Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
24
25
b. Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai bagi perusahaan melalui:
1. Jaringan layanan kesehatan yang berintergasi meliputi jaringan apotek, klinik,
laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.
2. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal.
3. Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya (Fee-
based Income)
c. Budaya
Perseroan telah menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilainilai inti
Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang menjadi acuan/pedoman bagi
Perseroan dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya meningkatkan kualitas
hidup dan kesehatan masyarakat. Berikut adalah budaya perusahaan (corporate
culture) perseroan :
a. Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk
unggulan
b. Customer First
Mengutamakan pelanggan sebagai miitra kerja
c. Accountable
Dengan senantiasa
bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh perusahaan dengan
memegang teguh profesialisme, integritas dan kerja sama
d. Responsible
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan
dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam
menghadapi setiap masalah.
e. Eco-Friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang ramah
lingkungan.
26
Kerja Ikhlas
Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama
Kerja Cerdas
Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan solusi yang tepat.
Kerja Keras
Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk
mendapatkan hasil terbaik
Kerja Antusias
Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk mencapai
tujuan bersama
Kerja Tuntas
Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk menghasilkan output yang
maksimal sesuai dengan harapan.
a. Ruang Pelayanan.
Ruang pelayanan apotek Kimia Farma 10 terdiri dari counter penerimaan
resep dan penyerahan obat, kasir, dan lemari obat. Ruang pelayanan ini
merupakan ruang terbuka yang dapat dilihat langsung oleh pembeli. Lemari
yang digunakan untuk penyimpanan obat merupakan lemari terbuka yang
memiliki susunan rak dengan kotak penyimpanan untuk menampung obat.
b. Ruang peracikan
Ruang peracikan terletak di bagian dalam, terpisah dari ruang
pelayanan.Ruang peracikan terletak diantara ruang pelayanan dan ruang
administrasi.Di ruang peracikan terdapat beberapa lemari untuk menyimpan
peralatan meracik obat.Peracikan dilakukan di atas meja racik dan mortir
serta peralatan lainnya. Sarana lain yang ada adalah bak cuci, timbangan gram
dan miligram serta lemari pendingin.
c. Ruang Apoteker Pengelola Apotek
Ruang apoteker terletak di belakang ruang peracikan berdekatan dengan
ruang administrasi.
d. Ruang administrasi
Ruang administrasi terletak di samping dari ruang apotek.Ruangan ini
merupakan tempat menyimpan resep dan dokumen apotek lainnya.
e. Ruang tunggu
Ruang tunggu merupakan tempat untuk pasien yang menunggu pelayanan
dokter maupun apotek.Ruang tunggu dilengkapi dengan kursi-kursi, AC dan
pesawat televisi.
f. Ruang swalayan
Ruang swalayan terletak disamping ruang pelayanan, terdapat barangbarang
yang jual bebas meliputi barang keperluan sehari-hari, snack dan minuman.
28
Bagian Pelayanan/Peracikan
a. Penanggung jawab pelayanan peracikan mempunyai tugas melaksanakan
kordinasi pelayanan rutin diperacikan, termasuk pembagian tugas staf yang
ada dibawahnya dan melaksanakan pengawasan terhadap fungsi pekerjaan
kefarmasian, penjualan dan personalia diperacikan.
b. Asisten Apoteker peracikan mempunyai tugas, memberikan harga resep,
perhitungan dosis obat dan pembuatan etiket, penimbangan obat, penyiapan
obat, pemeriksaan akhir dan penyerahan obat, pemberian informasi mengenai
obat, pengawasan obat diperacikan, pengamatan dan pengamanan terhadap
undang-undang yang berlaku dan pengamatan dan pelayanan resep kredit.
30
B. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan melalui pemesanan pada Pedagang
Besar Farmasi (PBF) yang menjalin Ikatan Kerja Sama (IKS) dengan Apotek
Kimia Farma. Pemesanan barang ke Pedagang Besar Farmasi (PBF) dilakukan
melalui Pengadaan Unit Bandung yang terletak di Jalan Cihampelas No 7
Bandung.Tujuan dari pengadaan barang adalah untuk memenuhi kebutuhan
barang di apotek dan meminimalisir terjadinya penolakan resep atau obat.
Sistem pengadaan yang digunakan di kimia farma yaitu sistem MINMAX adapun
Alur pengadaan minmax :
1. BM pusat mengirimkan list barang minmax pada apotek melalui sistem.
33
Alur pemesanan barang yang ada di Apotek Kimia Farma dengan BPBA,
yaitu sebagai berikut:
1. Dilakukan pemeriksaan barang yang memiliki stok kurang atau habis dalam
buku defekta setiap minggu sekali.
2. Dibuat BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek) kemudian dikirim kepada
BM secara Format BPBA dapat dilihat pada Lampiran 3.
3. BM membuat SP bayangan kepada PBF/distributor.
34
Pengadaan barang yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma terdiri dari :
1. Rutin Pembelian
rutin dapat dilakukan melalui sistem minmax yaitu dimana pengadaan
dilakukan berdasarkan list produk mixmax dari BM di apotek pusat yang di
kirim lewat email kepada apotek. Kemudian apotek melakukan pengecekan
barang produk mana saja yang di butuhkan untuk dilakukan pengadaan dari
list tersebut. jika ada barang yang tidak sesuai yaitu apotek tidak
membutuhkan barang tersebut maka apotek melakukan cancel barang pada
list namun jika apotek membutuhkan suatu produk namun produk tersebuat
tidak terdaftar dalam daftar list produk minmax maka apotek melakukan
penambahan barang dengan menuliskan pada Bon permintaan barang apotek
(BPBA). Setelah list barang minmax sudah sesuai dengan barang yang
dibutuhkan apotek, maka hasil dikirim kembali kepada BM beserta BPBA
melalui email. Setelah list minmax di terima oleh BM di apotek pusat , BM
melakukan pemesanan pada distributor yang di tuju dengan menggunaan SP
bayangan. SP bayangan dari BM di ditujukan kepada distributor dan apotek
yang memesan. Dikirim ke apotek dengan tujuan agar apotek melakukan
pemeriksaan ulang pada saat barang datang ke apotek antara SP bayangan
deangan Faktur, jika barang yang datang sesuai antara SP bayangan,barang
dan faktur maka SP bayangan tersebut akan di ganti dengan SP asli oleh
apotek. Adapaun untuk pembayaran kepada distributor dilakukan oleh BM
sesuai dengan perjanjian. Beberapa kriteria dalam memilih PBF yaitu:
legalitas, pengiriman barangcepat, jangka waktu pembayaran panjang, dan
harga yang ditawarkan kompetitif. Untuk obat golongan narkotika hanya dapat
dipesan ke PBF yang ditunjuk oleh pemerintah, yaitu PBF Kimia Farma
(KFTD). Untuk pengadaan obat golongan narkotika, psikotropika, prekusor
dan obatobat tertentu (OOT) dilakukan secara mandiri oleh masing-masing
apotek, tidak melalui BM.
35
2. Dropping
Merupakan istilah yang dipakai untuk peminjaman obat dan/atau perbekalan
farmasi lainnya yang dilakukan ke/dari apotek Kimia Farma lain dengan
menggunakan BPBA. Dropping dilakukan jika barang yang diminta tidak ada
dalam persediaan, untuk menghindari penolakan resep atau obat.
3. Konsinyasi
Merupakan suatu bentuk kerja sama antara Apotek Kimia Farma dengan suatu
perusahaan atau distributor yang menitipkan produknya untuk dijual di apotek,
misalnya alat kesehatan, obat-obat baru, suplemen, atau yang lainnya.
Pembayaran dilakukan setelah produk terjual.
4. CITO dan pembelian mendesak.
Untuk pembelian secara mendesak, Apotek Kimia Farma dapat melakukan
pembelian ke apotek lain diluar Kimia Farma. Pembelian mendesak ini
dilakukan apabila obat yang ditulis dalam resep tidak tersedia dan pembelian
tersebut sesuai dengan kebutuhan resep. Pembelian dapat dilakukan oleh
bagian pembelian maupun bagian pelayanan
5. Pemesanan Narkotika dan Psikotropika
Khusus untuk pengadaan obat-obatan narkotika dan psikotropika dilakukan
dengan menggunakan Surat Pesanan (SP) yang dibuat dan ditandatangani oleh
apoteker pengelola apotek (APA). Pemesanan narkotika dan psikotropika
merupakan salah satu pengelolaan narkotik dan psikotropika diapotek, yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat
tersebut. Pemesanan dilakukan ke PT. Kimia Farma Trading Distribution (satu
satunya PBF narkotika yang legal di Indonesia) dengan membuat surat
pemesanan khusus narkotika dan psikotropika. Surat pemesanan untuk
narkotika yaitu rangkap empat. Satu lembar surat pemesanan asli yang
diserahkan kepada dinas kesehatan, satu lembar surat pemesanan diserahkan
ke Badan POM (BPOM), satu lembar salinan surat pemesanan diserahkan
kepada PBF yang bersangkutan sedangkan satu lembar salinan surat pesanan
sebagai arsip di apotek. Surat pemesanan untuk psikotropik terdiri dari 2
36
rangkap. Satu lembar diserahkan kepada PBF dan satu lagi disimpan di apotek
sebagai arsip.
Surat Pesanan (SP) narkotika dan psikotropika tersebut sebagai berikut:
1. Narkotika Satu surat pemesanan hanya boleh memuat pemesanan satu jenis
obat (item). Format SP Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 4
2. Psikotropika Satu surat pemesanan boleh memuat lebih dari satu jenis obat
(item). Surat pesananan narkotika dan psikotropika terdiri dari :
a. Nama, jabatan dan alamat rumah apoteker pengelola apotek (APJ)
b. Nama, alamat dan nomor telpon distributor.
c. Nama obat yang dipesan.
d. Kegunaan obat yang dipesan.
e. Tanda tangan APJ dan No. SIPA (Format SP Psikotropika dapat dilihat
pada Lampiran).
C. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga kondisi fisik yang diterima.
Perbekalan farmasi yang datang akan diterima oleh petugas apotek, umumnya hal
ini dilakukan oleh asisten apoteker.
Hal-hal dilakukan pada penerimaan barang di apotek adalah:
a. Memeriksa kesesuaian alamat tujuan barang.
b. Memeriksa barang yang datang, baik yang di dropping dari BM maupun yang
dikirim oleh pemasok apakah sudah sesuai dengan BPBA ataupun faktur lalu
dicek kembali tanggal kadaluarsa, kondisi barang, kesesuaian harga, discount,
jika ada ketidaksesuaian maka faktur/tanda terima barang dicoret dan tuliskan
yang benar pada faktur/tanda terima barang tersebut.
c. Setelah itu, tulis nomor penerimaan, tanggal, bulan, tahun, paraf, nama jelas,
dan stempel apotek pada faktur/tanda terima barang tersebut. Faktur biasanya
terdiri dari 4 rangkap dan 2 rangkap ditinggalkan sebagai arsip apotek.
d. Kemudian seluruh transaksi pembelian dimasukkan ke dalam data komputer.
37
D. Penyimpanan Sistem
Penyimpanan barang di Apotek kimia Farma 10 dilakukan berdasarkan kelas
terapi, stabilitas dan bentuk sediaan (tablet, sirup, salep, tetes mata) disusun secara
0
alfabetis pada lemari yang dapat diputar 360 , kecuali untuk obat syrup, drop.
Pada setiap lemari ditandai dengan label warna yang berbeda guna mempermudah
pengambilan dan penyimpanan kembali obat.Sistem penyimpanan di Apotek
Kimia Farma 10 yaitu sebagai berikut:
a. Tempat penyimpanan obat berdasarkan kelas terapi disusun secara alfabetis
diantaranya yaitu:
- Golongan obat Generik - Golongan obat Hormon dan kontrasepsi - Golongan
obat Psikis - Golongan obat Gastrointestinal - Golongan obat Vitamin & Mineral
Nutrition - Golongan obat Antipiretik/Analgetik - Golongan obat Antidiabetik -
Golongan obat Osteo - Rak sediaan Salep/cream/powder - Golongan obat Uper
Respiratory System - Rak sediaan Syrup - Rak sediaan Eye drop & Eye
ointment (Mini Dose dan Eye Drop) - Golongan obat Hiperlipidemia - Golongan
obat Cardiovaskular - Golongan obat Antibiotik, Antiviral, Antimikotik-
Golongan obat Antihistamin
b. Tempat penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaannya yaitu: Tablet dan
kapsul, Sirup, suspensi dan drop, Tetes mata dan salep mata, Tetes telinga,
Salep, krim dan lotio, Injeksi dan infuse, Ovula dan suppositoria.
c. Tempat penyimpanan berdasarkan FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out) adalah penyimpanan barang dimana barang yang datang
lebih dulu akan disimpan di depan sehingga akan dikeluarkan lebih dulu dari
yang lainnya, sedangkan barang yang terakhir datang disimpan dibelakang,
demikian seterusnya. FEFO adalah penyimpanan barang dimana barang yang
mendekati kadaluarsanya diletakkan di depan sehingga akan dikeluarkan
38
lebih dulu dari yang lainnya, sedangkan barang yang kadaluarsanya masih
lama disimpan di belakang, demikian seterusnya.
d. Obat-obat bebas dan obat bebas terbatas disimpan berdasarkan kegunaan di
swalayan farmasi.
e. Golongan obat Narkotika dan Psikotropika disimpan di lemari khusus yaitu :
1. Lemari Psikotropika
2. Lemari ini terdiri dari 2 pintu dan letaknya dipisahkan dari lemari
Narkotika dan lemari obat lainnya.
3. Lemari Narkotika Lemari Narkotika dibuat dari bahan kayu yang kuat dan
letaknya dipisahkan dari lemari penyimpanan obat lainnya. Lemari ini
menempel pada dinding tembok dan terdiri dari dua pintu, yang di
dalamnya terdapat pintu ganda dan memiliki kunci.
f. Penyimpanan obat-obat termolabil Obat-obat yang bersifat termolabil,
disimpan dalam lemari es dengan suhu tertentu. Obat yang terdapat dalam
lemari es ini meliputi obat hormon, obat dengan penyimpanannya pada suhu
tertentu. Alat kesehatan Disimpan dalam lemari alat kesehatan dan area
swalayan farmasi.
E. Pendistribusian / Pelayanan
Pendistribusian barang atau obat di Apotek Kimia Farma 10 dilakukan dengan
pelayan resep dan pelayanan non resep :
Resep Pelayanan resep di Apotek Kimia Farma 10 Bandung terbagi atas
pelayanan resep tunai dan pelayanan resep kredit yang disertai kegiatan
pengkajian resep serta pengelolaan resep.
1. Pelayanan Resep Tunai Pelayanan resep tunai adalah pelayanan resep yang
pembayarannya dilakukan secara tunai. Tahapan dalam pelayanan resep tunai
sebagai berikut:
a. Penerimaan resep Resep yang diterima oleh kasir terlebih dahulu di kaji
keabsahan dan dan kelengkapan resep meliputi administrasi, farmasetik dan
klinis, penginformasian harga dan jika pasien setuju maka kasir akan
mencatat data pasien (nama, alamat dan nomor telpon). Perjanjian dan
39
d. Penyerahan obat dan PIO Penyerahan obat dilakukan oleh APA atau
APING serta TTK. Penyerahan dilakukan dengan cara memanggil nama
pasien secara lengkap dan alamat pasien. Pemberian informasi obat
mengenai nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah, aturan dan cara
pakai, cara penyimpanan, efek samping yang mungkin terjadi dan cara
mengatasinya.
2. Pelayanan Resep Kredit
Pelayanan resep kredit yaitu pelayanan resep yang pembayarannya dilakukan
secara kredit. Penagihan biaya resep kredit dilakukan oleh BM kepada instansi
yang telah bekerja sama. Instansi yang bekerja sama dengan Apotek Kimia
Farma 10 yaitu PLN. Prosedur pelayanan resep kredit hampir sama dengan
pelayanan resep tunai. Perbedaannya hanya terletak pada pemberian harga dan
cara bayarnya. Dimana untuk resep kredit ini pasien tidak membayar langsung
tetapi cukup menunjukan kartu identitas InHealth / kepegawaian kepada
petugas apotek dan memenuhi administrasinya. Sebelum dilakukan
pengambilan obat petugas melakukan pengecakan resep apakah telah sesuai
dengan persetujuan klaim dari perusahaan yang bersangkutan. Resep-resep
kredit yang telah diberi harga diserahkan kebagian administrasi untuk
dikumpulkan, dicatat dan dijumlahkan berdasarkan instansi lalu dikirimkan ke
BM, di BM dibuatkan kwitansi untuk penagihan kepada perusahaan atau
instansi terkait.
3. Pelayanan Non Resep
Pelayanan obat tanpa resep dokter dilakukan atas permintaan langsung dari
pasien. Obat-obat yang dapat dilayani tanpa resep dokter meliputi obat bebas,
obat bebas terbatas, dan obat keras yang termasuk Daftar Obat Wajib Apotek
(DOWA), obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan.
4. Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) Upaya Pengobatan Diri Sendiri
(UPDS) merupakan pelayanan kepada pembeli yang membeli obat-obatan yang
tercantum dalam Daftar Obat Wajib Apotek. UPDS ini dilakukan jika pasien
berupaya melakukan pengobatan dan perawatan terhadap penyakitnya secara
41
telepon dan pasien bisa langsung datang ke apotek untuk membelinya. Jika
obat tidak tersedia, maka Apotek Kimia Farma 10 akan menyarankan obat
lain atau menyarankan ke Apotek Kimia Farma lain yang memiliki
persediaan obat yang diminta.
F. Pengendalian
Untuk mencegah atau meminimalisir kerugian akibat kehilangan atau
kerusakan barang dilakukan kegiatan pengendalian antara lain :
a. Memberikan label expired date pada kotak obat, sehingga dapat diketahui
waktu kadaluarsa masing-masing obat.
b. Melakukan uji petik setiap hari. Tiap pegawai memiliki tanggug jawab 1
lemari/rak penyimpanan produk/obat dan melakukan uji petik setiap hari.
Kemudian stok fisik dari masing-masing obat tersebut dihitung dan
dibandingkan dengan stok pada komputer, apakah sesuai atau tidak. Data
yang harus didapat saat uji petik ialah nama barang, jumlah fisik, jumlah
data computer dan selisih.
c. Melakukan stok opname setiap bulan. Seluruh kegiatan stok opname di
bawah tanggung jawab Apoteker Penanggung Jawab. Stok opname
dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian, hasil stok opname dilaporkan
kepada Apoteker Penanggung Jawab sehingga memberikan informasi
mengenai kondisi dan nilai bar ang apotek untuk kemudian merumuskan
tindakan penyelesaian jika ada masalah atau ketidaksesuaian.
Adapun tujuan dari stok opname, yaitu :
a. Mengetahui jumlah fisik barang yang ada di stok dan kesesuaiannya
dengan data komputer, sehingga jika terjadi kehilangan dapat dideteksi
lebih awal.
b. Menghitung HPP
c. Mendata barang-barang yang sudah kadaluarsa atau telah mendekati
waktu kadaluarsa. Barang-barang yang telah kadaluarsa dipisahkan dan
dibuat laporannya secara tersendiri.
43