Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

Activity Of Daily Living (ADL)

Dosen Pembimbing :

Ridwan, S.Pd., S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4 Tingkat 3C

1. Ayu Zahra Agustin


2. Dwi Ranindita
3. Elsyah Oktaviani
4. Ira Pitria
5. Kurnia
6. Nurin Latifiani
7. Rahmatinisyah
8. Riska Pratiwi

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah emberikan
hidayah dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Gerontik “Activity Of Daily Living” menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya,untuk itu
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan pemikiran serta


kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua pihak.amin

Palembang, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................. 3

Bab II Tinjauan Pustaka ..................................................................................4


2.1 Pengertian Activity Of Daily Living ..............................................................4
2.2 Manfaat Mempertahankan ADL ...................................................................4
2.3 Jenis-Jenis ADL ............................................................................................6
2.4 Cara Pengukuran ADL ..................................................................................6
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ADL .....................................................9
2.6 Teknik dan Cara Berlatih ..............................................................................9

Bab III Penutup .................................................................................................11


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................11
3.2 Saran ..............................................................................................................11

Daftar Pustaka ...................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional


telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang yaitu kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
dibidang kesehatan khususnya kedokteran dan keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan usia harapan
hidup.

Diseluruh dunia ± 500 juta lanjut usia (lansia) dengan umur rata-rata 60
tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Sedangkan
menurut Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada
tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta
orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar
di dunia (Badan Pusat Statistik (BPS)).

Bertambahnya lansia di Indonesia sebagai dampak keberhasilan


pembangunan, menyebabkan meningkatnya permasalahan pada kelompok lansia
yang perjalanan hidupnya secara alami akan mengalami masa tua dengan segala
keterbatasannya terutama dalam masalah kesehatan. Hal tersebut diperkuat lagi
dengan kenyataan, bahwa kelompok lansia lebih banyak menderita penyakit yang
menyebabkan ketidakmampuan dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Keadaan tersebut masih ditambah lagi bahwa lansia biasanya menderita berbagai
macam gangguan fisiologi yang bersifat kronik, juga secara biologik, psikis,
sosial ekonomi, akan mengalami kemunduran (Brunner & Suddart, 2001).

Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan


termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu mendapat

1
perhatian khusus dengan tetap memelihara dan meningkatkan agar selama
mungkin bisa hidup secara produktif sesuai kemampuannya. Pada lansia
pekerjaan yang memerlukan tenaga sudah tidak cocok lagi, lansia harus beralih
pada pekerjaan yang lebih banyak menggunakan otak dari pada otot, kemampuan
melakukan aktifitas sehari-hari (Activity Daily Living/ ADL) juga sudah
mengalami penurunan.

Aktifitas sehari-hari yang harus dilakukan oleh lansia ada lima macam
diantaranya makan, mandi, berpakaian, mobilitas dan toieting (Brunner &
Suddart, 2001). Untuk memenuhi kebutuhan lansia diperlukan pengetahuan atau
kognitif dan sikap yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam kemandirian
pemenuhan kebutuhan ADL. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, semakin tinggi
pengetahuan seseorang semakin baik kemampuannya terutama kemampuannya
dalam pemenuhan kebutuhan ADL. Sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek sehingga orang
bisa menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab dalam memenuhi
kebutuhan ADL. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk
terwujudnya perilaku perlu faktor lain antara yaitu fasilitas atau sarana dan
prasarana. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dari dua
faktor utama yakni faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan faktor dari
dalam diri seseorang yang bersangkutan (faktor internal). Oleh karena itu perilaku
manusia sangat bersifat kompleks yang saling mempengaruhi dan menghasilkan
bentuk perilaku pemenuhan kebutuhan ADL pada lansia. Setiap insan manusia
merupakan makhluk hidup yang unik yang tidak bisa sama atau ditiru satu sama
lain, akan tetapi mempunyai satu persamaan pada berbagai kebutuhan yang
berdasarkan pada hirarki Maslow.

Pada saat ini lansia kurang sekali mendapatkan perhatian serius ditengah
keluarga dan masyarakat terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan aktifitas
sehari-hari/ ADL. Hal ini disebabkan karena lansia mempunyai keterbatasan
waktu, dana, tenaga dan kemampuan untuk merawat diri. sedangkan keluarga
2
tidak mampu untuk membantu lansia. Maka rumah jompo atau panti sosial dapat
menjadi pilihan mereka.

Panti sosial atau panti werdha adalah suatu institusi hunian bersama dari
para lanjut usia yang secara fisik dan kesehatan masih mandiri dimana kebutuhan
harian dari para penghuni biasanya disediakan oleh pengurus panti (Darmodjo &
Martono, 1999). Sedangkan menurut Jhon (2008), panti werdha adalah tempat
dimana berkumpulnya orang – orang lansia yang baik secara sukarela ataupun
diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya. Tempat ini ada
yang dikelola oleh pemerintah dan ada yang dikelola oleh swasta. Dirumah jompo
para lansia akan menemukan banyak teman sehingga diantara mereka saling
membantu, saling memberikan dukungan dan juga saling memberikan perhatian
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan ADL.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut

1. Apa pengertian dari Activity Of Daily Living (ADL) pada lansia?


2. Apa manfaat dari Activity Of Daily Living (ADL) pada lansia?
3. Apa saja jenis-jenis Activity Of Daily Living (ADL)?
4. Bagaimana cara pengukuran ADL?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ADL?
6. Bagaimana cara teknik berlatih ADL?

3
1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Activity Of Daily Living (ADL) pada


lansia
2. Untuk mengetahui manfaat dari Activity Of Daily Living (ADL) pada
lansia
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Activity Of Daily Living (ADL) pada lansia
4. Untuk memahami cara pengukuran ADL
5. Untuk memahami faktor-faktot yang mempengaruhi ADL
6. Untuk mengetahui teknik berlatih ADL

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Activity Of Daily Living (ADL)

Activity Of Daily Living (ADL) adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin


sehari-hari. ADL merupakan aktivitas pokok pokok bagi perawatan diri. ADL
meliputi antara lain : ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan
berpindah tempat. (Hardywinito & Setiabudi, 2005).

Sedangkan menurut Brunner & Suddarth (2002) ADL adalah aktifitas


perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
dan tuntutan hidup sehari-hari.

ADL adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang
sehari-harinya dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya
sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat (Sugiarto, 2005)

Istilah ADL mencakup perawatan diri (seperti berpakaian, makan &


minum, toileting, mandi, berhias, juga menyiapkan makanan, memakai telfon,
menulis, mengelola uang dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di
tempat tidur, bangun dan duduk, transfer/bergeser dari tempat tidur ke kursi atau
dari satu tempat ke tempat lain) (Sugiarto,2005).

5
2.2 Manfaat Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL)

Manfaat Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL) Pada Lansia


dapat dirasakan secara fisiologis, psikologis dan sosial.

1. Manfaat fisiologis
a. Dampak langsung dapat membantu:
1) Mengatur kadar gula darah
2) Merangsang adrenalin dan noradrenalin
3) Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur

b. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan

1) Daya tahan aerobik/kardiovaskuler


2) Kekuatan otot rangka
3) Kelenturan
4) Keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan (jatuh)
5) Kelincahan gerak

2. Manfaat psikologis

a. Dampak langsung dapat membantu:


1) Memberi perasaan santai
2) Mengurangi ketegangan dan kecemasan
3) Meningkatkan perasaan senang
4) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan: Kesegaran jasmani dan
rohani secara utuh, kesehatan jiwa, fungsi kognitif, penampilan dan
fungsi motorik, keterampilan

3. Manfaat sosial

a. Dampak langsung dapat membantu:


1) Pemberdayaan usia lanjut
2) Peningkatan intregitas sosial dan kultur
6
b. Dampak jangka panjang meningkatkan:
1) Keterpaduan
2) Hubungan kesetiakawanan social
3) Jaringan kerja sama sosial budaya
4) Pertahanan peranan dan pembentukan peran baru
5) Kegiatan antargenerasi

2.3 Jenis-jenis Activity Of Daily Living (ADL)

1) ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus
dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan &
minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi
buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam
kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005)
2) ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat
atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan,
menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang
kertas ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang
harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian,
makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan
kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar
ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas
(Sugiarto,2005)
3) ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau
kegiatan sekolah.
4) ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan
mengisi waktu luang.

7
2.4 Cara Pengukuran Activity Of Daily Living (ADL)

ADL mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub
kategori atau domain seperti berpakaian, makan minum, toileting/higieni pribadi,
mandi, berpakaian, transfer, mobilitas, komunikasi, vokasional,
rekreasi, instrumental ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan
dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian,
makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan
kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini.
Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005)

Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau


besarnya bantuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Pengukuran
kemandirian ADL akan lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif
denagn sistem skor yang sudah banyak dikemukakan oleh berbagai
penulis ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus
dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum,
toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar
dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga
disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005)

Tabel 2.1.Beberapa Indeks Kemandirian ADL

8
Skala Deskripsi & jenis Kehandalan, Waktu & Komentar
skala kesahihan & pelaksanaan
sensivitas
Indeks Skala ordinal dengan Sangat handal <10 Skala ADLy
barthel skor 0 & sangat menit,sangat ang sudah
(total dependent)- sahih, dan ssuai untuk diterima
100(total independent) cukup skrining, secara luas,
: 10 item : makan, sensitif. penilaian kehandalan
mandi, berhias, formal, dan
berpakaian, kontrol pemantauan kesahihan
kandung kencing,dan & sangat baik.
pemeliharaan
kontrol anus, toileting,
terapi.
transfer kursi/tempat
tidur, mobilitas dan
naik tangga.

Indeks Penilaian dikotomi Kehandalan < 10 menit, Skala ADLy


Katz dengan & kesahihan sangat sesuai ang sudah
urutan dependensiyan cukup; untuk diterima
g hierarkis : mandi, kisaran ADL skrining, secara luas,
berpakaian, toileting, sangat penilaian kehandalan
transfer, kontinensi, terbatas (6 formal, dan
dan makan. Penilaian item) pemantauan kesahihan
dari A (mandiri pada & cukup,
keenam item) sampai pemeliharaan menilai
G (dependentpada terapi. keterampila
keenam item). n dasar,
tetapi tidak
menilai
berjalan &
9
naik tangga

FIM (Fun Skala ordinal dengan Kehandalan < 20 menit, Skala ADL
ctional 18 item, 7 level & kesahihan sangat sesuai yang sudah
Independe dengan skor berkisar baik, sensitif untuk diterima
nce antara 18-126; area dan dapat skrining, secara luas.
Measure) yang dievaluasi; mendeteksi penilaian Pelatihan
perawatan diri, kontrol perubahan formal, untuk
stingfer, transfer, kecil dengan pemantauan petugas
lokomosi, komunikasi, 7 level. & pengisi
dan kognitif sosial. pemeliharaan lebih lama
terapi serta karena item
evaluasi banyak.
program.
Sumber : Sugiarto, 2005

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa indeks barthel handal, sahih, dan cukup
sensitif, pelaksanaannya mudah, cepat (dalam waktu kurang dari 10 menit), dari
pengamatan langsung atau dari catatan medik penderita, lingkupnya cukup
mewakili ADL dasar dan mobilitas ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu
ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi
berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang
memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam
kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan
mobilitas (Sugiarto,2005)

10
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ADL

ADL terdiri dari aspek motorik yaitu kombinasi gerakan volunter yang
terkoordinasi dan aspek propioseptif sebagai umpan balik gerakan yang
dilakukan.

ADL dasar dipengaruhi oleh :

1. ROM sendi
2. Kekuatan otot
3. Tonus otot
4. Propioseptif
5. Persepti visual
6. Kognitif
7. Koordinasi
8. Keseimbangan (Sugiarto,2005)

Menurut Hadiwynoto (2005) faktor yang mempengaruhi


penurunan Activities Daily Living adalah:

1) Kondisi fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata dan telinga


2) Kapasitas mental
3) Status mental seperti kesedihan dan depresi
4) Penerimaan terhadap fungsinya anggota tubuh
5) Dukungan anggota keluarga

2.6 Teknik dan Cara berlatih

Teknik dan cara berlatih yang dilakukan untuk Mempertahankan Activity


Of Daily Living (ADL) Pada Lansia terbagi dalam tiga segmen seperti yang
dijelaskan di bawah ini :

1. Pemanasan (warming up)


11
Gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)
dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama dengan
peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit.
Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan dimaksud
untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar dapat turut
serta dalam proses metabolisme yang meningkat.
2. Latihan inti
Latihan inti bergantung pada komponen/faktor yang dilatih. Gerakan senam
dilakukan berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang disSesuaikan dengan
gerakannya. Untuk lansia biasanya dilatih:
a. Daya tahan (endurance);
b. Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik;
c. Fleksibilitas dengan peregangan;
d. Kekuatan otot dengan latihan beban;
e. Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan latihan
aerobik kombinasi dengan latihan beban kekuatan.
3. Pendinginan (cooling down)
Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan gerakan
umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan
pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti
pada pemanasan,yaitu selama 8-10 menit.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ADL mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub
kategori atau domain seperti berpakaian, makan minum, toileting/higieni pribadi,
mandi, berpakaian, transfer, mobilitas, komunikasi, vokasional,
rekreasi, instrumental ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan
dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian,
makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan
kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini.

3.2 Saran

Dalam melakukan kegiatan ADL diharapkan untuk benar-benar


memperhatikan para lansia agar ADL yang dilakukan tercapai dan tidak terjadi
hal-hal yang merugikan bahkan memperparah keadaan lansia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2007. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah.


Jakarta: Salemba Medika

American Psychiatric. 2004. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental


Disorders Fouth Edition. Washington DC: American Psychiatric Association

Amir. 2005. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Depresi Pasca Stroke. Jakarta:


Cermin Dunia Kedokteran

Auryn.2007. Mengenal Dan Memahami Stroke. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Volume


1.Jakarta:EGC

Hardywinoto, Setiabudi. 2005. Panduan Gerontologi. Jakarta : Gramedia.

Hidayat. 2003. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Indriyati. 2009. Hubungan Tingkat Activity Daily Living (ADL) Dengan Tingkat
Depresi Pada Pasien Stroke Di Bangsal Anggrek 1 Rs.Dr. Moewardi
Surakarta. Surakarta : UMS.

Lumbantobing. 2004. Neurogeriatri. Jakarta:FKUI

Mickey,Stanley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.Jakarta : EGC

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

14
SOAL-SOAL DAN JAWABAN

1. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti werdha mengeluh ke perawat


karena kulit kakinya yang terlihat hitam, kasar, tebal dan pecah-pecah. Klien
mengatakan ia sebelumnya bekerja sebagai pemulung di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) selama 20 tahun tanpa menggunakan alas kaki. Dari hasil pengkajian
lansia: kulit kaki tampak mengelupas, hitam,kotor dan tampak banyak bekas
garukan kuku.

Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada pasien diatas?


A. Senam kaki
B. Perawatan luka
C. Perawatan kulit
D. Perawatan kaki
E. Mandi dengan sabun antiseptic

2. Seorang perempuan usia 65 tahun. Hasil pengkajian klien merasa kehilangan


setelah suaminya meninggal dunia 1 minggu yang lalu, ekspresi murung dan
sedih, duduk menyendiri, penampilan tidak rapi, kulit kering serta kotor.
TD:100/80 mmHg, suhu 37°C, frekuensi nafas 20x/menit, frekuensi nadi:
80x/menit, BB 42 kg, TB 150 cm..

Apa tindakan perawat yang paling utama untuk mengatasi masalah?


A. Menemani klien untuk menghibur
B. Mengajarkan cara untuk mengatasi kasus
C. Memberikan aktivitas klien dalam kegiatan
D. Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan
E. Mengamankan klien dari lingkungan yang merusak diri

15
3. Seorang lansia laki-laki usia 70 tahun di rawat di bangsal gerontik , berdasarkan
hasil pengkajian, didapatkan data, pasien mengeluh mual dan tidak nafsu makan ,
kurang tidur sudah 2 hari terakhir karena lututnya sering ngilu di malam hari.
Hasil pemeriksaan fisik lutut tampak bengkak.

Apa diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?


A. Mual
B. Ansietas
C. Nyeri akut
D. Ganggguan pola tidur
E. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Perawat puskesmas melakukan kunjungan kerumah seorang laki-laki yang


berusia 77 tahun. Keluarga mengatakan klien sering mondar-mandir dan
keluyuran tanpa tujuan yang jelas, marah-marah, sedikit tremor dan menuduh
anggota keluarganya karena sering kehilangan benda miliknya.

Apakah gangguan psikososial yang dialami klien tersebut?


A. Depresi
B. Delirium
C. Demensia
D. Pschizofrenia
E. Halusinasi

5. Seorang perawat melakukan kunjungan ke rumah seorang lansia berusia 72


tahun. Berdasarkan pengkajian klien mengalami penurunan fungsi penglihatan,
berjalan dengan bantuan tongkat. Penerangan rumah klien remang-remang dan
lantai tampak licin. Klien hanya tingkat berdua saja dengan anaknya dan anak
klien juga sering pulang sore karena sibuk bekerja.

Berdasarkan kasus, apakah diagnosa keperawatan yang tepat?


A. Intoleransi aktivitas
16
B. Gangguan mobilitas fisik
C. Gangguan persepsi sensori
D. Resiko jatuh
E. Resiko cedera

6. Seorang perempuan berusia 68 tahun mengatakan saat ini sendi-sendi tangan


dan jari terasa linu, denikian juga panggul, pinggang dan kaki terasa sakit dan
tidak kuat untuk berdiri lama. Menurut pasien ketika bekerja seperti mencuci baju
atau peralatan makan dan menyapu sering terasa mudah lelah. Keluhan tersebut
sudah dirasakan oleh pasien selama kurang lebih satu tahun.

Dari kasus diatas berapakah nilai tingkat kemandirian klien?


A. Tingkat kemandirian B
B. Tingkat kemandirian E
C. Tingkat kemandirian A
D. Tingkat kemandirian D
E. Tingkat kemandirian C

7. Seorang perempuan berusia 63 tahun, tinggal di panti werdha. Hasil pengkajian


didapatkan data pasien terlihat mengusap-usap lutut sebelah kanannya,
persemdian kaki terasa kaku dan nyeri bila digerakkan, bengkak pada daerah lutut,
sholat dengan posisi duduk dan kaki diluruskan, ekspresi wajah meringis. TD:
130/80 mmHg, suhu:36°C, Pernafasan 18 x/menit, nadi: 76 x/menit.

Manakah tindakan keperawatan utama pada kasus diatas ?


A. Melatih ROM
B. Membatasi aktivitas
C. Mengajarkan tata cara sholat
D. Mengajarkan teknik relaksasi
E. Memberikan kompres hangat

17
8. Seorang laki-laki usia 69 tahun , tinggal di panti werda. Hasil pengkajian
perawat didapatkan data klien kesulitan dalam orientasi waktu, tempat dan orang,
mengeluh sulit tidur, sering lupa meletakkan barang.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ?


A. Resiko cidera
B. Gangguan pola tidur
C. Gangguan proses fikir
D. Gangguan komunikasi
E. Gangguan interaksi sosial

18

Вам также может понравиться