwa
14.900 2 5,4 23151
laki-laki mempunyai risiko penyakit
≥ 15.000
Total 37 100 11408,4 jantung lebih tinggi daripada perempuan
dan ketika menopause perempuan menjadi
sama rentannya dengan laki-laki. Hal ini
Tabel 8. Nilai rerata, standar deviasi, minimum
dan maksimum leukosit diduga karena adanya efek perlindungan
estrogen.10
Rerata SD Min Maks Hasil penelitian menunjukkan bahwa
11429.28 4052.23 5710 30700 frekuensi terbanyak pasien IMA ialah
dengan kombinasi beberapa faktor risiko
BAHASAN mayor yaitu sebanyak 22 orang (48,88%)
Populasi pasien IMA yang dirawat sedangkan frekuensi pasien penderita IMA
inap di CVBC RSUP. Prof. Dr. R. D. dengan faktor risiko tunggal terbanyak
Kandou selama periode Januari-Desember ialah hipertensi yakni 10 orang (22,22%).
2015 sebanyak 63 pasien, namun yang Dari beberapa penelitian Framingham 1965
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

didapatkan sekitar 50% penderita infark (57,77%) dengan rerata 12294,61/mm3.


miokard menderita hipertensi dan 75% Selanjutnya terdapat pada kelompok
kegagalan ventrikel kiri dengan penyebab jumlah leukosit <10.000/mm3 sebanyak 15
hipertensi. Tekanan darah yang tinggi dan orang (33,33%) dengan rerata 7750,4/mm3;
menetap akan menimbulkan trauma dan pada kelompok jumlah leukosit ≥
langsung terhadap dinding pembuluh darah 15.000/mm3 sebanyak 4 orang (8,88%)
arteri koronaria dan memudahkan dengan rerata 19600,5/mm3. Berdasarkan
terjadinya aterosklerosis koroner. Hal ini pemeriksaan laboratorium di RSUP Prof.
mengakibatkan infark miokard lebih sering Dr. R. D. Kandou Manado yang mengguna-
didapatkan pada penderita hipertensi kan nilai normal jumlah leukosit 4.000-
dibandingkan orang normal.11 10.000/mm3, maka total pasien dengan
Hasil penelitian ini juga memperlihat- peningkatan jumlah leukosit (leukositosis)
kan faktor risiko lain seperti hiperkoles- ialah 30 orang (66,66%) dan dengan jumlah
terolemia, DM dan merokok. Dari 45 leukosit normal ialah 15 orang (33,33%).
pasien IMA terdapat 7 orang yang tidak Frekuensi pasien dominan mengalami
memiliki faktor risiko mayor. Menurut peningkatan jumlah leukosit terjadi pada
Jneid,12 mortalitas akibat PJK 3-7 kali lebih kedua jenis infark, yakni STEMI dan
tinggi pada perempuan dengan diabetes NSTEMI. Nuniz et al.14 membagi range
dibandingkan laki-laki dengan diabetes. jumlah leukosit menjadi 3 kelompok, yaitu:
Penyandang diabetes melitus cenderung kelompok 1 dengan jumlah leukosit
untuk mengalami aterosklerosis pada usia <10.000/mm3, kelompok 2 dengan jumlah
yang lebih dini dan penyakit yang leukosit 10.000-14.900/mm3, dan kelompok
ditimbulkan lebih cepat dan lebih berat dari 3 dengan jumlah leukosit ≥15.000/mm3.
pada non-diabetes.12 Jenis kelamin menurut Pemeriksaan leukosit dilakukan dalam 24
kejadian tertinggi terdapat pada laki-laki, jam setelah pasien diterima. Hasil penelitian
yakni pada pasien dengan riwayat menunjukkan bahwa pada kasus NSTEMI
merokok, hiperkolesterolemia, dan dan STEMI, peningkatan jumlah leukosit
hipertensi yang memiliki risiko besar untuk dominan berada pada kelompok 2 dan 3.
menderita PJK.13 Proses inflamasi menunjukkan peranan
Berdasarkan hasil penelitian frekuensi penting dalam kejadian kardiovaskular.
terbanyak pasien IMA menurut diagnosis Meskipun mekanisme yang bertanggung
yang ditemukan tanpa adanya elevasi ST jawab dalam hal ini belum diketahui,
(NSTEMI) sebanyak 37 orang (82,22%) namun beberapa hipotesis sudah
sedangkan frekuensi pasien penderita IMA dimunculkan, antara lain ialah leukocyte-
menurut diagnosis dengan adanya elevasi mediated hypercoagulable state, leukocyte-
ST (STEMI) sebanyak 8 orang (17,77%). mediated no-reflow, dan kardiotoksik yang
Hal ini sejalan dengan penelitian Nuniz et secara tidak langsung dimediasi oleh
al.14 yang melakukan penelitian terhadap sitokin-sitokin proinflamasi. Peningkatan
1118 pasien terdiagnosis IMA dan jumlah leukosit dihubungkan dengan
mendapatkan 569 pasien NSTEMI dan 549 berkurangnya aliran darah epikardium dan
pasien STEMI. Dalam penelitian Manus et perfusi miokard, pembentukan trombus
al.15, tingkat kejadian STEMI menurun yang lebih besar pada area plak yang
secara signifikan antara tahun 1997 sampai ruptur, membuat peningkatan jumlah
tahun 2005 sedangkan tingkat kejadian leukosit menjadi penanda adanya hiper-
NSTEMI meningkat secara tajam selama koagulasi atau tromboresistensi. Beberapa
periode tersebut karena adanya pengenalan penelitian juga telah menunjukkan bahwa
terhadap biomarker high-sensitivity. respons inflamasi sistemik terjadi pada
Hasil penelitian menunjukkan pasien IMA dan juga bahwa plasma dari
frekuensi terbanyak pasien IMA berada pasien IMA mampu menstimulasi IL-6 dan
pada kelompok jumlah leukosit 10.000- IL-8 pada leukosit.16
14.900/mm3 yaitu sebanyak 26 orang Pada jaringan infark akan terjadi reaksi
Sitepu, Djafar, Panda: Gambaran jumlah leukosit...

radang antara jaringan infark dengan perfusion: a scintigraphic approach.


jaringan hidup.4 Hal tersebut mengakibat- World J Nucl Med. 2015. Available
kan terjadinya peningkatan jumlah leukosit from URL:
pada jaringan infark, terutama neutrofil http://www.ncbi.nim.nih.gov/pmc/articl
akibat mobilitas tinggi namun dalam es/PMC4564923/#lpo=10.0000
2. Rohani A, Akbari V, Moradian K,
penelitian ini sangat sedikit didapatkan Malekzade J. Combining white blood
hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit cell count and thrombosis for predicting
pada rekam medik, sehingga tidak mampu in-hospital outcomes after acute
menggambarkan perbedaan yang jelas pada myocardial infarction. J Emergency,
jenis leukosit. Trauma, and Shock. 2011;3:351-4.
Menurut Kurniawan et al.17 pasien 3. Grzybowski M, Welch RD, Parsons L,
dengan leukositosis secara bermakna Ndumele CE, Chen E, Zalenski R, et
memiliki risiko mortalitas 10,71 kali al. The association between WBC and
dibandingkan pasien dengan jumlah AMI in hospital mortality: findings
leukosit normal. Tidak terdapat sampel from the National Registry of
Myocardial Infarction. Academic
penelitian yang masuk rumah sakit dengan
Emergency Medicine. 2004;11(10:
leukopenia.17 1049-60.
4. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. In:
SIMPULAN Pendit BU, Hartanto H, Wulansari P,
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Mahanani DA, transl. Konsep Klinis
45 jumlah sampel data rekam medik pasien Proses-proses Penyakit Vol 1 (6th ed).
IMA di CVBC RSUP Prof. Dr. R. D. Jakarta: EGC, 2005.
Kandou Manado periode Januari-Desember 5. Ferrari JP, Lueneberg ME, Silva RL,
2015 didapatkan mayoritas pasien IMA Fattah T, Gottschall CA, Moreira
ialah pada kelompok usia 46-60 tahun, laki- DM. Correlation between leukocyte
laki, dan dengan faktor risiko berupa count and infarct size in ST segment
elevation myocardial infarction. Arch
kombinasi beberapa faktor risiko mayor.
Med Sci Atjeroscler Dis. 2016;1:e44-
Jenis infark yang paling banyak ditemukan e48.
ialah NSTEMI dengan lebih dari setengah 6. Isselbachr KJ, Braunwald G, Wilson JD,
jumlah sampel mengalami peningkatan Martin BJ, Fauci AS, Kasper DL.
jumlah leukosit. Harison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit
Dalam (13th ed). Asdie AH, transl.
SARAN Jakarta; EGC, 2000.
Untuk institusi rekam medik agar dapat 7. Kementerian Kesehatan RI. Badan Litbangkes
memaksimalkan proses penyimpanan data Kementerian Kesehatan RI dan Data
sehingga dapat mempermudah penelitian Penduduk Sasaran. Data Riset
selanjutnya. Kesehatan Dasar 2013. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/dow
Untuk penelitian selanjutnya agar
nload/general/Hasil%20Riskesdas%20
dapat meneliti lebih lanjut tentang 2013.pdf
hubungan peningkatan leukosit dengan 8. Lamuna F, Edward Z, Rasyid R. Gambaran
usia, jenis kelamin, dan faktor risiko dari profil lipid pada pasien infark miokard
IMA. akut di RSUP M. Djamil Padang
Untuk masyarakat agar dapat Periode 1 Januari 2011 - 31 Desember
menjalani gaya hidup yang sehat agar 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015:
terhindar dari faktor risiko terjadinya 4(2).
penyakit jantung koroner (PJK). 9. Mehta RH, Rathore SS, Radford MJ, Wang
Y, Krumholz HM. Acute myocardial
DAFTAR PUSTAKA infarction in the elderly: differences by
1. Ozdemir S, Barutcu A, Turkon H, et al. The age. J Am Coll Cardiol. 2001; 38(3).
relationship between some complete Available from:
blood count parameters and myocardial http://content.onlinejacc.org/
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

10. Susilo C. Identifikasi faktor usia, jenis J, Bodí V, Bertomeu V. Prognostic


kelamin dengan luas infark miokard value of white blood cell count in acute
pada penyakit jantung koroner di ruang myocardial infarction: long-term
ICCU RSD Dr. Soebandi Jember. The mortality. US National Library of
Indonesian Journal of Health Science. Medicine. 2005;58(6):631. Available
2015;6(1). from:
11. Universitas Kristen Satya Wacana. Faktor- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
faktor risiko penyakit jantung koroner 15970118
pada kelompok usia = 45 Tahun di RS 15. Manus DD, Gore J, Yarzebski J, Spencer
Panti Wilasa Citarum Semarang. F, Lessard D, Goldberg R. Recent
Available from: trends in the incidence, treatment, and
http://repository.uksw.edu/bitstream/12 outcomes of patients with STEMI and
3456789/5312/3/T1_462007005_BAB NSTEMI. Am J Med. 2011;124:40-7.
%20II.pdf 16. Barron HV, Cannon CP, Murphy SA,
12. Jneid H, Thacker HL. Coronary artery Braunwald E, Gibson M. Association
disease in women: different between white blood cell count,
undertreated review. Cleveland Clinic epicardial blood flow, myocardial
Journal of Medicine. 2001.;68(5): 441- perfusion, and clinical outcomes in the
8. setting of acute myocardial infarction: a
13. Fiscella K, Franks P. Should years of thrombolysis in myocardial infarction
schooling be used to guide treatment of 10 sbstudy. Circulation. 2000;102(19):
coronary risk factors? US National 2329-34.
Library of Medicine. 2004.2(5):469. 17. Kurniawan LB, Bahrun U, Darmawaty
Available from: ER, Arif M. Pengaruh jumlah leukosit
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ terhadap mortalitas pasien infark
15506583 miokard akut selama perawatan. CDK-
14. Núñez J, Fácila L, Llàcer A, Sanchís 233. 2015;10:729.

Вам также может понравиться