Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A DENGAN
STROKE HEMORAGIK DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD R. SYAMSUDIN, SH
Disusun Oleh:
Anisa Nur Hidayah S.Kep
Fahreza Subhan S.Kep
Irni Heryani S.Kep
Meytiawati S.Kep
Rais Fajar S.Kep
Rezka Ahmad S.Kep
Rifqi Nurrachmat S.Kep
Sofiea Febryaningsih S.Kep
Undang Setiawan S.Kep
Kelompok 1
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar
program profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi. Kegiatan praktik
dan penyusunan laporan asuhan keperawatan dewasa ini dapat diselesaikan pula
atas bantuan, bimbingan dan kerjasama berbagai pihak. Untuk itu bersama dengan
1. Iwan Permana S.KM, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi,
2. Rosliana Dewi, S.Kp., M.H.Kes., M.Kep selaku Ketua Program Profesi Ners
Keperawatan Dewasa,
4. Rosliana Dewi, S.Kp., M.H.Kes., M.Kep selaku Preseptor pendamping I
5. Yeni yulianti, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Preseptor pendamping II
6. Selaeman, S.Kep., Ners selaku Preseptor pendamping II
7. Seluruh perawat ruang IGD RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi
8. Rekan-rekan mahasiswa sesama program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi,
i
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, hal itu
manusia. Oleh karena itu permohonan maaf kami haturkan sebelumnya serta
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dalamnya.
Kelompok 1
Penyusun
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern
saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir
diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat
mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif
stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain
glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara
pencetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat
terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah
pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke
2013).
Penanganan stroke harus dilakukan dengan segera karena jika tidak segera
1
darurat, pasien yang datang dengan serangan stroke penting dilakukan pengkajian
2
3
melakukan tindakan medis yang tepat dan cepat untuk mengatasinya. Melalui
sesuai dengan tujuan penilaian awal. Tujuan penilaian awal adalah untuk
untuk memulai tindakan sesuai, serta untuk mengatur kecepatan dan efisiensi
tindakan definitif atau transfer kefasilitas sesuai. Oleh karena itu tenaga medis,
darurat.
B. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan gawat darurat
Stroke Hemoragik
b. Mengerti dan mampu menentukan diagnosa pada pasien gawat darurat
TINJAUAN TEORI
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
salah satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah
4
5
darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak
nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda
media
3) Nyeri talamik spontan
4) Hemibalisme
8
otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa
mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah
trombolitik/emobolik.
3) Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
d. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran
yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran
intrakranial.
c. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
Initial Assesment
1. Pengertian Initial Assesment
Initial assessment adalah untuk memprioritaskan pasien dan
dilakukan resusitasi.
b. Secondary survey, yaitu head to toe/ pemeriksaan yang teliti dari
berbaik hati.
11
control servikal
2) Triage
Triage adalah cara pemilahan penderita berdasarkan
Kemampuan Petugas
Jumlah Penderita dan Beratnya Perlukaan Melampaui
Kemampuan Petugas
3) Primary Survay dan Resusitasi
Pada tahap ini harus dicari keadaan yang mengancam
pembunuh tercepat)
b. Breathing dan Ventilasi
c. Circulation dengan kontrol perdarahan
d. Disability : status neurologis dan nilai GCS
e. Exposure/environmental : buka baju penderita tetapi cegah
hipotermia
c. Menjaga Airway Dengan Kontrol Servikal
Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan
belakang)
Karena itu langkah selanjutnya adalah:
Langkah kedua : proteksi servikal
Pertahankan posisi kepala
Pasang kolar servikal dan
Pasang di atas Long Spine Board
Lalu perhatian ditujukan kepada airway. Penilaian airway
ataupun stridor.
Lakukan penanganan sebagai berikut:
Bila ada cairan dilakukan suction
Bila mengorok dilakukan penjagaan jalan nafas secara
baik jalan napas yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik.
Menilai pernafasan
Petugas yang berpengalaman dalam hitungan detik
primer adalah:
tension pneumothorak
flail chest
open pneumothorak
hematothorak massif
Kelainan-kelainan diatas harus segera ditangani untuk
menghindari kematian.
Ventilasi tambahan
Apabila pernafasan tidak adekuat harus dilakukan
memeriksa kulit akral dan nadi. Bila ada tanda syok atasi!
Perdarahan merupakan sebab utama trauma kematian
tanda syok.
Nadi
Nadi yang besar seperti arteri femoralis atau arteri
kecepatan dan irama. Pada syok nadi akan kecil dan cepat.
Bila nadi kecil dan cepat, kulit pucat, dan akral dingin=
syok.
2. Kontrol perdarahan
Perdarahan dapat secara eksternal (terlihat) dan internal
perdarahan intracranial
Perdarahan yang berat harus dikelola pada survey primer.
Perdarahan eksternal
Perdarahan eksternal dikendalikan dengan penekanan
2) Pupil
Respon dan diameter pupil serta tanda - tanda
menyimpang?
Adakah deformitas atau tenderness (nyeri tekan) pada leher?
b. Dada
Apakah dadanya bentuk simetris? Adakah perbedaan pergerakan?
tangan?
g. Pengkajian bagian belakang (lakukan selama memindahkan
pasien ke backbroad)
Apakah ada perubahan bentuk, memar, lecet, robek, luka tusuk,
dibagian belakang?
h. Keputusan
21
2. Ongoing Exam
langkah :
a. Subjektif Changes
b. Status Mental
sekarang?
Jika ada luka bakar pada daerah muka pasien, apakah ada
cedera inhalasi?
e. Leher
f. Dada
atau dallness?
i. Periksa Intervensi
benar?
baik?
baik?
3. Detail Exam
medical history, Last meal, Event preceding the injury) harus dikaji
penuh.
b. Vital sign
Pengkajian Neurologi
kaki pasien?
c. Kepala
d. Jalan napas
Jika ada luka pada muka pada muka pasien, adakah tanda-tanda yang
Pernapasan
e. Leher
pada leher?
25
f. Sirkulasi
terkontrol?
g. Dada
Apakah ada luka terbuka pada dada dan adanya pergerakan yang
berlawanan arah?
Apakah suara napas pasien terdengar dan seimbang? Jika suara napas
h. Abdomen
abdomen?
i. Pelvik
26
j. Ekstremitas bawah
k. Ektremitas Atas
Kesan umum
ð Awal untuk menentukan prioritas
ð Umur, jenis kelamin, berat badan
ð Posisi (disekitarnya, posisi
tubuh/postur)
27
ð Aktivitas
ð Injuri mayor yang nyata;
perdarahan mayor.
Tingkat kesadaran
ð Kewaspadaan/respon terhadap
suara
ð Tidak ada
ð Ada
ð Bradikardi
ð cek nadi karotis
ð catat kecepatan dan kualitasnya
ð Takikardi ð pertimbangkan adanya spinal syok,
28
injuri kepala
ð berikan ketenangan untuk
mengurangi kecepatan nadi,
Nadi karotis pertimbangkan
ð Tidak ada
ð Ada ð CPR(cardiopulmonary
ð Bradikardi resuscitation)+BVM (bag valve
maks)+oksigen
ð Takikardi ð catan kecepatan dan kualitas
ð pertimbangkan adanya spinal syok,
injuri kepala
Kulit ð pertimbangkan syok
ð Warna dan keadaan
ð Pucat, dingin, lembab
ð Cyanosis
Perdarahan mayor
ð pertimbangkan syok
ð berikan 100% oksigen
BAB III
A. Deskripsi Pasien
Tn. A berusia 37 tahun datang ke IGD RSUD R. Syamsudin, SH pukul
13.40 WIB dengan keadaan penurunan kesadaran GCS 5 ( E1, M3, V1) klien
terasa hembusan nafas dari hidung, maka dilakukan Suction selama 7 detik,
airway celar.
Pada pemeriksaan breathing ditemukan klien terlihat sesak, pergerakan
breathing clear.
Pada pemeriksaan circulation ditemukan klien tampak pucat, akral teraba
dingin, CRT < 2 detik, mukosa bibir kering, TD: 240/140 mmHg, Nadi:
rangsang suara dan nyeri pada sternum dan dilakukan pemeriksaan pupil,
menekuk diberi rangsangan nyeri(3), V= tidak ada respon (1). GCS 5 (sopor).
Pada pemeriksaan exsposure tidak dilakukan karena klien tidak mengalami
trauma. Pada saat dipalpasi dibleder terdapat distensi kandung kemih maka
30
mengontrol output cairan klien. Klien dipasang Gastric Tube pada hidung
(NGT) untuk mencegah terjadinya aspirasi. Nadi teraba lambat dan lemah,
nafas tidak teratur maka dilakukan pemasangan Heart Monitor. TD: 220/120
keluarga klien mengatakan klien tiba-tiba muntah dan jatuh tidak sadarkan diri
jatuh pingsan saat klien sedang mencuci mobil sekitar jam 13.00 WIB. Lalu
D. Biodata Klien
Nama : Tn. A
Usia : 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl RA Kosasih RT 003/009
No. Rm : 00133651
Tanggal masuk : 30 Oktober 2018
Diagnosa medis : Stroke Hemoragic
31
Diagnosa keperawatan:
Sumbatan jalan nafas Kesimpulan:
akibat adanya cairan dan Airway clear
lidah jatuh kebelakang sementara
Breathing
Jam: 13.54 WIB Jam: 13.56 WIB Jam: 13.57 WIB
DS: Penurunan Kesadaran Dilakukan - frekuensi nafas 23
DO: pemasangan terapi x/menit
- Klien tampak oksigen dengan nasal - SPO2 100%
sesak canula 5Lx/menit oleh - Sesak berkurang
- Nafas tidak teratur Pr. F - Pengembangan
- RR: 24 x/menit dada simetris
- Bunyi paru
Kesimpulan:
vesikuler
Breathing clear
- Pengembangan
sementara
dada simetris
32
- Tidak terdapat
retraksi dinding
dada
- Tidak ada deviasi
trachea
- SPO2 100%
- RR: 24x/menit
- Suhu: 36,0oc
Diagnosa Keperawatan:
kesimpulan:
Gangguan perfusi jaringan
Circulation Clear
perifer
Dissability
Jam: 14.09 WIB Jam: 14.10WIB Jam: 14.15 WIB
DS: Penurunan kesadaran Dilakukan E1 = tidak ada respon
DO: - pemeriksaan tingkat M3 = flexi abnormal,
- klien terbaring kesadaran oleh pr.F tangan kanan menekuk
ditempat tidur dengan rangsan suara diberi rangsangan
- kesadaran Sopor dan rangsang nyeri nyeri
pada sternum dan V1 = tidak ada repon
dilakukan hasil GCS 5 ( sopor-
pemeriksaan pupil coma)
pupil unisokor
Foley kateter
Jam 14.17 WIB Jam: 14.18 WIB Jam: 14.20 WIB
DS: Penurunan Keadaran Dilakukan Terdapat output urin
DO: terdapat distensi pemasangan folley kurang lebih 100 cc
kandung kemih cateter untuk warna kuning jernih
mengeluarkan urin dan
untuk memantau
output cairan
Diagnosa Keperawatan: Kesimpulan:
Retensi urine Retensi urine teratasi
34
Gastric tube
Jam: 14.21 WIB Jam: 14.22 WIB Jam: 14.25WIB
DS: Penurunan kesadaran Dilakukan keluar cairan berwarna
DO: pemasangan NGT coklat
- Tidak ada distensi untuk mencegah
abdomen terjadinya aspirasi
- perkusi timpani
F. Survey Sekunder
1. Riwayat MIST (Mekanisme Injury Simptom)
Tidak dilakukan karena bukan pasien trauma
2. Riwayat AMPLE
apapun
RR: 24x/menit
d. Telinga : simetris, tidak terdapat keluaran cairan
e. Mulut : simetris, mukosa bibir kering,
f. Leher : simetris, tidak ada pembesaran jvp
g. Dada : simetris, tidak terdapat jejas, tidak terdapat luka, auskultasi
timpani
i. Ekstermitas : simetris, akral teraba dingin, tidak terdapat luka
4. Terapi Obat
5. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis
Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
Hb 12,1 g/dl 13 – 17 ↔
Leukosit 12,700/ml 4,000 – 10,000 ↑
Hematokrit 36% 40 – 54 % ↓
Eritrosit 4,7 juta/ml 4,4 – 6,0 ↔
MCV 77 fL 80-100 ↔
MCH 26 pg 26-34 ↔
MCHC 33 g/dL 32-36 ↔
Trombosit 506,000/ml 150,000 – 450,000 ↑
GDS 148 mg/dL <140 ↑
Ureum 17 mg/dL 19 - 43 ↔
Kreatinin 0,53 mg/dL 0,66 – 1,25 ↔
36
6. Lembar observasi
7. Sistem Rujukan
G. Pembahasan
Proses keperawatan yang dilakukan pada Tn. A dengan penurunan
kesadaran sebagian besar sudah sesuai dengan teori dan ada pula sebagian
Pada kasus Tn.A dengan kondisi tidak sadarkan diri, lalu klien dibawa ke
tanpa melakukan 3A, seharusnya tahap awal melakukan 3A (aman diri, aman
gurgling dilakukan posisi tidur miring kesalah satu sisi tubuh, hal ini
dilakukan tindakan membuka jalan nafas manual seperti chin llift, jaw trust,
head tilt – chin lift karena tindakan membuka jalan nafas secara manual akan
mengakibatkan jalan nafas terbuka dan cairan akan mudah masuk kedalam
dimiringkan ke satu sisi untuk membuka jalan nafas pada klien yang
Bunyi suara gugling ini diebabkan adanya refluks isi lambung atau
tersumbatnya jalan nafas oleh cairan atau darah. Bunyi ini muncul saat klien
mengeluarkan sumbatan cairan dari jalan nafas dengan cara memasukan ujung
Lama penghisapan tidak lebi dari 10-15 detik untuk mencegah hipoksia.
ke enam, 2014).
Pada pemeriksaan breahing tindakan yang dilakukan perawat belum
sesuai dengan teori karena pada kasus Tn. A ditemukan klien tampak sesak,
beberapa jenis oksigen, yaitu (1) Canul diberikan sebanyak 2-6 LPM (2) Face
Rebreathing Mask) diberikan sebanyak 10-12 LPM (4) Bvm (Bag Valve
dan Palpasi.
Ada kesenjangan karena sebelumnya tidak dilakukan perhitungan
untuk menentukan jenis selang oksigen dan volume oksigen yang akan
dengan teori pada kasus Tn. A ditemukan klien tampak pucat, CRT <2 detik,
Akral teraba dingin, turgor kulit elastis, mukosa bibir kering, TD : 240/140
39
tindakan yang dilakukan yaitu tindakan dengan rangsang suara dan nyeri pada
V= tidak ada respon (1). GCS 5 (sopor) pemeriksaan pupil unisokor (BTCLS,
sesuai dengan teori, pada kasus Tn. S ditemukan adanya distensi kandung
dengan terori karena dilakukan dengan teknik non steril karena tidak
Pada pemeriksaan gastrik tube tindakan perawat sudah sesuai dengan teori,
aspirasi.
selang dimasukkan begitu saja, tidak sesuai dengan teori menurut (arinuayma,
2016) bahwa sebelum pemasangan selang NGT salah satu prosedurnya harus
40
mengukur selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu dilanjutkan
sampai prosesus xipoedeus dan diberi tanda pada selang tujuannya agar selang
Pada masalah heart monitor tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan
teori, pada kasus Tn. A nadi terasa cepat dan lemah, nafas tidak teratur maka
ke enam, 2014).