Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia menangkap informasi dari lingkungan sekitar yang berupa rangsangan untuk
dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Rangsangan tersebut nantinya akan ditangkap
oleh alat-alat tubuh yang memiliki fungsi khusus tertentu bernama indera. Alat indera pada
pada manusia terdiri dari 5 alat indera, yaitu mata,hidung, telinga, kulit, dan lidah. Dengan
adanya alat indera ini, manusia dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan. Oleh
karena itu alat-alat indera sangat dibutuhkan oleh kita. Tanpa alat indera sebagai reseptor
dalam tubuh, kita tidak mungkin menyadari perubahan suhu, kita juga tidak mungkin
mendengar atau melihat sesuatu.

Rangsangan dari lingkungan luar dapat berupa gelombang suara. Alat indera yang
berperan dalam hal ini adalah telinga. Telinga merupakan salah satu organ yang dapat
mendeteksi suara dari luar. Selain sebagai alat indera pendengaran, telinga juga berfungsi
sebagai alat keseimbangan. Dengan tugas dan fungsi yang sangat penting dari telinga ini,
maka kami akan mencoba membahas lebih detail mengenai alat indera pada manusia yaitu
telinga.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, diantaranya :

1. Anatomi dan fisiologi sistem pendengaran


2. Mekanisme pendengaran
3. Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem pendengaran

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami panca indera khususnya dalam indera pendengaran.


2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi dari indera pendengaran.
3. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya mekanisme pendengaran.
4. Mengetahui kelainan yang terdapat pada alat indera pendengaran.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


1
1.4 MANFAAT

Dalam makalah ini kita dapat mengetahui tentang pengertian dari indra pendengaran pada manusia,
bagian - bagian dari telinga manusia, mengetahui mekanisme pendengaran, dan kelainan – kelainan pada
indera pendengaran.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


2
BAB II

ANATOMI TELINGA

2.1 PENGERTIAN TELINGA

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran
dan keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan
pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara
tergantung pada kemampuan mendengar. Telinga dapat dibagimenjadi tiga bagian yaitu
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

2.2 TELINGA
2.2.1 FUNGSI TELINGA :
1) Telinga Sebagai Pengatur Keseimbangan, Terdapat struktur khusus pada organ
telinga yang berfungsi mengatur dan menjaga keseimbangan tubuh. Organ ini
berhubungan dengan saraf otak ke VIII yang berfungsi dalam menjaga
keseimbangan dan untuk mendengar.
2) Telinga Sebagai Indera Pendengaran, Telinga dapat berfungsi sebagai indera
pendengaran apabila terdapat gelombang suara yang masuk melalui telinga luar
yang akan diterima oleh otak melalui proses terjadinya pendengaran .

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


3
2.2.2 ANATOMI TELINGA LUAR (AURIS EKSTERNA)

Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga terletak pada kedua sisi
kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun
terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus
membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius
eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular.
Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius
eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya
sekitar 2,5 cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana
kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis
auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung
kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut
serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke
bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan
perlindungan bagi kulit.

a. Aurikula/Pinna/Daun Telinga
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga. Suara yang
ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang
telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan
telinga luar.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


4
b. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga )
Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya ±2,5 cm yang
terdiri tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secret – secret berbentuk serum. Kulit dalam
kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti
lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan
serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap
perubahan kelembaban dan temperature yang dapat mengganggu elastisitas membrane
timpani. Fungsi dari daun telinga dan liang telinga adalah mengumpulkan bunyi yang berasal
dari sumber bunyi.
2.2.3 ANATOMI TELINGA TENGAH (AURIS MEDIA)

Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang terbuka ke
udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke lingkungan luar.
Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan, mengunyah, dan menguap ia
akan membuka, untuk menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga tetap sama.
Tuba juga berfungsi sebagai drainase untuk sekresi.
Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan menandai batas
lateral telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna
kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan
rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan nasofaring melalui tuba

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


5
eustachii, dan berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang
temporal.

a. Membrane Timpani

Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara telinga luar
dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os malleus. Terdiri dari
jaringan fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan
terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars flaksida
(MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane propia). Pars flaksida
hanyaberlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian
dalamdilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa
mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit
serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.
Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut umbo.
Dimembran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang
menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut.

Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus
longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian
atas-depan, atas-belakang, bawahdepan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak
perforasi membrane timpani. Membrane timpani berfungsi menerima getaran suara dan
meneruskannya pada tulang pendengaran.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


6
b. Kavum Timpani

Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah dalam
membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius
exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa,
sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus
mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus. Prosesus
mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara
ruang udara yang berada pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan
dengan rongga telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga
antrum mastoid dan dengan demikian menimbulkan mastoiditis.

c. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari
kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum
timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid
yang terdapat dibelakang bawah antrum di dalam tulang temporalis.
d. Tuba Eustakhius

Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring,
lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur
seimbang melalui meatus auditorius externa, serta melalui tuba Eusthakius ( faring timpanik
). Celah tuba Eusthakius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali
kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap
seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak
seimbangnya tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini,
memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga
telinga tengah.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


7
e. Tulang – Tulang Pendengaran

Tulang – tulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang tersusun pada
rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrane timpani menuju rongga
telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan
pada tempatnya oleh persendian, otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada dua
jendela kecil ( jendela oval dan bulat ) di dinding medial jendela tengah, yang memisahkan
telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela oval,
dimana suara dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke luar getaran
suara.

 Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti martil dengan
gagang yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam
ruang timpani.
 Incus, atau landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya bersendi dengan
malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar, sementara sisi dalamnya bersensi dengan
sebuah tulang kecil, yaitu stapes.
 Stapes, atau tulang sanggurdi, adalh tulang yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya
yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang
menutup fenestra vestibule atau tingkap jorong.

Rangkaian tulang – tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang
telinga menuju rongga telinga dalam.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


8
2.2.4 Anatomi Telinga Dalam (Auris Interna)

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran
(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis)
dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi.
Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi
posterior, superior dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan
mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini
distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin tulang
adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin membran. Di dalam
saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah labirin membran. Struktur
membran lebih kurang serupa dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan
yang disebut endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi endolymph
dengan ruangan yang dipenuhi dengan perilymph.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ
Corti. Di dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan
perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui
aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis
semisirkularis, duktus koklearis, dan organan korti. Labirin membranosa berisi cairan yang
dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan
endolimfe dalam telinga dalam.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


9
a. Koklea

Bagian koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia berdiameter 35
mm. Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan membran Reissner's membaginya
menjadi tiga kamar (scalae). Skala vestibule dan skala timpani berisi perilymph dan
berkomunikasi satu sama lain pada puncak koklea melalui lubang kecil yang disebut
helicotrema. Skala vestibule berakhir pada jendela oval, yang ditutup oleh kaki stapes dari
stapes. Skala timpani berakhir pada jendela bulat, sebuah foramen di dinding medial dari
telinga tengah yang ditutup oleh membran timpani fleksibel sekunder. Skala media, skala
koklea ruang tengah, kontinu dengan labirin membran dan tidak berkomunikasi dengan dua
scalae lainnya. Skala ini berisi endolymph.

b. Organ Korti

Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang berisi sel-sel
rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang dari puncak ke dasar
koklea dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut menembus lamina, membran

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


10
retikuler yang didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut yang diatur dalam empat baris: tiga
baris sel rambut luar lateral ke terowongan dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel
rambut dalam medial terowongan. Ada 20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500
masing-masing bagian dalam koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial
tipis, kental, tapi elastis di mana ujung rambut luar tertanam.

c. Vestibulum

Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka
fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis
semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus, dan kanalis
semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung macula yang yang diliputi oleh sel – sel
rambut. Yang menutupi sel – sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus
oleh silia, dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan
dengan berat jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka
gaya dari otolit akan membengkokan silia sel – sel rambut dan menimbulkan rangsangan
pada reseptor.

d. Jalur Saraf
Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke colliculi inferior,
pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial di thalamus ke korteks
pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan pada semua tingkat yang lebih tinggi
sebagian besar neuron menanggapi input dari kedua belah pihak. Korteks pendengaran
primer, daerah Brodmann's 41, adalah di bagian superior lobus temporal. Pada manusia, itu
terletak di celah sylvian dan tidak terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran
primer, neuron yang paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada juga strip dari
sel-sel yang dirangsang oleh masukan dari telinga kontralateral dan dihambat oleh masukan
dari telinga ipsilateral. Ada beberapa tambahan daerah menerima pendengaran, seperti ada

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


11
daerah menerima beberapa sensasi kutan. Daerah asosiasi pendengaran berdekatan dengan
area penerima primer pendengaran yang luas.

e. Kanalis Semisirkularis

Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain, sehingga
mereka berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal, kanal-kanal membran tersuspensi
dalam perilymph. Struktur reseptor, yang ampullaris crista, terletak di ujung diperluas
(ampula) dari masing-masing kanal selaput. crista Masing-masing terdiri dari sel-sel rambut
dan sel sustentacular diatasi oleh sebuah partisi agar-agar (cupula) yang menutup dari
ampula. Proses dari sel-sel rambut yang tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam
kontak dekat dengan serat-serat aferen dari divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.

f. Utrikulus dan Sakulus


Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula). Makula
lain terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula mengandung sel-sel
sustentacular dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic di mana tertanam kristal
karbonat kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut otoconia atau telinga debu,
mempunyai panjang berkisar 3 - 19 μ. Prosesus dari sel-sel rambut yang tertanam di dalam
membran. Serat saraf dari sel-sel rambut bergabung yang berasal dari krista di divisi
vestibular dari syaraf vestibulocochlear.

g. Sel Rambut

Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap tertanam
dalam epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian akhirnya
berhubungan dengan neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal adalah proses 30-150
berbentuk batang, atau rambut. Kecuali dalam koklea, salah satu, kinocilium, adalah silia
benar tetapi nonmotile dengan sembilan pasang mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


12
pusat mikrotubulus (lihat Bab 1). Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli
akhir. kinocilium ini hilang dalam sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa.
Namun, proses lainnya, yang disebut stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka
memiliki inti yang terdiri dari filamen aktin paralel. aktin ini dilapisi dengan berbagai isoform
myosin. Dalam rumpun proses pada setiap sel, ada struktur yang teratur.
h. Elektrik
Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia didorong ke arah
kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV. Ketika bundel proses
didorong dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized. Menggusur proses dalam arah
tegak lurus terhadap sumbu ini tidak memberikan perubahan potensial membran, dan
menggusur proses dalam arah yang pertengahan antara kedua arah menghasilkan depolarisasi
atau hyperpolarization yang proporsional dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh
dari kinocilium. Dengan demikian, rambut proses menyediakan mekanisme untuk
menghasilkan perubahan potensial membran yang proporsional dengan arah dan jarak
bergerak rambut.

i. Pembentukan Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen


Seperti disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph sedangkan basis
bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan untuk produksi normal potensi generator.
perilymph ini terbentuk terutama dari plasma. Di sisi lain, endolymph terbentuk di media
skala oleh vascularis stria dan memiliki konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi rendah Na +.
Sel di vascularis stria memiliki konsentrasi tinggi Na +-K + ATPase. Selain itu, tampak
bahwa ada K electrogenic unik + pompa di vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan
bahwa media skala yang elektrik positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule skala dan
skala timpani.

2.3 FOSIOLOGI TELINGA

Semakin besar amplitudo, makin keras suara, dan semakin besar frekuensi, semakin
tinggi nadanya. Namun, pitch juga ditentukan oleh faktor – faktor kurang dipahami lain
selain frekuensi, dan pengaruh kenyaringan dikarenakan ambang pendengaran lebih rendah di
beberapa frekuensi dari yang lain. Amplitudo dari gelombang suara dinyatakan dalam
perubahan tekanan maksimum. Skala relatif lebih nyaman. Intensitas suara dalam satuan bels
adalah logaritma rasio intensitas suara itu dan suara standar. Sebuah desibel (dB) adalah 0,1
bel. Oleh karena itu, intensitas suara adalah sebandingg dengan kudarat tekanan suara.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


13
Frekuensi suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar antara 20 sampai
maksimal 20.000 siklus per detik (cps,Hz). Ambang telinga manusia bervariasi dengan nada
suara, sensivitas terbesar berada antara 1.000 – 4.000 Hz. Frekuensi dari suara pria 120 Hz
dan frekuensi dari suara wanita 250 Hz.

2.3.1 MASKING

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kehadiran satu suara menurunkan


kemampuan individu untuk mendengar suara lain. Fenomena ini dikenal sebagai
masking. Hal ini diyakini karena perangsangan reseptor pendengaran baik
secara relatif ataupun secara absolut terhadap rangsangan lain. Tingkat dimana nada
memberikan efek masking terhadap nada lain tergantung dari frekuensinya.

2.3.2 TRANSMISI SUARA

Telinga mengubah gelombang suara pada lingkungan luar menjadi potensial aksi pada saraf-
saraf pendengaran. Getaran diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran
menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki dari stapes. Pergerakan ini akan memberikan
gelombang pada cairan di telinga dalam. Getaran pada organ korti akan menghasilkan
potensial aksi di saraf-saraf pendengaran.

2.3.3 FUNGSI MEMBRAN TIMPANI DAN TULANG PENDENGARAN

Dalam menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang suara pada
permukaan eksternal, membran timpani bergerak masuk dan keluar. Membran itu berfungsi
sebagai resonator yang mereproduksi getaran dari sumber suara. Membran akan berhenti
bergetar segera ketika berhenti gelombang suara. Gerakan dari membran timpani yang
diteruskan kepada manubrium maleus. Maleus bergerak pada sumbu yang melalui prosesus
brevis dab longusnya, sehingga mentransmisikan getaran manubrium ke inkus. Inkus
bergerak sedemikian rupa sehingga getaran ditransmisikan ke kepala stapes. Pergerakan dari
kepala stapes mengakibatkan ayunan ke sana kemari seperti pintu berengsel di pinggir
posterior dari jendela oval. Ossicles pendengaran berfungsi sebagai sistem tuas yang
mengubah getaran resonansi membran timpani menjadi gerakan stapes terhadap skala
vestibuli yang berisi perilymph di koklea. Sistem ini meningkatkan tekanan suara yang tiba di
jendela oval, karena tindakan tuas dari maleus dan inkus mengalikan gaya 1,3 kali dan luas
membran timpani jauh lebih besar daripada luas kaki stapes dari stapes. Terdapat kehilangan
energi suara sebagai akibat dari resistensi tulang pendengaran, tetapi dalam penelitian

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


14
didapatkan bahwa pada frekuensi di bawah 3000 Hz, 60% dari insiden energi suara pada
membran timpani diteruskan ke cairan di dalam koklea.

2.3.4 PERJALANAN GELOMBANG

Pergerakan dari kaki stapes menghasilkan serangkaian perjalanan gelombang di


perilymph pada skala vestibuli. Sebagai gelombang bergerak naik koklea, yang tinggi
meningkat menjadi maksimum dan kemudian turun dari cepat. Jarak dari stapes ke titik
ketinggian maksimum bervariasi dengan frekuensi getaran memulai gelombang. suara
bernada tinggi menghasilkan gelombang yang mencapai ketinggian maksimum dekat pangkal
koklea; suara bernada rendah menghasilkan gelombang yang puncak dekat puncak. Dinding
tulang dari skala vestibule yang kaku, tapi membran Reissner adalah fleksibel. Membran
basilaris tidak di bawah ketegangan, dan juga siap tertekan ke dalam skala timpani oleh
puncak gelombang dalam skala vestibule. Perpindahan dari cairan dalam skala timpani yang
hilang ke udara pada jendela bundar.

Oleh karena itu, suara menghasilkan distorsi pada membran basilaris, dan situs di
mana distorsi ini maksimum ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Bagian atas sel-sel
rambut pada organ Corti diadakan kaku oleh lamina retikuler, dan rambut dari sel-sel rambut
luar tertanam dalam membran tectorial. Ketika bergerak stapes, kedua membran bergerak ke
arah yang sama, tetapi mereka bergantung pada sumbu yang berbeda, sehingga ada gerakan
geser yang lengkungan bulu. Rambut dari sel-sel rambut batin tidak melekat pada membran
tectorial, tetapi mereka tampaknya dibengkokkan oleh fluida bergerak antara membran
tectorial dan sel-sel rambut yang mendasarinya.

2.3.5 RESPON SARAF PENDENGARAN DI MEDULA OBLONGATA

Respon dari neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan adalah seperti
pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas rendah membangkitkan tanggapan
yang bervariasi dari unit ke unit, dengan peningkatan intensitas suara, dan frekuensi yang
respon terjadi menjadi lebih luas. PerbedAan utama antara respon dari neuron pertama dan
kedua adalah adanya "cut off" lebih tajam di sisi frekuensi rendah di neuron meduler.
Kekhususan ini lebih besar dari neuron orde kedua mungkin karena semacam proses
penghambatan di batang otak, tapi bagaimana hal itu dicapai tidak diketahui.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


15
2.3.6 MEKANISME PUSAT PENDENGARAN

Di perlihatkan bahwa serabut saraf dariganglion spiralis organ Corti masuk ke nuklei
koklearis yang terletak pada bagian atas medula oblongata. Pada tempat ini, semua serabut
bersinaps. Kemudian sebagian isyarat dihantar ke atas ke batang otak sisi yang sama, tetapi
sebagian besar menuju sisi yang berlawanan dan dihantarkan ke atas melalui rangkaian
neuron di dalam nukleus olivaris superior, kolikulus inferior dan nucleus genikulatum
mediale, akhirnya berakhir di dalam korteks pendengaran yang terletak di dalam girus
superior lobus temporalis.

Beberapa tempat penting harus dicatat dalam hubungannya dengan lintasan


pendengaran. Pertama, implus dari masing – masing telinga dihantarkan melalui lintasan
pendengaran kedua sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih banyak penghantaran pada
lintasan kontralateral. Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan
langsung ke dalam sistem retikularis batang otak. Sehingga bunyi dapat mengaktifkan
keseluruhan otak. Ketiga, orientasi ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus
yang berasal dari koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata, terdapat tiga representasi
ruang frekuensi suara pada kolikulus inferior, satu representasi sangat tepat bagi frekuensi
suara diskret pada korteks pendengaran dan beberapa representasi yang kurang tepat pada
daerah asosiasi pendengaran.

2.3.7 MEKANISME PENDENGARAN

Mekanisme sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu dengan air
condaction dan bone condaction.

1. Air conduction.

Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang telinga ,
menuju gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon gelombang
suara yang menghantamnya “kemudian” getaran ini mengakibatkan 3 tulang pendengaran(
malleus, stapes, incus ) yang secara mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan
menuju cairan yang ada di koklea.

2. Bone conduction

Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan tulang kepala,
kemudian akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani. Kecepatan

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


16
penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap suara atau
bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik.

2.3.8 PROSES SINGKAT

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah
diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang
mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris
dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius
sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

2.3.9 KELAINAN PADA SISTEM PENDENGARAN

1. Radang telinga (otitas media)

Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada
telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


17
2. Labirintitis

Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini


disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga
berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran.

3. Motion sickness

Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan
gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus
oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun
udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.

4. Tuli

Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi
disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga
mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf
pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti.

5. Othematoma

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


18
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma
atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada
tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan
telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini
diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.

6. Penyumbatan

Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-
gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara
menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari
telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang
berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa
masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini,
serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap.
Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi
pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.

7. Perikondritis

Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan bisul dengan
sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya
(perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago,
menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk
telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya
menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan
sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan
antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


19
suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya.
(medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita ini,
misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia


terdiri atas tiga bagian, yaitu :

1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.


2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan
oleh tulang ke telinga dalam.
3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang
berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga
mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan.

Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga memberikan respon


terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara. Factor utama yang menyokong
kepekaan telinga adalah sistem mekanik dari telinga luar dan telinga tengah, yang satu
mengumpulkan suara dan kedua menyalurkan ke telinga bagian dalam.

Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu fisiologinya
mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya gendang
telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat indera pendengaran
supaya tetap dalam kondisi normal.

3.2 SARAN

Dengan kita mempelajari anatomi telinga di harapkan dan membantu dalam proses
pembelajaran kuliah dan kita semua dapat memahami dan mengetahui bagian- bagian dari
telinga dan fisiologi dari telinga.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN


21

Вам также может понравиться

  • Evakuasi Medis Laut
    Evakuasi Medis Laut
    Документ4 страницы
    Evakuasi Medis Laut
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Askep DM Celulitis Pedis Fix
    Askep DM Celulitis Pedis Fix
    Документ31 страница
    Askep DM Celulitis Pedis Fix
    Intan agustin
    100% (1)
  • TEORI GUILFORD DALAM PEMBELAJARAN
    TEORI GUILFORD DALAM PEMBELAJARAN
    Документ8 страниц
    TEORI GUILFORD DALAM PEMBELAJARAN
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Makalah Bladder Training
    Makalah Bladder Training
    Документ16 страниц
    Makalah Bladder Training
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Makalah Komunikasi Terapuetik
    Makalah Komunikasi Terapuetik
    Документ13 страниц
    Makalah Komunikasi Terapuetik
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • SPTK Kecemasan
    SPTK Kecemasan
    Документ5 страниц
    SPTK Kecemasan
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Keperawatan Jiwa Psikososial
    Pengkajian Keperawatan Jiwa Psikososial
    Документ14 страниц
    Pengkajian Keperawatan Jiwa Psikososial
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Makalah Bencana
    Makalah Bencana
    Документ12 страниц
    Makalah Bencana
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Pengambilan Specimen Darah
    Pengambilan Specimen Darah
    Документ3 страницы
    Pengambilan Specimen Darah
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Resume Psikososial Dan Budaya
    Resume Psikososial Dan Budaya
    Документ3 страницы
    Resume Psikososial Dan Budaya
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ7 страниц
    Bab I
    Dimaz Andrean
    Оценок пока нет
  • Kesehatan Masyarakat Di Wilayah Pesisir
    Kesehatan Masyarakat Di Wilayah Pesisir
    Документ4 страницы
    Kesehatan Masyarakat Di Wilayah Pesisir
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Digestiv
    Pengkajian Digestiv
    Документ4 страницы
    Pengkajian Digestiv
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Departemen 13 Medical Case Studies
    Departemen 13 Medical Case Studies
    Документ12 страниц
    Departemen 13 Medical Case Studies
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Bayi Tabung
    Bayi Tabung
    Документ9 страниц
    Bayi Tabung
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • KD 1
    KD 1
    Документ9 страниц
    KD 1
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • LGBT Dari Segi Agama
    LGBT Dari Segi Agama
    Документ3 страницы
    LGBT Dari Segi Agama
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Sop Pemasangan Infus
    Sop Pemasangan Infus
    Документ4 страницы
    Sop Pemasangan Infus
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Resume Faktor Komunikasi
    Resume Faktor Komunikasi
    Документ3 страницы
    Resume Faktor Komunikasi
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Makalah Komunikasi Hambatan
    Makalah Komunikasi Hambatan
    Документ9 страниц
    Makalah Komunikasi Hambatan
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • JVP
    JVP
    Документ20 страниц
    JVP
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • SPTK Kecemasan
    SPTK Kecemasan
    Документ5 страниц
    SPTK Kecemasan
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Makalah Saraf Pusat
    Makalah Saraf Pusat
    Документ9 страниц
    Makalah Saraf Pusat
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Resume Komunikasi 2 Al
    Resume Komunikasi 2 Al
    Документ3 страницы
    Resume Komunikasi 2 Al
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Dalam Yankes
    Komunikasi Dalam Yankes
    Документ3 страницы
    Komunikasi Dalam Yankes
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • TUGas Resume Jurnal Keswa 1
    TUGas Resume Jurnal Keswa 1
    Документ2 страницы
    TUGas Resume Jurnal Keswa 1
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Tugas Resume 5
    Tugas Resume 5
    Документ3 страницы
    Tugas Resume 5
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Makalah Saraf Pusat
    Makalah Saraf Pusat
    Документ9 страниц
    Makalah Saraf Pusat
    Intan Agustin
    Оценок пока нет
  • Leaflet SAP ROM
    Leaflet SAP ROM
    Документ2 страницы
    Leaflet SAP ROM
    Intan Agustin
    Оценок пока нет