Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR
ADINA FITRIA
2
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar.................................................................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3
BAB II KONSEP TEORI...............................................................................................................4
BAB III SOAP…………...............................................................................................................14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………….………………………………..…......….18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen rahim bagian bawah
bukanlah belakang kepala. Malposisi adalah posisi abnormal Ubun-Ubun Kecil relarif terhadap
panggul ibu (Department of Reproductive Health and Research,2002). Secara epidemiologis pada
kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96.8% bokong 2.7%, letak lintang 0.3%,
majemuk 0.1%, muka 0.05% dan dahi 0.01% (Cunningham, 2005).
Persalinan normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan keadaan tertentu dari
faktor-faktor persalinan : jalan lahir (passage), janin (passenger), dan kekuatan (power). Apabila
janin dalam keadaaan malpresentasi atau malposisi maka akan dapat terjadi persalinan lama
bahkan macet. Pengertian persalinan lama adalah persalinan kala 1 fase aktif dengan kontraksi
uterus regular selama lebih dari 12 jam. Persalinan macet adalah persalinan yang kemajuannya
terhambat oleh faktor mekanis dan proses kelahiran yang mungkin dilakukan tanpa intervensi
operatif (WHO,2004).
Disproporsi sefalopelvik ialah keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara panggul
ibu dengan kepala janin disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar, sehingga tidak dapat
melewati panggul. Ada 4 macam tipe panggul manusia yakni tipe gynecoid, tipe antropoid, tipe
android seta tipe platypelloid.
4
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 TEORI
2.1.1 DEFINISI
2.1.2 KLASIFIKASI
Pemeriksaan Abdomen :
- bagian bawah perut
mendatar
Gambar 1. Posisi Oksiput
- ekstremitas janin
Posterior
teraba anterior Sumber : Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas
- DJJ terdengar
Kesehatan Dasar dan Rujukan,
samping. 2013
Pemeriksaan Vagina:
- Fontanella
posterior dekat
sacrum
5
- Fontanella anterior
dengan mudah
teraba jika kepala
dalam keadaan
defleksi
Pemeriksaan Abdomen:
- Kepala janin 3/5
diatas simfisis
pubis. Gambar 3. Presentasi Dahi
Sumber : Buku Saku Pelayanan
Pemeriksaan Vagina: Kesehatan Ibu di Fasilitas
6
Pemeriksaan Abdomen:
- Teraba lekukan
antara oksiput dan
punggung (sudut
Fabre)
Pemeriksaan Abdomen :
- Kepala teraba di Gambar 5. Presentasi Bokong
bagian atas, Sempurna
bokong pada
daerah pelvis.
- Auskultasi
menunjukkan DJJ
lokasinya lebih
tinggi.
Pemeriksaan Vagina
Gambar 6. Presentasi Bokong
- Teraba bokong
Murni
atau kaki
Pemeriksaan Abdomen :
Gambar 8. Letak Lintang Bahu
- Sumbu Panjang
Sumber : Buku Saku Pelayanan
janin teraba
Kesehatan Ibu di Fasilitas
melintang, tidak
Kesehatan Dasar dan Rujukan,
teraba bagian besar
2013
(kepala atau
bokong) di simfisis
pubis.
Pemeriksaan Vagina :
- Teraba bahu, siku
atau tangan.
Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul, yaitu (Surapanthapisit, et al.,
2006; Wianwiset, 2011) :
1. Taksiran berat janin yang besar
2. Tinggi badan ibu
3. BMI sebelum kehamilan dan sebelum kehamilan ≥ 25 kg/m2
4. Kenaikan berat badan selama kehamilan ≥ 16kg
5. Nullipara
6. Tidak ada pelvimetri yang memadai
2.2 PATOFISIOLOGI
Pada triwulan terakhir, Janin tumbuh cepat dan jumlah air ketuban berkurang
Bokong dipaksa untuk menempati ruangan yang lebih kecil disegmen bawah uterus
Dalam keadaan –keadaan tersebut, dilakukan seksio sesarea, Jika seksio sesarea
dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan atas indikasi sebab-sebab yang
menetap(patus percobaan lengkap dan gagal), pada persalinan berikutnya tidak ada
gunanya untuk melakukan persalinan percobaan lagi.
2. Seksio sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan kehamilan
aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada
kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan
letak janin yang tak dapat diperbaiki.
Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu) dilakukan
karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan
persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi
Pada kesempitan bidang tengah panggul, dapat timbul gangguan putaran paksi jika
diameter antara kedua spina <9 cm sehingga kadang-kadang diperlukan seksio sesarea.
Jika persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul, baiknya
dipergunakan ekstraktor vakum karena ekstraksi dengan forceps memperkecil ruangan
jalan lahir. Upaya ini dapat digolongkan ekstraksi vakum percobaan, yang berarti tidak
bolah dipaksakan.
Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika jarak antara tuber os ischii < 8 cm.
Jika jarak ini berkurang, dengan sendirinya arkus pubis meruncing. Oleh karena itu,
biasanya arkus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah
panggul.
3. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan pada simfisis.
Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
2.4 PROGNOSIS
Dubia ad Malam
Prognosis ibu
Mortalitas tidak banyak berbeda, akan tetapi karena tindakan pervaginam maupun
verbdominam lebih sering dilakukan maka morbiditas akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan persalinan presentasi belakang kepala.
Prognosis janin
Mortalitas 3 kali lebih besar dibandingkan dengan presentasi belakang kepala dan
juga morbiditasnya lebih tinggi.
BAB III
SOAP
S O A P
- Pemeriksaan fisik : Kriteria diagnosis 1. MRS
Palpasi + auskultasi Berdasarkan 2. Terapi suportif :
ditemukan bahwa pemeriksaan fisik dan persalinan melalui 3
Leopold 3-4 teraba pemeriksaan dalam tahap :
bokong dibagian Pemeriksaan - Persalinan bokong
bawah uterus penunjang : - Persalinan bahu
USG (konfirmasi letak - Persalinan kepala
DJJ (+) setinggi pusat janin, letak plasenta )
atau lebih tinggi MRI
daripada umbilikus (
normal dibawah
umbilikus )
Pemeriksaan dalam :
Tampak adanya
bokong yang ditandai
dengan adanya
sacrum, kedua
tuberositas ischis dan
anus
4.1 KESIMPULAN
Malpresentasi dan malposisi merupakan keadaan abnormal janin didalam perut
ibu dengan berbagai faktor yang menyebabkan berbagai resiko hingga tidak bisa
persalinan pervaginam dengan normal. Disproporsi sefalopelvik merupakan keadaan
dimana terjadi ketidakseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan
oleh panggul sempit, janin yang besar, sehingga tidak dapat melewati panggul yang
kemungkinan tidak bisa melakukan persalinan pervaginam.
4.2 SARAN
Rujuk kepada Dokter Spesialis Obgyn dan Dokter Spesialis Bedah .
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Larry Gilstrap III, Bloom SL, Wenstrom KD, 2005
editors. Williams Obstetrics, 22nd ed. New York : McGraw-Hill.
Cunningham G. F., Kenneth J., Leveno Steven L., Bloom Catherine Y., Spong Jodi S., Dashe
Barbara L., Hoffman Brian M., Casey Jeanne S., Sheffield., 2014. William Obstetrics 24
edition. hal. 2-854. USA: McGraw-Hill.
Surapanthapisit, P., & Thitadilok, W. (2006). Risk Factors of Caesarean Section Due to
Cephalopelvic Disproportion.
Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal,