Вы находитесь на странице: 1из 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

I. Kasus ( Masalah Utama ) :


Isolasi Sosial
II. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh
individu dan diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan
yang negatif atau mengancam (Towsend, 2008). Isolasi sosial adalah suatu
keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan atau
mengharapakan untuk melibatkan orang lain, akan tetapi tidak dapat
membuat hubungan tersebut (Carpenito, 2004). Sedangkan menurut Kim
(2006) isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami individu dan
dirasakan sebagai beban oleh orang lain dan sebagai keadaan yang negatif
atau mengancam.
Keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain
tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito-Moyet, 2007). Kondisi
sendirian, yang dialami individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan
sebagai kondisi yang negatif dan mengancam (Townsend, 2010).
2. Rentang Respon
Rentang Respon Sosial

Respon adaptif Respon maladaptif

Solitut Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisme

Keterangan dari rentang respon sosial :


1. Solitut (Menyendiri) : Solitut atau menyendiri merupakan respon yang
dibutuhkan seorang untuk merenung apa yang telah dilakukan
dilingkungan sosialanya dan suatu cara untuk nmenentukan langkahnya.
2. Otonomi : Kemapuan individu untuk mentukan dan maenyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam hubungan social.
3. Kebersamaan (Mutualisme) : Perilaku saling ketergantungan dalam
membina hubungan interpersonal.
4. Saling ketergantungan (Interdependent) : Suatu kondisi dalam hubungan
interpersonal dimana hubungan tersebut mampu untuk saling memberi dan
menerima.
5. Kesepian : Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak danya
perhatian dengan orang lain atau lingkunganya.
6. Menarik diri : Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan
hubungan dengan orang lain atau lingkunganya.
7. Ketergantungan (Dependent) : Suatu keadaan individu yang tidak
menyendiri, tergantung pada orang lain.
8. Manipulasi : Individu berinteraksi dengan pada diri sendiri atau pada
tujuan bukan berorientasi pada orang lain/ tidak dapat dekat dengan orang
lain.
9. Impulsive: Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu.
Mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan.
10. Narkisme: Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan
pujian. Individu akan marah jika orang lain tidak mendukungnya.
(Townsend M.C, 2010)

3. Penyebab
Terjadinya menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
stressor presipitasi.Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor
predisposisi dan stressor presipitasi.Faktor perkembangan dan sosial budaya
merupakan faktor predisposisi terjadi perilaku menarik diri.Kegagalan
perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya pada diri orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap
hubungan dengan orang lain, menghindari orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan dan merasa tertekan.Keadaan ini dapat menimbulkan
perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang
lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri dan kegiatan sendiri terabaikan.
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Tumbuh Kembang
 Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan
dalam hubungan sosial.
 Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka
akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan
dapat menimbulkan masalah.

b. Faktor Komunikasi dalam Keluarga


 Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.Dalam
teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga
menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan di
mana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang
tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan
dengan lingkungan di luar keluarga.

c. Faktor Sosial Budaya


 Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial
merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang
salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota keluarga
yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan
penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.

d. Faktor Biologis
 Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.Organ tubuh yang
dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial
adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami
masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang
abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran
dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.

2. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh
faktor internal dan eksternal seseorang.Faktor stresorpresipitasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
a. Faktor eksterna
 Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang
ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
 Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadi akibat
ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya.Ansietas
ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.

4. Tanda Gejala
Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial.
1. Kurang spontan.
2. Apatis (acuh terhadap lingkungan).
3. Ekspresi wajah kurang berseri.
4. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
5. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.
6. Mengisolasi diri
7. Tidak ada atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
8. Asupan makanan dan minuman terganggu.
9. Retensi urine dan feses.
10.Aktivitas menurun.
11.Kurang energi (tenaga).
12.Rendah diri.
13. Poster tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada
posisi tidur).

5. Akibat
Faktor Presipitasi
1) Biologi:
a) Dalam enam bulan terakhir mengalami penyakit infeksi otak
(enchepalitis) atau trauma kepala yang mengakibatkan lesi daerah
frontal, temporal dan limbic sehingg terjadi ketidakseimbangann
dopamin dan serotonin neurotransmitter
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa yang
berdampak pada pemenuhan glukosa di otak yang dapat
mempengaruhi fisiologi otak terutama bagian fungsi kognitif
c) Sensitivitas biologi: putus obat atau mengalami obesitas, kecatatan
fisik, kanker dan pengobatannya yang dapat menyebabkan perubahan
penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang dapat
mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mempengaruhi fisiologis
otak
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan struktur di
lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan glukosa terganggu
sehingga mempengaruhi kemampuan dalam memahami informasi
b) Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap, mengalami
kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara
c) Dalam enam bulan terakhir tinggal di lingkungan yang dapat
mempengaruhi moral: lingkungan keluarga yang broken home, konflik
atau tinggal dalam lingkungan dengan perilaku sosial yang tidak
diharapkan
d) Konsep diri: Harga diri, perubahan penampilan fisik
e) Self kontrol: tidak mampu melawan dorongan untuk menyendiri
f) Kepribadian: mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yang
tinggi, menutup diri
3) Sosial budaya
a) Usia: Dalam enam bulan terakhir alami ketidaksesuaian tugas
perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan dalam
penyelesaian tugas perkembangan
b) Gender: enam bulan terakhir alami ketidakjelasan identitas dan
kegagalan peran gender (model peran negatif)
c) Pendidikan: dalam enam bulan terakhir mengalami putus sekolah dan
gagal sekolah
d) Pekerjaan : pekerjaan stressfull dan beresiko atau tidak bekerja (PHK)
e) Pendapatan: penghasilan rendah atau dalam enam bulan terakhir tidak
mempunyai pendapatan atau terjadi perubahan status kesejahteraan
f) Status sosial: Tuna wisma dan kehidupan isolasi, tidak mempunyai
sistem pendukung
g) Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan
secara rutin. Terdapat nilai-nilai sosial di masyarakat yang tidak
diharapkan

III. Pohon masalah:

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: Menarik diri


Core
Problem

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


a. Masalah Keperawatan:
1. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
2. Isolasi sosial: menarik diri
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
b. Data Yang Perlu Dikaji
1. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif:
1. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata.
2. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata.
3. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
4. Klien merasa makan sesuatu.
5. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
6. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar.
7. Klien ingin memukul/melempar barang-barang.
Data Objektif:
1. Klien berbicara dan tertawa sendiri.
2. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
3. Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
4. Disorientasi

2. Isolasi Sosial : menarik diri


Data Subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data Obyektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup.
IV . Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial: menarik diri


2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

V. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Tindakan:
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
c. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
2. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial


Tindakan:
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
1. Klien – Perawat
2. Klien – Perawat – Perawat lain
3. Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
4. Klien – Keluarga atau kelompok masyarakat
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan


orang lain
Tindakan:
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain.
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga


Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
▪ Salam, perkenalan diri
▪ Jelaskan tujuan
▪ Buat kontrak
▪ Eksplorasi perasaan klien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
▪ Perilaku menarik diri
▪ Penyebab perilaku menarik diri
▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
c. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
e. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga

Diagnosa 2 : harga diri rendah


Tujuan Umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


Tindakan:
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
3. Utamakan memberikan pujian yang realistic

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


Tindakan:
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
selama sakit.
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki
Tindakan:
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
a. Kegiatan mandiri
b. Kegiatan dengan bantuan sebagian
c. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya


Tindakan:
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah.
2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta. ECG
Carpenito, L. J.C (2004). Hanndbook of nursing diagnosis ed.10. USA: Lippincott
Williams & Wilkins
Carpenito-Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa
Keliat, B. A & Akemat. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
Kim, M.J. Mc Farland, G.K, dan McLane, A.M. (2006). Diagnosa Keperawatan.
Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Townsend M.C. 2010. Keperawatan Jiwa.Bandung. ECG
Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta. ECG

Вам также может понравиться

  • Lembar Jawaban
    Lembar Jawaban
    Документ2 страницы
    Lembar Jawaban
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Logbook Isi 2018
    Logbook Isi 2018
    Документ2 страницы
    Logbook Isi 2018
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Surat Izin Orang Tua
    Surat Izin Orang Tua
    Документ1 страница
    Surat Izin Orang Tua
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Sap HT
    Sap HT
    Документ5 страниц
    Sap HT
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Askep Post Partum
    Askep Post Partum
    Документ2 страницы
    Askep Post Partum
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Cover VK
    Cover VK
    Документ1 страница
    Cover VK
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan PPI
    Laporan Pendahuluan PPI
    Документ1 страница
    Laporan Pendahuluan PPI
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan Medis
    Penatalaksanaan Medis
    Документ1 страница
    Penatalaksanaan Medis
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ4 страницы
    Bab Iv
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • BERITA ACARA Penmas
    BERITA ACARA Penmas
    Документ4 страницы
    BERITA ACARA Penmas
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • CV
    CV
    Документ1 страница
    CV
    DenBagoezt Nanda
    0% (1)
  • CV
    CV
    Документ1 страница
    CV
    DenBagoezt Nanda
    0% (1)
  • Keterangan
    Keterangan
    Документ6 страниц
    Keterangan
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Sap Senam DM
    Sap Senam DM
    Документ2 страницы
    Sap Senam DM
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • ANALISA DATA Nyeri
    ANALISA DATA Nyeri
    Документ2 страницы
    ANALISA DATA Nyeri
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Bab 3
    Bab 3
    Документ7 страниц
    Bab 3
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Askep
    Askep
    Документ31 страница
    Askep
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Документ19 страниц
    Laporan Kasus
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Timbang Terima Unit Stroke
    Timbang Terima Unit Stroke
    Документ1 страница
    Timbang Terima Unit Stroke
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Role Play
    Role Play
    Документ17 страниц
    Role Play
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Kuesioner M2 Material
    Kuesioner M2 Material
    Документ1 страница
    Kuesioner M2 Material
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Presus Jiwa
    Presus Jiwa
    Документ38 страниц
    Presus Jiwa
    DenBagoezt Nanda
    100% (1)
  • Cover Nakula Keperawatan Jiwa
    Cover Nakula Keperawatan Jiwa
    Документ1 страница
    Cover Nakula Keperawatan Jiwa
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN Waham
    LAPORAN PENDAHULUAN Waham
    Документ9 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN Waham
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Presus Jiwa Ruang NAKULA
    Presus Jiwa Ruang NAKULA
    Документ56 страниц
    Presus Jiwa Ruang NAKULA
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN Waham
    LAPORAN PENDAHULUAN Waham
    Документ9 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN Waham
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Halu
    Laporan Pendahuluan Halu
    Документ12 страниц
    Laporan Pendahuluan Halu
    DenBagoezt Nanda
    Оценок пока нет