Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
rumor yang mengatakan bahwa menuju kemasa ini wanita akan mengalami
premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki
masa penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium
yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas (Siswono, 2008).
progesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki
fungsi indung telur yang terus menurun. Penurunan kadar estrogen tersebut sering
merupakan proses alami yang dialami setiap perempuan, tetapi masa menopause
memasuki masa tua, masa non produktif, masa tidak berguna lagi bagi
1
2
masyarakat, hal ini lama kelamaan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat
(Suryani dkk, 2010). Perempuan ada juga yang ketakutan menghadapi masa
menopause karena mereka berpendapat bahwa hal ini adalah suatu kelainan yang
akan membuat mereka menjadi tidak menarik lagi, kesepian, tidak berdaya dan
akan melewati masa usia madya. Garis batas antara usia madya dan usia lanjut
adalah 60 tahun. Usia madya dibagi menjadi dua yakni usia madya dini yang
membentang antara usia 40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang
Fase pre menopause adalah fase yang dimulai usia 40 tahun dan dimulai
masuk pada fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang
2003).
stres karena pada periode ini dianggap masa transisi atau peralaihan dimana
(Hurlock 2008)
Stres merupakan hal yang rumit, kompleks, dan melekat pada kehidupan.
Orang yang sedang mengalami stres psikologis menderita tekanan dan ketegangan
3
yang membuat pola pikir, emosi dan perilakunya kacau. Sebagian orang
merasakan sumber yang terjadi dari stres adalah dampak dari perubahan sosial
mengatakan pada tahun 1990, sekitar 467 juta wanita berusia 50 tahun keatas
menghabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause, dan 40% dari wanita
usia 50 tahun ke atas diperkirakan akan meningkat dari 500 juta pada saat ini
menjadi lebih dari 1 milyar pada tahun 2030. Di Asia, masih menurut data WHO,
pada tahun 2025 jumlah wanita yang menopause akan melonjak dari 107 juta jiwa
akan menjadi 373 juta jiwa. Prakiraan kasar menunjukkan akan terdapat sekitar 30
– 40 juta wanita dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 – 250
juta jiwa pada tahun 2010. Dalam kurun waktu tersebut (usia lebih dari 60 tahun)
hampir 100% telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak
tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola
makannya. Pola makan wanita Eropa dan Amerika dapat lebih meningkatkan
kadar Estrogen di dalam tubuh dibandingkan dengan wanita Asia, ehingga ketika
4
80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di
Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak
dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit tidur, 37%
merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah tersinggung, 26%
mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebihan 21% dari
Data dari BPS pada tahun 2009 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia telah
penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan
jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan
jumlah penduduk Indonesia ada 273,65 juta jiwa dan angka harapan hidup pada
Propinsi Jawa timur yang berusia lebih dari 45 tahun mencapai 3.370.776 jiwa
wanita usia 40-45 tahun, 6 wanita mengalami stress sedang (60 %) dan 4 wanita
5
mengalami stress ringan (400%). Hal ini menunjukan bahwa masih tingginya
bawah 6 ada 3 siswa (40%) dan diatas 6 ada 6 siswa (60%). Hal ini menunjukan
diperoleh data bahwa 75% wanita yang mengalami menopause akan merasakan
menopause sebagai masalah atau gangguan, sedangkan sekitar 25% tidak merasa
menopause itu sebagai suatu masalah. Beberapa hal yang mempengaruhi persepsi
faktor kultural, sosial ekonomi, gaya hidup, peran keluarga, dan lain-lain.
stres terutama stres pada pre menopause. Wanita yang memiliki pengetahuan baik
lebih siap menghadapi menopause sehingga stres yang dialami tidak terlalu berat
(Hanafiah, 2002).
internet, majalah, teman, keluarga, koran dan televisi. Dengan tidak adanya sarana
positif jika selalu mencari lebih banyak informasi yang sudah banyak diberikan
6
(Hurlock, 2008).
keluarga, Keluarga dapat menjadi sumber stres dalam keluarga dapat disebabkan
karena adanya konflik dalam keluarga. Keluarga juga dapat menjadi sumber stress
maupun psikis. Keluarga harus lebih memahami emosi wanita menopause yang
secara tiba-tiba berubah, seperti mudah marah, tersinggung, takut, gugup, atau
2003).
Dampak dari UHH (Usia Harapan Hidup) yang tinggi menyebabkan para
wanita harus hidup dengan berbagai keluhan memasuki umur tua seperti pada
umur premenopause dimana terdapat banyak keluhan yang akan dihadapi seperti
stres dan depresi. Wanita dalam menghadapi menopause berbeda-beda karena hal
ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain tingkat pengetahuan dan peran
2003). Tidak ada seorang wanita ingin mengalami salah satu dari sekian banyak
7
keluhan pada masa premenopause, demikian juga pihak keluarga. Jika beberapa
itu, kalau saja para wanita yang memiliki umur senja mengetahui dengan benar
(Suheimi, 2006).
menopause antara lain bekerjasama dengan tim dari berbagai disiplin ilmu
yang lain.
8
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah pada penelitian yaitu:
2) “Apakah ada hubungan peran keluarga dengan stres pre menopause di Dusun
Lamongan.
pengetahuan khususnya dalam hal pengetahuan dan peran keluarga terhadap stres
selanjutnya.