Вы находитесь на странице: 1из 44

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. PT. Securindo Packatama Indonesia

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT. Securindo Packatama Indonesia adalah pemegang lisensi dari dari
perusahaan pengelolaan parkir terbesar di dunia yaitu Secure Parking. Di
Indonesia, PT. Securindo Packatama Indonesia telah melayani negeri ini
sejak tahun 1992 dan telah memiliki lokasi parkir dalam operasional
sebanyak 400 lokasi yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia,
yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan,
Batam, Pekanbaru, Palembang, Manado dan Jambi dengan total
pengelolaan lebih dari 800.000 petak parkir dan didukung oleh lebih dari
12.000 putra putri Indonesia terpilih & terlatih.

Salah satu kunci sukses PT. Securindo Packatama Indonesia hari ini
adalah bahwa PT. Securindo Packatama Indonesia menggabungkan
teknologi-teknologi terbaru terhadap semua aspek manajemen perparkiran
untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para pengguna jasa parkir
menjadi satu tanpa adanya batasan. PT. Securindo Packatama Indonesia
merupakan satu-satunya perusahaan pengelola jasa perparkiran yang
meraih sertifikat ISO 9001:2000 (Systems and Services Certification)
untuk Carpark Management Systems.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
PT. Securindo Packatama Indonesia memiliki visi yaitu menjadi
perusahaan parkir termaju dan terkemuka dan mempunyai reputasi baik di
Asia melalui sumberdaya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
Misinya yaitu menjalankan bisnis parkir berdasarkan inovasi dan
menyelenggarakan prinsip-prinsip operasional yang terbaik, sumberdaya
manusia yang kompeten, memiliki hubungan keluar yang baik dengan
semua pihak yang terkait dan konsep-konsep manajemen yang sesuai
24

dengan acuan internasional. Serta memiliki kebijakan mutu yaitu bertekad


untuk tetap menjadi perusahaan yang terkemuka dibidang jasa perparkiran
yang senantiasa mengedepankan kualitas dan nilai pelayanan melalui
kejujuran, sikap proaktif, keramahan dan pengembangan diri serta terus
menerus mengupayakan tindakan perbaikan di segala bidang.

4.2. Struktur Organisasi dan Unsur Tugas Pokok

4.2.1 Pengawas Pelayanan Parkir


PPP dibawahi dan bertanggung jawab secara langsung kepada seorang
Carpark Managerdan membawahi secara langsung SPL dan SPP. Berikut
adalah tujuan jabatan PPP:

1. Memberikan pengawasan pelayanan operasional perparkiran dengan


tujuan profesional, aman, tertib, lancar dan ramah.

2. Memastikan pelayanan pelaanggan terbaik sesuai dengan standar


perusahaan.

3. Merangkul seluruh SPP dan SPL untuk bekerja sebaik-baiknya.

4. Mengembangkan dan menjaga nama baik perusahaan.

5. Melakukan kontrol terhadap pendapatan untuk mencegah kebocoran


pendapatan dengan menjaga integritas pribadi dan team.

Selain itu seorang PPP juga memiliki beberapa unsur tugas pokok
yaitu:

1. Memastikan seluruh SPL dan staf pelayan pos berada di area tugasnya
dan bekerja sesuai dengan standard pelayanan perusahaan.

2. Memberikan briefing secara rutin kepada seluruh staf.

3. Menginput hasil pendapatan per shift.

4. Membuat laporan harian harian

5. Membuat laporan bulanan sebagai bahan evaluasi Carpark Manager.


25

6. Menyediakan barang yang dibutuhkan oleh SPL dan SPP (kertas struk,
kertas cecklist dll).

7. Menindaklanjuti complaint pelanggan.

8. Menginput data perpanjangan langganan parkir.

Standar keberhasilan dari unsur tugas pokok tersebut adalah :

1. Peningkatan kinerja bawahan.


2. Tidak adanya kebocoran pendapatan.
3. Bawahan melakukan tugas sesuai dengan standar perusahaan.
4.2.2 Staf Pelayanan Lapangan
SPL merupakan jabatan terbawah yang sejajar dengan SPP dan
merupakan ujung tombak perusahaan dalam melayani konsumennya.Staf
pelayanan lapangan dibawahi dan bertanggung jawab secara langsung oleh
PPP serta bertanggung jawab secara tidak langsung kepada Carpark
Manager. Berikut adalah tujuan jabatan SPL:

1. Memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada konsumen.


2. Mengembangkan nama baik perusahaan.

Selain itu seorang SPL juga memiliki beberapa unsur tugas pokok
yaitu:

1. Menjaga kebersihan dan kerapihan marka parkir.


2. Melaksanakan patroli keamanan kendaraan yang parkir.
3. Melaksanakan checklist kendaraan yang terparkir.
4. Membuat laporan harian.
5. Mengarahkan kendaraan yang akan terparkir.
6. Memeriksa kelengkapan kendaraan yang akan keluar (STNK dan tiket
parkir).
7. Melakukan pengecekan berkala kondisi barang-barang inventaris
dilapangan.

Standar keberhasilan dari unsur tugas pokok tersebut adalah :


26

1. Tingkat kepuasan pelanggan.


2. Keamanan kendaraan yang terparkir.
4.2.3 Staf Pelayanan Pos
SPP sama seperti SPL yang merupakan ujung tombak perusahaan
dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. SPP dibawahi dan
bertanggung jawab secara langsung kepada PPP.SPP dibawahi dan
bertanggung jawab secara tidak langsung kepada Carpark Manager.
Berikut adalah tujuan jabatan SPP:

1. Memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada konsumen


2. Mengembangkan nama baik perusahaan.

Selain itu seorang SPP juga memiliki beberapa unsur tugas pokok
yaitu:

1. Menjaga kebersihan dan kerapihan pos pelayanan.


2. Memberikan tiket dan memproses kendaraan yang masuk dan keluar.
3. Membuat laporan harian.
4. Melakukan pengecekan berkala kondisi barang-barang inventaris
didalam pos.

Standar keberhasilan dari unsur tugas pokok tersebut adalah:

1. Kecepatan dalam pemprosesan kendaraan yang masuk dan keluar.


2. Tingkat kepuasan pelanggan.

4.3. Gambaran Waktu Kerja dan Areal Tugas

PT. Securindo Packatama Indonesia beroperasi setiap hari dengan


pembagian 4 shift yaitu pagi, middle, siang dan malam. Untuk shift pagi dimulai
dari pukul 07.00 hingga pukul 15.00, untuk middle pada hari sabtu dan minggu
dimulai pada pukul 12.00 hingga pukul 20.00 yang diperuntukkan untuk staf
yang meggantikan karyawan shift 1 dan 2 ketika istirahat sedangkan pada hari
kerja (senin sampai jumat) shift middle dibagi menjadi 2 bagian yaitu
penambahan pada pukul 13.00 hingga pukul 21.00 untuk pengaturan lalu lintas,
27

untuk shift 2 dimulai dari pukul 15.00 hingga pukul 23.00 dan untuk shift malam
dimulai pada pukul 23.00 hingga pukul 07.00. Adapun penempatan areal tugas
untuk tiap shift dan harinya yaitu pada Tabel 3 hingga Tabel 6.

Tabel 3. Penempatan areal tugas SPP

Areal Hari kerja biasa (orang) Akhir Pekan (orang)


tugas I II III I II III
PM1 1 1 1 1 1 1
PM2 1 1 - 1 1 -
PK1 1 1 1 1 1 1
PK2 1 1 - 1 1 -
PMM 1 1 1 1 1 1
PKM1 1 1 1 1 1 1
PKM2 - 1 - 1 1 -
Total 6 7 4 7 7 4
Tabel 4. Penempatan areal tugas SPL

Areal Hari Kerja biasa (orang) Akhir Pekan (orang)


Tugas I MD II III I II III
Utara 2 -
(13.00- 2 1 2 2 1
Selatan 2 -
21.00) 2 1 2 2 1
Lobi 1 - 1 1 2 2 1
Zona1 1 - 1 - 1 1 -
Zona 2 - 1 - - 1 1 -
Zona 3 - 1 - - 1 1 -
Motor 1 - 2 1 2 2 2
Total 7 2 8 4 11 11 5
28

Tabel 5. Jumlah karyawan shift Middle (12.00-20.00)

karyawan Hari Kerja biasa (orang) Akhir Pekan (orang)


Jumlah
4 orang 6 orang
Karyawan
Middle
Tabel 6. Jumlah PPP per shift

Hari Kerja biasa Akhir Pekan (orang)


Karyawan
I (orang)
II III I II III
Pengawas pelayanan
2 2 - 2 2 1
Parkir

Sumber: PT. Securindo Packatama Indonesia cabang Margo City Depok

4.4. Karakteristik Karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia

Responden dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Securindo


Packatama Indonesia cabang Margo City Depok yang secara keseluruhan
berjumlah 57 orang. Karakteriktik tersebut antara lain berdasarkan jenis kelamin
dan lama bekerja.
4.4.1 Karakteristik Karyawan berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, total karyawan yang berjenis kelamin
wanita yaitu sebanyak 14 atau sebesar 24% orang dan laki-laki sebanyak
43 orang atau sebesar 76%. Penyebaran karyawan berjenis kelamin wanita
yaitu hanya pada jabatan SPP, hal ini dikarenakan kondisi fisik dan
lingkungan jabatan pekerjaan yang lain yang tidak memungkinkan seperti
asap pembuangan kendaraan. Menurut pihak PT. Securindo Packatama
Indonesia karyawan yang berjenis kelamin perempuan ditempatkan dalam
jabatan SPP agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, karena SPP
adalah karyawan yang pertama kali berhadapan dengan pelanggan.
Sedangkan untuk karyawan yang berjenis kelamin laki-laki menempati
semua jabatan yang ada seperti PPP, SPL dan SPP. Karakteristik karyawan
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3.
29

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin

laki-laki
wanita

Gambar 3. Karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin


4.4.2 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja
Salah satu faktor yang mempengaruhi beban kerja karyawan adalah
lamanya bekerja karyawan pada perusahaan tersebut, karena karyawan
yang lebih lama bekerja dalam perusahaan akan lebih mengetahui
lingkungan kerja dan tugas-tugas yang diuraikan dalam deskripsi
pekerjaan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap karyawan
diperoleh informasi mengenai lama bekerja yang berbeda-beda. Informasi
yang diperoleh yaitu 7 orang atau sebesar 13% karyawan yang memiliki
masa kerja kurang dari 1 tahun, 34 orang atau sebesar 58% karyawan yang
memiliki masa kerja antara 1 tahun hingga 3 tahun dan sebanyak 16 orang
atau sebesar 28% karyawan yang memiliki masa kerja lebih dari 3 tahun.
Karakteristik karyawan berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada
Gambar 4.

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja

< 1 tahun
1 tahun- 3 tahun
> 3 tahun

Gambar 4. Karakteristik karyawan berdasarkan lama bekerja


30

4.5. Jumlah Kebutuhan Karyawan Pada Shift I

4.5.1 Pengawas Pelayanan Parkir


Perhitungan jumlah karyawan PPP shift 1 dihitung berdasarkan
kebutuhannya pada setiap shift karena jam kerja PPP yang berdasarkan
shift kerjanya. Sebelum menghitung jumlah kebutuhan PPP tiap shift,
pertama- tama dilakukan perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu
sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 yaitu
dengan pendekatan tugas pertugas. Perhitungannya yaitu sebagai berikut:

Jumlah hari dalam kalender: 365

Jumlah hari libur : 52

Jumlah hari cuti: 12

64

Hari Kerja Efektif Dalam 1 tahun: 301 hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa hari kerja efektif


untuk Jabatan PPP pada shift 1, shift 2 dan shift 3 adalah 301 hari. Setelah
mengetahui jumlah hari efektifnya, selanjutnya dilakukan perhitungan jam
kerja efektif selama satu tahun dengan menggunakan kelonggaran waktu
atau allowance sebesar 20% dari jam kerjanya.Allowance yang dimaksud
adalah waktu istirahat makan, pergi ke kamar mandi dan lainnya.
Perhitungan jam kerja efektif dalam 1 tahun yaitu:

Jam kerja efektif: 80% x 301 hari x 8 jam = 1926,4 jam

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa jam kerja PPP yaitu


1926,4 jam yang setara dengan 115.584 menit. Setelah diperoleh waktu
efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah beban kerja dan
kebutuhan karyawannya.
31

Beban kerja untuk PPP pada Shift I diakumulasikan dalam periode


setahun dengan satuan menit. Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan, beban kerja PPP pada shift I memiliki beban kerja total
selama satu tahun yaitu sebesar 141.665 menit. Berdasarkan total beban
kerja yang telah diketahui maka dapat dihitung jumlah PPP yang
dibutuhkan pada shift I adalah:

Jumlah PPP yang dibutuhkan : 141665/115584 = 1,226 ≈ 2 orang

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa jumlah PPP yang


dibutuhkan pada Shift I adalah 2 orang.
4.5.2 Staf Pelayanan Lapangan
Perhitungan jumlah karyawan SPL shift 1 dihitung berdasarkan
kebutuhannya pada setiap shift dan harinya karena jam kerja SPL yang
berdasarkan shift kerjanya dan jumlah serta beban kerja karyawan pada
hari kerja biasa dan hari akhir pekan juga berbeda. Sebelum menghitung
jumlah kebutuhan Staf Pelayanan Parkir tiap shift dan plotnya pada hari
kerja biasa, pertama-tama dilakukan perhitungan jumlah waktu kerja
efektifnya yaitu sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004
dengan menggunakan pendekatan tugas pertugas. Perhitungannya yaitu
sebagai berikut:

Jumlah hari dalam kalender: 365

Jumlah hari sabtu minggu dalam 1 tahun: 105

Jumlah hari libur : 52

Jumlah hari cuti pada hari kerja biasa: 8

165

Hari Kerja Efektif Dalam 1 tahun: 200 hari


32

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa hari kerja efektif


pada hari kerja biasa untuk Jabatan Staf Pelayananan Lapangan pada shift
1, shift 2 dan shift 3 adalah 200 hari. Setelah mengetahui jumlah hari
efektifnya, selanjutnya dilakukan perhitungan jam kerja efektif selama satu
tahun dengan menggunakan kelonggaran waktu atau allowance sebesar
20% dari jam kerjanya.Allowance yang dimaksud adalah waktu istirahat
makan, pergi ke kamar mandi dan lainnya. Perhitungan jam kerja efektif
pada hari kerja biasa dalam 1 tahun yaitu:

Jam kerja efektif: 80% x200 hari x 8 jam = 1280 jam

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa jam kerja SPL yaitu 1.280
jam yang setara dengan 76.800 menit. Setelah diperoleh waktu efektif
pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah kebutuhan karyawannya.

Beban kerja SPL pada akhir pekan dihitung terpisah dari perhitungan
beban kerja pada hari biasa dikarenakan jumlah pengunjung yang lebih
banyak dibandingkan pada hari kerja biasa sehingga mengakibatkan beban
kerja pada akhir pekan lebih banyak daripada hari kerja biasa. Sebelum
menghitung jumlah kebutuhan Staf Pelayanan Parkir tiap shift dan plotnya
pada akhir pekan, pertama- tama dilakukan perhitungan jumlah waktu kerja
efektifnya yaitu sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004.
Perhitungannya yaitu sebagai berikut:

Jumlah hari sabtu minggu dalam 1 tahun: `105

Jumlah hari cuti pada akhir pekan : 4

Hari Kerja Efektif Dalam 1 tahun : 101 hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa hari kerja efektif


pada akhir pekan untuk Jabatan Staf Pelayananan Lapangan pada shift 1,
shift 2 dan shift 3 adalah 101 hari. Setelah mengetahui jumlah hari
efektifnya, selanjutnya dilakukan perhitungan jam kerja efektif selama satu
33

tahun dengan menggunakan kelonggaran waktu atau allowance sebesar


20% dari jam kerjanya.Allowance yang dimaksud adalah waktu istirahat
makan, pergi ke kamar mandi dan lainnya. Perhitungan jam kerja efektif
pada hari kerja biasa dalam 1 tahun yaitu:

Jam kerja efektif: 80% x101 hari x 8 jam = 646,4 jam

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa jam kerja SPL yaitu 646,4
jam yang setara dengan 38.784 menit. Setelah diperoleh waktu efektif
pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah kebutuhan karyawannya.

Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan


dengan pendekatan tugas pertugas diperoleh informasi mengenai beban
kerja SPL shift I pada hari kerja biasa dan akhir pekan pada Tabel 7.

Tabel 7. Beban kerja SPL Shift 1

Beban Kerja (menit/tahun)


Plot Kerja Hari Biasa Akhir Pekan
(Menit/tahun) (Menit/tahun)

Selatan 94000 74976


Utara 95667 78359
Lobi 57500 31310
Motor 49333 26597
Total 296500 211242
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa beban kerja tiap plot kerja
berbeda, hal tersebut dikarenakan luas lahan parkir yang berbeda yang
mengakibatkan adanya waktu penyelesaian tugasnya berbeda. Terlihat
bahwa jumlah beban kerja yang terbesar adalah pada plot kerja utara
karena memiliki luas wilayah kerja yang lebih luas daripada yang lainnya.
Pada plot kerja motor terlihat jauh lebih kecil pada shift 1 daripada plot
kerja lainnya dikarenakan adanya tugas yang tidak dikerjakan pada plot
kerja lainnya seperti melakukan checklist kendaraan yang terparkir. Tabel 7
34

memperlihatkan juga bahwa beban kerja hari biasa yaitu sebesar 296.500
lebih besar daripada akhir pekan yang memiliki beban kerja sebesar
211.242 karena jumlah waktu kerja efektif yang berbeda pada hari biasa
lebih besar daripada pada akhir pekan, pada hari biasa jumlah waktu kerja
efektifnya yaitu 76.800 menit sedangkan pada akhir pekan yaitu 38.784.
Hal ini sebenarnya akan terlihat pada perhitungan jumlah kebutuhan SPL
pada setiap plot kerjanya.

Perbandingan Jumlah Beban Kerja


120000
beban kerja (menit/tahun)

100000

80000

60000
Hari Biasa
40000 Akhir Pekan

20000

0
Utara Selatan Lobi Motor
Plot Kerja

Gambar 5. Perbandingan beban kerja SPL shift 1 hari biasa dan akhir
pekan
Berdasarkan diagram batang tersebut dapat terlihat jelas perbedaan
beban kerja tiap plot kerja pada hari biasa dan akhir pekan, jumlah beban
kerja pada hari biasa lebih besar daripada akhir pekan. Perbedaan ini
dikarenakan jumlah waktu kerja yang berbeda antara hari biasa dan akhir
pekan, dapat dilihat juga bahwa beban plot kerja utara menempati urutan
pertama terbanyak dibandingkan plot kerja selatan yang menempati urutan
2, plot kerja lobi pada urutan 3 dan plot kerja motor pada urutan 4.

Setelah mengetahui jumlah beban kerja tiap plot kerja, maka dapat
dihitung kebutuhan jumlah SPL. Perhitungan jumlah SPL yang dibutuhkan
35

dilakukan dengan cara membagi jumlah beban kerja aktual pertahun tiap
plot kerja dengan jumlah beban kerja tiap satu orang pertahun. Jumlah SPL
yang dibutuhkan pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 1 hari biasa

Jumlah
Beban Kerja
Plot Kerja FTE karyawan
(Menit/tahun)
(orang)

Selatan 94000 1,22 2

Utara 95667 1,246 2

Lobi 57500 0,749 1

Motor 49333 0,642 1

Total 6 orang

Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa Full Time Equivalent


(FTE) terbesar yaitu pada plot kerja Utara dikarenakan luas wilayah kerja
yang lebih luas daripada plot kerja lain sehingga memiliki beban kerja yang
besar yaitu 95.667 menit dan FTE yang paling besar yaitu sebesar 1,246
sehingga membutuhkan 2 SPL untuk melakukan tugasnya di plot kerja
utara. Sedangkan yang memiliki FTE terkecil yaitu pada plot kerja motor
yaitu sebesar 0,642 sehingga hanya membutuhkan 1 SPL untuk melakukan
tugas di plot kerja motor. Hal tersebut dikarenakan adanya tugas yang tidak
dikerjakan di plot kerja motor daripada plot kerja lain sehingga
mengakibatkan beban kerja yang paling kecil dan FTE yang kecil, dari
perhitungan tersebut juga dapat diketahui bahwa jumlah SPL yang
dibutuhkan pada hari biasa shift 1 adalah sebanyak 6 orang.

Dengan perhitungan yang sama maka dapat dihitung jumlah SPL


pada akhir pekan. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan dapat
dilihat pada Tabel 9.
36

Tabel 9. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 1 akhir pekan

Beban Kerja Jumlah karyawan


Plot Kerja FTE
(Menit/tahun) (orang)

Selatan 74976 1,933 2


Utara 78359 2,021 3
Lobi 31310 0,807 1

Motor 26597 0,685 1


Total 7 orang
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa plot kerja utara masih
memiliki nilai FTE paling besar dibandingkan dengan plot kerja lainnya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa beban kerja akhir pekan lebih
kecil dibandingkan hari biasa yang dikarenakan jumlah waktu efektif akhir
pekan yang lebih sedikit dibandingkan hari biasa, tetapi dapat dilihat dari
Tabel 9 jumlah FTE akhir pekan lebih besar daripada hari biasa yang
menjelaskan bahwa sebenarnya secara presentase jumlah beban kerja pada
akhir pekan lebih besar dibandingkan hari biasa.
4.5.3 Staf Pelayanan Pos
Perhitungan kebutuhan karyawan pada bagian SPP dihitung dengan
metode pendekatan objek kerja sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Objek
kerja yang dimaksud disini adalah objek kerja yang dilayani dalam
pelaksanaan pekerjaannya.Metoda ini dipergunakan dalam menghitung
kebutuhan karyawan SPP dikarenakan beban kerja SPP bergantung dari
jumlah objek yang harus dilayani, dan dalam penelitian ini objek kerjanya
adalah kendaraan yang masuk dan keluar.Pada penelitian ini kebutuhan
jumlah karyawan SPP dihitung pada setiap shiftnya.

Pertama-tama dilakukan pengamatan dan penghitungan kemampuan


rata-rata kemampuan karyawan dalam melayani objek kerjanya.Setelah
dilakukan pengamatan dan perhitungan diperoleh bahwa kemampuan rata-
37

rata SPP untuk pos masuk mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920
mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan
pemeriksaan oleh satpam, sedangkan kemampuan rata-rata untuk SPP
masuk motor yaitu 1 motor/10 detik atau 2.880 motor/shift yaitu meliputi
pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemberian tiket parkir.
Kemampuan rata-rata SPP pada shift 1, shift 2 dan shift 3 untuk pos keluar
mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi
pengetikan nomor polisi kendaraan dan pengembalian uang kepada
konsumen, sedangkan untuk kemampuan rata-rata pos keluar motor yaitu 1
motor/15 detik atau 1.920 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor
polisi kendaraan, pengecekan STNK dan pengembalian uang kepada
konsumen. Tabel 10 menunjukkan jumlah kendaraan yang masuk dan
keluar pada shift 1 dan sesuai dengan jenis harinya berdasarkan
pengamatan.

Tabel 10. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City
Depok perhari shift 1

Hari Biasa (jumlah Akhir Pekan (jumlah


Kendaraan kendaraan/hari) kendaraan/hari)

Masuk Keluar Masuk Keluar


Mobil 1360 980 2495 1515
Motor 1680 620 2350 820
Total 3040 1500 4845 2335
Berdasarkan Tabel 10 dapat terlihat bahwa konsumen Margo City
Depok yang berkendara motor lebih banyak dibandingkan konsumen yang
berkendara mobil pada hari biasa namun pada akhir pekan konsumen yang
berkendara mobilah yang lebih banyak dibandingkan konsumen yang
berkendara motor dan terjadi peningkatan jumlah kendaran yang signifikan
dari hari biasa ke akhir pekan, pada hari biasa jumlah kendaraan yang
masuk adalah sebesar 3.040 kendaraan dan jumlah kendaraan yang keluar
38

adalah sebesar 1.500 sedangkan pada akhir pekan jumlah kendaraan yang
masuk adalah sebesar 4.845 dan jumlah kendaraan yang keluar adalah
sebesar 2.335.

Perbandingan Jumlah Kendaraan


3000
Jumlah Kendaraan/hari

2500
2000
1500
Hari Biasa
1000
500 Akhir Pekan
0
Mobil Motor Mobil Motor
(masuk) (masuk) (keluar) (keluar)
Jenis Kendaraan

Gambar 6. Perbandingan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada


shift 1 Margo City
Berdasarkan diagram batang tersebut dapat dilihat peningkatan
jumlah kendaraan yang keluar dan masuk Margo City Depok. Hal ini
mengakibatkan jumlah beban kerja SPP pada akhir pekan lebih besar
dibandingkan dengan hari biasa karena yang menjadi beban kerja SPP
adalah jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City Depok.
Berdasarkan diagram batang tersebut juga terlihat bahwa shift 1 pada hari
biasa yang menempati urutan pertama adalah jumlah kendaraan motor
masuk sedangkan pada akhir pekan yang menempati urutan pertama adalah
kendaraan mobil masuk.

Setelah diperoleh jumlah objek kerja yang menjadi beban kerja SPP
maka dapat dihitung jumlah SPP yang dibututhkan pada shift 1 pada hari
biasa. Jumlah kebutuhan SPP shift 1 pada hari biasa dapat dilihat pada
Tabel 11.
39

Tabel 11. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 1

Beban Kerja Jumlah


Pos (Jumlah FTE karyawan
kendaraan/hari) (orang)
Pos Masuk Mobil 1360 0,708 1
Pos Keluar Mobil 1680 0,583 1
Pos Masuk Mobil 980 0,510 1

Pos Keluar Motor 620 0,322 1

Total 4 orang
Berdasarkan Tabel 11 yang memiliki nilai FTE terbesar yaitu Pos
Masuk Mobil dengan nilai FTE sebesar 0,708. Jumlah setiap pos yang
dinilai efektif yaitu hanya mengoperasikan satu pos untuk pos masuk
mobil, pos keluar mobil, pos masuk motor dan pos keluar motor. Hal ini
terlihat dari nilai FTE untuk setiap pos yang bernilai dibawah 1 sehingga
untuk shift 1 pada hari biasa hanya dibutuhkan 4 orang atau pos
saja.Sedangkan untuk jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift
1 dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 1

Beban Kerja Jumlah


Pos (Jumlah FTE karyawan
kendaraan/hari) (orang)

Pos Masuk Mobil 2495 1,30 2

Pos Keluar Mobil 2350 0,816 1

Pos Masuk Motor 1515 0,789 1

Pos Keluar Motor 820 0,427 1

Total 5orang
40

Berdasarkan Tabel 12, yang memiliki nilai FTE terbesar adalah pos
masuk mobil dengan nilai FTE sebesar 1,30. Berdasarkan Tabel12 juga
dapat dilihat bahwa jumlah SPP untuk akhir pekan shift 1 adalah sebanyak
5 orang atau 5 pos. Jumlah tersebut lebih banyak 1 orang atau 1 pos
dibandingkan hari biasa, hal ini dikarenakan jumlah mobil yang masuk
lebih banyak dibandingkan hari biasa sehingga dibutuhkan 2 orang atau 2
pos pada pos masuk mobil.

4.6. Jumlah Kebutuhan Karyawan Pada Shift 2

4.6.1 Pengawas Pelayanan Parkir


Perhitungan jumlah karyawan PPP pada shift 2 dihitung berdasarkan
kebutuhannya, perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu sesuai
dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 yaitu dengan
pendekatan tugas pertugas. pada setiap shift karena jam kerja PPP yang
berdasarkan shift kerjanya. Seperti yang sudah dijabarkan pada perhitungan
kebutuhan PPP pada shift 1 diperoleh bahwa jumlah hari kerja efektif
pertahunnya untuk PPP adalah 301 hari. Setelah diperoleh jumlah hari
kerja efektif tersebut, sama seperti yang dijabarkan pada pada perhitungan
kebutuhan PPP shift 1 bahwa kelonggaran waktu atau allowance yang
diterima adalah 80% yaitu waktu untuk makan, pergi ke toilet, beribadah
dan lain-lain. Menurut perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa
waktu kerja efektif pertahunnya bagi PPP adalah 1926,4 jam yang setara
dengan 115.584 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka
dapat dihitung jumlah beban kerja dan kebutuhan karyawannya.

Beban kerja untuk PPP pada Shift 2 diakumulasikan dalam periode


setahun dengan satuan menit.Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan, beban kerja PPP pada shift 2 memiliki beban kerja total
selama satu tahun yaitu sebesar 135.115 menit. Berdasarkan total beban
41

kerja yang telah diketahui maka dapat dihitung jumlah PPP yang
dibutuhkan pada shift I adalah:

Jumlah PPP yang dibutuhkan : 135115/115584 = 1,169 ≈ 2 orang

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa jumlah PPP yang


dibutuhkan pada Shift 2 adalah 2 orang sama seperti jumlah PPP yang
dibutuhkan pada shift 1. Pembulatan ke atas dari perhitungan untuk
menghindari overload beban kerja yang dilakukan oleh karyawan sehingga
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan efektif.
4.6.2 Staf Pelayanan Lapangan
Perhitungan jumlah karyawan SPL shift 2 dihitung berdasarkan
kebutuhannya pada setiap shift dan harinya karena jam kerja SPL yang
berdasarkan shift kerjanya dan jumlah serta beban kerja karyawan pada
hari kerja biasa dan hari akhir pekan juga berbeda. Pertama-tama sama
seperti pada shift 1, dilakukan perhitungan jumlah hari kerja efektif
pertahunnya untuk hari biasa dan akhir pekan sesuai dengan pedoman yang
berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh
informasi yaitu jumlah hari kerja efektif pertahunnya untuk hari biasa
adalah 200 hari dan untuk akhir pekan hari kerja efektifnya yaitu 101 hari.
Setelah itu sama seperti pada shift 1, dilakukan perhitungan waktu kerja
efektifnya pertahunnya sesuai dengan pedoman yang berdasarkan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh
informasi yaitu jumlah waktu kerja efektif pertahun untuk hari biasa adalah
1.280 jam yang setara dengan 76.800 menit sedangkan untuk waktu kerja
efektif pertahun untuk akhir pekan adalah 646,4 jam yang setara dengan
38.784 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka dapat
dihitung jumlah kebutuhan karyawannya. Berdasarkan pengamatan dan
perhitungan yang telah dilakukan dengan pendekatan tugas pertugas
42

diperoleh informasi mengenai beban kerja SPL shift 2 pada hari kerja biasa
dan akhir pekan pada Tabel 13.

Tabel 13. Beban kerja SPL pada shift 2

Beban Kerja (menit)

Plot Kerja
Hari Biasa Akhir Pekan
(menit/tahun) (menit/tahun)

Selatan 126333 93341

Utara 136333 99064

Lobi 58333 35518

Motor 93917 56476

Total 414916 284399

Berdasarkan Tabel 13 sama seperti shift 1 dapat dilihat bahwa beban


kerja tiap plot kerja berbeda, hal tersebut dikarenakan luas lahan parkir
yang mengakibatkan adanya waktu penyelesaian tugasnya berbeda.
Terlihat bahwa jumlah beban kerja yang terbesar adalah pada plot kerja
utara karena memiliki luas wilayah kerja yang lebih luas daripada yang
lainnya. Pada shift 2,plotkerja lobi terlihat jauh lebih kecil daripada plot
kerja lainnya dikarenakan wilayah kerja yang sempit dan daya tampung
kendaraan yang lebih sedikit dibandingkan plot kerja lainnya. Tabel 13
dapat memperlihatkan juga bahwa beban kerja hari biasa yaitu sebesar
414.916 lebih besar daripada akhir pekan yang memiliki beban kerja
sebesar 284.399 karena jumlah waktu kerja efektif yang berbeda pada hari
biasa lebih besar daripada pada akhir pekan, pada hari biasa jumlah waktu
kerja efektifnya yaitu 76.800 menit sedangkan pada akhir pekan yaitu
38.784. Hal ini sebenarnya akan terlihat pada perhitungan jumlah
kebutuhan SPL pada setiap plot kerjanya.
43

Perbandingan Jumlah Beban Kerja


160000

140000

Beban Kerja (menit/tahun)


120000

100000

80000
Hari Biasa
60000 Akhir Pekan

40000

20000

0
Utara Selatan Lobi Motor
Plot Kerja

Gambar 7. Perbandingan beban kerja SPL shift 2 hari biasa dan akhir
pekan
Berdasarkan diagram batang tersebut dapat terlihat jelas perbedaan
beban kerja tiap plot kerja pada hari biasa dan akhir pekan shift 2, sama
seperti dengan shift 1 jumlah beban kerja pada hari biasa lebih besar
daripada akhir pekan. Perbedaan ini dikarenakan jumlah waktu kerja yang
berbeda antara hari biasa dan akhir pekan, dan dapat dilihat juga bahwa
beban plot kerja utara menempati urutan pertama terbanyak dibandingkan
plot kerja selatan yang menempati urutan 2, plot kerja motor pada urutan 3
dan plot kerja lobi pada urutan 4.

Setelah mengetahui jumlah beban kerja tiap plot kerja, maka dapat
dihitung kebutuhan jumlah SPL. Perhitungan jumlah SPL yang dibutuhkan
dilakukan dengan cara membagi jumlah beban kerja aktual pertahun tiap
plot kerja dengan jumlah beban kerja tiap satu orang pertahun. Jumlah SPL
yang dibutuhkan pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 14.
44

Tabel 14. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 2 hari biasa

Jumlah
Beban Kerja
Plot Kerja FTE karyawan
(Menit/tahun)
(orang)

Selatan 126333 1,645 2

Utara 136333 1,775 2

Lobi 58333 0,759 1

Motor 93917 1,223 2

Total 7 orang

Berdasarkan Tabel 14, sama seperti shift 1 dapat diketahui bahwa


FTE terbesar yaitu pada plot kerja Utara yaitu 1,775 dikarenakan luas
wilayah kerja yang lebih luas daripada plot kerja lain sehingga memiliki
beban kerja yang besar dan FTE yang paling besar. Sedangkan yang
memiliki FTE terkecil yaitu pada plot kerja lobi dengan nilai FTE sebesar
0,759, hal tersebut dikarenakan wilayah kerja yang sempit dan daya
tampung kendaraan yang sedikit sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugasnya tidak berbeda jauh dengan shift 1 sehingga
mengakibatkan beban kerja yang paling kecil dan FTE yang kecil. Pada
perhitungan tersebut diketahui jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari kerja
shift 2 adalah 7 orang.Dengan perhitungan yang sama maka dapat dihitung
jumlah SPL pada akhir pekan. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir
pekan dapat dilihat pada Tabel 15.
45

Tabel 15. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 2 akhir pekan

Beban Kerja Jumlah karyawan


Plot Kerja FTE
(Menit/tahun) (orang)

Selatan 93341 2,406 3

Utara 99064 2,554 3

Lobi 35518 0,916 1

Motor 56476 1,456 2

Total 9 orang

Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa pada akhir pekan plot kerja
utara masih memiliki nilai FTE paling besar dibandingkan dengan plot
kerja lainnya seperti pada shift 1 yaitu sebesar 2,554. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa beban kerja akhir pekan lebih kecil
dibandingkan hari biasa yang dikarenakan jumlah waktu efektif akhir
pekan yang lebih sedikit dibandingkan hari biasa, tetapi dapat dilihat dari
Tabel 15. jumlah FTE akhir pekan lebih besar daripada hari biasa yang
menjelaskan bahwa sebenarnya secara presentase jumlah beban kerja pada
akhir pekan lebih besar dibandingkan hari biasa dan dari perhitungan
tersebut dapat diketahui bahwa jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir
pekan shift 2 adalah 9 orang, lebih banyak 2 orang dibandingkan shift 2 ada
hari biasa.
4.6.3 Staf Pelayanan Pos
Perhitungan kebutuhan karyawan pada bagian SPP pada shift 2 sama
seperti padashift 1 dihitung dengan metode pendekatan objek kerja sesuai
dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
KEP/75/M.PAN/7/2004. Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek
kerja yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaannya.Metoda ini
dipergunakan dalam menghitung kebutuhan karyawan SPP dikarenakan
beban kerja SPP bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani, dan
46

dalam penelitian ini objek kerjanya adalah kendaraan yang masuk dan
keluar.Pada penelitian ini kebutuhan jumlah karyawan SPP dihitung pada
setiap shiftnya.

Sebelum dilakukan penghitungan kebutuhan karyawan, pertama-tama


dilakukan pengamatan dan penghitungan kemampuan rata-rata kemampuan
karyawan dalam melayani objek kerjanya.Setelah dilakukan pengamatan
dan perhitungan diperoleh bahwa kemampuan rata-rata SPP untuk pos
masuk mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi
pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemeriksaan oleh satpam,
sedangkan kemampuan rata-rata untuk SPP masuk motor yaitu 1 motor/10
detik atau 2.880 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi
kendaraan dan pemberian tiket parkir. Kemampuan rata-rata SPP untuk pos
keluar mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi
pengetikan nomor polisi kendaraan dan pengembalian uang kepada
konsumen, sedangkan untuk kemampuan rata-rata pos keluar motor yaitu 1
motor/15 detik atau 1.920 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor
polisi kendaraan, pengecekan STNK dan pengembalian uang kepada
konsumen. Tabel 16 menunjukkan jumlah kendaraan yang masuk dan
keluar pada shift 2 dan sesuai dengan jenis harinya berdasarkan
pengamatan.

Tabel 16. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City
Depok perhari pada shift 2

Akhir
Hari Biasa (kendaraan/hari)
Kendaraan Pekan(kendaraan/hari)

Masuk Keluar Masuk Keluar

Mobil 1605 1945 2925 3815

Motor 1335 2335 2450 3410

Total 2940 4280 5375 7225


47

Berdasarkan Tabel 16 dapat terlihat bahwa konsumen Margo City


Depok yang berkendara mobil lebih banyak dibandingkan konsumen yang
berkendara motor pada hari biasa maupun akhir. Dan terjadi peningkatan
jumlah kendaran yang signifikan dari hari biasa ke akhir pekan, pada hari
biasa jumlah kendaraan yang masuk adalah sebesar 2.940 kendaraan dan
jumlah kendaraan yang keluar adalah sebesar 4.280 sedangkan pada akhir
pekan jumlah kendaraan yang masuk adalah sebesar 5.375 dan jumlah
kendaraan yang keluar adalah sebesar 7.225.

Perbandingan Jumlah Kendaraan

4500
4000
Jumlah Kendaraan/hari

3500
3000
2500
2000 Hari Biasa
1500 Akhir Pekan
1000
500
0
Mobil (masuk) Motor Mobil (keluar) Motor
(masuk) (keluar)
Jenis Kendaraan

Gambar 8. Perbandingan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada


shift 2 Margo City
Berdasarkan diagram batang tersebut dapat dilihat peningkatan
jumlah kendaraan yang keluar dan masuk Margo City Depok. Hal ini
mengakibatkan jumlah beban kerja SPP pada akhir pekan lebih besar
dibandingkan dengan hari biasa karena yang menjadi beban kerja SPP
adalah jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City
Depok.Jumlah kendaraan mobil terlihat lebih banyak daripada kendaraan
48

motor baik pada hari biasa maupun pada akhir pekan, berbeda dengan shift
1 yang pada hari biasa lebih didominasi oleh kendaraan motor sedangkan
pada akhir pekan lebih didominasi oleh kendaraan mobil.

Setelah diperoleh jumlah objek kerja yang menjadi beban kerja SPP
maka dapat dihitung jumlah SPP yang dibutuhkan pada shift 2 pada hari
biasa. Jumlah kebutuhan SPP shift 2 pada hari biasa dapat dilihat pada
Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 2

Beban Kerja Jumlah


Pos (Jumlah FTE karyawan
kendaraan/hari) (orang)

Pos Masuk Mobil 1605 0,836 1

Pos Keluar Mobil 1945 1,013 2

Pos Masuk Motor 1335 0,464 1

Pos Keluar Motor 2335 1,216 2

Total 6 orang

Berdasarkan Tabel1 7 nilai FTE terbesar yaitu pada pos keluar mobil
yaitu sebesar 1,216 dan yang memiliki nilai FTE terkecil adalah pos masuk
motor yaitu sebesar 0,464. Dari Tabel 17 juga dapat dlihat jumlah pos
masuk mobil dan pos masuk motor yang dinilai efektif yaitu dengan
mengoperasikan satu pos, sedangkan untuk pos pos keluar mobil dan pos
keluar motor dinilai efektif yaitu dengan mengoperasikan dua pos. Hal ini
terlihat dari nilai FTE untuk pos masuk mobil dan pos masuk motor yang
bernilai dibawah 1 dan nilai FTE untuk pos keluar mobil dan pos keluar
motor bernilai lebih dari 2 sehingga untuk shift 2 pada hari biasa
dibutuhkan 6 orang atau pos saja.Sedangkan untuk jumlah SPP yang
dibutuhkan pada akhir pekan shift 2 dapat dilihat pada Tabel 18.
49

Tabel 18. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 2

Beban Kerja Jumlah


Pos (Jumlah FTE karyawan
kendaraan/hari) (orang)

Pos Masuk Mobil 2925 1,523 2

Pos Keluar Mobil 3815 1,986 2

Pos Masuk Motor 2450 0,850 1

Pos Keluar Motor 3410 1,776 2

Total 7orang

Berdasarkan Tabel 18, dapat dilihat bahwa pos keluar motor


memiliki nilai FTE terbesar yaitu 1,776 dan yang memiliki nilai FTE
terkecil yaitu pos masuk motor dengan nilai FTE sebesar 0,850. Dari Tabel
18 juga dapat dilihat bahwa jumlah SPP untuk akhir pekan shift 2 adalah
sebanyak 7 orang atau 7 pos. Jumlah tersebut lebih banyak 1 orang atau 1
pos dibandingkan hari biasa, hal ini dikarenakan jumlah motor yang keluar
dan mobil yang masuk dan keluar lebih banyak dibandingkan hari biasa
yang mengakibatkan nilai FTE lebih dari 1 sehingga dibutuhkan 2 orang
atau 2 pos pada pos masuk mobil, pos keluar mobil dan pos keluar motor.

4.7. Jumlah Kebutuhan Karyawan Pada Shift 3

4.7.1 Pengawas Pelayanan Parkir


Perhitungan jumlah karyawan PPP pada shift 3 dihitung berdasarkan
kebutuhannya, perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu sesuai
dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 yaitu dengan
pendekatan tugas pertugas. pada setiap shift karena jam kerja PPP yang
berdasarkan shift kerjanya. Seperti yang sudah dijabarkan pada perhitungan
kebutuhan PPP pada shift 1 dan shift 2 diperoleh bahwa jumlah hari kerja
50

efektif pertahunnya untuk PPP adalah 301 hari. Setelah diperoleh jumlah
hari kerja efektif tersebut, sama seperti yang dijabarkan pada pada
perhitungan kebutuhan PPP shift 1 dan shift 2 bahwa kelonggaran waktu
atau allowance yang diterima adalah 80% yaitu waktu untuk makan, pergi
ke toilet, beribadah dan lain-lain. Menurut perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh bahwa waktu kerja efektif pertahunnya bagi PPP
adalah 1.926,4 jam yang setara dengan 115.584 menit. Setelah diperoleh
waktu efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah beban kerja dan
kebutuhan karyawannya.

Beban kerja untuk PPP pada Shift 3 diakumulasikan dalam periode


setahun dengan satuan menit.Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan, beban kerja PPP pada shift 3memiliki beban kerja total selama
satu tahun yaitu sebesar 55.620 menit. Berdasarkan total beban kerja yang
telah diketahui maka dapat dihitung jumlah PPP yang dibutuhkan pada
shift 3 adalah:

Jumlah PPP yang dibutuhkan : 55620/115584 = 0,481 ≈ 1 orang

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh jumlah PPP yang


dibutuhkan pada Shift 3 adalah 1 orang. Walaupun dari perhitungan
tersebut dapat dilihat bahwa dibutuhkan 1 orang PPP pada shift 3 namun
menurut Carpark Managerbahwa pada hari biasa tidak dapat menugaskan
1 PPP pada hari biasa dikarenakan beban kerja yang ada masih dapat
dikerjakan oleh SPL.
4.7.2 Staf Pelayanan Lapangan
Perhitungan jumlah karyawan SPL shift 3 dihitung berdasarkan
kebutuhannya pada setiap shift dan harinya karena jam kerja SPL yang
berdasarkan shift kerjanya dan jumlah serta beban kerja karyawan pada
hari kerja biasa dan hari akhir pekan juga berbeda. Pertama-tama sama
seperti pada shift 1 dan shift 2, dilakukan perhitungan jumlah hari kerja
efektif pertahunnya untuk hari biasa dan akhir pekan sesuai dengan
51

pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah
dilakukan, diperoleh informasi yaitu jumlah hari kerja efektif pertahunnya
untuk hari biasa adalah 200 hari dan untuk akhir pekan hari kerja efektifnya
yaitu 101 hari. Setelah itu sama seperti pada shift 1 dan shift 2, dilakukan
perhitungan waktu kerja efektifnya pertahunnya sesuai dengan pedoman
yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh informasi yaitu jumlah waktu kerja efektif pertahun untuk hari
biasa adalah 1.280 jam yang setara dengan 76.800 menit sedangkan untuk
waktu kerja efektif pertahun untuk akhir pekan adalah 646,4 jam yang
setara dengan 38.784 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya,
maka dapat dihitung jumlah kebutuhan karyawannya.Berdasarkan
pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan dengan pendekatan
tugas pertugas diperoleh informasi mengenai beban kerja SPL shift 3 pada
hari kerja biasa dan akhir pekan pada Tabel 19.

Tabel 19. Beban kerja SPL pada shift 3

Beban Kerja (menit)


Plot Kerja
Hari Biasa (menit/tahun) Akhir Pekan (menit/tahun)

Selatan 32000 20739

Utara 32333 20873

Lobi 23667 12120

Motor 26667 15234

Total 114667 68966

Berdasarkan Tabel 19 sama seperti shift 1 dan shift 2 dapat dilihat


bahwa beban kerja tiap plot kerja berbeda, hal tersebut dikarenakan luas
lahan parkir yang mengakibatkan adanya waktu penyelesaian tugasnya
52

berbeda. Terlihat bahwa jumlah beban kerja yang terbesar adalah pada plot
kerja utara yaitu sebanyak 32.333 menit pada hari biasa dan 20.873 menit
untuk akhir pekan karena memiliki luas wilayah kerja yang lebih luas
daripada yang lainnya. Sama seperti shift 2, beban kerja pada plot kerja
lobi terlihat jauh lebih kecil daripada plot kerja lainnya yaitu sebanyak
23.667 pada hari biasa dan 15.234 pada akhir pekan dikarenakan wilayah
kerja yang sempit dan daya tampung kendaraan yang lebih sedikit
dibandingkan plot kerja lainnya. Dan dari Tabel 19 dapat dilihat juga beban
kerja hari biasa yaitu sebesar 114.667 lebih besar daripada akhir pekan
yang memiliki beban kerja sebesar 68.966 karena jumlah waktu kerja
efektif yang berbeda pada hari biasa lebih besar daripada pada akhir pekan,
pada hari biasa jumlah waktu kerja efektifnya yaitu 76.800 menit
sedangkan pada akhir pekan yaitu 38.784. Hal ini sebenarnya akan terlihat
pada perhitungan jumlah kebutuhan SPL pada setiap plot kerjanya.

Perbandingan Jumlah Beban Kerja


35000
Beban Kerja (menit/tahun)

30000
25000
20000
15000 Hari Biasa
10000 Akhir Pekan
5000
0
Utara Selatan Lobi Motor
Plot Kerja

Gambar 9. Perbandingan beban kerja SPL Shift 1 hari biasa dan akhir
pekan
Berdasarkan diagram batang tersebut dapat terlihat perbedaan beban
kerja tiap plot kerja pada hari biasa dan akhir pekan shift 3, sama seperti
dengan shift 1 dan shift 2 jumlah beban kerja pada hari biasa lebih besar
53

daripada akhir pekan. Perbedaan ini dikarenakan jumlah waktu kerja yang
berbeda antara hari biasa dan akhir pekan. Dan dari diagram batang
tersebut terlihat beban kerja terbesar yaitu pada plot kerja utara.

Setelah mengetahui jumlah beban kerja tiap plot kerja, maka dapat
dihitung kebutuhan jumlah karyawan. Sama seperti shift 1 dan shift 2
perhitungan jumlah SPL yang dibutuhkan dilakukan dengan cara membagi
jumlah beban kerja aktual pertahun tiap plot kerja dengan jumlah beban
kerja tiap satu orang pertahun. Jumlah karyawan yang dibutuhkan pada
hari biasa dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 3 hari biasa

Jumlah
Beban Kerja
Plot Kerja FTE karyawan
(Menit/tahun)
(orang)

Selatan 32000 0,416 1

Utara 32333 0,421 1

Lobi 23667 0,308 1

Motor 26667 0,347 1

Total 4 orang

Berdasarkan Tabel 20, sama seperti shift 1 dan shift 2 dapat diketahui
bahwa FTE terbesar yaitu pada plot kerja Utara sebesar 0,421 dikarenakan
luas wilayah kerja yang lebih luas daripada plot kerja lain sehingga
memiliki beban kerja yang besar dan FTE yang paling besar. Sedangkan
yang memiliki FTE terkecil yaitu pada plot kerja lobi yaitu sebesar 0,308,
hal tersebut dikarenakan wilayah kerja yang sempit sehingga waktu yang
dibutuhkan tidak berbeda jauh dengan shift 1 dan shift 2 sehingga
mengakibatkan beban kerjanya yang paling kecil dan FTE yang kecil. Pada
54

perhitungan tersebut diketahui jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari kerja
shift 3 adalah 4 orang dimana dibutuhkan 1 orang tiap plot kerja. Dengan
perhitungan yang sama maka dapat dihitung jumlah SPL pada akhir pekan.
Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 3 akhir pekan

Jumlah
Beban Kerja
Plot Kerja FTE karyawan
(Menit/tahun)
(orang)

Selatan 20739 0,535 1

Utara 20873 0,538 1

Lobi 12120 0,312 1

Motor 15234 0,393 1

Total 4 orang

Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa plot kerja utara masih


memiliki nilai FTE paling besar yaitu sebesar 0,538 dibandingkan dengan
plot kerja lainnya seperti pada shift 1 dan shift 2, sedangkan nilai FTE
terkecil yaitu pada plot kerja lobi yaitu sebesar 0,312. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa beban kerja akhir pekan lebih kecil
dibandingkan hari biasa yang dikarenakan jumlah waktu efektif akhir
pekan yang lebih sedikit dibandingkan hari biasa, tetapi dapat dilihat dari
Tabel 21 jumlah FTE akhir pekan lebih besar daripada hari biasa yang
menjelaskan bahwa sebenarnya secara presentase jumlah beban kerja pada
akhir pekan lebih besar dibandingkan hari biasa dan dari perhitungan
tersebut dapat diketahui bahwa jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir
pekan shift 3 pada akhir pekan adalah sama seperti dengan hari biasa yaitu
4 orang.
55

4.7.3 Staf Pelayanan Pos


Perhitungan kebutuhan karyawan pada bagian SPP pada shift 2 sama
seperti padashift 1 dan shift 2 dihitung dengan metode pendekatan objek
kerja sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Objek kerja yang dimaksud disini adalah
objek kerja yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaannya.Metoda ini
dipergunakan dalam menghitung kebutuhan karyawan SPP dikarenakan
beban kerja SPP bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani, dan
dalam penelitian ini objek kerjanya adalah kendaraan yang masuk dan
keluar.Pada penelitian ini kebutuhan jumlah karyawan SPP dihitung pada
setiap shiftnya.

Sebelum dilakukan penghitungan kebutuhan karyawan, pertama-tama


dilakukan pengamatan dan penghitungan kemampuan rata-rata kemampuan
karyawan dalam melayani objek kerjanya. Setelah dilakukan pengamatan
dan perhitungan diperoleh bahwa kemampuan rata-rata SPP pada shift 1,
shift 2 dan shift 3 untuk pos masuk mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920
mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan
pemeriksaan oleh satpam, sedangkan kemampuan rata-rata untuk SPP
masuk motor yaitu 1 motor/10 detik atau 2.880 motor/shift yaitu meliputi
pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemberian tiket parkir.
Kemampuan rata-rata SPP untuk pos keluar mobil yaitu 1 mobil/15 detik
atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan
dan pengembalian uang kepada konsumen, sedangkan untuk kemampuan
rata-rata pos keluar motor yaitu 1 motor/15 detik atau 1.920 motor/shift
yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan, pengecekan STNK dan
pengembalian uang kepada konsumen. Tabel 22 menunjukkan jumlah
kendaraan yang masuk dan keluar pada shift 3 dan sesuai dengan jenis
harinya berdasarkan pengamatan.
56

Tabel 22. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City
Depok

Hari Biasa (jumlah Akhir Pekan (jumlah

Kendaraan Kendaraan/hari) Kendaraan/hari)

Masuk Keluar Masuk Keluar

Mobil 20 60 30 125

Motor 165 220 150 430

Total 185 280 180 655

Berdasarkan Tabel 22 dapat terlihat bahwa konsumen Margo City


Depok pada shift 3 yang berkendara motor lebih banyak dibandingkan
konsumen yang berkendara mobil pada hari biasa maupun pada akhir
pekan. Sebenarnya jam operasional dari Margo City sendiri yaitu hingga
pukul 02.00, sehingga kendaraan yang masuk di atas pukul 02.00 adalah
para pekerja dan kendaraan pemasok barang untuk toko yang ada di dalam
pusat perbelanjaan Margo City. Untuk kendaraan yang masuk pada hari
biasa tidaklah jauh berbeda dengan kendaraan masuk pada akhir pekan
yaitu masing-masing sebanyak 185 dan 180 kendaraan, namun pada jumlah
kendaraan yang keluar telihat jelas bahwa kendaraan keluar pada akhir
pekan jauh lebih besar dibandingkan hari biasa yaitu masing-masing
sebesar 655 dan 280 kendaraan.
57

Perbandingan Jumlah Kendaraan


500
450
400

Jumlah Kendaraan/hari
350
300
250
200 Hari Biasa

150 Akhir Pekan

100
50
0
Mobil Motor Mobil Motor
(masuk) (masuk) (keluar) (keluar)
Jenis Kendaraan

Gambar 10. Perbandingan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar


pada shift 3 Margo City
Berdasarkan diagram batang tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
kendaraan yang ada jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pada shift 1
dan shift 2, hal ini dikarenakan jam operasional pusat perbelanjaan Margo
City Depok hanyalah hingga pukul 02.00. dan dapat dilihat juga bahwa
kendaraan motor lebih banyak daripada kendaraan mobil. Dapat terlihat
bahwa jumlah kendaraan motor yang keluar jauh lebih besar dibandingkan
jumlah kendaraan mobil keluar, motor masuk dan mobil keluar baik pada
hari biasa maupun akhir pekan.

Setelah diperoleh jumlah objek kerja yang menjadi beban kerja SPP
maka dapat dihitung jumlah SPP yang dibutuhkan pada shift 3 pada hari
biasa. Jumlah kebutuhan SPP shift 3 pada hari biasa dapat dilihat pada
Tabel 23.
58

Tabel 23. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 3

Beban Kerja Jumlah


Pos (Jumlah FTE karyawan
kendaraan/hari) (orang)

Pos Masuk Mobil 20 0,011 1

Pos Keluar Mobil 60 0,031 1

Pos Masuk Motor 165 0,057 1

Pos Keluar Motor 220 0,114 1

Total 4 orang

Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat pada hari biasa shift 3 yang


memiliki nilai FTE terbesar yaitu pos keluar motor dengan nilai FTE
sebesar 0,114 dan yang memiliki nilai FTE terkecil adalah pos masuk
mobil dengan nilai FTE sebesar 0,011. Dan dari Tabel23 dapat dilihat
jumlah setiap pos yang dinilai efektif yaitu hanya mengoperasikan satu pos
untuk pos masuk mobil, pos keluar mobil, pos masuk motor dan pos keluar
motor. Hal ini terlihat dari nilai FTE untuk setiap pos yang bernilai
dibawah 1 sehingga untuk shift 3 pada hari biasa hanya dibutuhkan 4 orang
atau pos saja. Hal ini serupa dengan jumlah SPP hari biasa pada shift
1.Sedangkan untuk jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 3
dapat dilihat pada Tabel 24.
59

Tabel 24. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 3

Beban Kerja Jumlah


Pos (Jumlah FTE karyawan
kendaraan/hari) (orang)

Pos Masuk Mobil 30 0,016 1

Pos Keluar Mobil 125 0,065 2

Pos Masuk Motor 150 0,052 1

Pos Keluar Motor 430 0,223 1

Total 4 orang

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat pada hari biasa shift 3 yang
memiliki nilai FTE terbesar yaitu pos keluar motor dengan nilai FTE
sebesar 0,223 dan yang memiliki nilai FTE terkecil adalah pos masuk
mobil dengan nilai FTE sebesar 0,016. Dan dari Tabel 24 dapat dilihat
bahwa jumlah SPP untuk akhir pekan shift 3 adalah sebanyak 4 orang atau
4 pos. Jumlah tersebut sama banyak dengan SPP yang dibutuhkan pada
hari biasa shift, hal ini dikarenakan jumlah kendaraan motor dan kendaraan
mobil yang tidak jauh berbeda dengan hari biasa.

4.8. Perbandingan Jumlah Karyawan

Setelah dilakukan perhitungan jumlah kebutuhan karyawan yang


menggunakan analisis beban kerja untuk menjadi acuan perhitungannya, maka
diperoleh perbandingan jumlah karyawan aktual dengan jumlah karyawan yang
sesuai menurut perhitungan. Terdapat perbedaan jumlah karyawan aktual
denagan jumlah karyawan yang sesuai dengan perhitungan baik menurut shift
kerjanya maupun jenis harinya. Berikut adalah perbandingan jumlah karyawan
aktual dan jumlah karyawan yang sesuai menurut perhitungan:
60

Tabel 25. Perbandingan jumlah karyawan SPP hari biasa

Jumlah karyawan aktual Jumlah karyawan menurut perhitungan


Areal hari kerja biasa (orang) pada hari kerja biasa (orang)
tugas
I II III I II III

PM1 1 1 1 1 1 1

PM2 1 1 - - - -

PK1 1 1 1 1 1 1

PK2 1 1 - - 1 -

PMM 1 1 1 1 1 1

PKM1 1 1 1 1 1 1

PKM2 - 1 - - 1 -

Total 6 7 4 4 6 4

Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkan pada


jabatan SPP hari kerja biasa pada Tabel 25 dapat diketahui bahwa kondisi aktual
jumlah karyawan SPP memiliki kelebihan jumlah karyawan pada pos masuk
mobil pada shift 2 yang pada keadaan aktualnya terdapat 2 orang dalam areal
tugas tersebut namun menurut perhitungan hanya dibutuhkan 1 orang saja untuk
areal tugas tersebut. Jumlah SPP pada hari kerja biasa shift 1 dan 3 telah sesuai
dengan beban kerjanya. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 1
yaitu 4 orang, untuk shift 2 yaitu 6 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang
sehingga SPP yang dibutuhkan pada hari biasa adalah 14 SPP.
61

Tabel 26. Perbandingan jumlah karyawan SPP akhir pekan

Jumlah karyawan aktual Jumlah karyawan menurut perhitungan


Areal akhir pekan (orang) pada akhir pekan (orang)
tugas
I II III I II III

PM1 1 1 1 1 1 1

PM2 1 1 - 1 1 -

PK1 1 1 1 1 1 1

PK2 1 1 - - 1 -

PMM 1 1 1 1 1 1

PKM1 1 1 - 1 1 1

PKM2 1 1 1 - 1 -

Total 7 7 4 5 7 4

Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkanpada


jabatan SPP pada akhir pekan dapat diketahui bahwa kondisi aktual jumlah
karyawan SPP memiliki kelebihan jumlah karyawan pada pos keluar motor dan
pos keluar mobil pada shift 1 yang pada keadaan aktualnya terdapat 2 orang
dalam areal tugas tersebut namun setelah dilakukan perhitungan untuk areal
tugas tersebut hanya dibutuhkan 1 orang saja, sedangkan untuk shift 2 dan shift 3
jumlah karyawan aktual sudah sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan.
Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 1 yaitu 5 orang, untuk shift
2 yaitu 7 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang sehingga SPP yang dibutuhkan
pada akhir pekan adalah 16 SPP.
62

Tabel 27. Perbandingan jumlah karyawan SPL hari biasa

Jumlah karyawan menurut


Jumlah karyawan aktual hari
Areal perhitungan pada hari kerja
kerja biasa (orang)
Tugas biasa (orang)

I MD II III I MD II III

Utara 2 - 2 1 2 - 2 1

Selatan 2 - 2 1 2 - 2 1

Lobi 1 - 1 1 1 - 1 1

Zona1 1 - 1 - 1 - 1 -

Zona 2 - 1 - - - 1 - -

Zona 3 - 1 - - - 1 - -

Motor 1 - 2 1 1 - 2 1

Total 7 2 8 4 7 2 8 4

Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkan pada


jabatan SPP pada hari kerja biasa dapat diketahui bahwa kondisi aktual jumlah
karyawan SPL telah sesuai dengan perhitungan jumlah karyawan yang telah
dilakukan. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari biasa shift 1 yaitu 7 orang,
untuk middle 2 orang, untuk shift 2 yaitu 8 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang
sehingga SPL yang dibutuhkan pada hari biasa adalah 16 SPP. hal ini dapat
disimpulkan bahwa Carpark Manager dan PPP telah benar dan tepat dalam
melakukan penjadwalan dan penempatan karyawan yang masuk pada hari kerja
biasa shift 1.
63

Tabel 28. Perbandingan jumlah karyawan SPL akhir pekan

Jumlah karyawan aktual akhir Jumlah karyawan menurut


Areal pekan (orang) perhitungan pada akhir pekan

Tugas (orang)

I II III I II III

Utara 2 2 1 3 3 1

Selatan 2 2 1 2 3 1

Lobi 2 2 1 1 1 1

Zona1 1 1 - 1 1 -

Zona 2 1 1 - 1 1 -

Zona 3 1 1 - 1 1 -

Motor 2 2 2 1 2 1

Total 11 11 5 10 12 4

Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkan pada


jabatan SPP pada akhir pekan dapat diketahui bahwa kondisi aktual jumlah
karyawan SPL meiliki kelebihan karyawan yaitu pada plot lobi dan motor yang
seharusnya hanya memerlukan 1 SPL pada shift 1 dan pada kondisi aktual
jumlah karyawan pada plot utara kekurangan 1 SPL yang seharusnya 3 SPL,
untuk shift 2 kondisi aktual jumlah karyawan memiliki kelebihan pada plot lobi
yang seharusnya hanya 1 SPL dan memiliki kekurangan jumlah karyawan pada
plot utara dan selatan yang seharunya 3 SPL, sedangkan untuk shift 3 terjadi
kelebihan jumlah karyawan aktual pada plot motor yang pada keadaan actual
terdapat 2 orang untuk plot tersebut namun sebenarnya hanya dibutuhkan 1 orang
saja untuk plot motor. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 1
yaitu 10orang, untuk shift 2 yaitu 12 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang
sehingga SPL yang dibutuhkan pada hari biasa adalah 16 SPP.
64

Tabel 29. Jumlah karyawan shift Middle (12.00-20.00) setelah perhitungan

karyawan Hari Kerja biasa (orang) Akhir Pekan (orang)

Karyawan
4 orang 6 orang
Middle aktual

Karyawan
Middle setelah 4 orang 4/5 orang
pengamatan

Untuk karyawan yang masuk shift middle tidak dilakukan perhitungan


dikarenakan banyaknya karyawan yang masuk kerja shift middle itu untuk
menggantikan sementara. Setelah dilakukan pengamatan dibutuhkan 4 orang
karyawan middle pada hari biasa dan akhir pekan. Namun dengan teknis bahwa
pada hari Sabtu plot kerja zona 1, zona 2 dan zona 3 bergantian beristirahat
karena tidak adanya pengganti oleh karyawan middle untuk plot kerja tersebut
dikarenakan plot kerja tersebut berdekatan sehingga para karyawan pada plot
kerja tersebut saling menggantikan ketika istirahat.

Tabel 30. Perbandingan jumlah karyawan PPP

Hari Kerja biasa (orang) Akhir Pekan (orang)


Karyawan
I II III I II III

PPPP aktual 2 2 - 2 2 1

PPP menurut
2 2 1 2 2 1
perhitungan

Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan PPP dapat dilihat bahwa


sebenarnya menurut perhitungan dibutuhkan 1 PPP pada shift 3 hari kerja biasa
namun menurut Carpark Manager hal ini tidak dapat dilakukan karena
menurutnya beban kerja yang ada pada Shift 3 hari biasa tidaklah berat sehingga
hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang harus dilakukan oleh PPP dilakukan
oleh SPL yang bekerja pada shift 3 pada hari kerja biasa. Setelah dilakukan
65

perhitungan, perbandingan jumlah karyawan aktual dan jumlah karyawan setelah


perhitungan yaitu:

Tabel 31. Perbandingan jumlah karyawan

Jumlah karyawan aktual Jumlah karyawan setelah


Karyawan
(orang) perhitungan (orang)

PPP 5 5

SPL 34 31

SPP 18 17

Total 57 53

Data tersebut diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan dan saran dari
PPP dan Carpark Manager. Saran dari PPP dan Carpark Managerdiperlukan
karena mereka sangat berpengalaman dalam mengatur jadwal hari kerja dan hari
libur. Berdasarkan saran tersebut, untuk SPL memiliki jadwal libur kerja fleksibel
antara senin hingga jumat dan 1 orang pada hari sabtu dikarenakan dibutuhkannya
banyak SPL pada akhir pekan dan untuk SPP memiliki jadwal libur fleksibel
antara hari senin hingga jumat untuk 3 orang dan pada hari sabtu untuk 1 orang.

Perbandingan Jumlah Karyawan


40
Jumlah Karyawan (orang)

35
30
25
20
15 Aktual
10 Sesuai Perhitungan
5
0
PPP SPL SPP
Jabatan

Gambar 11. Perbandingan jumlah karyawan aktual dan jumlah yang dibutuhkan
66

4.9. Implikasi Manajerial

Secara umum, tugas-tugas yang diberikan sudah tertulis secara jelas untuk
dilaksananakan, namun dalam pelakasanaannya terdapat beberapa permasalahan
atau kendala dalam melakukannya seperti pelaksanaan tugas SPL yang memiliki
kendala yaitu rawannya pencurian.Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan
dilakukannya koordinasi dengan pihak keamanan pusat perbelanjaan.

Permasalahan mengenai beban kerja yang berbeda antar shift dan harinya
sehingga mengharuskan perusahaan untuk dapat mengatur jumlah personil yang
masuk untuk setiap shift jenis harinya. Pihak perusahaan juga sebaiknya
memperhatikan penambahan dan pengurangan personil pada setiap shift dan
harinya agar beban kerja karyawan sesuai dengan jumlah personil yang bekerja
pada setiap shift dan harinya. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan
untuk mengetahui jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah 53 orang. Dapat
dilihat bahwa jumlah SPP yang sebenarnya dibutuhkan adalah 17 orang, hal ini
sebaiknya dipenuhi oleh perusahaan agar tidak ada lagi karyawan yang awalnya
adalah SPL diharuskan menjadi SPP. Hal ini dilakukan agar karyawan
melakukan tugas yang sesuai dengan pelatihan yang diberikan di kantor pusat
dan tidak lagi melakukan pelatihan untuk menjadikan SPL menjadi SPP.
Pengurangan karyawan yang dilakukan sebaiknya sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan oleh kantor pusat yaitu mengembalikan 4 karyawan hasil
pengurangan tersebut ke kantor pusat untuk ditempatkan kembali ke cabang lain
yang membutuhkan. Analisis mengenai kebutuhan karyawan ini sangat
dibutuhkan oleh perusahaan karena dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
karyawan yang bekerja, selain itu analisis mengenai kebutuhan karyawan ini juga
untuk mengefisiensikan anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membayar gaji karyawan yang bekerja.

Вам также может понравиться