Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Hasil
Pengkajian
1. Subjektif
a. Biodata
b. Alasan datang
c. Keluhan utama
WIB keluar cairan yang keluar dari jalan lahir dan baunya khas, ibu
2
(Hipertensi)
(PMS)
ginjal, paru-paru
kuning (Hepatitis).
obat-obatan tertentu.
3
g. Riwayat pernikahan:
h. Riwayat obstetri
1) Riwayat haid
a) Menarche : ± 13 tahun
bawah
menstruasi
4
g) HPHT : 24 – 03 – 2017
keguguran
a) GPA : G2P0A1
c) HPL : 13 – 12 – 2015
d) ANC : 7 x di bidan
minggu
minggu
39 minggu
k) BB sebelum hamil : 40 kg
tambah darah)
4) Riwayat KB
Rencana
Jenis Waktu Lama Alasan
Keluhan Yang Akan Ket
Kontrasepsi Pemakaian Pemakaian Drop Out
Datang
Belum 1) 2) 3) - Ibu belum -
menggunakan tahu KB
KB apapun yang akan
digunakan
nantinya
1) Pola Nutrisi
13.00 wib
buah
14.30
2) Pola Eliminasi
Menjelang
Selama hamil
Persalinan
9 Desember pukul
20.00 wib
11.00 wib
Persalinan
wib
10.00
pembalut
belakang belakang
4) Pola istirahat
5) Pola aktivitas :
ibu hanya bisa tidur di atas kasur miring kanan dan kiri dan
bulan
berhubungan seksual
proses persalinan.
2. Objektif
a. Pemeriksaan umum
2) Kesadaran : composmentis
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36,70C
5) Berat badan : 54 kg
6) LiLA : 24 cm
b. Status present
serumen
kelenjar limfe
10) Perut
Leopold I :
Leopold II :
Kanan :
janin
Kiri :
punggung janin.
Leopold III :
Leopold IV :
ibu
: 2945 gram
Pemeriksaan Dalam
b) Keadaan porsio
(2) Pembukaan : 3 cm
d) Presentasi : kepala
e) POD dan posisi POD : UUK dan posisi UUK belum bisa
ditentukan
14) Ekstremitas :
Kiri : tidak ada odem, turgor baik, warna kulit tidak ikterik,
(+)
13
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
3. Assesment
a. Diagnosa kebidanan
b. Masalah
Data Dasar :
Subjektif
pernah keguguran
merembes
2015
hadapinya
Objektif
1) Pemeriksaan umum
b) Kesadaran : Composmentis
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36,70C
e) Berat badan : 54 kg
f) LiLA : 24 cm
15
2) Status Obstetri
a) Perut
Leopold I :
Leopold II :
Kanan :
ekstremitas janin
Kiri :
punggung janin.
Leopold III :
Leopold IV :
Pemeriksaan Dalam
peradangan/infeksi
(b) Pembukaan : 3 cm
(5) POD dan posisi POD : UUK dan posisi UUK belum
bisa ditentukan
c. Diagnosa potensial
Tidak ada
d. Tindakan segera
Tidak ada
4. Planning
a. KU f. His
b. Nadi g. DJJ
c. TD h. Bandle Ring
d. RR d. i. PPV
10. Pantau kemajuan persalinan setiap 4 jam sekali atau bila ada
indikasi
Catatan implementasi
18
d. Penatalaksanaan KPD
Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu
1) Jika terdapat his dan lendir darah, kemungkinan
terjadi persalinan premature
2) Nilai serviks
Jika serviks sudah matang, lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin
Jika serviks belum matang, matangkan serviks
dengan prostaglandin dan infus oksitosin atau
lahirkan dengan seksio sesarea
15.56 wib 4. Melakukan konsultasi dengan dr. SpOG dengan telpon 15.58 wib 4. Advis dokter :
Induksi RL dengan oksitosin, RL 500 ml + 5 IU
oksitosin dimulai 12 tpm dinaikkan setiap 15 menit
dan berakhirhingga 40 tpm dan observasi DJJ dan
HIS
15.59 wib 5. Memberikan advis dokter 16.05 wib 5. Induksi oksitosin dimulai jam 16.00 wib dari 12 tpm
Memberikan induksi RL dengan oksitosin, RL 500 ml + 5 dengan mengobservasi HIS dan DJJ sebelum di
IU oksitosin dimulai 12 tpm dinaikkan setiap 15 menit dan naikkan tetesan
berakhir sampai 40 tpm, Observasi DJJ dan HIS
16.06 wib 6. Menyiapkan fisik ibu dengan cara : 16.10 Wib 6.
a. Menganjurkan ibu jika ingin BAK atau BAB a. Ibu mengatakan sudah BAK pukul 15.00 wib
b. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri untuk dengan menggunakan pispot
memperlancar jalannya oksigen ke janin. b. Ibu mengatakan belum BAB
c. Menganjurkan ibu untuk makan/minum saat tidak ada
c. Ibu dalam posisi tidur miring kekiri
kontraksi.
d. Menganjurkan ibu untuk nafas panjang jika ada d. Ibu sudah minum air putih dan teh pukul 15.30
kontraksi dengan cara tarik nafas melalui hidung dan wib
dikeluarkan melalui mulut e. Ibu mengerti dan menarik nafas panjang melalui
19
hidung dan dikeluarkan melalui mulut jika ada
kontraksi
16.11 WIB 7. Menyiapkan mental ibu dengan cara: 16.17 wib 7. Ibu tampak tenang dan siap untuk bersalin
a. Memberi motivasi pada ibu agar tidak cemas Ibu berkata bahwa suami dan keluarganya selalu
menghadapi persalinan mendampingi selama proses persalinan nanti
b. Menganjurkan ibu untuk banyak berdoa selama proses
persalinan
c. Menganjurkan suami untuk selalu mendampingi ibu
selama proses persalinan
16.18 wib 8. Menyiapkan alat, obat, perlengkapan ibu dan bayi, yaitu: 16.19 wib 8. Alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi
a. Alat (partus set) sudah dipersiapkan di ruang bersalin
Gunting tali pusat, tali pengikat, 2 klem koker, 1
gunting episiotomi, 1 spuit, 5 kassa steril, De Lee
suction, hecting set, duk, tensimeter, termometer,
jam, kom air DTT, korentang, tempat sampah kering
dan basah, tempat linen, bak larutan klorin, bak air
DTT, tempat plasenta.
b. Obat-obatan terdiri dari : oxytosin 2 ampul, lidocain,
salep mata, vitamin K.
c. Perlengkapan ibu terdiri dari : celana dalam,
pembalut, baju dan jarik.
d. Persiapan bayi terdiri dari : bedong, popok, gurita,
baju bayi, topi, sarung tangan dan kaki.
16.30 9. Memantau kala I meliputi : 17.0 ib 9. KU : baik
a. KU setiap 4 jam N : 88x/menit
b. Nadi setiap 30 menit RR : 24x/menit
c. RR setiap 30 menit His : 3x/10’/30”
d. Suhu setiap 4 jam
DJJ : 11,12,12, irama teratur
e. His setiap 30 menit
20
f. DJJ setiap 30 menit Bandle ring :-
g. Bandle Ring setiap 4 jam PPV : ketuban jernih dan lendir darah
h. PPV setiap 4 jam Tanda kala II : dorongan meneran, keluar
i. Tanda Kala II
lendir darah
j. Tekanan Darah setiap 4 jam
TD : 110/80 mmHg
S : 36,70C
17.55 wib 10. Melakukan pemeriksaan dalam dengan indikasi menilai 18.15 Ib 10. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
kemajuan persalinan Keadaan jalan lahir :
Vulva : bersih, tidak ada odem,
tidak ada varises
OUE : membuka
Vagina : tidak ada odem
Keadaan porsio
Effacement : penipisan 80 %
Pembukaan : 8 cm
Kulit ketuban : -
Presentasi : kepala
POD dan posisi POD : UUK dan posisi UUK
arah jam 12
Penurunan BBJ : H III
Tanda-tanda maoulage : tidak ada
Bagian menumbung : tidak ada
21
CATATAN IMPLEMENTASI
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING
Jam IMPLEMENTASI Jam EVALUASI
Ibu Status obstetrikus Diagnosa kebidanan 1. Beri tahu ibu 18.20 1. Memberitahu ibu 18.22 1. Ibu sudah mengerti
mengatakan DJJ : frekuensi : 11-12- G1P0A0 umur 20 sudah memasuki wib sudah memasuki wib hasil pemeriksaan
perutnya 12, reguler, irama tahun hamil 39 inpartu kala I inpartu kala I fase yang diberikan
semakin mules teratur, jumlah minggu 4 hari, janin fase aktif aktif
Ibu 140x/menit, puntum tunggal, hidup 2. Lanjutkan 18.25 2. Melanjutkan 18.45 2. KU : baik
mengatakan maximum dibawah intrauteri, letak pengawasan 10 wib pengawasan 10 WIB N : 88x/menit
ingin buang air pusat kiri ibu membujur, PUKI, meliputi a. KU RR : 24x/menit
besar Kontraksi uterus : presentasi kepala a. KU b. Nadi His : 4x/10’/45”
5x/10’/45” sudah masuk PAP b. Tekanan c. RR
Pemeriksaan dalam inpartu kala I fase
DJJ : 11,12,12,
Darah d. Suhu
Keadaan jalan lahir : aktif dengan c. Nadi e. His irama teratur
Vulva : bersih, tidak ada ketuban pecah dini. d. RR f. DJJ Bandle ring : -
odem, tidak ada varise Masalah : tidak ada e. Suhu g. Bandle Ring PPV :
OUE : membuka f. His h. PPV ketuban jernih dan
Vagina : tidak ada odem g. DJJ i. Tanda Kala II lendir darah
Keadaan porsio h. Bandle Ring j. Tekanan Darah Tanda kala II : ada
Effacement : penipisan i. PPV dorongan meneran,
80 % j. Tanda Kala perineum menonjol,
Pembukaan : 8 cm II vulva membuka
Kulit ketuban : (-)
Presentasi : belakang
TD : 120/80 mmHg
kepala S : 360C
POD dan posisi POD :
UUK dan posisi UUK 2. Pantau kemajuan 18.50 1. Memantau 19.00 1. Hasil pemeriksaan
arah jam 12 persalinan wib kemajuan WIB yang dilakukan
Penurunan BBJ : H III dengan periksa persalinan dengan a. Genitalia : terdapat
Tanda-tanda moulage : dalam periksa dalam lendir darah, tidak
tidak ada ada PMS,
Bagian menumbung: perineum menonjol
tidak ada 1) Vulva : bersih,
tidak ada odem,
22
tidak ada
varises
2) OUE :
membuka
3) Vagina : tidak
ada odem dan
tidak ada
peradangan
b. Pemeriksaan
dalam
1) keadaan jalan
lahir : tenang,
tidak ada
pembengkakan
2) keadaan porsio
effacement :
100%
pembukaan : 10
cm
3) Kulit ketuban :
negatif (-)
4) Presentasi :
kepala
5) POD dan posisi
POD : UUK dan
posisi UUK arah
jarum jam 12
6) Penurunan BBJ
: penurunan
HODGE III+
7) Tanda – tanda
moulage : tidak
ada
8) Bagian
23
menumbung :
tidak ada
c. Anus : tidak ada
hemoroid, ada
tekanan pada anus
Ibu Status obstertikus Diagnosa kebidanan Beritahu ibu bahwa 19.06 Memberitahu ibu 19.07 Ibu sudah mengetahui
mengatakan Tanda inpartu kala II : G1P0A0 Inpartu pembukaannya wib bahwa pembukaannya wib hasil pemeriksaan dan ibu
merasakan Ada tekanan pada anus kala II dengan KPD sudah lengkap dan sudah lengkap siap untuk persalinannya
ingin buang air Perineum menonjol Masalah : tidak ada ini sudah masuk
besar Vulva membuka inpartu kala II
Ibu Periksa dalam Siap alat 19.08 Menyiapkan alat 19.09 Patahkan ampul oksitosin,
mengatakan Genitalia : terdapat wib wib buka spuit, masukan
ada rasa ingin lendir darah, tidak ada kedalam bak instrumen
meneran PMS Siap diri 19.10 Menyiapkan diri 19.11 Menggunakan APD
Vulva : bersih, tidak ada wib menggunakan APD wib celemek
odem, tidak ada varises
OUE : membuka Periksa DJJ saat 19.12 Memeriksa DJJ saat 19.13 Ibu senang dengan hasil
Vagina : tidak ada odem tidak ada kontraksi wib tidak ada kontraksi dan wib pemeriksaan yang
dan tidak ada dan beritahu ibu dan memberi tahu bapak dilakukan bahwa ia dan
Keadaan jalan lahir : bapak bahwa janin dalam bayinya dalam keadaan
tenang, tidak ada keadaan baik-baik saja baik-baik saja dan
pembengkakan dan berikan makan bersedia diberikan
Keadaan porsio atau minuman jika makan/minuman
Effacement : 100% tidak ada kontraksi
Pembukaan : 10 cm Anjurkan ibu posisi 19.14 Menganjurkan ibu 19.15 Ibu mengatakan nyaman
Kulit ketuban : negatif (- senyaman mungkin wib posisi senyaman wib jika tidur terlentang
) mungkin
Presentasi : belakang Anjurkan ibu untuk 19.16 Mengajari ibu meneran 19.17 Ibu sudah bisa meneran
kepala meneran saat ada wib yang benar wib dengan benar saat ada
POD dan posisi POD : kontraksi kontraksi
UUK dan posisi UUK Lakukan pertolongan 19.17 Melakukan pertolongan 19.25 Bayi lahir spontan jenis
arah jarum jam 12 bayi dan lahirkan wib pada bayi baru lahir wib kelamin perempuan
Penurunan BBJ : bayi Saat kepala tampak 5-
penurunan HODGE III+ 6 cm di depan vulva
24
Tanda – tanda moulage letakkan kain di atas
: tidak ada perut ibu
Bagian menumbung : Meletakkan dook steril
tidak ada yang sudah dilipat 1/3
bagian di bawah
bokong ibu
Cek kelengkapan
partus set
Memakai handscoen
steril pada kedua
tangan
Setelah tampak kepala
bayi dengan diameter
5-6 cm di depan vulva,
lindungi perineum
dengan tangan kanan
yang di alasi dook
steril, tangan kiri
melindungi verteks
untuk mencegah
defleksi maksimal dan
membantu lahirnya
kepala.
Menganjurkan ibu
untuk meneran secara
perlahan-lahan atau
bernafas dangkal dan
cepat
Memeriksa
kemungkinan adanya
lilitan tali pusat tunggu
putaran paksi luar
secara spontan
Memegang bayi secara
25
biparietal
menganjurkan ibu
untuk meneran saat
kontraksi
Dengan lembut
gerakan kepala bayi ke
bawah untuk
melahirkan bahu depan
dan keatas untuk
melahirkan bahu
belakang.
Kemudian lakukan
sangga susur yaitu
memindahkan tangan
kiri untuk menyusur
lengan, dada,
punggung sampai
kedua kaki bayi lahir
Lakukan penilaian 19.25 Melakukan penilaian 19.25 Bayi lahir menangis
selintas wib selintas dan letakkan wib kuat,warna kemerahan,
bayi diatas kain kering gerakan aktif, bayi sudah
dan mengeringkan bayi dibersihkan
dengan menggunakan
kain bersih dan kering
Ibu Status present Diagnosa kebidanan Periksa kembali 19.25 Memeriksa kembali 19.25 Janin tunggal
mengatakan Perut G1P0A0 inpartu uterus ibu untuk wib uterus ibu untuk wib
perutnya TFU : setinggi pusat kala III dengan kpd memastikan tidak memastikan tidak ada
terasa mules Kontraksi : keras ada janin kedua janin kedua
Vulva : tali pusat berada Beritahu ibu akan di 19.26 Memberitahu ibu akan 19.26 Ibu bersedia untuk
di depan vagina, ada suntikkan oksitosin wib di suntikkan okitosin wib disuntikkan oksitosin
semburan darah, agar uterus
talipusat memanjang berkontraksi dengan
PPV : ± 50cc baik
Suntikkan oksitosin 19.27 Menyuntikkan oksitosin 19.27 Oksitosin sudah di
26
wib 10 IU secara IM di wib suntikkan di paha ibu
paha 1/3 paha atas
lateran dengan sudut
900
Jepit, potong dan ikat 19.28 Menjepit tali pusat 19.28 Umbilikal sudah dipotong,
tali pusat dan wib dengan umbilikal klem wib bayi sudah berada di
lakukan IMD 3 cm dari umbilikal dada ibu untuk dilakukan
bayi. Mengarah ke IMD, bayi diselimuti dan
arah distal dan jepit diberi topi
kembali tali pusat
dengan jarak 2 cm dari
klem
Melindungi perut bayi
dengan tangan kiri,
kemudian memotong
tali pusat
Meletakkan bayi di
dada ibu agar ada
kontak kulit ibu ke kulit
bayi untuk melakukan
IMD
Selimuti bayi dengan
kain bersih dan kering
beri topi
Lakukan aktif 19.28 Melakukan manajemen 19.30 Plasenta lahir spontan
manajemen kala III WIB aktif kala III wib
dan lahirkan plasenta Pindahkan klem 5-10
cm di depan vulva
Meletakkan tangan kiri
diatas sympisis
Tangan kanan
menegangkan tali
pusat sejajar dengan
lantai dengan cara
27
memegang klem
diantara jari telunjuk
dan jari tengah dengan
posisi tangan
menggenggam dan
telapak tangan
menghadap keatas
Cek tanda pelepasan
plasenta : adanya
semburan darah, tali
pusat semakin
memanjang, uterus
membulat
Setelah uterus
berkontraksi,
menegangkan talipusat
kearah bawah sambil
tangan kiri mendorong
uterus kearah belakang
atas (dorso cranial)
Melakukan
peneganagan tali pusat
terkendali dan
mendorong uterus
secara dorso cranial
hingga plasenta
terlepas dari implantasi
Meminta ibu sedikit
meneran sambil
menarik tali pusat
dengan arah sejajar
lantai, kemudian
kearah atas mengikuti
poros jalan lahir (tetap
28
melakukan dorso
cranial)
Memindahkan klem 5-
10 dari vulva
Setelah plasenta
tampak di vulva,
mengkap dan
memegang plasenta
dengan kedua tangan.
Putar plasenta searah
jarum jam dan pilin
selaput ketuban
sehingga plasenta lahir
seluruhnya
dimasukkan ke dalam
wadah yang telah
disediakan
Lakukan massase 19.30 Melakukan massase 19.30 TFU : 2 jari dibawah pusat
uterus wib fundus uterus untuk wib PPV : darah segar ± 50 cc
mengecek kontraksi Kontraksi keras
Cek kelengkapan 19.30 Mengecek 19.31 Plasenta lahir dengan
plasenta wib kelengkapan plasenta wib kotiledon lengkap,
diameter ±20 cm, berat
±500 gram, insersi lateral,
panjang tali pusat ±70 cm
Ibu Keadaan umum : baik Diagnosa kebidanan Cek laserasi, nilai 19.31 Mengecek laserasi dan 19.32 Laserasi terdapat pada
mengatakan Kesadaran : P1A0 kala IV perdarahan wib perdarahan dan wib mukosa vagina-otot
bahwa composmentis perineum, perdarahan
perutnya Status Obstetri ±10 cc
masih terasa Perut Lakukan heacting 19.33 Melakukan heacting 19.38 Sudah dilakukan heacting
mulas TFU : 2 jari dibawah wib pada mukosa vagina- wib menggunakan benang
Ibu pusat otot perineum dengan catgut
mengatakan Kontraksi : keras menggunakan benang
bahwa ia Genitalia : luka laserasi catgut
29
senang di mukosa vagina-
dengan perineum Pastikan uterus 19.38 memastikan uterus 19.39 Kontraksi keras, tidak ada
kelahiran PPV : darah segar ±50 berkontraksi dengan wib berkontraksi dengan wib perdarahan yang
anaknya cc baik baik berlebihan
Pindahkan bayi dari 19.40 Memindahkan bayi dari 19.44 Bayi sudah dipindahkan
ibu ke infant warmer wib dada ibu untuk wib dan dihangatkan di dalam
dan lakukan dilakukan pengukuran infant warmer
pemeriksaan antropometri dan Hasil pemeriksaan
antropometri dan mencegah terjadinya antropometri yang
berikan vit K dan hipotermi ke infant dilakukan:
tetes mata warmer By ny S lahir jam 19.25
wib
jenis kelamin ♀
BB : 3300 gram
PB : 50 cm
LK : 34 cm
LD : 32 cm
LiLA : 10 cm
AS : 9-10-10
Anus (+), mekonium (+)
Pemberian tetes mata 1/1
vit K (phytomenadion) 1x1
mg
Evaluasi kala IV 19.44 Mengevaluasi kala IV 19.45 Evaluasi kala IV setiap 15
wib pada 2 jam pertama wib menit pada 1 jam pertama
yaitu setiap 15 menit 19.45 wib
pada 1 jam pertama TD 110/60 mmHg
dan 30 menit pada 1 N : 84 x/menit
jam kedua S: 36,90C
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : keras
Kandung Kemih : kosong
PPV : 10cc
Ajarkan ibu untuk 19.46 Mengajarkan ibu cara 19.47 Ibu sudah bisa melakukan
30
masase uterus wib melakukan masase wib masase uterus sendiri
uterus dan menilai saat kontraksi sudah
kontraksi melemah
Evaluasi dan nilai 19.48 Mengevaluasi dan 19.49 Perdarahan ± 120 cc, kala
jumlah perdarahan wib menilai jumlah wib I : ± 10 cc, kala 2: ± 50 cc,
perdarahan kala III: ± 50cc, kala IV : ±
10 cc
Pantau tanda dan 19.50 Pantau tanda bahaya 19.51 Bayi berada di infant
bahaya pada bayi 15 wib pada bayi meliputi wib warmer dengan suhu
menit nafas dan suhu bayi 36,80C dan
pernafasannya 55 x/menit
31
PPV : -
Ibu bersedia untuk
menyusukan bayinya, dan
lakukan evaluasi selama
1 jam tetap jaga
kehangatan
Evaluasi 15 menit ke 20.41 Mengevaluasi 15 menit 20.50 Pukul 20.30 evaluasi ke 4
4 dan persiapkan wib ke 4 dan menyiapkan wib dengan hasil
ruang untuk ruangan perawatan di TD : 110/70 mmHg
perawatan baitu nisa 2 via telpon N : 83 x/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : keras
Kandung kemih : kosong
PPV : -
Ruangan sudah
dipersiapkan
Dokumentasi dan 20.51 Mendokumentasikan 21.00 Dokumentasi pada
evaluasi 30 menit wib dan mengevaluasi post WIB partograf sudah
pertama partum 30 menit dilengkapi dan evaluasi
pertama 30 menit pertama pada
pukul 21.00 wib
TD : 110/80 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,50C
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : keras
Kandung kemih : kosong
Perdarahan : 20 cc
Evaluasi 30 menit 21.20 Mengevaluasi 30 menit 21.30 Hasil :
kedua WIB kedua post partum WIB TD : 120/70 mmHg
N : 85 x/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : keras
Kandung kemih : kosong
32
PPV : -
33
B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai proses asuhan pada ibu bersalin
menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah, mulai dari pengkajian sampai evaluasi
dengan ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis alami di
lapangan.
a. Subjektif
untuk mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Pada kasus ini dalam pengkajian
diperoleh data subjektif. Menurut Fajar (2009; h. 22) wawancara adalah suatu
dengan responden.
dialami dan penyakit yang pernah dialami ibu, baik langsung maupun tidak
kebidanan meliputi data tentang haid (menarche, siklus dan HPHT), kehamilan,
sekarang. Keadaan psikososial yang perlu di kaji keadaan psikis klien saat ini,
34
ini diharapkan atau tidak. Jika kehamilan diharapkan, jenis kelamin yang
pantangan makanan bagi ibu, dan adat budaya yang mengikat. Selama hamil,
apakah diadakan selamatan. Pola nutrisi yang perlu dikaji adalah nafsu makan,
porsi makan dalam sehari, jumlah minum, da pola makan selama hamil. Pola
eliminasi yang perlu dikaji yaitu keluhan berkemih atau defekasi ibu selama
hamil dan sebelum hamil. Perlu juga diketahui frekuensinya dalam sehari.
Personal higine yaitu mengkaji cara ibu menjaga kebersihan tubuh dalam
mencuci rambut. Pola aktivitas yang perlu dikaji adalah frekuensi hubungan
seksual sebelum hamil dan selama hamil. Perlu juga diketahui keluhan dalam
dini, adalah riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, infeksi
Manuaba (2010 h: 283) penyebab ketuban pecah dini yaitu serviks yang
hidramnion, kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang dan letak lintang,
yang dimulai dari terjadinya kontraksi rahim, dilatasi jalan lahir, dan
35
pengeluaran bayi serta plasenta yang diakhiri dengan bonding awal antara ibu
WIB dan keluar air dari jalan lahir pada pukul 08.00. Riwayat penyakit, ibu
belum pernah melahirkan, dan belum pernah keguguran, ibu juga tidak
memiliki kebiasaan merokok pada saat hamil. Data psikologis yang dialami
bahwa ibu, suami dan keluarga besar bahagia dengan kehamilan ini tetapi ibu
Kesimpulan dari kasus ketuban pecah dini dapat disebabkan berbagai hal
adalah riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, infeksi traktus
kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang dan letak lintang,
b. Objektif
sejumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah
36
yang diteliti (Notoatmodjo, 2010; h. 131). Sedangkan pemeriksaan fisik adalah
minggu.bagian yang mudah diraba adalah kepala, letak janin dalam uterus,
dibagi dalam empat tahap. Sebagai pedoman untuk mengukur tinggi fundus
uteri, digunakan tiga bagian tubuh, yaitu prosesus xifoideus, simfisis dan pusat.
Palpasi dengan cara Leopold yaitu Leopold I menentukan tinggi fundus uteri,
menentukan letak punggung dan bagian kecil janin, Leopold III untuk
menentukan bagian yang terdapat pada bagian bawah uterus dan apakah
menghitung jumlah denyut jantung janin per menit, gunakan jarum detik pada
jam dinding atau jam tangan. Nilai djj selama dan segera setelah kontraksi
uterus. Mulai penilaian sebelum atau selama puncak kontraksi. Dengarkan djj
minimal 60 detik. Gangguan kondisi kesehatan janin dicerminkan dari DJJ yang
kurang dari 120 atau lebih dari 160 kali per menit. Sedangkan kontraindikasi
pada pemeriksaan dalam yaitu jika ada perdarahan pervaginam, jika ketuban
pecah, lihat warna dan bau air ketuban, jika terlihat pewarnaan.Pemeriksaan
dalam dilakukan setiap 4 jam sekali atau apabila ada indikasi (meningkatnya
37
frekuensi dan durasi serta intensitas kontraksi, dan ada tanda gejala kala 2).
Hal-hal yang perlu dinilai dari pemeriksaan dalam adalah vulva vagina,
konsistensi portio, pembukaan serviks, air ketuban, presentasi dan posisi janin,
penurunan bagian terbawah janin, penyusupan kepala janin dan bagian lain
dari janin.
sedangkan pada multi dilakukan pada usia 36-38 minggu. Bagian yang
diameter interspina, konjugata vera, sakrum, linea inominata, arkus pubis, dan
dinding samping.
ketuban yaitu dengan adanya cairan ketuban yang keluar dari vagina. Jika
tidak ada dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit bagian terbawah janin
atau meminta pasien batuk dan mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat
dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru. Tentukan usia
infeksi. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38oC serta air
tanda persalinan dan skoring pelvik. Menetukan adanya kontraksi yang teratur.
kehamilan).
KPD adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air
ketuban berbau amis dan tidak seperti amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna merah darah.
38
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
kepala, kondisi serviks yang lunak, multigravida, usia ibu yang relatif tua (di
atas 30-35 tahun) dan usia anak terkecil kurang dari 5 tahun mempengaruhi
bishop jika skor bishop >7 maka bisa dilakukannya persalinan pervaginam,
namun jika skor bishop <7 maka langsung dilakukan seksio sesarea.
biasa, yaitu pada primi 10 jam dan multi 6 jamjarak antara pecahnya ketuban
dan permulaan dari persalinan disebut periode laten = LP = lag period. Menurut
Varney (2008; h. 41) Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam sekali atau
kontraksi, dan ada tanda gejala kala 2) tetapi pada kasus Ny. S dilakukan 4 kali
Dari kesimpulan pada kasus di dapat hasil bahwa hasil pemeriksaan Ny. S
janin, leopold III teraba 1 bagian bulat, keras dan melenting, sudah tidak bisa di
goyangkan yaitu kepala sudah masuk PAP, dan leopold IV divergen, pada
39
140x/menit, reguler dan irama teratur, puntum maksimum ada di sebelah kiri
bahwa pembukaan 3 cm, dengan penipisan 30%, kulit ketuban sudah pecah,
penurunan HII dengan presentasi kepala, POD dan posisi POD belum bisa di
tentukan, tidak ada molage dan bagian yang menumbung. Pada kasus Ny. S
test dari data yang di dapat bahwa terdapat kesenjangan antara teori dan
lapangan.
2. Interpretasi data
bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini sering kali bisa
a. Diagnosa kebidanan
data subjektif dan data objektif. Pada kasus ini saat pengambilan kasus
minggu 4 hari, janin tunggal, hidup intra uteri, letak membujur, punggung kiri,
presentasi kepala sudah masuk panggul, inpartu kala I fase laten dengan
ketuban pecah dini, ditegakkan berdasarkan data dasar yang meliputi data
subjektif ibu mengatakan sudah keluar air ketuban pada jam 08.00 WIB, ini
perut bagian bawah. Data objektif diperoleh dari pemeriksaan fisik dalam batas
40
normal dan didapatkan hasil pada pemeriksaan abdomen bahwa leopold I
leopold III teraba 1 bagian bulat, keras dan melenting, sudah tidak bisa di
goyangkan yaitu kepala sudah masuk PAP, dan leopold IV divergen serta
penipisan 30%, kulit ketuban sudah pecah, penurunan HII dengan presentasi
kepala, pod dan posisi pod belum bisa di tentukan, tidak ada molage dan
menggunakan kertas lakmus atau nitrazin yang berubah warna merah menjadi
biru. Hal tersebut menunjukkan bahwa diagnosa yang ditujukan pada kasus ini
b. Masalah
merasa takut dan cemas daat proses persalinan. Apalagi dalam persalinan
yang tidak normal yaitu ketuban pecah dini, sehingga perlu dukungan supaya
fisik dan psikologis yang dimulai dari terjadinya kontraksi rahim, dilatasi jalan
lahir, dan pengeluaran bayi serta plasenta yang diakhiri dengan bonding awal
41
Dari kasus Ny. S di dapatkan hasil dari data subjektif bahwa Ny. S
3. Diagnosa potensial
persalinan lebih pendek dari biasa, yaitu pada primi 10 jam dan multi 6 jamjarak
antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut periode laten = LP
= lag period. Menurut Varney (2008; h. 41) Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4
jam sekali atau apabila ada indikasi (meningkatnya frekuensi dan durasi serta
intensitas kontraksi, dan ada tanda gejala kala 2) tetapi pada kasus Ny. S dilakukan
ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan, yaitu persalinan prematur,
resiko infeksi pada ibu dan janin meningkat pada ibu terjadi korioamnionitis dan
pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis, hipoksia, asfiksia, sindrom
deformitas janin ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan
Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial pada ibu dan bayi, karena
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
4. Tindakan segera/kolaborasi
42
wanita tersebut. Beberapa data mengidentifikasikan keadaan darurat, yang
nyawa ibu dan bayinya. Pada kasus ibu nifas Ny. S tidak dilakukan tindakan segera
5. Perencanaan
Pada langkah ini yaitu suatu rencana yang komprehensif meliputi hal-hal yang
diindikasikan oleh kondisi pasien dan masalah lain yang berkaitan, seluruh
valid berdasarkan atas pengetahuan teoritis, tepat, sesuai dan aktual serta asumsi
yang tervalidasi tentang apa yang akan dan tidak dilakukan oleh pasien yang
bersangkutan.
Menurut Saifuddin, dkk (2009; h. 219) penangan pada ketuban pecah dini hal
yang dilakukan yaitu rawat dirumah sakit, berikan antibiotika (ampisilin 4x500mg
atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin) dan metronidazol 2x500 mg selama 7
hari jika kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol), deksamteson, dan induksi sesudah 24 jam, jika usia kehamilan 32-37
minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi
yang keluar dari vagina. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit
bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk dan mengedan. Penentuan
cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi
biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada
tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38oC serta air
ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah >15.000/mm3. Janin yang mengalami
43
dan skoring pelvik. Menetukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa dalam
Pada langkah ini rencana yang akan diberikan terhadap Ny. S dengan
persalinan normal disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan pada inpartu kala I
sampai dengan kala IV. Rencana asuhan persalinan normal yang diberikan pada
kasus persalinan normal adalah 58 langkah APN sesuai dengan JNPK-KR tahun
2008.
asuhan persalinan normal dimana perencanaan yang telah di susun secara efektif,
perencanaan oleh bidan dengan dukungan dari pasien dan keluarga pasien yang
beserta keluarga ibu dan nyaman seperti anjurkan ibu untuk makan dan minum
menginginkannya, anjurkan ibu untuk relaksasi nafas dalam Lamaze saat ada
kontraksi agar rasa dapat merelaksasi rasa nyeri dan kenceng pada perut ibu,
anjurkan ibu istirahat saat tidak ada kontraksi, anjurkan suami atau keluarga
mendampingi ibu selama proses persalinan, dan memberikan informasi pada ibu
praktik.
6. Implementasi
dilakukan setiap 4 jam sekali atau apabila ada indikasi (meningkatnya frekuensi
dan durasi serta intensitas kontraksi, dan ada tanda gejala kala 2) sedangkan
44
pada kasus Ny. S pemeriksaan dalam dilakukan sebanyak 4 kali dalam waktu
3,5 jam, hal ini dilakukan karena ada indikasi tanda kala II.
b. Menurut WHO 2016 sebelum melakukan tindakan cuci tangan terlebih dulu.
Pada kasus Ny. S pada saat bidan akan melakukan pertolong persalinan, bidan
c. Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh
teori karena pada saat menolong persalinan bidan tidak menggunakan APD
lengkap yaitu : topi, kaca mata, sepatu boots karena terlalu terburu-buru untuk
menolong persalinan. Menurut teori alat pelindung diri adalah suatu alat yang
kerja. Jadi alat pelindung diri adalah merupakan salah satu cara untuk
d. Pada kasus Ny. S pelaksanaan asuhan yang di berikan yaitu tidak sesuai
tidak di lakukan selama 1 jam. Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses
membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu
jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan
kulit ibu bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia
menyusu sendiri (JNPK-KR, 2008; h. 128) keuntungan dari IMD untuk ibu dan
bayinya itu sendiri adalah optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi, kontak kulit
45
mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif,
meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat badan lahirnya lebih
cepat), meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi, bayi tidak
terlalu banyak menangis selama satu jam pertama, menjaga kolonisasi kuman
yang aman dari ibu di dakan perut bayi sehingga memberikan perlindungan
terhadap infeksi, bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium
lebih cepat, kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama
e. Pada kasus Ny. S tidak dilakukan pemberian Vitamin K dan salep pada 1 jam
kelahirannya, menurut JNPK-KR (2008; h. 137) semua bayi baru lahir harus
diberikan vitamin K1 injeksi intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan
bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarah BBL akibat defisiensi vitamin K
yang dapat dialami oelh sebagian BBL, dan pencegahan infeksi mata diberikan
setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan
tepat diberikan pada waktu satu jam stelah kelahiran. Upaya pencegahan
infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
f. Pada kasus Ny. S bayi tidak diberikan HB 0 pada 1 jam setelah pemberian
penularan ibu dan bayi, hal ini dikarenakan Hepatitis 0 di Rumah Sakit Islam
7. Evaluasi
kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua tentang masalah
46
mengimplementasi semua tindakan dalam rencana dan menjadi tidak efektif bila
normal dengan 58 langkah APN. Hasil yang diperoleh bayi lahir spontan, jenis
kelamin perempuan, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, menangis keras pada
tanggal 10 Desember 2016 pukul 19.25 WIB, di Rumah Sakit Sultan Agung
Semarang, tanpa ada komplikasi yang terjadi baik ibu dan bayinya.
47