Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
CYBERCOMMUNITY
Pada awalnya masyarakat maya adalah sebuah fantasi manusia tentang dunia
lain yang maju dari dunia saat ini. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia
tentang nilai, citra, dan makna keidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan
manusia terhadap kekuasaan materi dan alam semesta. Namun ketika teknologi
manusia mampu mengungkapkan misteri pengetahuan itu, maka manusia mampu
menciptakan ruang kehidupan baru ruang bagi manusia di dalam dunia hiper-realitas
itu.
Proses sosial dan interaksi sosial dalam masyarakat maya, yang bersifat sementara
dan ada juga yang bersifat menetap dalam waktu yang relatif lama atau menetap untuk
selama-lamanya. Sifat proses sosial dan interaksi sosial ini ditentukan oleh kepentingan
mereka dalam dunia maya. Interaksi sosial sementara, terjadi pada anggota masyarakat
yang sepintas lalu ingin “jalan-jalan” dan anya bermain di dunia maya melalui browsing
dan chatting, atau search, kemudian meninggalkan. Ada pula interaksi sosial dan
kehidupan kelompok yang berlangsung cukup lama di antara sesama anggota masyarakat
maya lainnya. Mereka (netter) yang setiap saat berada dalam masyarakat maya. Mereka
bergaul, menyapa bercinta, berbisnis, belajar, dan bahkan mencuri dan sebagainya dalam
masyarakat maya, namun mereka tidak menetap disana karena tidak memiliki rumah
sebagai alamat mereka.
Sebagai mana juga dalam masyarakat nyata, maka masyarakat maya dibagun melalui
interaksi sosial sesama anggota masyarakat maya. Bahwa syarat-syarat interaksi sosial
sesama anggota masyarakat nyata jharus memiliki social contact dan adanya
communication, maka persyaratan ini juga menjadi substansi utama dalam kehidupan
sosial masyarakat maya. Hubungan-hubungan sosial yang dibangun oleh sesama anggota
masyarakat untuk saling berinteraksi, sedangkan mesin-mesin hanyalah media yang
mereka gunakan.
Kontak-konyak sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat maya memiliki makan
yang luas di dalam komunikasi mereka satu dengan yang lainnya, sehingga dari sana
mereka saling membagun makna dalam dunia intersubjektif mereka tentang dunia yang
dihuninya.
Dari cara mereka berinteraksi ini lahir pula dua proses interaksi sosial, yaitu proses sosial
desosiatif dan roses asosiatif. Proses sosial disosiatif terjadi ketika beberapa anggota
masyarakat maya telibat dalam proses persaingan, atau bakan konflik dengan sesama
warga masyarakat maya . proses ini terjadi ketika mereka bersaing memberi peluang akses
kepada masyarakat dan mencari sumber-sumber pembiayaan (sponsorship) untuk
menghidupi jaringan mereka. Untuk ini mereka arus berkompetisi dengan kompetiter lain
yang juga berupaya melakukan hal yang sama. Proses sosial disosiatif ini juga terjadi ketika
sebuah ekonomi atau politik, terpaksa harus melakukan penyerangan kepada jarigan
website lainnya, kemudiam mereka terlibat dalam “peperangan”.
Sebagaimana sifat jaringan dan proses sosial dalam masyarakat maya yang mementingkan
kerja sa,ma, maka selain proses sosial disosiatif, terbanyak dari proses sosial itu adalah
prose sosial asosiatif antar jaringan-karingan (kelompok-kelompok) yang ada. Proses ini
memberi peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun antar jaringan , melakukan
kerja sama (cooperation) di antara mereka. Kerja sama ini menghasilkan proses lanjutan
seperti akomodasi informasi dan asimilasi kebudayaan masyarakat maya dalam skala
global ke seluru jaringan masyrakat yang akhirnya memengarui perilaku dan interaksi
mereka satu dengan lainnya.
Pada dasarnya ada dua model keanggotaan kelompok sosial maya, yaitu kelompok intra
dan kelompok inter. Kelompok intra adalah keanggotaan seserorang dalam unit-unt
kelompok intra yang berpusat pada server tertentu yang sifatnya menyerupai serumpun
anggota dalam suatu institusi tertentu.
Kelompok intra ini biasa disebut dengan internet, dimana secara otonom mengatur diri
mereka sendiri , memiliki aturan-aturan yang disepakati sendiri secara intern, memiliki
bahasa-bahasa sapaan yang dikenal sendiri dan memiliki kemampuan untuk memproteksi
sendiri seluruh kepentingan, kebutuhan, dan aturan-aturan yang mereka kehendaki. Setiap
anggota pada sistem ini harus patuh pada aturan yang ada baik sanksi maupun reward yang
di tentukan oleh sistem sosial mereka yang diatur di pusat-pusat server yang ada.
Masyarakat maya menonjol dalam ciri sekunder, dengan dua ciri yaitu free dan mebers,
maka kelompo tersebut juga memiliki sifat croud, yaitu berkerumun dalam jaringan
tertentu, ngobrol (chatting), berkenalan kemudian pergi. Yang paling penting dan menjadi
ciri khas dari sifat keanggotan dalam masyyarakat maya adalah eksistensi mereka di dalam
kelompok atau jaringan tersebut. Bahwa kehadiran setiap anggota dalam suatu kelompok
jaringan diperhitungkan berdasarkan pada seberapa besar anggota itu menggunakan ruang
dalam space yang disediakan oleh tuan rumah (pemilik website) itu. Dalam masyarakat
nyata, kehadiran individu kurang diperhitungkan ruang dalam space ini, walaupun ruang
ekonomi dan sosial menjadi pertimbagan yang sangat serius. Pertimbangan terhadap
spaces yang digunakan yang digunakan oleh tamu atau anggota kelompok free atau
members yang disebabkan karena tuan rumah sendiri memiliki ruang yang terbatas.
Kendati sebenarnya ruang maya (cyberspaces) ini dapat di kembangkan tanpa batas oleh
sang pencipta teknologi itu sendiri.
Salah satu ciri masyarakat adalah menciptakan kebudayaan. Dalam masyarakat maya,
kebudayaan yang dikembangkan adalah budaya-budaya pencitraan dan makna yang setiap
saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis. Budaya ini sangat subjektif atau lebih
objektif lagi apa bila disebut intersubjektif yang sangat di dominasi oleh kreator dan
imajenater yang setiap saat mencurahkan pemikiran mereka dalam tiga hal secara terpisa.
Pertama, kelompok yang senantiasa bekerja untuk mrnciptakan mesin-mesin teknologi
informasi yang lebih janggih dan realistis. Kedua, kelompok yang setiap saat menggunakan
mesin-mesin untuk menciptakan karya-karya imajinasi yang menajubkan dalam dunia
hiper-realitas, dan ketiga, masyarakat pada umumnya yang setiap hari menggunakan
mesin-mesin dan karya-karya imajinasi itu sebagai bagaian dari kehidupannya.
Dari tiga hal itu, masyarakat maya menciptakan culture universal yang dapat
dijelaskan sebagaimana yang dimiliki oleh masyarakat nyata.
Suatu yang menjadi ciri khas dari kebudayaan masyarakat maya ini adalah sifatnya
yang sangat menggantungkan diri pada media. Bahwa kebudayaan itu hanya ada
secara nyata dalam media informatika dan beberapa di anatranya telah
ditransormasikan ke dalam kognitif manusia, ini sebenarnya space dunia maya,
yaitu dunia media dan dunia kognitif manusia.
d. Pranata dan Kontrol Sosial Masyarakat Maya
Masyarakat maya memiliki sistem pranata dan kontrol sosial yang dibagun
bersama atau dibangun sebagai sistem proteksi diri. Pada umumnya bentuk-
bentuk kehadiran (akses) setiap individu dalam komunitas maya harus diatur
dan dikontrol agar kehadiran tersebut tidak menggangu atau merusak jaringan
(order) yang ada.
Beberapa pranta dan kontrol sosial yang lazim dalam masyarakat maya
dikenal, seperti login, pasword atau PIN number yang digunakan sebagai tiket
atau “kata salam” untuk masuk ke dalam website tertentu. Pada umunya pemilik
website tidak mengizinkan orang lain masuk kedalam fasilitas tertentu apabila
tidak menggunakan tiket atau kata salam.
Hukum-hukum sosial yang ada dalam maysrakat nyata juga menjadi bagian
dalam pranata sosial masyarakat maya. Seperti, mencuri informasi, menipu,
melakukan pelecehan gender, merusak, menyerang orang lain dans sebagainya.
Dalam masyarakt maya sendiri, ada peranti penjara yang dibuat untuk secara
maya mengatasi pelanggran hukum-hukum sosial, yaitu menciptakan penagkal
virus yang dapat membunuh, menagkal, atau memenjarakan mereka dalam
space tertentu. Namun secara hukum sosial hal tersebut bersifat sementara dan
tidak mengikat.