Вы находитесь на странице: 1из 2

ADAPTASI SISTEM PENDIDIKAN MENYONGSONG

ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Oleh : Muhammad Hadiatur Rahman, S.Pd., M.Pd
Revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Seorang
ekonom terkenal asal jerman dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”.
Revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara hidup manusia diberbagai segi
kehidupan, Perubahan yang dimaksud merupakan implikasi dari lahirnya era tekhnologi
otomatisasi yang menggabungkan tekhnologi cyber atau dikenal dengan IoT “Internet of things”.
Hadirnya revolusi industri 4.0 menjadikan kehidupan manusia diwarnai dengan rekayasa
genetika, tekhnologi nano, otomatisasi tekhnologi, dan super komputerisasi tentunya akan
memberikan dampak terhadap ekonomi, sosial, industri, pemerintahan, politik, dsb. Selain itu,
revolusi industri 4.0 menghadirkan tantangan baru sekaligus ancaman, salah satunya dengan
penggunaan sitem otomatisasi dan tekhnologi cyber dalam dunia industry yang berdampak pada
berkurangnya tenaga kerja manusia dan hilangnya beberapa post pekerjaan karena telah digantikan
oleh sistem komputerisasi bahkan dunia industridi negara maju telah menggunakan robot.
Banyaknya tenaga kerja dan beberapa post pekerjaan yang telah digantikan oleh sistem
komputerisasi menimbulkan efek domino dalam konteks permasalahan sosial, dimulai dari
hilangnya pekerjaan, meningkatnya angka pengangguran dan bertambahnya angka kemiskinan.
Sebagai upaya untuk merespon tantangan dari dampak adanya revolusi industry 4.0. Salah satunya
dengan menata kembali sistem pendidikan nasional menuju pendidikan yang berbasis pada
tekhnologi informasi dimulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas. Hal
ini dilakukan dalam rangka untuk menyiapkan generasi-generasi dimasa depan yang berkualitas
dan berkompeten terhadap pengetahuan tekhnolgi dan informasi serta siap berinovasi dan bersaing
pada tingkat global.
Peran pendidikan bertujuan mencetak SDM yang berkualitas dan siap bersaing di era
revolusi industry 4.0. Untuk itu perlu dilakukannya penyesuaian dan perubahan yang komprehensif
di seluruh sektor pendidikan dan menjadi salah satu tantangan tersendiri melihat begitu banyaknya
persoalan-persoalan pendidikan nasional yang masih menjadi pekerjaan rumah. Dalam kesempatan
ini penulis menyimpulkan beberapa perubahan dan penyesuaian dalam dunia pendidikan yang
dirasa perlu dilakukan untuk menyongsong era revolusi industri.4.0, antara lain Reorientasi
kurikulum, Sarana dan prasarana, Revitalasi tenaga pengajar, inovasi sekolah berbasis IT.
Reorientasi kurikulum, perlu dilakukan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman
mengingat saat ini banyak post-post pekerjaan yang hilang karena digantikan oleh komputerisasi
digital. Reorientasi kurikulum yang dimaksudkan adalah kurikulum yang mengacu pada
pembelajaran berbasis teknologi informasi, ‘internet of things’, ‘big data’ dan komputerisasi, serta
‘entrepreneurship, yang diharapkan dapat menghasilkan SDM yang terampil, dalam aspek literasi
data, literasi tekhnologi, dan literasi manusia
Sarana dan prasarana, merupakan alat penunjang pendidikan untuk mencapai
keberhasilan proses belajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di
sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik. Sebagai contoh ketersediaan LCD
proyektor, jaringan Internet, lab IPA, Lab. Komputer. Dsb. Fakta di lapangan mencatat masih
banyak sekolah khususnya sekolah-sekolah di pedesaan yang ketersedian sarana dan prasananya
masih sangat terbatas, hal tersebut berdampak pada minimnya pengetahuan peserta didik tentang
pengetahuan tekhnologi dan informasi. Keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah-sekolah
merupakan salah satu permasalahan yang serius dan butuh perhatian khusus pemerintah. Hal ini
dimaksudkan agar tidak ada lagi peserta didik yang Gaptek “Gagap tekhnologi”.
Revitalisasi tenaga pengajar, yang dimaksudkan adalah peranan dari seorang guru yang
sangat penting sekali karena merupakan ujung tombak dalam menigkatkan kualitas pendidikan.
Seorang guru sudah saatnya melakukan beberapa penyesuaian dalam proses belajar-mengajar,
metode-metode klasikal dan konservatif sudah harus ditinggalkan. Untuk itu guru saat ini dituntut
dapat melakukan inovasi-inovasi pembelajaran khususnya dalam penggunaan media tekhnologi
dan informasi. tutntutan dalam penggunaan media tekhnologi dan informasin belajar mengajar
diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif
dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, dan percaya diri.
Inovasi sekolah berbasis IT, sangat diperlukan dalam upaya beradaptasi dengan era
revolusi industry 4.0. sebagai contoh penerapan absensi siswa dengan menggunakan sitem online,
pendaftaran peserta didik baru melalui website, pelakasanaan ujian harian menggunakan CAT,
evalusasi pembelajaran menggunakan E-Raport dan tidak ada lagi pelarangan bagi peserta didik
untuk menggunakan alat telekomunkasi/handphone dalam proses belajar mengajar. Hal ini
bertujuan untuk membuat budaya baru di sekolah baik bagi guru, peserta didik, dan orang tua agar
selalu memanfaatkan tekhnologi dan informasi khususnya di lingkungan sekolah.

Вам также может понравиться