Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Materialitas menguukur apa yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan keuangan
dalam membuat keputusan ekonomis. Konsep materialitas mengakui bahwa hal–hal tertentu,
terpisah atau tergabung, penting untuk pembuat keputusan ekonomis berdasarkan laporan
keuangan tersebut. Contoh keputusan ekonomis : menanam modal dalam entitas itu,
bertransaksi bisnis dengannya meminjamkan uang kepadanya , dan lain – lain.
Bab ini membahas penggunaan meteriality dalam auditing secara umum. Ketika salah saji
(terpisah atau tergabung) cukup signifikan untuk mengubah atau mempengaruhi keputusan
seseorang yang memahami entitas tersebut (informed person), salah saji yang material telah
terjadi. Di bawah ambang batas (threshold) tersebut , salah saji tersebut umumnya tidak
dianggap material. Jika ambang batas ini dilampaui , laporan keuangan akan disalahsajikan
secara material. Ambang batas ini disebut “materialitas untuk laporan keuangan secara
menyeluruh”.
Kebutuhan pemakai laporan secara umum Judgements mengenai hal yang material
bagi pemakai laporan keuangan di
dasarkan pada kebutuhan akan informasi
umum dari pemakai laporan sebagai satu
kelompok. Dampaknya salah saji pada
masing – masing pemakai, yang
kebutuhannya bisa sangat bervariasi, tidak
ikut diperhitungkan
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat
berikut:
Materialitas saldo akun (account balance materiality) adalah saji minimum yang
dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji
material. Salah saji hingga tingkat tersebut dikenal sebagai salah saji yang dapat
ditolerir (torerable misstatement).
Dalam membuat pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun,
auditor harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo
akun dan materialitas pada tingkat laporan keuangan. Pertimbangan ini harus
mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang
mungkin tidak material secara individual, tetapi apabila diagregasi dengan salah saji
pada saldo akun lainnya, mngkin akan material terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan.
D. KONSEP MATERIALITAS
Empat Konsep Materialitas
E. RISIKO AUDIT
Materialitas seperti dibahas di atas, berkaitan erat dengan risiko audit (audit risk).
Keduanya menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses audit.
Resiko audit adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru
(inappropriate audit opinion) atas laporan keuangan yang mengandung asalah saji yang
material.
RMM (risiko salah saji yang material) RMM adalah resiko dimana laporan
keuangan disalah sajikan secara material
sebelum audit dimulai. Risiko-risiko ini
diperhitungkan atau menjadi pertimbangan
di tingkat laporan keuangan (financial
statement level) dan pada tingkat asersi
(assertion level). Pada rtingkat laporan
keuangan tinjauannya adalah menyeluruh,
menyangkut resiko yang pervasif (dengan
dampak bermacam-macam asersi). RMM
pada tingkat asersi berkaitan dengan jenis
transaksi (classes of transaction), saldo
akun (account balances), dan
pengungkapan (disclosure). RMM
merupakan kombinasi dari risiko bawaan
atau inherent risk (IR) dan resiko
pengendalian atau control risk (CR), atau
dirumuskan sebagai IRxCR= RMM.
AR = RMM X DR
Materialitas dan risiko audit rik terus diperhatikan sepanjang audit, dengan:
Menggunakan analogi sederhana dari cabang atletik loncat tinggi, materialitas ekuivalen
dengan tingginya tongkat yang harus dilampui atlet. Risiko audit ekuivalen dengan tingkat
kesulitan yang inheren pada ketinggian tertentu (RMM), digabungkan dengan risiko tambahan
berupa kesalahan strategi loncatan atau kesalahan dalam meloncat (detection risk).