Вы находитесь на странице: 1из 35

MAKALAH UNIT- UNIT KLASIGIKASI TUMBUHAN

Oleh :
Maria Angelina Gua
Falentina Misa
Florida Teang
Bertolomeus Adha Lelawayang

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
ENDE
2019

Kata pengantar

[Type text] Page 1


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
berkatnya yang telah dilimpahkan kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”unit – unit klasifikasi tumbuhan”
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan
kepada kelompok kami berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas kelompok.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Ende,27 Maret 2019

Penulis

[Type text] Page 2


Daftar isi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................4
1.4 Manfaat............................................................................................................................5
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi makhluk hidup....................................................................................................6
2.2 unuit –unit klasifikasi...........................................................................................................10.
2.3 sistem klasifikasi makhluk hidup..........................................................................................10
2.4 klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pembagian kingdom..............................................15
BAB 111 PENUTUP
3.1 kesimpulan.............................................................................................................................34
3.2 saran........................................................................................................................................34

[Type text] Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam setiap keanekaragaman tumbuhan, para ahli botani selalu menghadapi


persoalan dalam menentukan tingkat takson golongan tumbuhan yang dihadapi. Tingkat
takson sangat penting karena tampa adanya tingkatan takson, maka manfaat sistem
klasifikasi tidak dapat diperoleh. Menurut kesepakatan internasional, istilah-istilah untuk
menyebut masing-masing takson bagi tumbuhan itu tempatnya tidak boleh diubah sehingga
masing-masing istilah itu menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki atau
menunjukkan kategorinya dalam sistem klasifikasi. Dalam taksonomi tumbuhan istilah
yang digunakan untuk menyebutkan suatu takson sekaligus mencerminkan pula di mana
posisi dan seberapa tinggi tingkatnya dalam hierarki klasifikasi.

1.2 Rumusan Masalah


1.apa itu klsafikasi tumbuhan?
2.jelaskan konsep klasifikasi?
3.jelaskan unit- unit klasifikasi?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup

[Type text] Page 4


b) Untuk mengetahui tujuan dari klasifikasi makhluk hidup
c) Untuk mengetahui bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai sistem
klasifikasi makhluk hidup
b) Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan ilmiah

[Type text] Page 5


BAB II
PEEMBAHASAN

II. 1 Klasifikasi Makhluk Hidup


II. 1. 1 Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki.
Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang
menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan takson-
takson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman. Dikatakan pula
bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu
(takson) yang didasarkan pada perbedaan dan persamaan. Sedangkan (Tjitrosoepomo,
1993)mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-kesamaan
itulah yang dijadikan dasar klasifikasi. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi
untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian
setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok
tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali
diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von
Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng
dengan Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem
klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis
dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk
pendidikan resmi.
II.1.2 Tujuan Klasifikasi
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki

[Type text] Page 6


2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup
dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama
II. 1.3 Manfaat Klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
II.1. 4 Proses Klasifikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap
yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, yaitu:
1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi
ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan
dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri
serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk memudahkan
kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
II.1. 5 Tingkatan Klasifikasi/ Takson
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar
kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok
kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya
terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup.
Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah distandarisasi di
seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International
Committee on Zoological Nomenclature.
Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat-tingkat takson maka faedah
dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Takson dinyatakan sebagai unit taksonomi tingkat
yang manapun. Bila setiap bagian yang lebih kecil pada takson itu disebut dengan istilah yang

[Type text] Page 7


sama dan diberi awalan anak (sub), kita dapat memilah 25 takson termasuk yang terkecil yaitu
individu. Berikut ini urutan 25 takson tersebut dari yang paling besar ke yang kecil:

Dunia = regnum/kingdom
Anak dunia = sub regnum/kingdom
Divisi = division/filum
Anak divisi = sub division/filum
Kelas = classis
Anak kelas = sub classis
Bangsa = ordo
Anak bangsa = sub ordo
Suku = familia
Anak suku = sub familia
Rumpun = tribus
Anak rumpun = sub tribus
Marga = genus
Anak marga = sub genus
Seksi = sectio
Anak seksi = sub sectio
Seri = series
Anak seri = sub series
Jenis = spesies
Anak jenis = sub spesies
Varitas = varietas
Anak varitas = sub varietas
Bentuk = forma
Anak bentuk = sub forma
Individu = individu

[Type text] Page 8


Disebabkan karena tingkatan takson yang terlalu banyak, maka untuk mempermudah hal
tersebut didalam kehidupan sehari-hari kita hanya menggunakan 7 tingkatan takson utama.
Adapun tingkatan takson utama yang sering kita kenal sehari-hari yaitu :
1. Kingdom, merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi
sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan
oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista,
Fungi, Plantae, dan Animalia
2. Filum/divisio (keluarga besar). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division
digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang
memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas
sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3. Kelas (classis). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio
4. Ordo (bangsa). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo
umumnya diberi akhiran ales.
5. Famili. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family tumbuhan biasanya
diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.
6. Genus (marga). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus terdiri
atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu
ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
7. Species (jenis). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan perkawinan
antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur)

[Type text] Page 9


II.2 Unit-unit klasifikasi
Dalam setiap keanekaragaman tumbuhan, para ahli botani selalu menghadapi persoalan
dalam menentukan tingkat takson golongan tumbuhan yang dihadapi. Tingkat takson sangat
penting karena tampa adanya tingkatan takson, maka manfaat sistem klasifikasi tidak dapat
diperoleh. Menurut kesepakatan internasional, istilah-istilah untuk menyebut masing-masing
takson bagi tumbuhan itu tempatnya tidak boleh diubah sehingga masing-masing istilah itu
menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki atau menunjukkan kategorinya dalam
sistem klasifikasi. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu
takson sekaligus mencerminkan pula di mana posisi dan seberapa tinggi tingkatnya dalam
hierarki klasifikasi.
Dalam taksonomi tumbuhan spesies sebagai unit merupakan suatu yang benar-benar ada di
alam, dan telah banyak ahli-ahli ilmu tumbuhan yang telah berusaha untuk menjelaskan apakah
yang dimaksud dengan spesies dan bagaimana batasan-batasannya. Ternyata hal itu bukan
pekerjaan yang mudah. Hingga sekarang tidak ada seorang ahli pun yang mampu memberikan
batasan mengenai konsep jenis itu yang dapat memuaskan semua pihak.

II.3 Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup


. 1 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Cara Pemilihan Sifat
Sistem klasifkasi dibedakan menjadi 6 sistem berdasarkan cara pemilihan sifat dalam
penyusunan klasifikasi, adapun pembagian tersebut antara lain :
a Klasifikasi Sistem Manfaat/ Periode tertua
Dalam periode ini secara formal belum dikenal adanya system klasifikasi yang diakui
(sejak ada kegiatan dalam taksonomi sampai kira-kira abad ke-4 sebelum masehi). Sejak awal
kehidupan manusia bergantung pada bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan, manusia sejak
dahulu telah melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam lingkup taksonomi, seperti
mengenali dan memilah-milah tumbuhan mana yang berguna baginya dan yang mana yang tidak,
termasuk pemberian nama, sehingga apa yang ditemukan dapat dikomunikasikan kapada pihak
lain.
Dalam zaman prasejarah orang telah mengenal tumbuh-tumbuhan penghasil bahan
pangan yang penting seperti yang kita kenal sampai saat ini. Jenis-jenis tumbuhan ini
diperkirakan telah diperkenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun yang telah lalu, telah dibudidayakan

[Type text] Page 10


oleh bangsa Mesir, China, Asiria dan Tigris Di Timur Tengah serta bangsa-bangsa Indian di
Amerika Utara dan Selatan, sejak beberapa ribu tahun yang lalu telah dikenal berbagai jenis
tumbuhan yang merupakan penghasil bahan pangan, sandang, dan bahan obat yang berarti bahwa
sebenarnya merekapun telah menerapkan suatu sistem klasifikasi, dalam hal ini suatu system
klasifikasi yang didasarkan atas manfaat tumbuhan, sehingga tidak dapat dianggap sebagai
system buatan yang tertua.
Jelaslah bahwa sejak berpuluh – puluh abad yang lalu orang telah terjun dalam kegiatan –
kegiatan taksonomi tumbuhan, walaupun pengetahuan yang telah mereka kumpulkan belum
begitu berarti, juga belum ditata, belum menunjukan hubungan sebab dan akibat, sehingga belum
dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan (science) menurut ukuran sekarang.
Sekalipun tidak ada bukti-bukti konkrit yang berwujud peninggalan-peninggalan yang
berupa dokumen-dokumen atau bentuk karya tulis lainnya, tidak perlu diragukan lagi bahwa
sesuai dengan pernyataan Bloembergen, permulaan taksonomi tumbuhan harus digali dari
kedalaman sejarah peradaban manusia di bumi ini.
Sekalipun tidak ada bukti-bukti konkrit yang berwujud peninggalan-peninggalan yang
berupa dokumen-dokumen atau bentuk karya tulis lainnya, tidak perlu diragukan lagi bahwa
sesuai dengan pernyataan Bloembergen, permulaan taksonomi tumbuhan harus digali dari
kedalaman sejarah peradaban manusia di bumi ini.
b Periode system Habitus/ Bentuk
Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuan baru di anggap pada abad ke-4 sebelum
Masehi oleh orang-orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastes (370-285 SM) murid
seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles. Aristoteles sendiri adalah murid filsuf Yunani yang
semashur yaitu plato. Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa Yunani dengan Theophrastes
sebagai pelopornya juga diikuti oleh kaum herbalis serta ahli-ahli botani dan nama itu terus
dipakai sampai selama lebih 10 abad.
Pengklasifikasian tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus) yang
golongan-golongan utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat,
dan terna. System klasifikasi ini bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi
sampai melewati abad pertengahan, dan selama periode-periode ini ahli-ahli botani, herbalis, dan
filsuf telah menciptakan sistem-sistem klasifikasi yang pada umumnya masih bersifat kasar,

[Type text] Page 11


namun sering dinyatakan telah mencerminkan adanya hubungan kekerabatan antara golongan
yang terbentuk.
Theophrastes sendiri yang dianggap sebagai bapaknya ilmu tumbuhan, dalam karyanya
yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkandan memberikan deskripsinya untuk
sekitar 480 jenis tumbuhan. Dalam karya ini system klasifikasi yang diterapkan oleh Theoprastes
telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya ( Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu
system klasifikasi tumbuhan berdasarkan bentuk dan tekstur. Selain golongan-golongan pohon,
perdu, semak seperti yang disebut di atas, ia juga mengadakan pengelompokan menurut umur
dan membedakan tumbuhan berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial),
serta tumbuhan berumur panjang (perennial).
Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang berbatas (centrifugal) dan
yang tidak berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan bunga dengan daun mahkota
yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan (gamopetal atau simpetal) bahkan ia
telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun yang tenggelam dan yang menumpang.
Adapun yang telah dilakukan oleh theoprastes hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan
masih dianggap nyata-nyata merupakan suatu sistem artifisial. .
c Periode Sistem Buatan/ Artificial
Periode ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang ditandai dengan sifat sistem yang
murni artifisial, yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu dalam identifikas tumbuhan.
Sistem ini tidak menggunakan bentuk dan tekstur tumbuhan sebagai dasar utama
pengklasifikasian. Tetapi pengambilan kesimpulan mengenai kekerabatan antara tumbuhan.
Dalam periode ini tokoh yang paling menonjol adalah Karl Linne (Carolus Linneaus)
Dibawah bimbingan Dr. Rudbeck ia menerbitkan karyanya yang pertama kali mengenai
seksualitas tumbuhan. Setelah menjadi dosen ia menerbitkan karyanya yang berjudul Hortus
Uplandikus yang memuat nama-nama semua tumbuhan yang terdapat dikebunraya di Upsala,
yang susunannya mengikuti sistem de Tournefort. karena jumlah tumbuhan dikebun raya tadi
makin besr jumlahnya maka linneaus menerbitkaan Hortus Uplandikus edisi baru yang disusun
menurut ciptaannya sendiri yang dikenal sebagai Sistema Sexsuale atau sistem seksual. Doktor
Gronovius seorang dokter dan naturalis, begitu oleh Linneaus, dan Lawson menawarkan kepada
Linneaus untuk membiayai penerbitan naskahnya yaitu Sistema Naturae yang memuat dasar-
dasar pengklasifikasian tumbuhan hewan dan mineral. Selama tahun 1737 sewaktu dinegeri

[Type text] Page 12


Belanda karya Linneaus yang diterbitkan berjudul Genera Plantarum dan Flora Lavonica sambil
menunggu pencetakan naskah-naskah itu Linneaus diberi kesempatan oleh Clifford untuk
berkunjung ke Inggris, dan sekembalinya dari Inggris selama sembilan bulan ia menyiapkan
naskah Hortus Cliffortianus yang berisi jenis-jenis tumbuhan yang dipelihara dalam kebunnya
Clifford selama tiga tahun di Belanda dari tahun 1737 sampai 1739 merupakan masa yang paling
produktif bagi Linneaus. Kurang lebih ada 14 judul tulisannya terbit waktu itu, yang sebagian
besar telah dipersiapkan ketika ia masih di Swedia.
Setelah kembali lagi ke Swedia tidak lagi terbit karyanya yang berarti dari linneaus selain
spesies plantarum yang terbit 1 mei 1753. Pada tahun 1775 ia mengundurkan diri sebagai guru
besar dan tiga tahun kemudian meninggal dunia setelah menderita sakit selama kurang lebih 2
tahun (10 januari 1778).
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan sebagai
sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan sebenarnya tidak begitu
tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada masalah jenis kelamin, tetapi pada
kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah benangsari. Nama-nama golongan tumbuhan
yang diciptakan oleh linnaeus seperti monandria (berbenang sari tunggal), diandria
(berbenangsari dua), triandria berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem
klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu, dan
memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan sistem ini
sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia juga dianggap
sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya Species plantarum
yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal tolak berlakunya tatanama
tumbuhan yang diakui.
Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama ganda.
Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang dalam tahun
1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem tatanama ganda pada
tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus bagi perkembangan taksonomi
umumnya dan taksonomi tumbuhan khususnya bagi dunia ilmu hayat linnaeus mendapatkan
gelar sebagai “Bapak Taksonomi” baik hewan maupun tumbuhan dan juga mendapat pengakuan

[Type text] Page 13


dari negara yang diberikan oleh raja swedia yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan,
sehingga nama karl linne diubah menjadi karl von linne.
d. Periode Sistem Alamiah
Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang revolusioner dalam
pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut “sistem alam” yaitu
golongan yang terbentuk merupakan unit-unit ynag wajar (natural) bila terdiri dari anggota-
anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin pengertian manusia mengenai yang disebut
yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam
klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem
buatan. Untuk sitem klasifikasi yang digunakan dalam periode ini, digunakan nama “sistem
alam” (natural system) dengan maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya
penataan yang tepat yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya.
e. Periode Sistem Filogenetik
Teori evolusi, teori desendensd atau teori keturunan seperti yang diciptakan oleh darwin
merupakan suatru teori hingga sekarang oleh sebagian orang terutama tokoh agama masih
dianggap kontroversial dan tetap ditentang kendati ajaran itu tetap diterima dan cepat tersebar
luas dikalangan kaum ilmuan yang begitu fanatik terhadap teori ini sampai ada yang
menyatakan, bahwa “ evolusi bukannya teori lagi, tetapi adalah suatu aksioma yang tidak perlu
diragukan kebenarannya, dan oleh karenanya tidak perlu diperdebatkan lagi “.
Sistem klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk mengadakan penggolongan
tumbuhan yang sekaligus mencerminkan urutan – urutan golongan itu dalam sejarah
perkembangan filogenetiknya dan demikian juga menunjukan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan yang satu dengan yang lain. Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang digunakan adalah
“filogeni” dan dari sini lahirlah nama “sistem filogenetik” kenyataanya, bahwa kemudian muncul
sistem klasifikasi yang berbeda, membuktikan bahwa persepsi dan interpretasi para ahli biologi
mengenai yang disebut filogeni itu masih berbeda – beda.
. f. Sistem Klasifikasi Kontemporer
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dalam abad ke-20 ini pasti akan
berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan. Kecenderungan untuk
mengkuantitatifkan data penelitian dan penerapan matematika dalam pengolahan data yang
diperoleh telah menyusup pula ke dalam ilmu-ilmu sosial yang semula tak pernah atau belum

[Type text] Page 14


memanfaatkan matematika serta belum mempertimbangkan pula kemungkinan-kemungkinan
yang dapat di capai dengan penerapan pendekatan kuantitatif matematik.
Perkembangan teknologi, khususnya di bidang elektronika yang dalam abad nuklir maju
dengan pesat ini, telah pula menjamah bidang taksonomi tumbuhan, yang sejak beberapa
dasawarsa belakangan ini juga sudah di jalari “penyakit” penerapan metode penelitian kuantitatif
yang pengelohan datanya memanfaatkan jasa-jasa komputer pula. Komputer telah digunakan
secara luas dalam pengembangan metode kuantitatif dalam klasifikasi tumbuhan, yang
melahirkan bidang baru dalam taksonomi tumbuhan yang dikenal sebagai taksonomi
numerik,taksometri atau taksonometri.
Pengolahan data secara elektronik (EDP—Elektronic Data Processing), juga sudah
diterapkan untuk berbagai prosedur dalam penelitian taksonomi antara lain dalam penyimpanan
dan pengambilan laporan-laporan atau informasi.
II.4 Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Pembagian Kingdom

Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan
tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut terdapat jenis
makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Hal ini yang
kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan makhluk hidup kedalam 3 kelompok
yaitu: protista, plantae dan animalia.
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Monera, protista, Plantae, dan Animalia. Pada
tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu
Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan
sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi kingdom
Eubacteria dan Archaebacteria, sehingga melahirkan sistem baru yang dikenal sistem klasifikasi
6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian kingdom secara garis besar
dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :
1. Sistem dua kingdom : Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan
2. Sistem tiga kingdom : Protista, plantae, dan animalia
3. Sistem empat kingdom : Monera, protista, plantae, dan animalia
4. Sistem lima kingdom : Monera, protista, fungi, plantae, animalia

[Type text] Page 15


5. Sistem enam kingdom : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia
Adapun pemabahasan jenis kingdom tersebut secara lengkap dapat diterangkan sebagai
berikut:

. a Kindom Plantea
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam
lima divisio yaitu :
1. Tumbuhan belah (Schizophyta), meliputi kurang lebih 35.000 jenis tumbuhan
Divisi Tumbuhan belah merupakan tumbuhan yang paling primtif hal ini karena tumbuhan
tersebut membelah diri dengan membelah diri,tubuh hanya dengan sebuah sel, protoplas belum
terdiferensiasi dengan jelas sehingga inti belum nampak jelas/nyata, demikian pula dengan
plastidanya. Secara garis besar Schyzophyta dibedakan menjadi 2 kelas yaitu: bakteri
(Bacteria/schyzomycetes)dan Ganggang biru,ganggang belah, atau ganggang lender
(Cyanophyceae,Schizophyceace atau Myxophyceae) (Gembong,1981:3)
Secara spesifikasi tumbuhan belah dibagi menjadi 7 ordo yaitu:
Pseudomonales,
Chlamydobacteriales,
Eubacteriales,
Actinomycetes,
Beggiatoales,
Myxobacteriales dan Spirochaetales.
2. Tumbuhan lumut (Bryophyta), meliputi kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar
tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang
menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk
menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau.
Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga
lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan
mengalami pergiliran keturunan.

[Type text] Page 16


Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan
generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet). Tumbuhan lumut dapat
dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila
spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan
berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema
tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit. Lumut dewasa membentuk arkegonium dan
anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium
menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi
tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium.
Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk. Sporagonium menghasilkan
spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Demikianlah siklus
tersebut terulang kembali seperti di atas. Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut
debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat
dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur
mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh
di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah
Marchantia, Riccia, dan Pellia. Adapun klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae

[Type text] Page 17


Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp

c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)


Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau,
atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
3. Tumbuhan talus (Thallophyta), meliputi kurang lebih 60.000 jenis tumbuhan
Thalus dipakai untuk menyatakan jaringan yang tidak berdiferensiasi (masih belum bisa
dibedakan bagian-bagiannya) yang membentuk tubuh sekelompok vegetasi tingkat rendah.
Istilah Thallophyta ("tumbuhan talus") dipakai untuk menggolongkan alga ("ganggang") dan
lumut kerak. Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan.
Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk
benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan
penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – layang didalam air, tetapi juga dapat hidup
melekat didasar perairan disebut neustonik. Berdasarkan sifatnya ganggang digolongkan
menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:
a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun
air akibat pasang susrut.

[Type text] Page 18


c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya
yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp, hidup bersama
cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggang yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni
berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament. Sebagian ganggang yang uniseluler
dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu
nonmotil. Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang
membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel
pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat. Koloni ganggang yang
tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi
secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora,
sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami. Adapun beberapa ciri
– ciri talus yaitu:
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk
tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid
(cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar
tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan
tranzportasi pada tumbuhan darat.
4. Tumbuhan paku (Pteridophyta), meliputi kurang lebih 10.000 jenis tumbuhan
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem
transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar

[Type text] Page 19


dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat
xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang.
Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan
susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk
kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi
sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi.
Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil
merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk
menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut sorus.
Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora
yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku
heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex
Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu
megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan
Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora
menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku
ekor kuda.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin
jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum
(gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan
heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
1. .Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah
tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun,
pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.

[Type text] Page 20


2. .Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya
dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9
tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual
(memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan
tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan
mikrospora/gamet jantan).
3. .Sphenophyta,
a. Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
4. Pterophyta
a. Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada
sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir
untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus
(paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
5. Tumbuhan biji(Spermathopyta), meliputi kurang lebih 170.000 jenis tumbuhan
Tumbuhan biji terbagi atas 2, yaitu:
1) Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat
dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah
adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya
berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi
daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji telanjang. Untuk mengetahui lebih
lanjut, berikut ada beberapa ciri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan pengangkut
yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel pemula (inisial) yang
membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang

[Type text] Page 21


Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan pengangkut xylem
dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan pertumbuhan sekunder.
Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada pakis haji, serta ada yang
bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.

3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang daun sejajar
(misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip (misalnya pada
belinjo). Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam fotosintesis,
yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga, mahkota
berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi tumbuhan biji
terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan menghasilkan sel-sel
kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu kelompok seperti
kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat kelamin jantan disebut
mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin ini menghasilakan mikrospora
(serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil yang terdapat pada strobilus betina. Alat
ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan yang strobilus
jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini
disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam
satu pohon disebut berumah satu.
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke
Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae

[Type text] Page 22


Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon palma,
agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun
majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin
tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan ini
banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae
yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini,
merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina).
Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai
tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara
tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan
jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki bunga
sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta
berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo
(Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis
yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan lain
yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang
daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang
berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah
membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk
cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari 80
spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar
luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu
(biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii)

[Type text] Page 23


berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk
pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan
balsam.

2) Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)


Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup
oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga
dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan
angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati. Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan
pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai
pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut
berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam
mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut
zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan
umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari setahun,
misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel, dan
seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya kelapa,
karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk lurus,
sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena mengandung
klorofil.

[Type text] Page 24


4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar
kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi
bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki
kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian
disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan
putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga
sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga,
sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin (benang sari
atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas kepala
putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil pembuahan
adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh daun. Biji ada
yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi
dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan
monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan
monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu
keeping biji. Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium,
kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang dan palem
raja.

[Type text] Page 25


Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa
dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang
penting adalah sebagai berikut:

a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan
berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun
melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa
bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin.
Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang
segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal
batang. Contohnya: rumput teki.
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini
merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum
berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan
kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan
untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun menyirip
berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan
salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi
sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai
bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae

[Type text] Page 26


Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan berumbi,
serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Contohnya: bunga tasbih.

g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah
menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang
bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini
kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah.
Contohny: pandan wangi.
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu, yang
berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di
dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai
buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan dikotil
berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Tulang daun menjari.
d. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
e. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah.
f. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
g. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
h. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan jumlah
dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:

[Type text] Page 27


a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-
kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh:
kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang

b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau
membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk
bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa
pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku jo har)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat.
Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan
kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan
bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan
jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun
penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan
mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk
nipis.

[Type text] Page 28


j. Rubiaceae
Daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang.
Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik.
Contoh: durian.

m. Apocynaceae (suku kamboja)


Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan
alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-
timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang mempunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga
tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.

b Kindom Animalia
Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof, organisme
yang aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya tulang
belakang, yaitu:
1) Avertebrata
Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Avertebrata terdiri dari 8 filum, yaitu:
a) Porifera (hewan berpori)

[Type text] Page 29


Porifera merupakan kelompok hewan multiseluler yang paling sederhana, tubuh berpori-pori,
sebagian besar hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar. Tubuhnya berbentuk
seperti bunga pada umumnya. Contoh: Niphates digitalis, Clathrina.
b) Coelenterata (Hewan berongga)
Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding porifera. Dalam daur hidupnya
mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki tentakel, pada
tentakel terdapat alat penyengat. Contoh: Chrysaora fruttescena (ubur-ubur).
c) Plathyhelminthes (cacing pipih)
Berbentuk pipih, lunak dan simetris bilateral. Dapat hidup bebas di air tawar dan air laut.
Misalnya, planaria dan sebagai parasit pada hewan atau manusia seperti cacing hati
d) Nemathelminthes (Cacing gilig)
Bentuk tubuh gilig/silindris, memiliki rongga tubuh tapi tidak sejati. Permukaan tubuh
dilapisi kutikula, memiliki sistem pencernaan ya ng lengkap. Hidup bebas atau sebagai
parasit. Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut).
e) Annelida (Cacing gelang)
Tubuh bersegmen dan bulat, sistem pencernaan sudah lengkap. Sebagian besar hidup
bebas, ada yang sebagai parasit. Contoh: Lumbricus terrestris (cacing tanah).
f) Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak, tubuh di lindungi cangkang,
ada pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di perairan laut, air tawar,
ataupun darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).
g) Arthropoda (Hewan berbuku-buku)
Memiliki kaki beruas-ruas, tubuh dapat dibedakan antara kepala, dada, da n perut.
Mempunyai rangka luar yang keras (kutikula). Hidup bebas, parasit, simbiosis. Contoh:
Pardosa amenata (jenis laba-laba).
h) Echinodermata (Hewan berkulit duri)
Struktur tubuh simetri radial, seperti bintang, bulat, pipih. Permukaan tubuh umumnya
berkulit duri. Bergerak menggunakan kaki ambulakral. Hidup bebas atau di perairan laut.
Contoh: Acanthaster sp (bintang laut).
2) Vertebrata

[Type text] Page 30


Kelompok hewan ini memiliki tulang belakang, rangka dalam, rongga tubuh, sistem
pernapasan, pencernaan, peredaran darah, ekskren, saraf, alat reproduksi terdiri dari kelamin
jantan dan betina. Vertebrata terdiri atas:
a. Pisces (ikan) yaitu jenis hewan yang hidup di air, bernafas dengan insang, contoh: ikan
louhan.
b. Amphibia, yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan kulit. Contoh :
katak.
c. Reptilia yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan paru- paru, contoh:
komodo.
d. Aves (burung) yaitu hewan yang memiliki bulu, ekor, badan, leher dan kepala, berkembang
biak dengan cara bertelur, contoh: penguin.
e. Mamalia, jenis hewan yang menyusui anaknya. Bernafas dengan paru- paru. Contoh: kera.

c Kingdom Protista
Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus.
Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak
dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan
morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika
membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang
berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat
parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang
mudah, baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di
hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah
fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari
plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi
manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih
tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu, Protophyta yang menyerupai
tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir dan jamur air yang menyerupai jamur.
Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia, Plantae

[Type text] Page 31


termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui
bahwa ia adalah prokariotik.
d Kingdom Monera
Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem lima-kingdom, yang
sekarang sudah tidak dipakai lagi. Monera meliputi sebagian besar prokariotik (yaitu tidak punya
inti sel. Oleh sebab itu, nama lainnya adalah Prokaryota atau Prokaryotae. Kingdom ini dibagi
menjadi dua divisi yaitu Bacteria (atau Schizomycetes) dan Cyanophyta atau alga hijau-biru.
Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi, setelah berbagai temuan menunjukkan
bahwa Cyanophyta sekarang ini lebih tepat dianggap sebagai bakteria dan dinamakan sebagai
Cyanobacteria.

e Kingdom Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi
sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan
luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan
cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi
tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau
fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium
terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang
membentuk tunas adalah Saccharomyces. Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifikasi, yaitu:
a. Zygomycota
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
d. Deuteromycota
e. Mikoriza
f. Lumut Kerak
f Kingdom Eubacteria

[Type text] Page 32


Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal
(uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel
prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding
sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.

g Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda
dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria.
Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang
merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah
kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria.
Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem
Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker. Makhluk hidup di Kingdom Archaebacteria
tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu
Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrem

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah ada, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:

[Type text] Page 33


1. Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem
penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang
menggambarkan kekerabatan.
2. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui ciri-ciri untuk mengetahui
hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut
3. Sistem klasifikasi makhluk hidup dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan dari segi
sifatnya dan dari segi pembagian kingdomnya. Yaitu secara pembagiannya makhluk hidup
dibagi kedalam 6 kingdom yaitu Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan
animalia

3.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
sistem klasifikasi makhluk hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

[Type text] Page 34


Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Lumowa, sonja V.T. 2012 . Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Universitas
Mulawarman: Samarinda

[Type text] Page 35

Вам также может понравиться