Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ARTIKEL
Oleh :
Endah Sri Wulandari
13.302.0172
Email : wulannatapoera16@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research were to increased the economic value of arrowroot
become a hight nutrition and healty snack. This research used arrowroot processed into
cookies that has been fortified with iodine by consider the time of blanching and the time of
baking.
The research method were carried out of two stages, that were preliminary research
and primary reseach. Preliminary research was do to find out the moisture and white degree
of arrowroot flour. The experimental design in primary research used factorial 3 x 3 on
randomized factorial design. Experimental design used in this research consist of 2 factors
were each factor had 3 stages, those two factor are; time blanching and time of baking.
Response of the primary research included chemical response; moisture, iodine level and
coarse fiber, protein content, fat, carbohydrate as selected sample; and organoleptic
response include colour, flavour, taste, cripness.
The result of this research are showed that blanching metode selected during making
of flour from arrowroot is by boiled process with moisture analys result 7,41% and white
degree 68,88%. Arrowroot cookies has average moisture 3,44%-4,39%, iodine level 71,181-
27,535 ppm. The result for selected sample has protein content 6,5%, fat content 9,5%,
carbohydrate content (starch) 64,5% and coarse fiber 6,5%.
1
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
2
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
tersebut mengandung cukup yodium. pada kalium iodat ada unsur oksigen yang
Garam yang diuji menggunakan tes kit berikatan dengan unsur iodium dengan
yodina mengalami perubahan warna ungu ikatan kovalen, selain itu oksigen
muda atau keputih putihan berarti garam mempunyai pasangan elektron sunyi yang
tersebut mengandung yodium kurang dari semakin memperlemah ikatan kimianya
30 ppm. jika berikatan dengan unsur lain.
Faktor yang mempengaruhi Pencegahan agar terhindar dari
kestabilan KIO3 adalah kelembaban udara, penurunan kadar iodium pada garam ialah
suhu dan waktu penyimpanan, jenis dengan menghindari paparan langsung
pengemas, adanya logam terutama besi sinar matahari, garam disimpan rapat
(Fe), kandungan air, cahaya, keasaman dan dengan wadah yang tertutup di suhu ruang
zat-zat pengotor yang bersifat reduktor atau yang jauh dari sinar matahari, tidak
higroskopis (Cahyadi, 2008; Clugston GA, menyimpan garam terlalu lama misalnya
et al., 2002). KIO3 dengan suhu tinggi akan berbulan-bulan, serta hindari memakai
terurai menjadi I2 dan I2 akan menguap garam dengan suhu yang sangat panas
selama proses penyimpangan dan ketika memasak karena dapat menurunkan
pemasakan. Menurut Diosady et al. (2002) konsentrasi dan kadar iodium dari KIO3
menerangkan bahwa I2 yang terbentuk dari serta kandungan penting lainnya yang
penguraian KIO3 akan cepat menguap pada terkandung didalamnya (Sugiani, 2015).
kondisi suhu kamar bahkan akan hilang Cara penambahan garam iodium
sama sekali pada suhu 40 ̊ C. dalam masakan sangat bervariasi. Menurut
Menurut hasil penelitian Cahyadi Cahyadi (2006) bahwa dari ketiga cara
dan Ikhrawan, kadar iodium dalam beras pemberian garam iodium yaitu pemberian
fortifikasi adalah 73,24 ppm dan pada nasi sebelum pemasakan, saat pemasakan, dan
1,65 ppm. menunjukkan semakin tinggi saat siap saji. Penurunan iodat yang paling
suhu penyimpanan semakin besar nilai kecil adalah penambahan saat siap saji. Hal
kinetika (konstanta laju) penurunan kadar ini karena proses pemasakan yang
iodium. Perlakuan proses pengolahan menyebabkan penguapan dan menurunkan
pencucian dan pemasakan mengakibatkan kadar iodium.
penurunan kadar iodium, hal ini disebabkan Menurut hasil penelitian Wiharto,
karena pada proses pencucian dan dkk (2011), menunjukkan bahwa cookies
pemanasan beras yang sudah difortifikasi, yang paling disukai panelis dibuat dari
mikronutrisi yang melekat pada beras substitusi tepung ganyong 25%.
dalam bentuk mikroenkapsulasi akan larut Hasil analisis menunjukkan bahwa cookies
dan terbuang dalam air yang digunakan tersebut mempunyai kadar air 3,6953%;
untuk pencucian beras. Pemasakan beras kadar abu 1,2972%; kadar gula total
menjadi nasi menggunakan air yang 20,9976%; dan kadar protein 6,1809%;
berlebih akan menyebabkan presentasi volume pengembangan 0,7985%; warna
kehilangan akibat pencucian beras yaitu coklat muda (1,8333); rasa sedikit
lebih dari 80%. berasa ganyong (1,5833); renyah (2,0833);
Menurut hasil penelitian Sugiani dan disukai panelis (3,000).
(2015) berkurangnya kadar iodium Menurut Sultan (1999), resep dasar
disebabkan ada iodium yang hilang akibat cookies dalam 200 gram basis yakni tepung
lamanya garam tersebut beredar di pasaran 75 gram, gula halus 30 gram, margarin 40
dan proses pemanasan garam beriodium gram, telur 30 gram, susu skim 20 gram,
saat pengolahan (proses pemanasan pada garam 2 gram, baking powder 0,5 gram,
saat memasak). Proses pemanasan akan vanili 2,5 gram.
mengurangi kestabilan KIO3 dalam garam. Menurut hasil penelitian Slamet,
Menurut teori ikatan kimia Sjahrul (2001) menunjukkan bahwa tepung
(2000), kalium iodat mempunyai kestabilan ganyong dengan perlakuan blanching dan
sedikit dibawah kalium iodida karena perendaman dalam larutan natrium bisulfit
keduanya mempunyai dua unsur berikatan menghasilkan kapasitas penyerapan air
yang sama yaitu kalium dan iodium, tetapi yang tidak beda nyata. Tepung ganyong
3
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
yang dihasilkan tanpa perlakuan kapasitas 2,24%), dan protein (0,08 – 6,65%) pada
penyerapan airnya paling rendah. Hal tepung umbi dan tepung pati dapat
tersebut diduga bahwa perlakuan meningkatkan manfaat tepung dan pati
pendahuluan akan mempengaruhi struktur tersebut sebagai tepung komposit. Ganyong
pati, sehingga kapasitas penyerapan airnya dan ubi kelapa mempunyai granula pati
lebih tinggi (Cai, 1999). lebih besar (22,5 dan 10 µm). Hasil
Menurut Nur Hidayat, (2010) daya randemen menunjukkan bahwa ganyong
pembengkakan pati (swelling power) lebih prospektif dikembangkan untuk
dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain produk tepung pati. Sifat fisikokimia
perbandingan amilosa-amilopektin, ganyong dan suweg mempunyai amilosa
panjang rantai dan distribusi berat molekul. rendah (18,6% dan 19,2%) dan viskositas
Berdasarkan hasil penelitian puncak tinggi (90 ̊ -108 ̊ BU dan 78 ̊ -70 ̊
Hayuningsih, (2013) bahwa semakin tinggi BU).
porsi tepung ganyong terhadap terigu Menurut penelitian Wiharto, dkk
semakin rendah swelling powernya. (2011) pembuatan cookies berbahan dasar
Swelling Power tertinggi adalah campuran tepung ganyong mempunyai kadar
tepung ganyong dan tepung terigu 0 : 100 air 3,6953%, kadar abu 1,2972%, kadar
(610%), sedangkan swelling power yang gula total 20,9976%,
terendah adalah 100 : 0 (313%). dan kadar protein 6,1809%, volume penge
Indonesia dikenal dua kultivar atau mbangan 0,7985%. Menurut standar
varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan SNI cookies kadar air maksimal 5%.
putih. Ganyong merah memiliki ciri lebih Meurut hasil penelitian Wiharto dkk
besar, agak tahan terkena sinar matahari (2011), menunjukkan bahwa kadar air
dan tahan kekeringan, sulit menghasilkan cookies ganyong tertinggi yaitu sebesar
umbi baru, kadar patinya sedikit. 5,9235 % dihasilkan pada perlakuan kadar
Sedangkan ganyong putih memiliki ciri substitusi tepung ganyong 75% dengan
lebih kecil dan pendek, kurang tahan sinar jenis perlakuan pendahuluan blanching uap
tapi tahan terhadap kekeringan, kadar selama 10 menit. Sedangkan jumlah kadar
patinya tinggi (Ciptadi dan Machfud, air terendah yaitu sebesar 3,3465
1980). % dihasilkan pada perlakuan kadar
Tepung ganyong yang dibuat tanpa substitusi tepung ganyong 50% dengan
perlakuan pendahuluan akan menghasilkan jenis perlakuan pendahuluan perendaman
tepung yang warnanya kurang putih Na bisulfit 0,2% selama 20 menit. Hal ini
(cerah). Tepung umbi-umbian umumnya disebabkan umbi ganyong yang
berwarna coklat. Hal ini disebabkan karena diblanching dengan steam blanching
terjadi proses pencoklatan selama proses memiliki efisiensi perpindahan panas yang
pembuatan tepung (Cai,1999). lebih besar sehingga menyebabkan ikatan
Tepung ganyong memiliki kelebihan hidrogen semakin lemah.
dibandingkan tepung terigu, yaitu berserat Menurut penelitia Wiharto,dkk
tinggi dan tidak mengandung gluten. menunjukkan bahwa volume
Masyarakat yang mengalami gangguan pengembangan tertinggi
pencernaan atau sensitive terhadap protein diperoleh pada cookies dengan kadar
(gluten), telah dapat mengonsumsinya. Pati substitusi tepung ganyong 75% dan jenis
ganyong dapat dibuat menjadi makanan perlakuan pendahuluan perendaman Na
bayi untuk mengatasi gizi buruk. Ganyong bisulfit 0,2% selama 20 menit yaitu sebesar
selain mengandung karbohidrat juga 1,1085%. Sedangkan volume
mempunyai kandungan kalsium dan fosfor pengembangan terkecil dengan perlakuan
yang cukup tinggi (Harmayani, 2008). substitusi tepung ganyong 100% dan jenis
Hasil penelitian yang dilakukan oleh perlakuan pendahuluan blanching uap yaitu
Richana, (2004) menunjukkan bahwa sebesar 0,5140%. Volume pengembangan
ganyong, suweg, ubi, kelapa, dan gembili cookies dengan jenis perlakuan
mempunyai kadar pati yang tinggi berkisar pendahuluan perendaman Na bisulfit
39,36 – 52,25%. Kandungan lemak (0,09 – menghasilkan volume yang cukup besar
4
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
5
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
penurunan iodium akibat lama ganyong adalah uji kimia yaitu kolorimeter
pemanggangan yang berbeda pada dan kadar air. Setelah terpilih metode
pembuatan cookies. Rancangan penelitian blanching maka akan digunakan untuk
utama terdiri dari rancangan perlakuan, penelitian utama.
rancangan percobaan, rancangan analisis, 2.4.1.2. Penentuan Metode Blanching
dan rancangan respon. Prosedur penelitian pendahuluan
Rancangan perlakuan pada penelitian penentuan metode blanching adalah
terdiri dari dua faktor, yaitu faktor lama sebagai berikut :
blanching (B) dan lama pemanggangan (P). 1. Persiapan Bahan Baku
Faktor pertama yaitu lama blanching Bahan yang digunakan adalah
(B) terdiri dari 3 taraf, yaitu : umbi ganyong didapat dari Pasar Baru
b1 = 5 menit yang disuplai dari Sumedang varietas
b2 = 7 menit ganyong putih, ditimbang terlebih
b3 = 10 menit dahulu berdasarkan formulasi dengan
Faktor kedua dalam yaitu lama menggunakan timbangan digital,
pemanggangan (P) terdiri dari 3 taraf, penimbangan ini berfungsi untuk
yaitu: memperoleh berat yang sesuai.
p1 = 15 menit 2. Sortasi
p2 = 17 menit Umbi yang akan digunakan
p3 = 20 menit disortasi terlebih dahulu dipilih
Rancangan percobaan yang digunakan dengan bentuk dan layak untuk
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak digunakan kemudian dilakukan proses
Kelompok (RAK) dua faktor yang terdiri pembuangan kotoran berupa sisa
dari ppola faktorial 3 x 3 dengan 3 kali tanah dan benda asing lainnya.
ulangan, sehingga diperoleh 27 satuan 3. Trimming
percobaan. Proses trimming bertujuan untuk
Rancangan respon dalam penelitian memisahkan bagian yang tidak
ini meliputi respon kimia yaitu analisis diinginkan seperti kulit dan tanah agar
kadar air metode gravimetri (AOAC, kotoran tidak ikut masuk.
2005), Kadar Iodium (Spektrofotometri), 4. Perendaman
respon organoleptik yaitu uji hedonik Perendaman umbi ganyong dengan
terhadap warna, aroma, rasa dan air bersih 5 menit.
kerenyahan, serta respon terpilih yaitu 5. Perajangan
analisis Kadar serat kasar (Gravimetri), Umbi ganyong yang telah dikupas
Kadar Protein, Kadar Lemak, Kadar kulitnya dan direndam kemudian
Karbohidrat (pati) pada produk terpilih. dirajang/ reduksi ukuran menjadi
seragam yaitu 2 mm.
2.3.3. Menghitung Persentase Penurunan 6. Blanching
Kadar Iodium Keseluruhan. Umbi yang telah dirajang
Sampel yang dianalisis dengan kemudian diblanching dengan metode
menggunakan uji inderawi dan uji blanching terpilih dengan waktu yang
organoleptik kemudian dihitung persentase berdeda-beda yaitu 5,7 dan 10 menit
penurunan kadar iodium dari seluruh yang bertujuan untuk melunakkan
sampel. jaringan, menghilangkan bau langu,
mengeluarkan warna alami dan
2.4. Prosedur Penelitian menginaktivasi enzim.
2.4.1. Prosedur Penelitian Pendahuluan 7. Penirisan
2.4.1.1. Analisis Bahan Baku Penirisan bertujuan untuk
Penelitian pendahuluan ini menghilangkan air yang terbawa saat
menentukan metode blanching, yaitu blanching
blanching dengan direbus dan dikukus 8. Pengeringan
dengan suhu air mendidih 100̊ C selama 7 Umbi yang telah ditiriskan
menit. Parameter uji untuk tepung umbi kemudian disusun di atas tray dan
6
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
7
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
8
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
Cara memilih tepung ganyong yaitu kadar air maksimal pada cookies sebesar
dengan melihat hasil analisis kadar airnya 5%. Hasil kadar air yang paling tinggi
yang rendah dan hasil analisis derajat putih disebabkan oleh beberapa kemungkinan
yg lebih tinggi. Sehingga dapat yaitu penyimpanan produk yang kurang
disimpulkan tepung ganyong yang baik sehingga menyebabkan penyerapan
memenuhi kriteria diatas adalah tepung kadar air dari tempat penyimpanan yang
yang diblanching dengan metode direbus. tidak terkontrol, tepung yang digunakan
tidak disangrai terlebih dahulu, selain itu
3.2. Penelitian Utama juga disebabkan oleh beberapa jenis
3.2.1. Respon Kimia perlakuan pendahuluan seperti blanching
3.2.1.1. Kadar Air dalam pembuatan tepung ganyong.
Berdasarkan hasil perhitungan Kandungan kadar air tepung ganyong
ANAVA terhadap analisis kadar air sendiri pada dasarnya cukup besar yaitu
menunjukkan bahwa lama pemanggangan berkisar 6,69% (Richana dan Titi, 2004).
berpengaruh terhadap kadar air cookies. Hasil pengujian kadar air pada tepung
Pengaruh lama pemanggangan terhadap ganyong yang dipakai pada penelitian
kadar air dapat dilihat pada Tabel 2. utama sebesar 7,42 %. Hasil ini sudah
Tabel 2. Pengaruh Lama Pemanggangann memenuhi dalam SNI karena maksimal
(P) Terhadap Analisis Kadar Air Cookies kadar air pada tepung sebesar 14,5% tertera
Difortifikasi Iodium pada Lampiran 6.
Menurut penelitian Nuraini (2013)
Nilai Taraf menunjukan bahwa rendahnya kadar air
Lama
Rata- Nyata pada bahan makan akan membuat produk
Pemanggangan
Rata 5% makin mudah dipatahkan, selain itu juga
20 menit 3,44 a kadar pati dan kadar amilosa yang rendah.
15 menit 3,56 b Semakin rendah kadar pati dan kadar
10 menit 4,39 c amilosa suatu bahan maka kemampuan
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai untuk mengikat airnya semakin rendah
dengan huruf yang sama menunjukkan sehingga kadar air makin tinggi.
perlakuan tidak berbeda nyata pada taraf Kandungan air dari cookies ganyong
5% menurut uji lanjut Duncan. ini cukup tinggi. Hal ini disebabkan umbi
Berdasarkan hasil analisis kadar air ganyong yang diblanching memiliki
cookies ganyong menunjukkan bahwa efisiensi perpindahan panas yang lebih
kadar air Cookies ganyong dengan jenis besar sehingga menyebabkan ikatan
perlakuan lama pemanggangan berbeda hidrogen semakin lemah. Sedangkan
nyata terhadap kadar air yang dihasikan. molekul-molekul air mempunyai energi
Hasil diatas menunjukkan bahwa rata-rata kinetik yang lebih tinggi sehingga mudah
kadar air cookies ganyong tertinggi yaitu berpenetrasi masuk kedalam granula
sebesar 4,39% dengan jenis perlakuan lama menyebabkan kadar air lebih tinggi
pemanggangan 10 menit. Sedangkan (Kartika, 2010).
jumlah kadar air terendah yaitu sebesar 3.2.1.2. Kadar Iodium
3,44% dengan jenis perlakuan lama Berdasarkan hasil perhitungan
pemanggangan 20 menit. Hal ini ANAVA terhadap analisis kadar iodium
menunjukkan bahwa kadar air cookies pada menunjukkan bahwa lama pemanggangan
semua jenis perlakuannya memiliki berpengaruh terhadap kadar iodium cookies.
kecenderungan menurun karena semakin Pengaruh lama pemanggangan terhadap
lama pemanggangan maka semakin sedikit kadar iodium dapat dilihat pada Tabel 3.
kadar air. Hal ini terjadi karena panas yang Tabel 3. Pengaruh Lama Pemanggangann
disalurkan melalui alat pemanggangan akan (P) Terhadap Analisis Kadar Iodium
menguapkan air yang terdapat dalam bahan Cookies Difortifikasi Iodium
yang dipanggang (Ketaren 2005, dalam
Sitoresmi 2012). Hasil analisis kadar air
telah memenuhi SNI 01-2973-1992 yaitu
9
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
10
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
11
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
12
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
berubah menjadi cair jika semakin lama cookies terlihat sama sehingga panelis
pemanggangan maka suhu akan semakin memberikan nilai yang rata-rata sama.
tinggi gula akan berubah menjadi coklat Kerenyahan cookies pada penelitian
dan rasa yang dihasilkan memiliki after ini masih kurang, sehingga menghasilkan
taste sedikit pahit. cookies yang kurang renyah. Hal ini
Berdasarkan penelitian yang kemungkinan disebabkan oleh tidak
dilakukan oleh (Riskiani, dkk, 2014) yaitu dilakukan penambahan tepung terigu pada
pada pembuatan biskuit tinggi energi setiap perlakuan dan tingginya amilosa dan
protein dengan variasi tepung ganyong dan protein pada ganyong, sehingga kandungan
tepung kacang merah didapatkan hasil gluten dalam bahan pangan berkurang.
bahwa peningkatan kesukaan panelis Tepung ganyong memiliki kandungan
terjadi seiring dengan semakin banyaknya amilosa sebesar 18,6% (Richana, dkk) dan
penambahan tepung kacang merah dan protein sebesar 4,35%, hal ini
menurunnya proporsi tepung ganyong menyebabkan peningkatan kadar air pada
dalam pembuatan biskuit.. Menurut cookies dan dapat mengurangi kekerasan
Winarno (1995), penyebab terjadinya tekstur cookies. Protein bersifat hidrofilik
peningkatan rasa enak dari suatu produk yaitu mempunyai daya serap air yang
pangan ditentukan oleh besarnya protein tinggi, penyerapan air diakibatkan gugus
dan lemak dalam produk tersebut. karboksil pada protein. Sehingga semakin
Pernyataan tersebut didukung oleh rendah kadar air yang terdapat pada cookies
Sudarmadji, dkk (1997), bahwa kandungan maka akan semakin keras teksturnya atau
protein dari suatu bahan makanan kurang renyah.
berkorelasi cukup tinggi terhadap penilaian Menurut penelitian (Riskiani, dkk,
konsumen terutama hal rasa. 2014) dalam pembuatan biskuit dengan
variasi tepung ganyong dan tepung kacang
3.2.2.4. Kerenyahan merah menyatakan bahwa tingkat kesukaan
panelis terhadap tekstur atau kerenyahan
Berdasarkan hasil perhitungan meningkat seiring dengan penambahan
ANAVA terhadap rasa cookies ganyong tepung kacang merah dan penurunan
difortifikasi iodium menunjukkan bahwa proporsi tepung ganyong. Hal ini diduga
lama pemanggangan berpengaruh terhadap karena kandungan amilosa yang terdapat
kerenyahan cookies. Pengaruh lama pada kedua tepung serta protein pada
pemanggangan terhadap kerenyahan tepung kacang merah. Kandungan amilosa
ganyong dapat dilihat pada Tabel 7. yang tinggi pada suatu tepung akan
menghasilkan produk pangan yang kaku,
Tabel 7. Pengaruh Lama Pemanggangan sulit mengembang, dan bertekstur keras
(P) Terhadap Rasa cookies Difortifikasi (Rooney dan Lusas (2001) dalam Permana
Iodium. dkk (2012).
Semakin rendah margarine yang
Nilai Taraf ditambahkan, maka cookies akan semakin
Lama
Rata- Nyata keras. Hal ini disebabkan oleh jumlah
Pemanggangan
Rata 5% lemak yang terabsorpsi sedikit dan akan
20 menit 4,22 a menghalangi struktur serat yang kuat.
15 menit 4,24 a Margarine yang mempunyai protein
10 menit 4,25 a bersifat emulsifier yaitu dapat
Berdasarkan hasil pengujian hedonik mengemulsikan lemak ke dalam seluruh
terhadap respon kerenyahan pada Tabel 14 bagian adonan. Margarine dapat digunakan
dilihat bahwa perlakuan pemanggangan sebagai pengempuk dan membantu
tidak berbeda nyata, panelis memberikan pengembangan fisik cookies (Sultan,
nilai agak suka terhadap semua perlakuan. 1990). Oleh karena itu, semakin tinggi
Hal ini disebabkan karena kerenyahan penambahan margarine, maka tekstur
produk akan semakin lembut.
Menurut Fellows (1990), tekstur
13
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker.) Difortifikasi Iodium
14
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
4.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
15
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
16
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
17
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
18
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
Muchtadi, Tien., dan Sugiyono., 2013. Nur Hidayat, 2010. Pati Ganyong Potensi
Ilmu Pengetahuan Bahan Lokal yang belum
Pangan. CV. Alfabeta. Bandung. Termafaatkan, April 16th, 2010.
Neuma, H.J. 1999. Dehydrated Celery: Paran, Sangkan .2009. 100+Tips Anti
Effect of Predrying Treatment gagal Bikin roti, cake, pastry,
and Rehydration Procedure are dan kue kering. Jakarta : Kawan
Reconstitution. Pustaka.
J.Food.Sci.73:437-441.
Permana, A. J., E. Liviawaty, dan Iskandar.
Ningsih , Ratna., Nugraheni, M., 2012. Fortifikasi Tepung
Handayani, T. H. W dan Chayati, Cangkang Udang Sebagai
I., 2010. Perbaikan Mutu dan Sumber Kalsium terhadap
Diversifikasi Produk Olahan Tingkat Kesukaan Cone Es
Umbi Ganyong Dalam Rangka Krim. Jurnal Perikanan dan
Peningkatan Ketahanan Kelautan Vol. 3 No. 4 Desember
Pangan. Fakultas Teknik 2012, 29-39, Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Yogyakarta. dan Ilmu Kelautan, Universitas
Jogyakarta. Padjadjaran. Bandung.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2009. Tabel
Nio, Oey Kam. 1992. Daftar Analisa Komposisi Pangan Indonesia.
Bahan Makanan. Fakultas Jakarta : Elex Media Komputindo.
Kedokteran UI.
Company. Chicago. Primavera, N ., 2012 . Fortifikasi ganda
zat gizi mikro (iodium dan asam
Noriko, Nita dan Pambudi. 2014. folat) pada produk mie kering
Diversivikasi Pangan Sumber tepung sukun. Bandung : Artikel
Karbohidrat Canna edulis Ker. Fortifikasi Ganda Zat Gizi Mikro
(Ganyong). Fakultas Sains dan Pada Mie Kering.
19
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
Purwantari, S.E., Ari Susilowati, Ratna Set vulgaris L.). Jurnal Teknologi
yaningsih, 2004. Fermentasi Hasil Pertanian. Universitas
Tepung Ganyong Sebelas Maret).
(Canna edulis Ker.)
untuk Produksi Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks
Etanol oleh Aspergillus niger Glikemik Pangan Cara Mudah
dan Zymomonas mobilis. Memilih Pangan yang
Bioteknologi 1 (2): 4347, Menyehatkan. Jakarta: Penebar
Nopember 2004, Jurusan Biologi Swadaya
FMIPA Universitas Negeri
Surakarta. Surakarta. Rukmana, R. 2000. Ubi Jalar Budidaya
dan Pasca panen. Kanisius :
Puspitasari, E., (2009), Karamelisasi Yogyakarta
Gula. Cetakan Pertama. Jakarta
:Ghalia Indonesia Riyanto, 2004. Optimasi Metode
Penentuan Kandungan Iodium
Priskila, 2012. Kadar Protein, Zat dalam Garam dapur Dengan
Besi, Dan Mutu Organoleptik Spektrofotometer UV-VIS.
Kue Kering Berbahan LOGIKA, Vol. 1, No. 2. Fakultas
Dasar Tepung Terigu Dan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Tepung Beras Dengan Alam: Universitas Islam Bandung.
Substitusi Tepung Sorgum
(Sorghum bicolor L. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
Moench).Universitas Diponegoro. Identifikasi Ikan. Jilid I. Jakarta:
Semarang. Bina Cipta.
Putra, F. 2005. Cara Praktis Pembuatan Saksono, Nelson. 2002. Analisis Iodat
Pempek Palembang. Penerbit Dalam Bumbu Dapur Dengan
Kanisius : Yogyakarta. Metode Iodometri dan X- Ray
Fluorescence. Depok: Universitas
Richana, Nur dan Chandra T. S., 2004.Kar Indonesia
akterisasi sifat fisiko kimia tep
ung umbi dan tepung pati dari Santi, Putri. 2012. Kajian Perbandingan
umbi ganyong, suweg, ubi kelapa Tepung Rumput Laut yang
,dan gembili. Jurnal Penelitian Pas Disubstitusi Tepung Ikan Teri
capanen Pertanian 1 (1), BB‐ Pasca Nasi dengan Suhu
panen. Bogor Pemanggangan dalam
Pembuatan Rumput Laut.
Ridal S.,2003. Karasterisasi Sifat Fisiko - Jurusan Teknologi Pangan.
Kimia Tepung dan Pati Talas Univeritas Pasundan.
dan Kimpul dan Uji Penerimaan
α- amilase Terhadap Patinya. Santosa 1998. Santosa, B.A.S., Narta dan
Skripsi. Fakultas Teknologi D.S. Damarjati. 1998. Pembuatan
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Brondong dari Berbagai Beras.
Agritech, Majalah Ilmu dan
Riskiani, D., Dwi, I., Dian, R. 2014. Teknologi Pertanian, Fakultas
Pemanfaatan Tepung Umbi Teknologi Pertanian, Universitas
Ganyong (Canna edulis Ker.) Gajah Mada 18(1):2428.
Sebagai Pengganti Tepung
Terigu dalam Pembuatan Siagian, 2003 : pendekatan fortifikasi
Biskuit Tinggi Energi Protein pangan untuk mengatasi
dengan Penambahan Tepung masalah kekurangan zat
Kacang Merah (Phaseolus gizimikro. Medan : Fakultas
20
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
Suarni, 2008. Prospek Pemanfaatan The World Health report 2010: Health
Tepung Jagung Untuk Kue Systems Financing The Path To
Kering (Cokies).Jurnal, Litbang Universal Coverage. World
Pertanian, 28 (2). Health Organization, Geneva,
2010
Sudarmadji, S., B. Haryono., Suhardi, 199
7. Analisa Bahan Makanan Tim Penanggulangan GAKY Pusat. 2011.
dan Pertanian. Penerbit Liberty. Rencana Aksi Nasional:
Jogyakarta) Akselerasi Konsumsi Garam
Beriodium untuk Semua 2011-
Sugiani, Hena,. 2015. Penentuan 2015. Jakarta.
pengaruh pemanasan dan waktu
penyimpanan garam beriodium United State Wheat Associates. 1983.
terhadap kalium iodida. Cimahi. Pedoman Pembuatan Kue dan
Roti. Jakarta : Djambatan.
Susanto. T. 1987. Teknologi Pengolahan
Hasil Pertanian. Bina Ilmu. Utami, Y, P,. 2010 : Peningkatan mutu
Surabaya pati ganyong (canna edulis ker)
melalui perbaikan proses
Sukarsa, Ir, MP Widyaiswara 2008. produksi. Bogor : Institut
Tanaman Ganyong. Bbpp Pertanian Bogor.
Lembang.
Sultan, W.J. 1983. Modern Pastry Chef World Health Organization. 1971.
Vol. 1. Connecticut : The AVI World Health Organization
Publishing, Westport. sets out to eliminate iodine
21
Endah Sri Wulandari (13.302.0172)
Pengaruh Lama Blanching dan Lama Pemanggangan Terhadap Karakteristik Cookies Ganyong
(Canna Edulis Ker) Difortifikasi Iodium
Yogaswara,G.2008.
Mikroenkapsulasi Minyak
Ikan dari Hasil Samping
Industri Penepungan Ikan
Lemuru dengan Metode
Pengeringan Beku. Skripsi.
Program Studi Teknologi
Hasil Perikanan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institute Pertanian
Bogor. Bogor
22