Вы находитесь на странице: 1из 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup adalah kesatuan tata ruang dimana di dalamnya

terdiri dari benda hidup atau mati dan keadaan termasuk didalamnya manusia

(UULH No. 4 Th. 1982). Menurut Tjokrokusumo (1997), Dimana komponen

lingkungan hidup terdiri dari :

a. Komponen Geofisik – kimia

b. Komponen biologi

c. Komponen Sosekbud

Bumi tempat hidup tetap satu dan tidak akan bertambah jumlahnya

maupun besarnya. Di satu sisi, bumi kita ini seakan semakin menyempit

disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk dunia yang relative tinggi dan

juga disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konferensi

PBB di Stockholm pada tahun 1972 mengenai lingkungan hidup, pada

substansinya bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan dunia, semata untuk generasi umat manusia yang akan datang. Di

Indonesia khususnya yang di kenal sebagai negara agraris, kaya akan sumber

daya alam yang menunjang seperti tanaman padi dan sayur-sayuran yang

mampu di olah menjadi bahan yang mengandung nilai gizi yang cukup tinggi.

Sebagaimana diketahui bahwa beras adalah makanan yang dikonsumsi

sebagian besar masyarakat Indonesia, karna beras mengandung karbohidrat

yang baik bagi tubuh. Kegiatan manusia dapat berpengaruh terhadap

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 1
perubahan lingkungan. Penelitian ini dapat mengatasi permasalahan

lingkungan yang disebut limbah, limbah yang tidak dikelola dengan baik

dapat mengakibatkan rusaknya lingkungan bahkan dapat mengganggu

kesehatan penduduk sekitar (Hadisusanto, 2005:106.dalam (Erowati, 2012).

Dengan demikian limbah tersebut dapat dikatakan sebagai bahan pencemar

atau polutan.

Jenis beras ada beberapa macam, tapi pada penelitian ini menggunakan

jenis beras pandan wangi. Beras Pandan Wangi adalah Beras varietas lokal

Cianjur yang hanya tumbuh baik dan mengasilkan kualitas produksi dengan

sifat khasnya yaitu aroma, rasa, warna serta bentukya yang tidak dimiliki oleh

varietas beras lainnya.

Pemamfaatan limbah air cucian beras pandan wangi sebagai pupuk

organik cair dalam penelitian ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu

pupuk organik cair merupakan suatu produk yang terbuat dari bahan organik,

yang bagi tanaman sangat baik untuk mempercepat pertumbuhan tanaman

sehingga menjaga ketersediaan unsur hara di dalam tanah serta untuk

mengatasi persoalan lingkungan dari skala rumah tangga.

Air cucian Beras merupakan salah satu limbah rumah tangga yang

dihasilkan dari proses pencucian Beras yang selama ini belum banyak

dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Faktor penyebab kurangnya minat

masyarakat dalam memanfaatkan air cucian Beras antara lain, terbatasnya

pengetahuan tentang kandungan zat-zat penting dalam air cucian Beras yang

bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu upaya untuk

memanfaatkan limbah ini yaitu menjadikan air cucian Beras sebagai pupuk

tanaman.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 2
Dengan melihat kenyataan di atas, maka perlu upaya serta alternatif

pengolahan terhadap limbah air cucian beras tersebut, agar tidak mencemari

badan air penerima atau lingkungan. Pada penelitian ini, peneliti mencoba

melakukan pengolahan secara biologis dengan proses fermentasi. Dengan

demikian pemanfaatan limbah air cucian beras pandan wangi sebagai pupuk

organik cair dapat mengatasi difisiensi hara secara cepat, mampu

menyediakan hara secara cepat, sehigga pertumbuhan tanaman akan semakin

baik dan tahan terhadap penyakit.

Pemanfaatan limbah air cucian beras pandan wangi sebagai pupuk

organik cair dalam penelitian ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu

pupuk organik cair merupakan suatu produk yang terbuat dari bahan organik,

yang bagi tanaman sangat baik untuk mempercepat pertumbuhan tanaman

sehingga menjaga ketersediaan unsur hara di dalam tanah serta untuk

mengatasi persoalan lingkungan dari aktivitas skala rumah tangga, di

Kecamatan Banguntapan, Kelurahan Sorowajan, Kabupaten Bantul, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memberikan arahan yang jelas dalam penelitian ini, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Seberapa besar kandungan N, P, K, yang terkandung di dalam pupuk
organik cair dari limbah air cucian beras pandan wangi.

1.3 Batasan Masalah


Agar lingkup penelitian jelas, penyusun membatasi masalah pada :
1. Sampel air limbah yang digunakan untuk penelitian diambil dari
limbah air cucian beras pandan wangi di Kecamatan Banguntapan,
Kelurahan Sorowajan Kab. Bantul, Yogyakarta.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 3
2. Parameter yang di teliti adalah N, P, K, yang terkandung dalam pupuk
organik cair.
3. Penelitian dilakukan dengan skala laboratorium.
4. Penambahan EM-4 (0 ml, 25 ml, 50 ml, 75 ml)

1.4 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan tersebut diatas, penelitian ini
mempunyai tujuan yaitu :

Mengetahui kadar N, P, K yang terkandung di dalam pupuk organik cair


yang terbuat dari limbah air cucian beras pandan wangi setelah ditambah EM4
(0 ml, 25 ml, 50 ml, 75 ml).

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis tentang
cara pengolahan limbah air cucian beras pandan wangi dengan metode
proses fermentasi.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan alternatif
pemanfaatan limbah air cucian beras pandan wangi sebagai pupuk
organik cair kepada orang yang membutuhkan.
3. Untuk bahan diskusi serta referensi dalam organisasi intra dan ekstra
kampus sebagai bentuk representative dari wujud keilmuan yang dapat
di pertanggung jawabkan untuk para akademisi mengenai pemanfaatan
limbah air cucian beras pandan wangi sebagai pupuk organik cair.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Organik Cair

2.1.1 Pengertian Pupuk Organik Cair

Menurut Hadisuwito (2012), pupuk organik cair adalah larutan dari

hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman,

kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu

unsur. Pupuk organik cair adalah larutan dari bahan-bahan organik yang

berasal dari kegiatan rumah tangga maupun industri yang tidak dapat

dipergunakan lagi yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.

Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi

defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu

menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik,

pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun

digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan

pengikat, sehingga larutan pupuk yamg diberikan ke permukaan tanah bisa

langsung digunakan oleh tanaman. Dengan menggunakan pupuk organik cair

dapat mengatasi masalah lingkungan dan membantu menjawab kelangkaan

dan mahalnya harga pupuk anorganik saat ini (Imma,2011).

Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibagi menjadi dua, yakni

pupuk cair dan padat. (Hadisuwito, 2007).

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 5
2.2 Karakteristik Pupuk Organik Cair

2.2.1 Ciri-ciri Pupuk Organik cair

Cairan pupuk organik berwarna cokelat agak kekuning-kuningan ini

dibuat dari limbah organik, memiliki bau yang khas, dikarenakan banyak

kandungan bahan organik yang terkandung di dalamnya. Menurut para ahli

dalam bidang pertanian seperti yang dikutip dalam situs (Alamtani.com), jenis

pupuk cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga, dan

batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Dari

uraian diatas dapat di lihat bahwa karakteristik pupuk cair sangat membantu

dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.

2.2.2 Fungsi Pupuk Organik Cair

Menurut Hadisuwito, 2012 Pupuk organik yang dimana memiliki

fungsi sebagai berikut :

1. perangsang tumbuhan, terutama saat tanaman mulai bertunas atau

saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang

pertumbuhan buah dan biji.

2. Meningkatkan penyerapan unsur hara ke daun dan batang yang bisa

menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata

atau pori-pori yang ada pada permukaannya.

Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan

sampai overdosis, karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun

yang berlebih juga akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi,

ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil

maksimal.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 6
Setiap tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai

makanannya. Secara teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara

yang tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun

bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh karena itu pemberian

pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu. Karena

sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan

unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama

lewat tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang

lebih. Untuk mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan

baku pupuk.

2.3 Klasifikasi Pupuk Organik Cair

2.3.1 Pupuk Cair Limbah Organik

Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organik bisa dimamfaatkan

menjadi pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak

mengandung unsur hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya.

Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat memperbaiki struktur dan kualitas

tanah.

Dari sebuah penelititan di Cina menunjukkan penggunaan limbah cair

organik mampu meningkatkan produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan

dengan menggunakan bahan organik lainnya. Rata-rata hasil tanaman yang

menggunakan pupuk limbah cair organik meningkat 11% dibandingkan

dengan pupuk organik lain. Bahkan di Cina, penggunaan pupuk kimia sintetik

dasar mulai “tergeser” dengan keunggulan pupuk organik cair (Hadisuwito,

2012).

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 7
Sebelum melakukan penanaman, petani di Cina mencampurkan limbah

organik cair dengan tanah di area persawahan dengan dosis 23 ton/hectare

setiap 3 hari. Sementara itu penggunaan pupuk kimia hanya sebagai pupuk

lanjutan yang pengaplikasiannya dicampur dengan pupuk organik dengan

perbandingan 1 : 1. Perbandingan ini mampu memperbaiki kondisi tanah dan

meningkatkan hasil (Hadisuwito, 2012).

Pada substansinya, limbah cair dari bahan organik bisa di manfaatkan

menjadi pupuk. Limbah cair banyak bahan mengandung unsur hara dan bahan

organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat membantu

memperbaiki struktur dan kualitas tanah. Secara umum keunggulan pupuk

organik dibandingkan dengan pupuk anorganik dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel. 2.1 Berbagai Keunggulan Pupuk organik dan anorganik

Jenis Pupuk Keunggulannya


1. Mengandung unsur hara makro dan mikro
Lengkap, tetapi jumlahnya hanya sedikit
2. Dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah
menjadi gembur.
Pupuk Organik 3. Memiliki daya simpan air (water holding capasity) yang
tinggi.
4. Lebih tahan serangan penyakit pada beberapa tanaman
5. Meningkatkan aktivitas mikro organisme tanah yang
menguntungkan
6. Memiliki residual efek yang positif
7. Menutrisi tanaman dan menyehatkan tanah

1. Hanya mengandung satu atau beberapa unsur hara, tapi


dalam jumlah banyak.
2. Tidak dapat memperbaiki unsur tanah, malah
Pupuk Anorganik penggunaanya dalam waktu lama menyebabkan fisik
tanah menjadi keras.
3. Dapat membuat tanaman rentan terhadap penyakit
4. Mudah menguap dan tercuci
5. Hanya menutrisi tanaman tapi merusak tanah
Sumber : Susetya, S.P. 2014.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 8
2.3.2 Pupuk Cair Limbah Manusia

Pupuk cair dari kotoran manusia sebenarnya merupakan campuran

antara kotoran manusia dan cair yang keluar bersamaan dengan kotoran

manusia. Kotoran manusia merupakan komponen utama dari limbah organik

cair rumah tangga. Kandungan haranya berbeda-beda tergantung dari jenis

makanan yang dikonsumsinya.

Di Negara Asia Timur seperti Cina, Taiwan, Korea, dan Jepang,

pemamfaatan kotoran manusia sebagai pupuk organik telah lama

dikembangkan secara tradisional. Bahkan di Cina, telah ada cara khusus untuk

mengumpulkan kotoran manusia. Untuk memamfaatkan kotoran manusia

menjadi pupuk dilakukan teknik pengolahan yang sederhana tanpa melalui

biogas (Hadisuwito, 2012).

Caranya, kotoran manusia yang akan dibuat kompos dikumpulkan

serta dicampur dengan jerami dan sampah organic lainnya, setelah itu bahan-

bahan tersebut ditimbun agar terjadi fermentasi. Komposisi kototran manusia

tersusun atas air (66-80%), senyawa organik (88-97%), nitrogen (5-7%),

fosfor (3-5,4%), Kalium (1-2,5%), Karbon (40-55%), Kalsium (4-5%), dan

C/N rasio (5-10%) (Hadisuwito, 2012).

2.4 Keunggulan Pupuk Organik

2.4.1 Menyehatkan Lingkungan

Sebagai materi akhir atau sisa suatu proses, sampah biasanya diatasi

dengan mengangkutnya dari tempat sampah di pemukiman dan membuangnya

ke tempat pembuangan sampah akhir atau membakarnya. Padahal, jika dilihat

dari jumlah penduduk yang terus meningkat, perubahan tingkat pola

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 9
konsumsi, pola penyediaan kebutuhan hidup, serta iklim dan musim, cara

seperti itu kurang mampu mengatasi masalah sampah. Pasalnya, sampah yang

dihasilkan setiap hari terus meningkat dan beresiko menimbulkan banyak

masalah. Satu-satunya cara menangani sampah yang efektif dan efisien adalah

dengan mendaur ulang. Sampah non organik bias didaur ulang menjadi biji

plastik. Sementara itu, sampah organik bias diolah lagi menjadi kompos atau

pupuk organik. Daur ulang sampah organik menjadi pupuk tidak hanya dapat

menyuburkan tanaman, tetapi juga turut menyehatkan lingkungan. Selain itu,

penggunana pupuk organic juga tdiak meninggalkan residu pada tanaman

sehingga aman untuk dikonsumsi (Hadisuwito, 2012).

2.4.2 Revitalisasi Produksi Tanah

Pada dasarnya, penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus

hingga pada tertentu ternyata dapat berakibat buruk bagi kondisi tanah. Pupuk

organik akan terakumulasi di dalam tanah dan meneyebabkan kekahatan

(kekurangan) hara. Tanah yang sering diberi pupuk anorganik lama-kelamaan

dapat menjadi keras sehingga menjadi sulit untuk diolah dan mengganggu

pertumbuhan tanaman. Karena itu, pemamfaatan pupuk organik untuk tanah

sangat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas

tanah, dan mengurangi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik. Selain

itu, pupuk organik berperan juga sebagai sumber makanan bagi

mikroorganisme tanah sehingga tanah menjadi gembur dan mudah menyerap

air (Hadisuwito, 2012).

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 10
Pupuk organik membantu proses petumbuhan dengan prinsip kerja

holistic yaitu membantu kebutuhan fisik, kimia, dan biologi tanah. Prinsip

kerja holistic pupuk organik terungkap dalam tabel 2.3

Tabel 2.2 Prinsip kerja holistik pupuk organik

- Menggemburkan tanah
- Memperbaiki aerasi dan drainase
Fisik - Meningkatkan kapasitas mengikat
- Mencegah erosi dan longsor
- Merevitalisasi daya olah tanah
- Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)
- Meningkatkan ketersediaan unsur hara
Kimia - Meningkatkan proses pelapukan bahan mineral

Menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah

Biologi seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme

menguntungkan lainnya, sehingga perkembangan

bangannya lebih cepat.

Sumber : Hadisuwito (2012)

2.5 Kandungan Umum Pupuk Organik Cair

Seperti halnya kompos yang merupakan pupuk dimana intensitasnya

sering diaplikasikan ke lahan, dan untuk membantu proses dekomposisi

bahan-bahan organik menjadi kompos, diperlukan bahan-bahan dekomposer.

Berbagai macam bahan-bahan dekomposer banyak beredar di pasar. Akan

tetapi biaya yang dikeluarkan mahal. Pada dasarnya kompos yang berbahan

dasar mikroorganisme mudah diproduksi sendiri, karena mikroorganisme-

mikroorganisme yang berguna banyak terdapat dialam sekitar kita.

Menurut Prihmantoro (2008), keberhasilan bercocok tanam

dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah pemupukan, baik cara,

dosis, maupun waktu pemberiannya. Sebenarnya hal yang menyangkut pupuk

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 11
tidak asing bagi petani atau masyarakat. Namun, yang mereka kerjakan belum

tentu sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman sehingga usaha budidayanya

tidak berhasil dengan baik. Pupuk diberikan kepada tanaman dengan tujuan

menambah zat (unsur) hara yang dibutuhkan tanaman. Umumnya unsur hara

telah tersedia dalam tanah, tetapi karena secara terus-menerus dihisap oleh

tanaman maka jumlahnya akan berkurang.

Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sangat banyak, tetapi yang

terpenting harus ada sekitar 16 unsur. Tiga unsur yang dibutuhkan diambil

tanaman dari udara, seperti karbondioksida, hydrogen, dan oksigen. Oleh

karena ketersediaanya banyak maka unsur tersebut jarang dipermasalahkan.

Lain halnya dengan ke-13 unsur lainnya yang berada di dalam tanah. Unsur

hara dalam tanah terus berkurang dalam tanah seiring pertumbuhan tanaman,

karenanya perlu tambahan dari luar berupa pupuk.

Unsur hara yang berada dalam tanah dapat dibagi menjadi dua

golongan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara yang

banyak dibutuhkan tanaman disebut unsur makro, sedangkan yang dibutuhkan

dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. Unsur makro yang dibutuhkan

terdiri dari nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), belerang atau sulfur (S),

Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg). Walaupun ke-enam unsur tersebut

termasuk unsur makro, tetapi ada tiga unsur yang amat penting untuk

kelangsungan hidup tanaman. Ketiga unsur tersebut adalah Nitrogen, Fosfor,

dan Kalium. Pentingnya ketiga unsur tersebut berhubungan erat dengan

fungsinya didalam tanaman.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 12
Tabel 2.3 Kegunaan unsur nitrogen, fosfor, dan kalium dalam tanaman.

Unsur Kegunaan
Nitrogen Merangsang pertumbuhan tanaman, terutama batang, cabang
dan daun. berguna dalam pertumbuhan hijau daun, protein,
lemak, dan senyawa organik lainnya.
Fosfor Merangsang akar, khususnya akar benih dan tanaman muda.
mempercepat pembuangan serta pemasakan biji dan buah.
Kalium Memperkuat tubuh tanaman agar tidak roboh serta bunga dan
buah tidak mudah gugur.

Sumber : Prihmantoro, 2008.

2.5.1 Unsur Hara Makro

a. Nitrogen

Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara di dalam tanah yang

sangat berperan bagi petumbuhan tanaman. Transformasi nitrogen sangat

kompleks. Lebih dari 98% unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk

tanaman akibat terakumulasi di dalam bahan organic atau terjerat dalam

mineral liat. Karena itu, penggunaan bahan organic yang sudah ditransformasi

menjadi pupuk dapat membantu menyediakan N bagi tanaman.

Suplai unsur N melalui pemupukan sangat diperlukan karena N

merupakan unsur yang paling banyak hilang dari lahan setelah dipanen.

Pasalnya, tanaman yang kekurangan N akan terusmengecil, bahkan secara

cepat berubah menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk

membentuk protein dan klorofil. Selain itu, kekurangan klorofil akan

menyebabkan berkurangnya kemampuan tanaman untuk memproduksi

karbohidrat. Sementara itu, kekurangan protein dapat mempengaruhi

pertumbuhan sel vegetative. Padahal, protein berperan penting sebagai

katalisator dan pengaruh metabolism (Hadisuwito, 21012).

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 13
b. Fosfor

Selain unsur N, bahan organik juga membantu menyediakan unsur

fosfor atau P. Unsur P merupakan zat yang penting, tetapi biasanya selalu

dalam keadaan kurang di dalam tanah. Unsur P sangat penting sebagai sumber

energy. Karena itu, kekurangan unsur P sangat menghambat pertumbuhan

maupun reaksi metabolisme tanaman (Hadisuwito, 2012).

Sementara itu, kandungan fosfor pada tanaman membantu dalam

pertumbuhan bunga, buah, dan biji, serta mempercepat pematangan buah. Jika

tanaman kekurangan unsur ini biasanya menyebabkan mengecilnya daun dan

batang, perubahan warna daun menjadi hijau tua keabu-abuan, mengkilat, dan

terlihat pigmen merah di daun bagian bawah. Selain itu, pembentukan buah

terhambat dan produksi buah atau bijinya kecil. Kondisi tersebut

menyebabkan lama-kelamaan tanaman mati (Hadisuwito, 2012).

c. Kalsium

Penyerapan air sangat dibantu oleh kalsium. Kalsium juga berperan

dalam mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan

batang. Kalsium bias digunakan untuk menetralkan kondisi senyawa dan

kondisi tanah yang merugikan. Kekurangan unsur ini dapat menghambat

pertumbuhan pucuk, ranting, dan batang tanaman. Bahkan, jika kekurangan

parah, ujung akar dan akar rambut akan mati dan pada akhirnya tanaman akan

mati (Hadisuwito, 2012).

d. Kalium

Kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Selain

itu, unsur ini juga berperan penting dalam pembentukan antibodi tanaman

untuk melawan penyakit. Cirir fisik tanaman tanaman yang kekurangan

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 14
kalium yaitu daun tampak keriting dan mengilap. Lama-kelamaan, daun akan

menguning di bagian pucuk dan pinggirnya. Bagian antara jari-jari daun juga

menguning. Sementara itu, jari-jarinya tetap hijau. Ciri fisik lain kekurangan

unsur ini adalah tangakai daun menjadi lemah sehingga mudah terkulai dan

kulit biji keriput (Hadisuwito, 2012).

e. Belerang

Belerang merupakan unsur penting kedua setelah nitrogen dalam

pembentukan asam amino. Unsur ini juga membantu proses pertumbuhan

lainnya, seperti pembentukan bintil akar, pertumbuhan tunas, dan

pembentukan hijau daun (Klorofil). Tanaman yang kekurangan unsur ini ya

itu daun mudanya mengilap agak keputihan, selanjutnya akan berubah

menjadi kuning hijau. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

2.5.2 Unsur Hara Mikro

Unsur hara mikro merupakan unsur-unsur kimia alam yang juga

berperan dalam proses pertumbuhan tanaman. Unsur ini memang hanya

diperlukan tanaman dalam jumlah yang sedikit, tetapi kekurangan unsur ini

tidak dapat digantikan dengan unsur lainnya.

Unsur hara mikro diantaranya klor (Cl). Klor bermamfaat untuk

membantu meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi

tanaman. Selain itu, terdapat unsur besi dan ferum yang berperan dalam

proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan dan pembentukan zat

hijau daun (klorofil). Unsur mikro lain yang diperlukan tanaman diantaranya

mangan, baron, kobal, iodium, seng, selenium, molybdenum, flour, dan

tembaga (Hadisuwito, 2012).

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 15
2.6 Limbah Air Cucian Beras

Air limbah cucian beras merupakan bahan yang mudah didapat karena

setiap hari penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 220 juta orang

sebagian besar mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Setiap tahun

penduduk Indonesia mengkonsumsi Beras sekitar 135 kg/orang. Jika 1 kg

Beras menghasilkan air limbah cucian Beras 2 liter dan yang makan nasi 80%,

maka setiap tahun ada 47.520 juta liter air limbah cucian beras yang dibuang

(http://selaputs.blogspot.com, 5 maret 2013). Pada saat mengolah beras

menjadi nasi, beras mengalami proses pencucian sebelum dimasak. Proses

pencucian Beras dilakukan sebanyak tiga kali sebagai upaya untuk

membersihkan dari kotoran. Air cucian beras berwarna putih susu, hal itu

berarti bahwa protein dan vitamin B1 yang terdapat dalam beras juga ikut

terkikis. Secara tidak langsung, air cucian beras mengandung protein dan

vitamin B1. Vitamin B1 merupakan kelompok vitamin B yang mempunyai

peranan di dalam metabolisme tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan

merupakan peran vitamin B1 untuk menggerakkan aktifitas tanaman.

kandungan air cucian beras disebut leri. Nutrisi terkandung dalam leri,

berpengaruh positif pada pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, air leri biasa

digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos, pupuk hayati dan pupuk

organik cair.

2.7 Karateristik Limbah Air Cucian Beras

Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari.

Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang selama proses

penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 16
B3, 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe),

100% serat, dan asam lemak esensial hilang dalam proses membuat beras

lebih “indah” untuk dimakan.

Adapun kandungan dari beras dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini :

Tabel 2.4 Kandungan Nutrisi Beras

Kandungan Jumlah (%)


Vitamin B1 80
Vitamin B3 70
Vitamin B6 90
Mangan 50
Fosfor 50
Zat Besi 60
Serat 100
Sumber : Erowati, 2012

Kandungan yang terdapat di dalam air cucian Beras putih yaitu

Nitrogen (0,015%), Fosfor (16,306%), Kalium (0,02%), Kalsium (2,944%),

Magnesium (14,252%), Sulfur (0,027%), Besi (0,0427%), Vitamin B1

(0,043%).

Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh.

Warna keruh pada cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras

ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian

kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermamfaat tersebut.

Misalnya fosfor (P) yang merupakan salah stu unsur utama yang dibutuhkan

tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor

berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem

perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat

besi yang penting bagi pembentukan hijau daun (Klorofil) dan berperan

penting dalam pembentukan kabohidrat, lemak dan protein. Selain itu kulit ari

juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 17
sangat berperan dalam proses pembentukan hormo dan berfungsi sebagai

koenzim (komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim).

Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh.

Warna keruh bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras

ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian

kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat tersebut.

Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang dibutuhkan tanaman dan

selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor berperan

dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang

baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang

penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam

pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu kulit ari juga

mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin sangat

berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim

(komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim).

Beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Sangat mungkin

karbohidrat ini terdegradasi saat mencuci. Hipotesa awal, saat disiramkan ke

tanaman, karbohidrat akan terpecah menjadi unsur yang lebih sederhana dan

memberikan nutrisi bagi mikroba yang menguntungkan bagi tanaman.

Meskipun saya belum mengetahui apa mikroba yang diuntungkan dengan

kandungan karbohidrat air leri ini. Menarik jika ada yang meneliti.

Fakta terbaru adalah hasil penelitian yang dilakukan Yayu Siti

Nurhasanah mahasiswa IPB pada tahun 2011. Mengungkapkan bahwa air

cucian beras merupakan media alternatif pembawa bakteri Pseudomonas

fluorescens. Bakteri tersebut adalah mikroba yang berperan dalam memicu

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 18
pertumbuhan tanaman (okezone, 19/10/11). P. fluorescens sangat berperan

dalam pemicu pertumbuhan tanaman (Anonim, 2011).

2.8 Beras Pandan Wangi

Beras Pandan Wangi telah dimurnikan selama lima musim

tanam oleh Aan A Daradjat dan Suwito. Ahli peneliti pada tahun 2001, atas

dasar usulan dari Pemerintah Kabupaten Cianjur , Dinas Pertanian Kabupaten

Cianjur, Balai Penelitian dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura ( BPSB TPH ) Provinsi Jawa Barat serta Balai Penelitian Padi

Departemen Pertanian.

Beras Pandan Wangi telah memiliki sertifikat Varietas local

Cianjur yang dilepas dengan Surat keputusan Menteri Pertanian Nomor : 163

/ Kepts / LB.240 / 3 / 2004 sebagai varietas unggul local dengan nama

PANDAN WANGI.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik morfologi,

nutrisi, dan sensori beras empat varietas lokal padi Cianjur tersebut. Hasil

pengamatan menunjukkan bahwa ciri-ciri morfologi padi varietas Pandan

Wangi, Peuteuy, Hawara Batu, dan Beureum Seungit memiliki kemiripan

antara satu dengan yang lainnya. Hasil analisis nutrisi menunjukkan bahwa

kandungan gizi beras pecah kulit keempat varietas lokal tersebut lebih tinggi

daripada beras sosohnya, hal tersebut ditunjukkan dengan kadar air, abu,

lemak, dan protein beras pecah kulit yang lebih tinggi daripada beras sosoh.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 19
Tabel 2.5 Deskripsi Beras Pandan Wangi

Nomor : 163 / Kpts / LB. 240 / 3 / 2004


NO. DESKRIPSI KETERANGAN
1. Asal Populasi Varietas lokal Pandan Wangi
Cianjur
2. Nomor Balitpa 1644
3. Golongan Padi bulu
4. Umur Tanaman 155 Hari
5. Bentuk Tanaman Kompak
6. Tinggi Tanaman 168 cm
7. Anakan Produktif 15 – 18 Batang
8. Warna Helai Daun Tidak Berwarna
9. Muka Daun Hijau
10. Bentuk Gabah Bulat
11. Warna Gabah Kuning Emas
12. Tekstur Nasi Pulen
13. Bobot 1000 butir 29,7 gram
14. Kadar Amilosa 24,6 %
15. Potensi Hasil 7,4 ton GKG/Ha
16. Rata-rata Hasil 5,7 ton GKG/Ha
Sumber : martani.co/portfolio/pandan-wangi, 2015

Ciri khas beras pandan wangi adalah aromanya yang wangi pandan.

Namun sering pula terdapat beras yang wangi pandan karena zat pewangi

kimia. Namun masih terdapat ciri yang lainnya yang bisa membantu agar anda

tidak salah pilih, yaitu beras pandan wangi tidak panjang, tetapi cenderung

bulat. Jika terdapat beras dengan biji yang panjang, tetapi wangi hampir dapat

dipastikan beras tersebut telah dicampur dengan pewangi kimia. Selain bulat

beras pandan wangi juga berwarna sedikit kekuningan tapi tidak putih namun

bening.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 20
2.9 Effective Microorganisme (EM)

Produk EM-4 merupakan bakteri fermentasi bahan organik tanah

menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Fermentasi dan sintetik di

dalam tanah yang dikemas dalam medium cair. EM-4 pertanian dalam

kemasan berada dalam kondisi istirahat (dorman). Sewaktu diinokulasikan

dengan cara menyemprotkan ke dalam bahan organik dan tanah atau pada

batang tanaman, EM-4 akan aktif dan memfermentasi bahan organik (sisa-sisa

tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang,dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil

fermentasi bahan organik tersebut adalah berupa senyawa organik yang

mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam

amino, protein, karbohidrat, vitamin, dan senyawa organik lainnya.

Pemberian bahan organik ke dalam tanah tanpa inokulasi EM-4 akan

menyebabkan pembusukan bahan organik yang terkadang akan menghasilkan

unsur anorganik sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Selain mendekomposisi bahan organik di dalam tanah, EM-4 juga

merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan

untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri

pelarut fosfat, dan mikoriza. Mikoriza mebantu tumbuhan menyerap fosfat di

sekelilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah

kekurangan fosfat. Dengan EM-4 hife mikoriza dapat meluas dari misellium

dan memindahkan fosfat secara langsung kepada mikroorganisme yang

bersifat antagonis terhadap tanaman. EM-4 pertanian juga melindungi

tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 21
yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh

tanaman. Berikut beberapa mamfaat EM-4 :

Memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi tanah.

1. Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan

produksi.

2. Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organic tanah

dengan cepat (bokashi).

3. Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

4. Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di

dalam tanah.

Umumnya, EM dapat dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang

didapat. Adapun cara pembuatan EM sebagai berikut :

Bahan :

a. 2 liter susu sapi atau susu kambing murni

b. ½ kg terasi (terbuat dari kepala atau kulit udang atau kepala

ikan)

c. 1 kg gula pasir

d. 1 kg bekatul

e. 1 kg buah nanas

f. 10 liter air bersih

g. Usus ayam atau usus kambing secukupnya

Alat :

a. Panci

b. Kompor

c. Blender

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 22
Cara Pembuatan :

a. Haluskan buah nanas dengan blender. Setelah itu, campurkan

terasi, bekatul, gula pasir, dan air bersih di dalam panic. Masak

hingga mendidih lalu dinginkan.

b. Tambahkan susu, usus ayam, kambing, atau sapi. Aduk hingga

tercampur merata.

c. Tutup rapat-rapat campuran tersebut selama 12 jam atau 1 hari.

Bila sudah siap akan jadi kental atau lengket.

d. Jangan gunakan susu yang sudah basi karna kemampuan

bakteri di dalamnya sudah berkurang. Nanas bermamfaat

menghilangkan bau dari hasil proses bakteri.

Ciri-ciri keberhasilan pembuatan EM apabila muncul gelembung-

gelembung di permukaan bahan (www.beritabumi.or.id).

2.10 Molase

Molase adalah hasil sampling dari pembuatan gula tebu. Molase

merupakan media fermentasi yang baik, karena mengandung gula, sejumlah

asam amino dan mineral. Setelah i itu molase diolah menjadi beberapa produk

seperti gula cair dan gula tetes, penyedap makanan (mono sodium glutamate,

MSG), alcohol dan pakan ternak. (http://id.advantacell.com /wiki/molase and

ethanol.htm).

Molase jika ditambahkan ke pupuk cair, molase membuat pupuk cair

menjadi lebih efektif. Tapi apa yang banyak orang tidak tahu, adalah bahwa

molase merupakan sumber, baik energi, yang cepat untuk berbagai bentuk

mikroba dan kehidupan tanah di tumpukan kompos atau tanah. Bahkan

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 23
molase telah lama menjadi bagian dari produk yang umum digunakan oleh

tukang kebun organik untuk membawa kesehatan yang lebih besar untuk

tanah dan tanaman, karena itu merupakan sumber karbohidrat yang

merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan.

Sekarang ada banyak nilai dan jenis molase, tergantung pada jatuh

tempo dari gula tebu atau gula bit, dan metode ekstraksi bahwa mereka

menjalani. Berbagai jenis adalah : molase pertama, molase kedua, molase

unsulphured, molase sulphured, dan sirup gula molasses.

2.10.1 Jenis molase terbaik untuk meningkatkan pupuk

Blackstrap molase (unsulphered) adalah pilihan terbaik karena ini

adalah yang paling bergizi berharga dari berbagai jenis molase karena

mengandung konsentrasi terbesar belerang, potassium, besi, dan zat gizi mikro

dari bahan tebu asli. Jadi, tidak hanya kandungan gula yang membuat molase

berguna, tetapi mineral tersebut.

Molase Blackstrap (unsulphered) adalah molase cair yang dapat

digunakan sendiri, atau sebagai komponen di kedua semprotan dan drenches

tanah, dan dapat menjadi tambahan penting untuk program pemupukan

organic anda. Molase sangat baik bila diterapkan pada tanah dalam

hubungannya dengan pupuk organik, atau disemprotkan langsung pada

tanaman (Fauzan, 2013).

2.11 Buah Tomat

Lycopersicon esculentum Mill biasa dikenal dengan nama tomat.

Tomat tumbuh di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Eropa, Asia. Sebagian

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 24
sentra penanaman tomat berada di daerah dengan kisaran ketinggian 1.000-

1.250 meter di atas permukaan laut. Kuntum bunga pada buah tomat terdiri

dari lima helai daun kelopak dan lima mahkota. Daun tomat berwarna hijau

dan berbulu. Bunga tanaman tomat berwarna kuning. Buahnya berbentuk

bulat, bulat lonjong, bulat pipih, atau oval. Buah yang masih muda berwarna

hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu buah yang sudah tua berwarna

merah cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan, atau merah kehitaman.

Buahnya memiliki daging buah yang lembut, lunak, dan kadang-kadang

banyak mengandung biji. Adapun kandungan dari buah tomat yang ada pada

tabel 2.6

Tabel 2.6 Kandungan Buah Tomat

KOMPONEN KADAR

Hidrogen Peroksida 4000 nmol

Peroksidase 3.105 U

Energi 20,00 kal

Protein 1,00 gr

Lemak 0,30 gr

Karbohidrat 4,20 gr

Kalsium 5,00 mg

Fosfor 27,00 mg

Zat Besi 0,50 mg

Vitamin A 1.500,00 SI

Vitamin B1 0,06 mg

Vitamin C 40,00 mg

Air 94,00 gr

Sumber : Purnamiap, 2013

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 25
2.12 Air Kelapa

Kandungan gizi. Kandungan gizi daging buah kelapa sangat bervariasi

tergantung dari tua - mudanya kelapa, “Makin tua buah kelapa maka makin

sedikit kandungan airnya, tapi makin tinggi kandungan lemak, kalsium,

fosfor, zat besi dan kalorinya,” jelas dr. Peddy.

1. Air buah kelapa mengandung makronutrien seperti karbohidrat,

protein, dan lemak.

2. Sedangkan kandungan mikronutriennya berupa mineral dan vitamin.

3. Mineral yang terdapat dalam air kelapa antara lain kalium, kalsium,

fosfor, zinc, natrium, dan magnesium. Untuk kandungan vitaminnya

ada B3, B5, B6, dan vitamin C.

Tabel 2.7 Kandungan Pada Kelapa

Kandungan Daging Daging Buah Daging Air Kelapa


Buah Muda Setengah Tua Buah Tua
Per 100 g

Kalori (kal) 36,04 101,23 202,46 17


Air (g) 44,15 37,1 24,86 95.5
Protein (g) 0,53 2,12 1,80 0.2
Lemak (g) 0,48 7,95 18,39 0.1
KH (g) 7,42 5,3 7,42 3.8
Mineral (g) 0,42 0,53 0,53 0.4
Kalsium (mg) 3,71 4,24 11,13 15
Fosfor (mg) 15,9 29,15 51,94 8
Besi (mg) 0,53 0,69 1,06 0.2
Vitamin C (mg) 1

2,12 2,12 1,06


Sumber : Daftar Analisis Bahan Makanan FKUI

2.13 Standar Baku Mutu Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruh-nya

terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, dan atau hewan

yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 26
untuk memasok bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi

tanah (Peraturan Mentan, No. 2/Pert/HK.060/2/2006). Berdasarkan hasil

pembahasan para pakar lingkup Puslitbangtanak, Direktorat Pupuk dan

Pestisida, IPB Jurusan Tanah, Depperindag, serta Asosiasi Pengusaha Pupuk

dan Pengguna maka telah disepakati persyaratan teknis minimal pupuk

organik seperti tercantum dalam table berikut.

Untuk mengetahui kesesuaian komposisi pupuk organik dengan

persyaratan teknis minimal, perlu dilakukan pengujian mutu pupuk organik di

laboratorium yang terakreditasi dan tau yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian

melalui SK Mentan. Seperti yang telah dilakukan dengan pupuk anorganik,

maka syarat dan tata cara pendaftaran pupuk organik telah dituangkan dalam

SK Mentan No. 2, tahun 2006. Dalam persyaratan pendaftaran pupuk organik,

dan pembenah tanah selain diperlukan pengujian mutu pupuk, juga diperlukan

uji keefektifan yang dapat dilakukan di laboratorium, atau rumah kaca, dan

atau di lapangan, walaupun peranan pupuk organik atau pembenah tanah

Pupuk Organik dan Pupuk Hayati 243 terhadap produktivitas tanah dan

tanaman tidak bisa terlihat dalam waktu yang pendek (satu semusim) tetapi

memerlukan waktu jangka panjang (2–3 musim tanam).

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 27
Tabel 2.8 Standar Mutu Pupuk Organik

Sumber : Surya MekarSari, 2012

2.14 Landasan Teori

Seiring banyaknya produktifitas terkait dengan aktifitas skala rumah

tangga yang menghasilkan limbah air cucian beras pandan wangi, hal ini tentu

menghasilkan limbah cair. Dari banyaknya limbah yang dihasilkan tentu akan

bermanfaat apabila mengolah air cucian beras pandan wangin tersebut

menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 28
pertumbuhan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis terhadap kebutuhan

para petani.

Terkait dengan hal ini kemudian, untuk menunjang pertumbuhan

tanaman diperlukan upaya serta alternatif yang dapat dimanfaatkan

sebagaimana pupuk organik cair yang memiliki peran dan fungsi yang baik

terhadap pertumbuhan tanaman. Pemamfaatan limbah air cucian

berasSebagaimana dalam pupuk organik cair, secara substansi dapat

membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah dikarenakan memiliki

kandungan organik dari bahan dasar yakni limbah air cucian beras pandan

wangi.

Sejalan dengan hal itu kemudian, tidak dipungkiri bahwa tanaman di

berikan pupuk organik cair memiliki manfaat bagi kelangsungan hidup

manusia. Oleh karena itu, dengan memberikan pupuk organik cair pada

tanaman akan meningkatkan unsur makro dan mikro yang terdiri dari

nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium pada tumbuhan tersebut.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 29
2.15 Kerangka Berpikir

EM-4 Molase Buah Tomat


(0 ml, 25 ml, Air Kelapa Busuk ( 1/4
(50 ml) (50 ml)
50 ml, 75 ml) kg)

Limbah Air Cucian


Beras
(1 Liter)

Proses
Fermentasi
7-10 Hari

Pupuk Organik Cair


(N,P,K)

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 30
2.16 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

landasan teori di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Pemanfaatan limbah air cucian beras pandan wangi sangat baik

untuk di olah menjadi pupuk organik cair.

2. Bioaktifator EM-4 dengan meningkatkan kandungan N,P,K pada

limba air cucian beras.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 31
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Sorowajan, Kecamatan

Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan analisis

sampel dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Instiper.

3.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Bulan Desember 2015 sampai


dengan Januari 2016.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


April 2016 Mei 2016
N M M M M M M M M
Jenis Kegiatan
o. g g g g g g g g
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
Pengambilan Sampel Limbah Air Cucian
2
Beras
3 Persiapan alat & bahan
4 Pembuatan POC
5 Proses Fermentasi
6 Uji laboratorium dengan parameter N,P,K
7 Dokumentasi

Keterangan : 1. = Waktu Pelaksanaan

3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah limbah cair air cucian beras pandan wangi.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 32
3.4.1 Variabel Bebas :

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah EM-4 (0 ml, 25 ml, 50 ml,
75 ml)

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kandungan N, P, K, yang


terdapat didalam pupuk organik cair dari air cucian beras pandan
wangi.

3.5 Parameter Penelitian


Sebagai parameter penelitian ini adalah kandungan NPK. Penelitian ini

dilakukan pemeriksaan kadar NPK yang terdapat pada pupuk organic cair dari

limbah air cucian beras yang ditambahkan cairan molase dan EM-4

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 33
3.6 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian dalam kegiatan ini dapat dilihat di bawah ini :

Studi Literatur

Analisis Parameter

Pengumpulan alat dan bahan


Alat
 Ember
 Jerigen
 Botol Plastik 600 ml
 Pisau
 Pengaduk
 Gelas Ukur
Bahan Pembuatan pupuk Organik Cair
 Molase
 Air Kelapa
 Buah tomat busuk
 Bakteri EM-4

Pembuatan Pupuk Organik Cair

Pemeriksaan Laboratorium

Pengolahan data dan analisis data

Penyusunan Laporan

Gambar 3.2 Diagram alir penelitian

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 34
3.7 Pengambilan Sampel

3.7.1 Survei Lapangan

1. Survei lapangan pada penelitian ini dilakukan guna mendapatkan


informasi mengenai ketersediaan bahan baku, yang berupa beras
pandan wangi di Pasar Giwangan, Kabupaten Bantul Yogyakarta.
2. Survei ketersedian bahan-bahan organik pendukung lain seperti air
kelapa, buah tomat busuk, tetes tebu, dan EM-4 guna memudahkan
peneliti dalam pengadaan bahan-bahan pendukung tersebut sebagai
bahan penelitian.

3.8 Bahan Dan Alat Penelitian

3.8.1 Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair

Tabel 3.2 Bahan pembuat pupuk organik cair dan peruntukannya

NO. BAHAN KANDUNGAN PERUNTUKAN


UNSUR
TERBESAR
1. Air Cucian Karbohidrat Memberikan unsur hara makro dan
Beras Pandan mikro pada tanaman
Wangi 1 liter

2. Air Kelapa 50 Asam Amino, Sebagai penunjang pertumbuhan


ml Mineral mikrobia, baik untuk mempercepat
pertumbuhan tanaman.

3. Molase 50 ml Glukosa Menyuplai energi pada tanaman


yang akan di pupuk dan
mempercepat proses fermentasi.
4. Buah Tomat Fosfor Sebagai pembentukan jamur pada
Busuk saat fermentasi

5. EM-4 Vitamin Sebagai penunjang mikroorganisme


dan sebagai pendekomposer

3.8.2 Alat

1. Alat yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair meliputi :

a. 4 buah jerigen ukuran 5 liter

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 35
b. 1 unit ember

c. Pengaduk

d. Pisau

e. Gelas Ukur

f. 2 Botol Plastik 600 ml

3.9 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

3.9.1 Persiapan Alat Untuk Pupuk Organik Cair

Dalam tahapan pelaksanaan tersebut peneliti akan menguraikan

persiapan alat untuk membuat pupuk organik cair seperti langkah-langkah

yang akan di jabarkan sebagai berikut :

1. Menyiapkan wadah berupa jerigen sebanyak 5 buah

2. Memisahkan beras pandan wangi dengan limbah air cucian

beras pandan wangi di wadah berupa ember

3. Membuka kelapa untuk di ambil air nya dan dimasukkan ke

dalam unit botol 600 ml

4. Memeras tebu untuk memperoleh air tetes tebu dan

dimasukkan ke dalam unit botol 600 ml

5. Membuat halus buah tomat busuk (1/4 kg)

3.10 Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair

Dalam proses pembuatan pupuk organik cair yang perlu dilakukan

adalah seperti langkah-langkah berikut ini :

1. Bahan utama berupa limbah air cucian beras pandan wangi yang

telah dipisahkan antara cair dan padatnya tersebut, kemudian

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 36
memasukkan limbah cair dari limbah air cucian beras pandan wangi

kedalam jergen yang telah di siapkan.

2. Kemudian memasukan bahan tambahan berupa air kelapa 50 ml

dalam jerigen.

3. Kemudian memasukkan bahan tambahan lainnya yaitu Molase 50

ml ke dalam setiap Jerigen.

4. Kemudian memasukkan buah tomat busuk 1/4 kg ke dalam setiap

jerigen.

5. Memasukkan biostater yaitu EM4 pada setiap jerigen (0 ml, 25 ml,

50 ml, 75 ml).

6. Setelah bahan-bahan telah masuk ke dalam jerigen lalu diaduk

menggunakan pengaduk setelah itu nantinya akan menunggu proses

fermentasi selama 7 – 10 hari dengan parameter yang di ukur yaitu

Natrium, Fosfor, Kalium.

7. Setelah proses fermentasi pisahkan sisa buah tomat busuk dengan

cairan dengan cara disaring.

8. Setelah fermentasi menganalisis N,P,K di Laboratorium.

3.11 Analisis Sample

3.11.1 Analisis Awal

Tahap pertama dalam melakukan penelitian ini adalah melakukan

analisis kandungan limbah air cucian beras pandan wangi sebagai sumber

bahan baku pupuk organik cair . Dari hasil analisis di laboratorium akan di

peroleh nilai atau parameter dari bahan baku tersebut berupa N,P,K. Tahap

selanjutnya adalah memilih bahan pendukung untuk proses pupuk organik cair

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 37
adalah air kelapa, tetes tebu, dan buah-buahan busuk dengan biostarter EM-4

juga akan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.

3.11.2 Analisis Akhir


Analisis kandungan kompos dapat dilakukan setelah adanya hasil akhir

dari proses pupuk organik cair yaitu berupa pupuk organik cair yang telah

jadi. Parameter yang diperhatikan pada analisis kandungan pupuk organik cair

adalah N,P,K yang terkandung dalam sampel pupuk organik cair. Kemudian

dilakukan uji di laboratorium guna mendapatkan nilai dari masing-masing

parameter, kemudian nilai dari masing-masing parameter tersebut akan di

lanjutkan ke perbandingan dengan standar mutu pupuk organik cair yang telah

beredar di pasaran atau yang telah layak jual.

3.12 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik LSD dengan 3

kali pengulangan faktor yang di uji adalah limbah air cucian beras dengan

campuran molase 50 ml air tetes tebu dan 50 ml air kelapa serta EM-4 (0 ml,

25 ml, 50 ml,75 ml), Dan parameter yang akan dianalisis yaitu kandungan

Natrium, Fosfor, dan Kalium (N,P,K).

Em-4 (O ml) EM-4 (25 ml) EM-4 (50 ml) EM-4 (75 ml)

Air Air Air Air


Cucian Cucian Cucian Cucian
1. Beras Beras Beras Beras
(1 Liter) (1 Liter) (1 Liter) (1 Liter)

- Molase 50 ml - Molase 50 ml - Molase 50 ml - Molase 50 ml


- Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml
- Buah tomat - Buah tomat - Buah tomat - Buah tomat
busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg)

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 38
Air Air Air Air
Cucian Cucian Cucian Cucian
2. Beras Beras Beras Beras
(1 Liter) (1 Liter) (1 Liter) (1 Liter)

- Molase 50 ml - Molase 50 ml - Molase 50 ml - Molase 50 ml


- Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml
- Buah tomat - Buah tomat - Buah tomat - Buah tomat
busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg)

Air Air Air Air


Cucian Cucian Cucian Cucian
3. Beras Beras Beras Beras
(1 Liter) (1 Liter) (1 Liter) (1 Liter)

- Molase 50 ml - Molase 50 ml - Molase 50 ml - Molase 50 ml


- Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml - Air Kelapa 50 ml
- Buah tomat - Buah tomat - Buah tomat - Buah tomat
busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg) busuk (1/4 kg)

Gambar 3.3 Rancangan Penelitian

3.14 Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistic LSD dengan 3

kali pengulangan. Data yang diperoleh dalam penelitian akan disajikan dalam

bentuk tabel dan dilakukan perbandingan dengan standar baku mutu

pembuatan pupuk organik menurut peraturan mentri pertanian, dengan

menggunakan anova 5 %.

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 39
3.14.1 Analisis Data Dengan Statistik LSD

Untuk mengetahui kadar N,P,K yang paling tinggi pada variasi kita
membuat tabel berikut :
Kandungan Nitrogen pada pupuk cair dari limbah air cucian beras
Ulangan EM-4 (Effective Microorganism)
0 ml 25 ml 50 ml 75 ml
1
2
3

Rata-rata

Kandungan Fosfor pada pupuk cair dari limbah air cucian beras
Ulangan EM-4 (Effective Microorganism)
0 ml 25 ml 50 ml 75 ml
1
2
3

Rata-rata

Kandungan Kalium pada pupuk cair dari limbah air cucian beras
Ulangan EM-4 (Effective Microorganism)
0 ml 25 ml 50 ml 75 ml
1
2
3

Rata-rata

Pemamfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair | Ari Irawan 40

Вам также может понравиться