Вы находитесь на странице: 1из 7

I.

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam keadaan emergensi) sehari-hari adalah hak asasi
manusia/hak setiap orang dan merupakan kewajiban yang harus dimiliki semua orang. Salah satu
permasalahan kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah penanggulangan Medik Penderita
Gawat Darurat yang disebabkan oleh bencana alam maupun bencana karena ulah manusia yang pada
kenyataannya akan semakin sering terjadi karena Indonesia memiliki banyak daerah rawan bencana.
Penaggulangan Medik Penderita Gawat Darurat bencana, pada dasarnya adalah eskalasi dari pada
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat dalam keadaan rutin yang dilaksanakan dengan baik,
merupakan modal dasar yang merupakan syarat atau prakondisi untuk dapat mengatasi korban bencana
dengan cara yang tepat, cepat dan cermat.

II. TUJUAN

1. Didapatkan kesamaan pola pikir/persepsi tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat


Terpadu

2. Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanggulangan kasus-kasus gawat darurat dalam
keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.

3. Mendapatkan kesatuan gerak dan tindakan secara tepat dan cepat dalam memberikan
pertolongan kepada korban bencana.

III. PENGERTIAN

Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang mengakibatkan korban
dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana
umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memrlukan pertolongan dan bantuan secara khusus. Guna untuk
kepentingan kelancaran penanganan dan kesamaan istilah dengan Bakornas PB, maka korban bencana
dikelompokkan dalam :

Bencana Tk. I : Korban diatas 300 0rang

Bencana Tk. II : Korban 100 – 200 orang

Bencana Tk. III : Korban 50 – 99 orang

Bencana Tk. IV : Korban 30 – 40 orang.


IV. TATA CARA KERJA PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN)

Untuk menjalin kerja sama yang baik sehingga berdaya guna dan berhasil guna maka diaturlah tata kerja
(Disaster Plan) sebagai berikut :

1. Tempat masuknya informasi

Tempat informasi pertama tentang terjadinya bencana sudah disiapkan sarana komunikasi berupa
pesawat telepon langsung masuk UGD dari luar dengan nomor (0264 219168 – Ext 106). Penerima
berita pertama lewat operator adalah dokter Triage yang bertugas, dan harus mengambil langkah-
langkah sebagai berikut:

a. Menginformasikan dan mencatat laporan tersebut sejelas mungkin mengenai:

- Kapan.

- Dimana.

- Perkiraan jumlah korban.

- Macam bencana (gunung berapi, tanah longsor, banjir, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dll).

- Situasi terkini.

- Mencatat identitas pelapor.

- dll yang dapat memperjelas situasi.

b. Melaporkan langsung ke Kepala UGD dan menantikan instruksi lebih lanjut.

c. Menghubungi semua anggota Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit .

d. Mempersiapkan peralatan yang mungkin diperlukan dalam rangka evaluasi dan penanganan
lapangan.

2. Mobilisasi tenaga dan sarana

Pemanfaatan secara maksimal semua tenaga, sarana dan prasarana yang ada di Instalasi Gawat Darurat
untuk penaggulangan bencana supaya mendapatkan hasil yang optimal.

a. Dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dan paling senior harus bertindak sebagai
”Triage Offiser” dengan tugas-tugas :

- Melaporkan secara vertikal kepada Ka Unit Gawat Darurat dan juga Kepala.

- Rumah Sakit tentang terjadinya bencana.


- Mengkoordinasikan semua tenaga yang sedang bertugas di UGD untuk
penanggulangan bencana.

- Memanfaatkan semua saranaa dan prasarana yang ada di UGD secara optimal.

- Memobilisasi semua tenaga yang ada di UGD, jika dirasakan tenaga yang sedang
bertugas kurang memadai.

- Meminta dan merencanakan semua sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
penanggulangan bencana.

- Semua tugas harus segera dikerjakan sampai ada pengambil alihan tugas oleh yang
lebih berwenang. (Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit).

b. Petugas paramedis berkewajiban membantu pelaksanaan penanganan pasien bencana, dengan


mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti :

- Mempersiapkan peralatan medis bencana yang telah tersedia sehingga dapat


dipergunakan sewaktu-waktu dengan cepat.

- Mempersiapkan tempat dan ruangan untuk pasien bencana.

c. Petugas Depo Farmasi mempersiapkan dan merencakanan obat – obatan yang dibutuhkan
dengan :

- Mempersiapkan obat-obatan yang telah tersedia untuk penanggulangan bencana


sehingga siap digunakan.

- Merencanakan dan meminta obat-obatan tambahan sehingga siap digunakan.

- Selalu berhubungan dengan Triage Offiser untuk rnengetahui perkembangan yang


baru dan lebih lanjut.

d. Petugas lain yang ada di UGD

Berkewajiban membantu pelaksanaan penanggulangan bencana sesuai dengah bidang masing-masing


seperti :

- Pekarya, petugas urusan rumah tangga membantu mempersiapkan peralatan


nonmedis yang diperlukan.

- Petugas gizi mempersiapkan konsumsi petugas dan pasien.

- Petugas Rekam Medik mempersiapkan dan melakukan pencatatan clan pendataan


pasien.
3. Sistem Koordinasi dan Penanggulangan intra Rumah Sakit

Dalam tugas penanggulangn bencana UGD mengadakan koordinasi dengan dibentuknya Tim
Penanggulangan Bencana yang dipimpin oleh Ka UGD. Tim ini dibentuk dengan SK Direktur. Sedang
anggotanya terdiri atas unit terkait yaitu Bedah, Peny. Dalam, Anaesthesi. Juga melibatkan Instalasi IPRS.

Dalam hal bencana besar yang melibatkan banyak korban maka lewat Kepala Rumah Sakit diadakan
Koordinasi dengan Rumah Sakit lain dengan sistem rujukan antar Rumah Sakit.

4. Sistem Informasi keluar Rumah Sakit

Informasi adalah keterangan yang diberikan seseorang berdasarkan pengetahuan dan data-data yang
ada. Informasi harus diberikan dengan suatu sistem yang baku yaitu satu pintu, sehingga penyampaian
informasi dilakukan hanya untuk orang yang berkepentingan dan menghindari kebocoran kepada orang
yang tak berwenang.

Untuk menghindari hal-hal yang tidk diinginkan dan informasi jatuh ke tangan orang yang
berkepentingan, maka seluruh jajaran petugas di Unit Gawat Darurat tidak diperkenankan untuk
memberikan informasi kepada siapapun dan menganjurkan peminta informasi untuk datang ke bagian
yang telah ditunjuk Direktur RS. .

5. Cadangan Logistik Medik

Dalam hal persediaan rumah sakit tidak mencukupi, maka atas wewenang Apotik yang telah diberikan
Kepala Rumah Sakit, akan mencari sumber cadangan yang ditunjuk direktur untuk mencukupi
kebutuhan tersebut.

6. Alternatif cara pelayanan

Bila terjadi gangguan/kerusakan bangunan Rumah Sakit setempat akibat bencana baik bencana alam
maupun bencana ulah manusia (kebakaran gedung rumah sakit dsb), maka dibawah koordinator
Direktur RS. , akan ditentukan alternatif cara pelayanan dengan koordinasi dinas terkait untuk mencari
penampungan sementara.

Program ini akan diikuti dengan petunjuk tehnis berupa prosedur tetap penanggulangan bencana, dan
program-program lain yang ada kaitannya dengan penanggulangan bencana berupa program jangka
pendek dan jangka panjang.
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA

Program penanggulangan bencana harus direncanakan, dan dilaksanakan terus menerus, sehingga yang
terlibat dalam tim mampu dimobilisasi, berikut sarana dan prasarana yang ada. Mobilisasi harus dalam
waktu singkat, dan terkoordinir dengan baik hingga dapat dicapai efektifitas yang tinggi. Bencana dapat
terjadi di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Untuk itu tim dan program meliputi Hospital
Disaster Plan, untuk bencana di dalam rumah sakit dan Community Disaster Plan, untuk bencana di luar
rumah sakit.

Unit Gawat Darurat Rumah Sakit membuat program sebagai berikut :

A. Program jangka pendek.

B. Program jangka menengah.

C. Program jangka panjang.

A. Program Jangka Pendek

1. Penerbitan SK Kepala Rumah Sakit mengenai pembentukan tim penanggulangan bencana


dengan susunan organisasi sebagai berikut :

Ketua tim : Ka UGD.

Sekretaris : TU UGD.

Anggota : SMF Bedah.

SMF Peny. Dalam.

SMF Anaesthesi.

Inst. Sarana.

2. Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).

Penanggulangan bencana baik yang terjadi di dalam maupun diluar rumah sakit, tidak terlepas dari
kesiapan personel UGD dalam menangani korban di UGD secara profesional. Untuk itu dalam jangka
pendek UGD akan mengadakan berbagai pelatihan yang menyangkut pertolongan hidup dasar (live
saving). Pelatihan akan dilaksanakan berkesinambungan sehingga dicapai hasil yang otpimal. Peserta
pelatihan adalah tenaga medis dan paramedis UGD Rumah Sakit juga memberi kesempatan kepada
anggota paramedis yang ingin mengikuti.

Pelatihan dilaksanakan pada hari..........tanggal...............


Pelatihan diambil dari SMF yang terkait yang ada di Rumah Sakit Pelatihan penanggulangan bencana
kebakaran ini dilakukan dalam satu kali setahun.

B. Program Jangka Menengah

1. Mengadakan koordinasi untuk mengadakan program penanggulangan bencana yang terpadu


dengan instansi kesehatan terkait misalnya PMI, Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran Rumah
Sakit lain baik swasta maupun negeri dilingkungan Purwakarta .

2. Mengadakan pelatihan-pelatihan lanjutan baik untuk ketrampilan petugas medis dan


paramedis di UGD maupun petugas lain yang termasuk tim penanggulangan bencana.

3. Ikut bergabung dan bekerjasama dengan tim penanggulangan bencana daerah tingkat II yaitu
Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Tk. II dan Tim SAR.

4. Mengadakan koordinasi untuk latihan bersama penanggulangan bencana.

C. Program Jangka Panjang

1. Melanjutkan secara berkesinambungan pelatihan-pelatihan petugas UGD dan anggota tim yang
lain untuk penanggulangan bencana.

2. Berusaha untuk dapat membantu dan terlibat dalam Badan Koordinasi Penanggulangan
Bencana

D. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Penanggulangan Bencana

Bulan Ke
No Jenis Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Bencana Kebakaran X

2. Keracunan Masal X
3. Gempa Bumi X

4. Kecelakaan Massal X

Demikian Program Penanggulangan Bencana Unit Gawat Darurat Rumah Sakit .

Mengetahui,

DIREKTUR RUMAH SAKIT KEPALA UNIT GAWAT DARURAT

Вам также может понравиться