Вы находитесь на странице: 1из 12

THESIS PROPOSE

My Thesis and Propose


SOLVING EVALUATION OF LOST CIRCULATION
FORMATION FOR DRILLING OPERATION
WELL “X” YIELD “Y”

By :
From:

Jorge Vicente da Costa Freitas


NIM : 02420410089 / TP

DEPARTMENT OF PETROLEUM ENGINEERING


FACULTY OF ENGINEERING
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
Y O G YAKAR TA
2006
SOLVING EVALUATION OF LOST CIRCULATION
FORMATION FOR DRILLING OPERATION
WELL “X” YIELD “Y”

THESISI PROPOSAL
My Thesis and Propose

By
From

JORGE VICENTE DA COSTA FREITAS


NIM : 02420410089 / TP

In Orderly a Pile and Assumption Like One Another Requisite from


Curriculum of The Department of Petroleum Engineering
Faculty of Engineering
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Yogyakarta, May, 4th 2006

Acknowledge

Supervisor Vice of The Supervisor


( Ir. Aris Buntoro, MSc ) ( Boedi Windiarto, ST )
CONTENTS

TOPICS
ACKNOWLEDGE
DEDICATION
FORWARD
ABSTRACT
CONTENTS
LIST OF PICTURE
LIST OF TABLE

CHAPTER I INTRODUCTION
1.1. Background of Overview
1.2. Mind and Aim
1.3. Limiting of Case
1.4. Systematic of Script

CHAPTER II OVERVIEW OF COMPANY

CHAPTER III BASIC OF THEORY


3.1. Definition of Lost Circulation
3.2. Mechanism of Lost Circulation
3.3. Drilling Fluid
3.3.1. Types of Drilling Fluid
3.3.1.1.Fresh Water Mud
3.3.1.2.Salt Water Mud
3.3.1.3.Oil-in Water Emulsion Mud
3.3.1.4.Oil Base and Oil Base Emulsion Mud
3.3.1.5.Gaseous drilling Mud
3.3 Drilling Fluid, Characteristic Physical drilling fluid.
3.3.2.1.Mud Density
3.3.2.2.Viscosity and Gel Strength
3.3.2.3.Filtration Loss
3.3.2.4.Sand Content
3.3.3. Choice of Drilling Fluid
3.3.3.1.Formation Factor
3.3.3.2.Efek from Mud Characteristic
3.3.3.3.Kondisi Yang Mempengaruhi Lumpur
Situation and influence by Mud
3.4. Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Lost Circulation
The Cause of element Lost Circulation
3.4.1. Formation Factor
3.4.1.1.Coarseley Permeable Formation
3.4.1.2.Cavernous Formation
3.4.1.3.Fissures, Fracture and Faults
3.4.2. Conditional of Formation Pressure
3.4.2.1.Formation Fluid Pressure
3.4.2.2.Tekanan Rekah Formasi
Pressure cracked position
3.5. Metode Mencari Tempat Lost Circulation

Method looks for location Lost Circulation


3.5.1 Spinner Survey
3.5.2. Temperature Survey
3.5.3. Radioactive Survey
3.5.4. Hot Wire Survey
3.5.5. Pressure Transducer Survey
3.6. Classification of Zone Lost Circulation
3.6.1. Seeping Loss
3.6.2. Partial Loss
3.6.3. Complete Loss
3.7. Pencegahan Terjadinya Lost Circulation

Prevention to occur lost circulation


3.7.1. Menurunkan Berat Jenis Lumpur

Reduce heavy king of mud


3.7.2. Menurunkan Viscositas dan Gel Strength
3.7.3. Reduce viscosity and Gel strength
3.7.4. Menurunkan Tekanan Pemompaan
3.7.5. Reduce pressure pumping up
3.7.6. Memasukkan Rangkaian Pipa Bor Secara Perlahan
3.7.7. Reduce Combination pipe drill as slow

CHAPTER IV SOLVING EVALUATION OF LOST


CIRCULATION FORMATION FOR DRILLING
OPERATION

4.1. Lost Circulation Material


4.2. Specific of Materials
4.3.
4.4. Blind Drilling
4.5. Sifat – Sifat Fisik dan Tekanan Lumpur Yang digunakan
Untuk Mengatasi Lost Circulation
Characteristic physical and pressure mud to uses to prevent Lost
Circulation

CHAPTER V PEMBAHASAN Discussion

CHAPTER VI RESUME

LITERATURE

LAMPIRAN attachment
LITERATURE

 Adam, N. J., 1986, “Drilling Engineering, A Complete Well Planning


Approach”, Penn Published Co., Tulsa, Oklahoma.
 American Petroleum Institute, 1980, “Specification for Material and
Testing for Well Cements”, Washington DC, API Spec. 10, Fifth Edition.
 Buntoro Aris, M.Sc, Ir, “ “Teknik Pemboran I & II”, Jurusan Teknik
Perminyakan Fakultas Teknik, Universitas Proklamsi 45 Yogyakarta,
Yogyakarta, 2001.
 Burgoyne, A.T., Chenevert, M.E., Milheim, Keith K., Young, F.S.,
“Applied Drilling Engineering”, Society Of Petroleum Engineers Printing,
Richardson, Texas, 1991.
 Chilingarian. G.V., and Vorabutr, P., “Drilling and Drilling Fluids”,
Elsevier Scientific Publishing Company, Amsterdam, Oxford, New York,
1981.
 Carl Gatlin, “Petroleum Engineering Drilling and Well Complation”,
Prentice Hall Inc., Engwood Clieffs, Tulsa Oklahoma, 1975.
 International Petroleum News and Technology, “Oil & Gas Journal”, Week
of Sept. 16th, 2002
 Rabia, H., “Oil Well Drilling Engineering, Principles And Practices”.
University of Newcastle, Newcastle, 1985.
 Rubiandini Rudi R. S., DR. Ir, dan Buntoro Aris, MSc, Ir., “Pengantar
Teknik Perminyakan”, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, 2000.

ABSTRACT

Dalam melakukan operasi pemboran tidak selalu berjalan dengan normal


When the start drilling not easy as are normal way

seperti yang diharapkan, perlu dilakukan pengidentifikasian masalah-masalah atau


likewise, they hope, need observer to identifying the problem
hambatan yang terjadi dalam pemboran tersebut. Ada beberapa faktor atau
The barrier happen in this divulging we mentioned. Also some other element or
parameter yang berpengaruh dan terkait dengan hambatan pemboran. Faktor
Parameters influential and hooked with barrier drilling. Those elements
tersebut meliputi parameter yang dapat diubah dan parameter yang tidak dapat
Comprise Parameters with can change and parementers with not can’t changing
(position)
diubah (formasi). Hal tersebut sangat diperlukan karena keberhasilan suatu
Those thing very important to use when the successful from the drilling, this up to
how the operated to combine from two element to gain the best result.
operasi pemboran tergantung pada cara bagaimana mengkombinasikan antara
kedua faktor tersebut untuk mendapatkan hasil yang tepat.

Pengaruh kombinasi kedua faktor tersebut akan menghasilkan suatu interaksi.


The effect from two combine can have result from interaction.
Interaksi yang paling mempengaruhi berhasil tidaknya suatu operasi pemboran
From the Interaction make effort the success or not success from the drill
operation.
adalah fluida pemboran yang digunakan yaitu lumpur pemboran. Lumpur
Is fluid drills with the use it from mud drills. Mud
pemboran mempunyai peranan penting karena fluida dari lumpur pemboran
tersebut langsung berinteraksi atau kontak dengan formasi yang ditembus. Jika
interaksi yang dihasilkan berupa interaksi positif maka akan menghasilkan lubang
bor yang stabil, sebaliknya jika interaksi yang dihasilkan berupa interaksi negatif
maka akan menimbulkan Hole Instability yang akan mengakibatkan terjadinya
Hole Problem, dalam hal ini dapat terjadi karena kondisi yang terdapat di dalam
lubang bor, sehingga menimbulkan gangguan di lubang bor.
Salah satu Hole Problem yang sering terjadi di dalam lubang bor adalah
Masalah Hilang Lumpur. Hilang lumpur adalah peristiwa hilangnya lumpur
pemboran masuk ke dalam formasi. Hilang lumpur ini merupakan problem lama
di dalam pemboran, yang meskipun telah banyak penelitian, tetapi masih banyak
terjadi di mana-mana, serta pada kedalaman yang berbeda-beda. Hilang lumpur
adakalanya terlalu besar sehingga permukaan lumpur di dalam lubang bor turun
dan tekanan hidrostatik lumpur dapat menjadi lebih kecil daripada tekanan
formasi. Hilang lumpur ini dapat terjadi karena porositas formasi terlalu besar dan
formasi yang ditebus adalah formasi yang bergerowong (Vagula) dan bergua-gua
(Cavernous) mungkin juga karena adanya celah-celah atau retakan di dalam
formasi. Sehingga dapat menimbulkan Lost Circulation pada formasi tersebut.
Akibat dari kehilangan sirkulasi (Lost Circulation) maka akan mengurangi
volume lumpur dan juga akhirnya mengurangi tekanan hidrostaik lumpur itu
sendiri maka cairan formasi akan mendesak lumpur dalam sumur tersebut.
Oleh karena itu, perlu mengatasi masalah hilang lumpur tersebut dengan
cara Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab lost circulation, mengklasifikasikan
zone-zone lost circulation dan pemilihan metode yang tepat untuk mencegah lost
circulation. Metode-metode tersebut meliputi : Temperature Survey, Radioactive
Tracer Survey dan Spinner Survey. Selain itu, ada juga beberapa cara dan teknik
pencegahan terjadinya lost circulation yaitu dengan menurunkan densitas lumpur,
viscositas dan gel strength, menurunkan tekanan pompa, menurunkan rangkaian
pipa bor secara perlahan, menggunakan teknik penyumbatan dengan tiga jenis
material yaitu material fibrous, flakes dan granular, penggunaan bahan-bahan
khusus seperti High Filter Lost Slurry, Bentonite Diesel Oil (BDO) Slurry,
Bentonite Diesel Oil Cement (BDOC) Slurry dan melakukan pemyemenan serta
Blind Drilling. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan dalam mencapai suatu
keberhasilan Dengan demikian pemakain lumpur serta bahan-bahan pemboran
yang sesuai akan mengurangi efek-efek gangguan yang timbul selama pemboran,
dan nantinya diharapkan akan mendapatkan hasil yang optimal.

CHAPTER I
INTRODUCTION

1.1. Latar Belakang

Hilang lumpur adakalanya terlalu besar sehingga permukaan lumpur di


dalam lubang bor turun dan tekanan hidrostatik lumpur dapat menjadi lebih kecil
daripada tekanan formasi. Hilang lumpur ini dapat terjadi karena porositas
formasi terlalu besar dan formasi yang ditebus adalah formasi yang bergerowong
(Vagula) dan bergua-gua (Cavernous) mungkin juga karena adanya celah-celah
atau retakan di dalam formasi. Sehingga dapat menimbulkan Lost Circulation
pada formasi tersebut. Akibat dari kehilangan sirkulasi (Lost Circulation) maka
akan mengurangi volume lumpur dan juga akhirnya mengurangi tekanan
hidrostaik lumpur itu sendiri maka cairan formasi akan mendesak lumpur dalam
sumur tersebut.
Pada mulanya orang hanya menggunakan air untuk mengangkat serpih
pemboran (Cutting). Lalu dengan berkembangnya pemboran, lumpur mulai
digunakan. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap sifat-sifat lumpur, zat-
zat kimia yang akan ditambahkan dan akhirnya digunakan juga udara dan gas
untuk pemboran walaupun lumpur tetap bertahan sampai saat ini.
Selain itu, di dalam operasi pemboran sangat perlu diperhatikan dalam
mencapai suatu keberhasilan yaitu pengaruh karateristik dari jenis-jenis batuan
terhadap perencenaan dalam penggunaan lumpur bor (drilling fluid) dan kondisi
di bawah permukaan. Dengan demikian pemakain lumpur pemboran yang sesuai
akan mengurangi efek-efek gangguan yang timbul selama pemboran, dan nantinya
diharapkan akan mendapat hasil yang optimal.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari penulisan ini adalah Bagaimana Cara untuk
mengatasi dalam Penanggulangan Terhadap Formasi – formasi yang sering
menggalami Hilang Lumpur atau Lost Circulation sehingga dapat
mengoptimalkan Operasi Pemboran selanjutnya.
1.3. Batasan Masalah
Dalam Penanggulangan Terhadap Formasi Yang Hilang Sirkulasi Pada
Pemboran Sumur X Lapangan Y ini hanya dibatasi sampai Penggunaan Material
dan Bahan – bahan dalam mengatasi Formasi yang Hilang Sirkulasi. Hal ini
dimaksudkan supaya menfokuskan perhatian pada Sumur yang formasi tersebut
memerlukan cara penanggulangan yang tepat dan sesuai dengan kondisi formasi
tersebut.

1.4. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Batasan
Masalah, dan Sistematika penulisan.
BAB II : KARATERISTIK BATUAN DAN KONDISI DI
BAWAH PERMUKAAN
Pada Bab ini berisi uraian tentang Keadaan Reservoir pada
umumnya menyangkut Karateristik Batuan dan Kondisi di
Bawah Permukaan.
BAB III : TEORI DASAR
Pada Bab ini menguraikan Teori-Teori mengenai Hilang
Lumpur atau Lost Circulation yang akan digunakan
sebagai Landasan Pembahasan atau Studi Literatur ini.
BAB IV : PENANGGULANGAN TERHADAP FORMASI YANG
HILANG SIRKULASI
Bab ini menguraikan mengenai Cara Penanggulangan
Terhadap Formasi Yang Hilang Sirkulasi dan sebagai
Topik Pembahasan dalam Penulisan ini.
BAB V : PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai Hasil Studi Literatur dan
Analisanya.
BAB VI : KESIMPULAN
Bab ini berisi mengenai Kesimpulan dari Bab – Bab
sebelumnya.
CHAPTER V
RESUME

1. Interaksi antara lumpur pemboran sebagai parameter pemboran yang dapat


berubah dengan formasi yang ditembus sebagai parameter yang tidak
berubah merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya Hole Problem.
2. Masalah yang sering terjadi pada Formasi yang Hilang Sirkulasi atau Lost
Circulation Formation merupakan formasi yang bergerowong (Vagula) dan
bergua-gua (Cavernous), selain itu ada kemungkinan terdapatnya celah-
celah atau retakan di dalam formasi.
3. Problem Hilang Lumpur selama sirkulasi disebabkan oleh faktor mekanis
(tekanan hidrostatik lumpur yang besar) dan faktor formasi. Salah satu
identifikasinya yaitu terjadi penurunan level lumpur pada mud pit atau
lumpur yang disirkulasikan tidak kembali. Untuk menanggulanginya
adalah dengan mengurangi berat lupur, menurunkan viscositas,
mengurangi tekanan pompa, melakukan penyumbatan dengan
menggunakan LCM (Lost Circulation Material) atau squeeze cementing
(cement plug).

Вам также может понравиться