Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Premenopause menjadi hal yang ditakutkan oleh wanita, karena banyak

rumor yang mengatakan bahwa menuju kemasa ini wanita akan mengalami

berbagai macam gejala yang tidak menyenangkan. Secara medis istilah

premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki

masa penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium

yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas (Siswono, 2008).

Perubahan premenopause yang terjadi sebelum berlangsungnya masa

menopause yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai menurun sampai timbulnya

keluhan atau tanda-tanda menopause. Pada masa premenopause hormon

progesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki

masa premenopause dan post menopause. Keadaan ini berhubungan dengan

fungsi indung telur yang terus menurun. Penurunan kadar estrogen tersebut sering

menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktifitas kehidupan para wanita

bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga (Siswono, 2008).

Dalam siklus kehidupan perempuan akan mengalami menopause yang

merupakan proses alami yang dialami setiap perempuan, tetapi masa menopause

merupakan yang paling banyak dibicarakan, dipermasalahkan dan

membingungkan bagi sebagian perempuan. Mengalami menopause berarti

memasuki masa tua, masa non produktif, masa tidak berguna lagi bagi

1
2

masyarakat, hal ini lama kelamaan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat

(Suryani dkk, 2010). Perempuan ada juga yang ketakutan menghadapi masa

menopause karena mereka berpendapat bahwa hal ini adalah suatu kelainan yang

akan membuat mereka menjadi tidak menarik lagi, kesepian, tidak berdaya dan

tidak berguna (Hutapea, 2005).

Menurut Hurlock (2008) sebelum memasuki usia lanjut, seorang wanita

akan melewati masa usia madya. Garis batas antara usia madya dan usia lanjut

adalah 60 tahun. Usia madya dibagi menjadi dua yakni usia madya dini yang

membentang antara usia 40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang

membentang antara usia 50 hingga 60 tahun. Seorang wanita dalam menghadapi

usia madya akan melewati masa premenopause.

Fase pre menopause adalah fase yang dimulai usia 40 tahun dan dimulai

masuk pada fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak

teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang

lumayan banyak,dan kadang-kadang disertai nyeri haid (disminorhea) (Sarwono,

2003).

Dan Respon setiap wanita dalam menghadapi masa premenopause

berbeda-beda, disini ketegangan sering muncul yang akhirnya akan menimbulkan

stres karena pada periode ini dianggap masa transisi atau peralaihan dimana

vatalitas manusia makin mengurang dan dimulainya peristiwa menopause.

(Hurlock 2008)

Stres merupakan hal yang rumit, kompleks, dan melekat pada kehidupan.

Orang yang sedang mengalami stres psikologis menderita tekanan dan ketegangan
3

yang membuat pola pikir, emosi dan perilakunya kacau. Sebagian orang

merasakan sumber yang terjadi dari stres adalah dampak dari perubahan sosial

maupun tatanan hidup.

Menurut World Health Organization (WHO,1996), setiap tahunnya sekitar

25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. WHO juga

mengatakan pada tahun 1990, sekitar 467 juta wanita berusia 50 tahun keatas

menghabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause, dan 40% dari wanita

pasca menopause tersebut tinggal di negara berkembang dengan usia rata-rata

mengalami menopause pada usia 51 tahun. WHO memperkirakan jumlah wanita

usia 50 tahun ke atas diperkirakan akan meningkat dari 500 juta pada saat ini

menjadi lebih dari 1 milyar pada tahun 2030. Di Asia, masih menurut data WHO,

pada tahun 2025 jumlah wanita yang menopause akan melonjak dari 107 juta jiwa

akan menjadi 373 juta jiwa. Prakiraan kasar menunjukkan akan terdapat sekitar 30

– 40 juta wanita dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 – 250

juta jiwa pada tahun 2010. Dalam kurun waktu tersebut (usia lebih dari 60 tahun)

hampir 100% telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak

yang menyertainya. Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir

diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57 % di

Malaysia, 18 % di Cina dan 10 % di Jepang da Indonesia dari beberapa data

tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola

makannya. Pola makan wanita Eropa dan Amerika dapat lebih meningkatkan

kadar Estrogen di dalam tubuh dibandingkan dengan wanita Asia, ehingga ketika
4

masa menopause tiba jumlah Estrogen drastis menurun menyebabkan tingginya

sindome menopause (Liza, 2011).

Purwatyastuti (2008) mengemukakan bahwa sindroma premenopause dan

menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar70-

80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di

Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak

dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit tidur, 37%

merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah tersinggung, 26%

mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebihan 21% dari

seluruh jumlah wanita premenopause.

Data dari BPS pada tahun 2009 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia telah

memasuki masa menopause per tahunnya. Depkes RI (2005), memperkirakan

penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan

jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan

usia rata-rata menopause 49 tahun. Bappenas memperkirakan pada tahun 2025

jumlah penduduk Indonesia ada 273,65 juta jiwa dan angka harapan hidup pada

tahun 2025 adalah 73,7 tahun.

Pada tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk jumlah wanita di

Propinsi Jawa timur yang berusia lebih dari 45 tahun mencapai 3.370.776 jiwa

atau 6% dari jumlah populasi (BPS, 2009).

Dari survei awal, melalui hasil pengisian kuesioner diperoleh dari 10

wanita usia 40-45 tahun, 6 wanita mengalami stress sedang (60 %) dan 4 wanita
5

mengalami stress ringan (400%). Hal ini menunjukan bahwa masih tingginya

wanita premenepuse (usia 40-50) yang mengalami strees.

Dari survei awal, diperoleh hasil UTS di SDN 1 KabalanKecamatan Kanor

Kabupaten Bojonegoro Tahun Ajaran 2011/2012, dari 10 siswa nilai rata-rata di

bawah 6 ada 3 siswa (40%) dan diatas 6 ada 6 siswa (60%). Hal ini menunjukan

bahwa prestasi belajar anak masih ada yang kurang.

Hanafiah (2002), menyebutkan dari berbagai penelitian dan kajian,

diperoleh data bahwa 75% wanita yang mengalami menopause akan merasakan

menopause sebagai masalah atau gangguan, sedangkan sekitar 25% tidak merasa

menopause itu sebagai suatu masalah. Beberapa hal yang mempengaruhi persepsi

seorang wanita terhadap menopause, antara lain pengetahuan, pekerjaan, usia,

faktor kultural, sosial ekonomi, gaya hidup, peran keluarga, dan lain-lain.

Pengetahuan merupakan dasar yang penting untuk menghadapi masalah

stres terutama stres pada pre menopause. Wanita yang memiliki pengetahuan baik

lebih siap menghadapi menopause sehingga stres yang dialami tidak terlalu berat

(Hanafiah, 2002).

Pengetahuan merupakan suatu yang penting untuk setiap manusia.

Pengetahuan dapat dperoleh dari berbagai informasi melalui media massa,

internet, majalah, teman, keluarga, koran dan televisi. Dengan tidak adanya sarana

untuk mengetahui berbagai macam informasi dan tidak mempunyai kemauan

untuk mencari informasi, maka seseorang tidak dapat memiliki banyak

pengetahuan. Pandangan seseorangmengenai menopause akan berubah menjadi

positif jika selalu mencari lebih banyak informasi yang sudah banyak diberikan
6

masyarakat, sebaliknya pandangan seorang wanita yang menjelang menopause

tidak banyak mencari informasi tentang menopause maka maka dapat

dimungkinkan pandangan seseorang ketika menjelang menopause akan negatif

(Hurlock, 2008).

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap stres premenopause yaitu

keluarga, Keluarga dapat menjadi sumber stres dalam keluarga dapat disebabkan

karena adanya konflik dalam keluarga. Keluarga juga dapat menjadi sumber stress

karena peristiwa yang berkaitan dengan anggota keluarga (Hardjana, 2003).

Wanita menopause membutuhkan perhatian lebih, baik secara fisik

maupun psikis. Keluarga harus lebih memahami emosi wanita menopause yang

secara tiba-tiba berubah, seperti mudah marah, tersinggung, takut, gugup, atau

depresi. Dukungan keluarga sangatlah berarti dalam menghadapi menopause ini.

Wanita menopause membutuhkan dukungan menghadapi perubahan yang sangat

signifikan pada tubuh bahkan mungkin berpengaruh pada hidupnya (Hardjana,

2003).

Dampak dari UHH (Usia Harapan Hidup) yang tinggi menyebabkan para

wanita harus hidup dengan berbagai keluhan memasuki umur tua seperti pada

umur premenopause dimana terdapat banyak keluhan yang akan dihadapi seperti

stres dan depresi. Wanita dalam menghadapi menopause berbeda-beda karena hal

ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain tingkat pengetahuan dan peran

keluarga. Kebanyakan wanita di Indonesia tidak mengetahui tentang menopause,

terutama yang berada di pedesaan (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

2003). Tidak ada seorang wanita ingin mengalami salah satu dari sekian banyak
7

keluhan pada masa premenopause, demikian juga pihak keluarga. Jika beberapa

keluhan tersebut muncul bersamaan, bisa dibayangkan betapa menurunnya

kualitas hidup wanita tersebut. Sebenarnya masa premenopause tidaklah seseram

itu, kalau saja para wanita yang memiliki umur senja mengetahui dengan benar

proses menopause, sehingga bisa lebih siap menghadapi segala kemungkinan

(Suheimi, 2006).

Keterlibatan pemerintah dan juga masyarakat dalam mengatasi masalah

menopause antara lain bekerjasama dengan tim dari berbagai disiplin ilmu

misalnya psikologi dan spesialis obstetri ginekologi melalui kegiatan posyandu

lansia sebagai tempat efektif untuk memberikan informasi tentang premenopause,

menopause, dan pasca menopause (Pakasi, 2002). Peran bidan di komunitas

diharapkan dapat memberikan konseling di wilayah kerjanya sebagai tempat yang

efektif untuk memberikan informasi tentang premenopause, menopause, dan

pasca menopause (Prawirohardjo, 2005).

Dari fenomena tersebut diatas maka peneliti memandang perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Peran Keluarga

Terhadap Stres Pada Premenopause Di Dusun Getung Desa Tawangrejo

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan” tanpa mengesampingkan faktor-faktor

yang lain.
8

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah pada penelitian yaitu:

1) “Apakah ada hubungan pengethuan dengan stres pre menopause di Dusun

Getung Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?”.

2) “Apakah ada hubungan peran keluarga dengan stres pre menopause di Dusun

Getung Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan dan peran keluarga dengan stres pre

menopause di Dusun Getung Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten

Lamongan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasipola pengetahuan wanita pre menopause di Dusun Getung

Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

2) Mengidentifikasi peran keluarga di Dusun Getung Desa Tawangrejo

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

3) Mengidentifikasi stres pre menopause di Dusun Getung Desa Tawangrejo

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

4) Menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan stres pre menopause di

Dusun Getung Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

5) Menganalisa hubungan antara peran keluarga dengan stres pre menopause di

Dusun Getung Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.


9

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan khususnya dalam hal pengetahuan dan peran keluarga terhadap stres

pada premenopause sebagai referensi dalam pengembangan pengetahuan

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktisi

1) Bagi Ibu Premenopause

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan

pengetahuan dan peran keluarga tentang premenopause sehingga ibu tidak

mengalami stres dalam menghadapi premenopause.

2) Bagi Profesi Keperawatan

Merupakan sumbangan pengetahuan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan komunitas pada masyarakat klususnya pada wanita yang menjelang

premenopause dalam menghadapi perubahan premenopause

Вам также может понравиться