Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Trauma kepala terjadi akibat kecelakaan lalu lintas dengan kendaraan
bermotor, jatuh/ tertimpa benda berat (benda tumpul), serangan/ kejahatan (benda
tajam), pukulan (kekerasan) dan akibat tembakan. Trauma kepala akibat
kecelakaan lalu-lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
khususnya di negara berkembang. Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu
penyebab utama kematian pada pengguna kendaraan bermotor karena tingginya
tingkat mobilitas dan kurangnya kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan
raya (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013).
Lebih dari 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaam
kendaraan bermotor. Setiap tahun lebih dari 2 juta orang mengalami cedera
kepala, 75.000 diantaranya meninggal dunia dan lenih dari 100.000 orang yang
selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2012). Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, jumlah data yang
dianalisis seluruhnya 1.027.758 orang untuk semua umur. Adapun responden
yang pernah mengalami trauma 84.774 orang dan tidak trauma 942.984 orang.
Prevalensi trauma secara nasional adalah 8,2%. Prevalensi trauma tertinggi
berdasarkan karakteristik responden yaitu pada kelompok umur 15-24 tahun
(11,7%), dan pada laki-laki (10,1%), (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Persentase jenis
kelamin laki-laki lebih tinggi mengalami cedera kepala di banding dengan
perempuan (Awaloei dkk, 2016).
Trauma kepala (head injury) dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
intrakranial yang merupakan kondisi bahaya dan harus segera ditangani. Ciri-ciri
peningkatan tekanan intrakranial adalah terjadi nyeri kepala yang hebat, muntah
proyektil, hipertensi, bradikardi, pupil anisokor, dan juga terjadi penurunan

1
kesadaran, hingga lebih lanjut, akibat trauma ini, seseorang dapat mengalami
kondisi kritis seperti tidak sadarkan diri pada saat akut, dan yang tidak kalah
penting adalah saat perawatan karena jika penatalaksanaannya tidak akurat, dapat
terjadi kematian atau kecacatan berat (Wahyudi, 2015).
Cedera kepala akan memberikan gangguan yang sifatnya lebih kompleks
bila dibandingkan dengan trauma pada organ tubuh lainnya. Hal ini disebabkan
karena struktur anatomik dan fisiologik dari isi ruang tengkorak yang majemuk,
dengan konsistensi cair, lunak dan padat yaitu cairan otak, selaput otak, jaringan
saraf, pembuluh darah dan tulang (Pearce, 2011). Klien dengan trauma kepala
memerlukan penegakkan diagnosa sedini mungkin agar tindakan terapi dapat
segera dilakukan untuk menghasilkan prognosa yang tepat, akurat dan sistematis
(Barret, 2015). Cedera kepala sedang dan berat memerlukan pemeriksaan CT scan
untuk membantu mengambil keputusan. Cedera kepala sedang dikelompokkan
berdasarkan beratnya melalui pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS) bernilai
9-12. Sedangkan cedera kepala berat memiliki nilai GCS kurang atau sama
dengan 8. Kerusakan otak pada cedera kepala dapat disebabkan karena cedera
kepala primer (akibat langsung) dan sekunder yang terjadi akibat berbagai proses
patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer, berupa
perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia, peningkatan
tekanan intrakranial dan perubahan neurokimiawi. Pemeriksaan klinis pada klien
cedera kepala secara umum meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum,
neurologis dan radiologis. Pada anamnesis informasi penting yang harus
ditanyakan adalah mekanisme trauma.
Pemeriksaan fisik secara lengkap dapat dilakukan bersamaan dengan
secondary survey. Pemeriksaan meliputi tanda vital dan sistem organ. Penilaian
GCS awal saat penderita datang ke rumah sakit sangat penting untuk menilai
derajat kegawatan cedera kepala. Pemeriksaan neurologis, selain pemeriksaan
GCS, perlu dilakukan lebih dalam, mencakup pemeriksaan fungsi batang otak,
saraf kranial, fungsi motorik, sensorik, dan reflex.

2
Pemeriksaan radiologis yang paling sering dan mudah dilakukan adalah
rontgen kepala yang dilakukan dalam dua posisi, yaitu anteroposterior dan lateral.
Idealnya penderita cedera kepala diperiksa dengan CT-scan, terutama bila
dijumpai adanya kehilangan kesadaran yang cukup bermakna, amnesia, atau sakit
kepala hebat. Pemeriksaan CT-scan idealnya harus dilakukan pada semua cedera
kepala yang disertai dengan kehilangan kesadaran lebih dari 5 menit, amnesia,
sakit kepala hebat, GCS<15, atau adanya defisit neurologis fokal. Foto servikal
dilakukan bila terdapat nyeri pada palpasi leher. Pemeriksaan CT-scan sangat
mutlak pada kasus trauma kepala untuk menentukan adanya kelainan intrakranial
terutama pada cedera kepala berat dengan Glasgow Coma Score 8 (normal 15).
CT-scan sangat bermanfaat untuk memantau perkembangan klien mulai dari
awal trauma, pasca trauma, akan operasi, serta perawatan pasca operasi sehingga
perkembangan klien senantiasa dapat dipantau. Tujuan utama dari pemeriksaan
pada kasus trauma kepala adalah untuk menentukan adanya cedera intrakranial
yang membahayakan keselamatan jiwa klien bila tidak segera dilakukan tindakan
secepatnya. Penyebab utama cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas,
kekerasan dan terjatuh. Pejalan kaki yang mengalami tabrakan kendaraan
bermotor merupakan penyebab cedera kepala terhadap klien anak-anak bila
dibandingkan dengan klien dewasa (Hurst, 2014). Glasgow coma scale (GCS),
merupakan instrumen standar yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kesadaran klien cedera kepala. Selain mudah dilakukan, GCS juga memiliki
peranan penting dalam memprediksi risiko kematian di awal trauma. Dari GCS
dapat diperoleh informasi yang efektif mengenai klien cedera kepala (Barret,
2015).
Klien cedera kepala berat meninggal sebelum tiba di rumah sakit, dan kira-
kira 90% kematian pra rumah sakit karena menderita cedera kepala. Kurang lebih
70% cedera otak memerlukan penatalaksanaan medik dikategorikan sebagai
cedera kepala ringan, 15% sebagai cedera kepala sedang, dan 15% cedera kepala
berat (Corwin, 2009). Oleh karena itu pengelolaan trauma kepala yang

3
komprehensif harus dimulai dari tempat kejadian, selama transportasi, di instalasi
gawat darurat, hingga dilakukannya terapi definitif. Pengelolaan yang benar dan
tepat berupa perawatan dan pemantauan hemodinamik, tanda vital, pengaturan
posisi, pengaturan konservatif dan terapi obat-obatan akan mempengaruhi
outcome pasien, dimana pre-hospital care hingga hospital care merupakan faktor
yang sangat penting untuk dibenahi dan ditingkatkan dalam rangka menurunkan
morbiditas dan mortalitas.Seluruh tenaga kesehatan khususnya perawat yang
berada di Unit Gawat Darurat (UGD) sebagai gerbang utama rumah sakit
diharapkan mampu memberikan perawatan atau penatalaksanaan segera serta
intervensi lanjut kepada pasien kritis dengan trauma kepala. Tujuan utama
pengelolaan pasien dengan trauma kepala ialah pemulihan dari trauma kepala
primer dan mencegah atau meminimalkan kerusakan otak lebih lanjut dari trauma
kepala sekunder dengan pemberian asuhan keperawatan cepat dan tepat
(Wahyudi, 2015; Safrizal, 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana asuhan keperawatan kritis, advokasi dan pendidikan kesehatan
klien dengan trauma kepala ?

1.3 TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang asuhan keperawatan, kritis, advokasi, dan pendidikan
kesehatan pada klien dengan trauma kepala agar dapat mengetahui konsep
perawatan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep teori dan masalah trauma kepala.
2. Mahasiswa mampu meyusun asuhan keperawatan kritis dengan trauma
kepala.
3. Mahasiswa mampu memahami advokasi pada klien dengan trauma kepala

4
4. Mahasiswa mampu memahami pendidikan kesehatan pada klien dengan
trauma kepala.

1.4 MANFAAT
1.4.1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan penulis tentang asuhan keperawatan secara
komprehensif khususnya keperawatan kritis terkait dengan trauma kepala
1.4.2. Manfaat Praktis
Dapat digunakan secara langsung di lapangan dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif terkait trauma kepala

Вам также может понравиться

  • WOC Anemia
    WOC Anemia
    Документ1 страница
    WOC Anemia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • WOC Hemofilia
    WOC Hemofilia
    Документ1 страница
    WOC Hemofilia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • SAP Tuberkulosis
    SAP Tuberkulosis
    Документ15 страниц
    SAP Tuberkulosis
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • GADAR DEWASA
    GADAR DEWASA
    Документ33 страницы
    GADAR DEWASA
    jmboel140
    Оценок пока нет
  • Tambahan PKRS
    Tambahan PKRS
    Документ1 страница
    Tambahan PKRS
    Yoyox Wew
    Оценок пока нет
  • WOC Thalasemia
    WOC Thalasemia
    Документ2 страницы
    WOC Thalasemia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • PKRS TBC
    PKRS TBC
    Документ19 страниц
    PKRS TBC
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • WOC Anemia
    WOC Anemia
    Документ1 страница
    WOC Anemia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • WOC Thalasemia
    WOC Thalasemia
    Документ2 страницы
    WOC Thalasemia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Candida Kelompok 4
    Candida Kelompok 4
    Документ23 страницы
    Candida Kelompok 4
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Pola Nafas
    Pola Nafas
    Документ20 страниц
    Pola Nafas
    Sbol Ola
    Оценок пока нет
  • PKRS TBC
    PKRS TBC
    Документ19 страниц
    PKRS TBC
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • PASANGAN_SEJATI
    PASANGAN_SEJATI
    Документ5 страниц
    PASANGAN_SEJATI
    Fandy
    Оценок пока нет
  • Kesimpulan LNH
    Kesimpulan LNH
    Документ2 страницы
    Kesimpulan LNH
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberculo
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberculo
    Документ40 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberculo
    Thagantar Gaming
    Оценок пока нет
  • GADAR DEWASA
    GADAR DEWASA
    Документ33 страницы
    GADAR DEWASA
    jmboel140
    Оценок пока нет
  • PKRS TBC
    PKRS TBC
    Документ19 страниц
    PKRS TBC
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Analisa Data Kasus
    Analisa Data Kasus
    Документ1 страница
    Analisa Data Kasus
    Rosi Arrista
    Оценок пока нет
  • ASUHAN
    ASUHAN
    Документ65 страниц
    ASUHAN
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • WOC Thalasemia
    WOC Thalasemia
    Документ2 страницы
    WOC Thalasemia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Pemberian Obat Intra Vena
    Pemberian Obat Intra Vena
    Документ2 страницы
    Pemberian Obat Intra Vena
    Nourma Aulia Ulfa
    Оценок пока нет
  • SAP Tuberkulosis
    SAP Tuberkulosis
    Документ15 страниц
    SAP Tuberkulosis
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Saluran Pencernaan
    Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Saluran Pencernaan
    Документ42 страницы
    Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Saluran Pencernaan
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • WOC Thalasemia
    WOC Thalasemia
    Документ2 страницы
    WOC Thalasemia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Format Laporan Asuhan Keperawatan
    Format Laporan Asuhan Keperawatan
    Документ10 страниц
    Format Laporan Asuhan Keperawatan
    Anonymous gxVRL1v0
    Оценок пока нет
  • Askep CA Prostat
    Askep CA Prostat
    Документ28 страниц
    Askep CA Prostat
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • WOC Anemia
    WOC Anemia
    Документ1 страница
    WOC Anemia
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • Check List Perawatan Luka Bersih
    Check List Perawatan Luka Bersih
    Документ2 страницы
    Check List Perawatan Luka Bersih
    Arif Hidayatullah
    Оценок пока нет
  • CMV Citomegalovirus HIV
    CMV Citomegalovirus HIV
    Документ32 страницы
    CMV Citomegalovirus HIV
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет
  • ASKEP CA PROSTAT BU IKA Kel.3
    ASKEP CA PROSTAT BU IKA Kel.3
    Документ28 страниц
    ASKEP CA PROSTAT BU IKA Kel.3
    Yotide Aventus Irwindi
    Оценок пока нет