Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
1. Amalia Hannifa Latief
2. Annisa Fitri Ramadhanti
3. Najla Rahadatul Aisy Putri
4. Nia Karmilawati
5. Nurul Widya Islamiyah Irsan
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3 Gunung, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan 12120
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan berfungsi untuk menghasilkan energy, mengganti sel-sel yang rusak, untuk
pertumbuhan dan menghasilkan zat pelindung dalam tubuhnya. Namun demikian dalam
pengertian makanan yang bergizi makanan itupun harus cukup pula mengandung vitamin
dan mineral, karena tubuh yang kekurangan vitamin akan mengalami avitaminosis dengan
gejala macam-macam penyakit. Sebaliknya apabila tubuh kelebihan akan vitamin yang
diperlukannya maka tubuh akan mengalami hipertaminosis yang mengakibatkan kurang
baik terhadap tubuh.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita
yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin
manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup
dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada
tubuh kita.
Sebelum ditemukan vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak
hanya berfungsi sebagai sumber energi. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya
ditimbun dalam tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan setiap hari dalam makanan.
Vitamin yang larut lemak yaitu vitamin A,D,E dan K. Setiap vitamin larut lemak A,D,E
dan K mempunyai peranan faal tertentu di dalam tubuh.
Absorbsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorbsi normal dari
lemak. Gangguan absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistim empedu akan
menyababkan gangguan absorbsi vitamin–vitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi,
vitamin ini dibawa ke hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam
jaringan lemak. Di dalam darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau
protein pengikat spesifik (Spesific Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air,
maka ekskresinya lewat empedu, yang dikeluarkan bersama-sama feses
BAB II
PEMBAHASAN
1. Vitamin A
a. Gambaran Umum
Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin).
Provitamin A terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β– karoten merupakan pigmen
kuning dan salah satu jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam
mengurangi reaksi berantai radikal bebas dalam jaringan. Vitamin A merupakan
salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam
pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat beberapa senyawa yang
digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat,
dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa
retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling
banyak berperan aktif di dalam tubuh.
b. Struktur Kimia
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan
retinoic acid
c. Sifat Fisik dan Kimia
Vitamin A umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Tetapi
mempunyai sifat yang mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan
pada suhu tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas
dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak
yang tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam
bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah nol. Retinol juga sukar berubah,
jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan yang cocok.
Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk
alkohol maupun aldehid.
Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin A bersifat tidak
stabil. Guna menciptakan kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu
secara kimia, dengan penambahan antioksidan dan secara mekanis dengan melapisi
tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil, gelatin atau lilin, sehingga merupakan
butiran-butiran kecil. Melalui teknik tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa
dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa
melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang
kedele dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase yang bisa merusak karoten,
xantofil, bahkan vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak
tidak jenuh. Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan
pada alfafa akan merusak enzim tersebut.
d. Sumber
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal),
terutama banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2 (retinol) atau 3-dehidro
retinol, terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari
minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti mentega (lemak
susu), kuning telur, keju, hati, hijauan dan wortel. Warna hijau tumbuh-tumbuhan
merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten. Buah-buahan berwarna merah
dan kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang, pepaya, banyak mengandung
provitamin A, ß-karoten.
a. Gambaran Umum
Vitamin D tergolong vitamin yang mudah larut dalam lemak dan merupakan
prahormon jenis sterol. Vitamin D merupakan kelompok senyawa sterol yang terdapat
di alam, terutama pada hewan, tetapi juga ditemuikan di tumbuhan maupun ragi.
Vitamin D terdiri dari dua jenis, yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3
(kholekalsiferol). Ergokalsiferol biasanya terdapat dalam steroid tanaman, sedangkan
kholekalsiferol terdapat pada hewan. Kedua jenis vitamin D tersebut memiliki struktur
kimia berbeda, namun fungsinya identik.
Sebenarnya, terdapat lebih kurang 10 derivat sterol yang memiliki aktivitas vitamin
D, namun ergosterol dan 7α-dehidrokolesterol, merupakan provitamin D utama yang
menghasilkan secara berturut-turut D2 dan D3. Pada tuimbuhan, iradiasi ergosterol
menyebabkan terbentuknya ergokalsiferol (vitamin D2). Pada hewan, iradiasi 7α-
dehidrokolesterol menghasilkan kholekalsiferol (vitamin D3).
b. Struktur Kimia
Struktur Kimia
Ergokalsiferol (D2)
kholekalsiferol (D3)
Gambar 1.2 Struktur kimia ergokalsiferol dan kholekalsiferol.
c. Sifat Fisik dan Kimia
Vitamin D peka terhadap cahaya dan oksigen
Mudah larut dalam lemak
Tidak larut dalam lemak
Tahan terhadap panas dan oksidasi
Rusak oleh penyinaran ultraviolet yang berlebih.
d. Sumber
Kuning telur
Mentega
Hati
Minyak ikan
Susu
Tumbuh-tumbuhan yang telah disinari oleh cahaya matahari
3. Vitamin E
a. Gambaran Umum
Vitamin E ditemukan pada tahun 1922 oleh Evans dan Bishop, dengan istilah
tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos yang berarti kelahiran anak dan phero berarti
mengasuh). Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol. Terdapat enam
jenis tokoferol yaitu α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), dan λ (zeta) yang
memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan
didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang terbesar
aktivitasnya adalah tokoferol alfa.
Vitamin E merupakan zat gizi penting dan unik. Disebut penting karena vitamin E
berperan sebagai antioksidan yang mampu menghambat terjadinya penyakit
degeneratif. Namun demikian, vitamin E dikatakan unik karena vitamin ini
diklasifikasikan dalam kelompok vitamin, meskipun tidak berfngsi sebagai kofaktor
untuk reaksi enzimatis pada umumnya.
b. Struktur
d. Sumber
Lamid, 1995.
g. Dampak Kekurangan
Lemahnya imunitas tubuh.
Memperlambat perkembangan syaraf otot.
Tubuh menjadi tidak bertenaga.
Menurunnya aktifitas seksual.
Meningkatkan resiko terkena kanker dan kurangnya penyimpanan lemak dalam
otot.
Janin yang kekurangan vitamin E maka akan lahir prematur.
Pada bayi prematur, kekurangan vitamin E menyebabkan masalah pada mata
(retinopati) dan pendarahan otak.
Pada anak yang lebih besar, kekurangan vitamin E akan menyebabkan gangguan
penyerapan di usus dan gejala-gejala yang mirip dengan kelainan saraf, seperti
refleks yang menurun, sulit berjalan, penglihatan ganda, hilangnya sensasi posisi
dan kelemahan otot.
h. Dampak Kelebihan
Mengakibatkan hipertensi.
Menyebabkan lemah otot.
Mudah terkena resiko pendarahan dalam tubuh.
Konsumsi suplemen vitamin E secara berlebihan dapat berefek mual, sakit kepala,
penglihatan kabur, kesulitan bernafas, pembengkakan pada wajah atau bibir, dan
gatal-gatal.
Efek jangka panjang adalah timbul penyakit jantung kongestif dan menurunkan
kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Dosis berlebih pada ibu hamil menyebabkan bayi lahir cacat (tidak boleh melebihi
18mg perhari).
Penyakit ginjal dan pendarahan internal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari Stockholm,
Swedia, seseorang yang mengonsumsi vitamin E berlebihan dapat memicu risiko
penyakit katarak.
i. Cara Penanggulangan
Mengkonsumsi vitamin E dalam dosis yang tepat tidak berlebihan dan tidak
kekurangan. Asupan vitamin E harian sebesar 10-30 mg dianggap cukup untuk
mempertahankan kadar viamin E dalam darah. Namun batas konsumsi vitamin E
yang dianjurkan adalah 8 sampai 10 IU (International Units)
Menjaga pola makan dan gaya hidup sehat denga olahraga secara teratur:
1) Untuk menambah asupan vitamin E dapat dikonsumsi dari vitamin E sintetis.
2) Memilih suplemen vitamin E yang tepat dengan kandungan vitamin E yang
baik diantaranya dengan cara sebagai berikut :
Pilih produk vitamin E dengan kandungan vitamin E alami yaitu yang
bertuliskan d-alpha tocopherol, dan bukan dituliskan dengan dl-alpha
tocopherol.
Pilihlah produk vitamin E yang tidak menimbulkan alergi dan iritasi pada
kulit, yaitu yang bertuliskan dermatologist-tested. Artinya produk vitamin
E tersebut sudah diuji dan di kaji kelayakannya oleh para ahli dermatologi.
Untuk produk vitamin E yang langsung dioleskan pada kulit, sebaiknya
pilih yang mengandung konsentrasi vitamin E antara 0,1 sampai 1 mg. Hal
ini dilakukan supaya antioksidannya masih bisa berfungsi dengan baik.
4. Vitamin K
a. Gambaran Umum
Vitamin K diberi nama dari kata bahasa Denmark yakni koagulasi oleh
penemunya, Henrik Dam (1964). Kata tersebut bermakna sebagai suatu faktor
nutrisional yang diperlukan untuk pembekuan darah normal. Pada saat itu ditemukan
anak ayam yang diberi makan ransum bebas lemak, ternyata memperlihatkan gejala
hemorhagia. Pada bayi, hemorhagia dapat dicegah dengan memberikan vitamin K
pada ibunya sebelum bayi tersebut dilahirkan. Berdasarkan alasan tersebut maka
vitamin K disebut juga vitamin koagulasi, karena vitamin ini berperan dalam menjaga
konsitensi aliran darah dan membekukannya saat diperlukan.
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon
yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam
proses pembekuan darah, seperti prothrombin, proconvertin, komponen
thromboplastin plasma, dan Stuart-Power Factor. Vitamin K juga adalah sekelompok
senyawa kimia yang terdiri atas filokuinon yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
dan menakuinon yang terdapat dalam minyak ikan dan daging. Menakuinon juga
dapat disintesis oleh bakteri di dalam usus halus manusia.
b. Struktur Kimia
Struktur kimia vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda. Pertama adalah
vitamin K1 atau filoquinon, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuh-
tumbuhan dan daun hijau. Kedua, adalah K2 atau disebut juga dengan menaquinon,
yang dihasilan oleh jaringan hewan dan bakteri menguntungkan dalam sistem
pencernaan. Dan yang ketiga adalah K3 atau menadion, yang merupakan vitamin
sintetik, bersifat larut dalam air, digunakan untuk penderita yang mengalami
gangguan penyerapan vitamin K dari makanan.
Gambar Struktur Kimia K1
d. Sumber
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain
jumlahnya terbilang kecil, sistem pencernaan manusia sudah mengandung bakteri
yang mampu mensintesis vitamin K, yang sebagian diserap dan disimpan di dalam
hati. Namun begitu, tubuh masih perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.
Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah hasil sintesis oleh
bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Vitamin K juga terkandung dalam
makanan, seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak dan
sayuran sejenis kobis (kol) dan susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga
ditemukan pada susu kedele, teh hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-
jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa
membantu menstimulasi produksi vitamin ini.
Tabel 1 Kadar Vitamin K pada berbagai bahan pangan (µg/100 gram)
Bahan Makanan µg Bahan makanan µg
Susu sapi 3 Asparagus 57
Keju 35 Buncis 14
Mentega 30 Brokoli 200
Ayam 11 Kol 125
Daging sapi 7 Daun selada 129
Hati sapi 92 Bayam 89
Hati ayam 7 Kentang 3
Minyak jagung 10 Tomat 5
Jagung 5 Pisang 2
Gandum 5 Jeruk 1
Tepung terigu 4 Kopi 38
Roti 4 Teh hijau 712
g. Akibat Kekurangan
Menghambat proses pembekuan darah
Diketahui bahwa tumbuh kembang anak yang kekurangan vitamin K bisa
menjadikan bentuk fisiknya seperti bentuk hidung datar, hidung pendek dan jari
yang pendek. Hal ini terjadi karena kelainan pada usus sehingga vitamin K sukar
diserap oleh tubuh.
Penyakit hemoragik pada bayi baru lahir.
Penyakit ini dialami bayi yaitu darah yang sukar membeku terutama pada
jaringan organ dalam si bayi. Bisa jadi di otak, atau pada saluran pencernaannya.
Gejalanya timbul seperti adanya bercak darah pada lubang dubur si bayi yang
biasanya diindikasikan adanya infeksi saluran cerna
Menurunnya kepadatan tulang = Diketahui osteocalcin, suatu senyawa protein
yang berperan penting di dalam proses penyerapan kalsium, pengikatan kalsium,
dan mineralisasi tulang sehingga kepadatan tulang tetap terjaga. Nah, vitamin K
inilah yang membantu sistem sintesa zat tersebut. Dengan semakin terpenuhinya
vitamin K ini maka kepadatan tulang pun bisa ditingkatkan
Perdarahan Menstruasi Berat.
h. Akibat Kelebihan
Gejalanya kelebihan vitamin K bisa terjadi seperti, mual, muntah, anemia, diare,
dan ruam kulit.
Hemolisis Sel Darah Merah
Hemolisis adalah pecahnya membrane eritrosit, dan hemoglobin bebas ke
dalam medium sekelilingnya. Akibat dari hemolisis sel darah merah tentu adalah
anemia.
Penyakit Kuning dan Kerusakan Pada Otak
Karena vitamin K ini larut dalam lemak, sehingga setiap vitamin K yang
terkandung akan tersimpan di hati. Tentu kelebihan vitamin K mengakibatkan
kinerja hati berlebih. Mengeluarkan bilirubin yang salah pada tempatnya.
Mengakibatkan warna kulit dan mata berubah. Namun juga bisa menyebabkan
kerusakan pada otak. Pada normalnya sebanyak 40% vitamin K yang diserap akan
dikeluarkan melalui empedu dan 20% melalui urin. Ternyata simpanan di hati
vitamin K3 atau sintesa ini mencapai 90%. Itupun dari sumber makanan alami.
Jika dibebani dengan konsumsi suplemen vitamin K yang tidak tepat,
mengakibatkan racun pada hati akan menyebar melalui pembuluh darah. Jika
sampai di otak bisa mengakibatkan kerusakan otak. Kerusakan mata akibat
penyakit kuning menandakan adanya juga kerusakan otak. Karena kerusakan mata
sangat dekat kaitannya dengan kerusakan otak. Kelebihan vitamin K sangat jarang
terjadi. Karena bilirubin merupakan zat warna untuk feses pada manusia. Jika
tubuh sering mengalami buang air besar atau rutin maka tercegah dari kelebihan
vitamin K.
Vitamin ini terdapat dalam semua jaringan hidup, yang mempunyai tugas
mempengaruhi reaksi oksidasi-reduksi. Sumber utama asam L-askorbat dalam
makanan ialah sayur dan buah. Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari
semua vitamin dan mudah rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju
perusakan meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan besi, dan juga oleh
kerja enzim. Pendedahan oksigen pemanasan yang terlalu lama dengan adanya
oksigen, dan pendedahan terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C
makanan. Asam Askorbat dioksidasi dengan adanya udara pada kondisi netral dan
basa. Pada pH asam, misalnya dalam sari buah jeruk, vitamin ini lebih stabil. Karena
oksigen diperlukan untuk penguraian, penghilangan oksigen harus mempunyai efek
menstabilkan. Untuk produksi minuman buah, air harus diawaudarakan untuk
meminimumkan kehilangan vitamin C.
a. Sifat Fisik
o Berbentuk kristal putih
o Mudah larut dalam air
o Cukup stabil pada keadaan kering, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah
rusak Karen bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas
o Oksidasi akan semakin cepat jika ada tembaga dan besi
o Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan
asam.
b. Sifat Kimia
d. Fungsi vitamin C
Banyak pemakaian teknik asam askorbat dalam pemrosesan makanan. Teknik ini
dipakai untuk mencegah pencoklatan dan pengawawarnaan dalam produk sayuran dan
buah; sebagai anti oksidan dalam lemak, produk ikan dan produk susu; sebagai
penstabil warna dalam daging; sebagai senyawa untuk memperbaiki tepung terigu;
sebagai penerima oksigen dalam pemrosesan bir; sebagai pereduksi dalam anggur,
menggantikan belerang dioksida sebagian; dan sebagai gizi yang ditambahkan. Vitamin
dilindungi oleh belerang dioksida, tampaknya dengan menghambat polifenolase.
Vitamin C juga penting untuk membentuk kolagen, serat, dan struktur protein.
Kolagen dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi dan juga untuk membentuk
jaringan bekas luka. Vitamin C juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi
dan membantu tubuh menyerap zat besi.
2. Vitamin B1 (Thiamin)
Sumber yang baik ialah butir serealia utuh; daging organ hewan seperti hati,
jantung, dan ginjal, daging babi yang tidak berlemak, telur, kacang, dan kentang.
Kebutuhan harian manusia berkaitan dengan aras karbohidrat makanan. Konsumsi
minimum 1 mg per 2000 kkal dianggap suatu keharusan.
Thiamin adalah salah satu dari vitamin yang kurang kestabilannya. Berbagai
operasi pemrosesan makanan dapat sangan mereduksi aras tiamin. Panas, oksigen,
belerang dioksida, pelindian, dan pH netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan
tiamin. Cahaya tidak berpengaruh. Enzim stabil dalam kondisi asam; pada nilai pH 3,5
atau dibawahnya, makanan dapat diautoklaf pada suhu 120° C dengan sedikit atau
tanpa kehilangan tiamin. Pada pH netral atau basa, vitamin rusak dengan pendidihan
atau bahkan dengan penyimpanan pada suhu kamar. Bahkan sedikit kebasaan air yang
dipakai untuk pemrosesan dapat mempunyai efek penting.
a. Sifat fisik
• Kristal putih kekuningan
• Larut dalam air
• Keadaan kering Thiamin cukup stabil, di dalam keadaan larut Thiamin hanya tahan
panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali Thiamin mudah rusak
oleh panas dan oksidasi.
• Thiamin tahan pada suhu beku.
b. Sifat Kimia
Thiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine).
Molekul ini terdiri atas cincin piramida yang terikat dengan cincin tiasol. Thiamin
memiliki rumus molekul C12H17N4OS, vitamin ini memiliki berat molekul 1265,36
gram/molekulnya.
d. Fungsi Thiamin
Thiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme energy. Sistem syaraf dan otot tergantung pada thiamin. Kekurangan
tiamin banyak diderita oleh para pecandu alcohol karena dalam metabolisme alcohol
dan karbohidrat menjadi energy, banyak diperlukan thiamin. Karena itu diusahakan
untuk mengadakan fortifikasi thiamin dalam bis. Ternyata thiamin sangat stabil dalam
bir.
3. Vitamin B2 (Ribloflavin)
Sumber riboflavin yang sangat baik adalah susu dan produk susu. Sumber
lainnya ialah otot sapi, hati ginjal, unggas, tomat, telur, sayur hijau, dan ragi.
Riboflavin stabil terhadap oksigen dan pH asam tetapi tidak stabil dalam medium basa
dan sangat peka terhadap cahaya. Jika kena cahaya, laju kerusakan meningkat dengan
meningkatnya pH dan suhu. Pemanasan pada kondisi netral atau asam tidak merusak
vitamin.
a. Sifat Fisik
Bentuknya kristal kuning
Larut pada air
Tahan panas, oksidasi, dan asam
Tidak tahan pada alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet
b. Sifat Kimia
Struktur riboflavin terdiri dari atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping
ribitil. Flavin mononukleotida (FMN) dibentuk dengan diikatkannya ester fosfat pada
rantai samping ribital. Flavin Adenin Difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada rantai
samping diikatkan dengan adenine monofosfat.
d. Fungsi Riboflavin
Seperti halnya thiamin, riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin
membantu enzim untuk menghasilkan energy dari nutrisi penting untuk tubuh
manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir metabolisme energy nutrisi tersebut.
4. Vitamin B2 (Ribloflavin)
Sumber riboflavin yang sangat baik adalah susu dan produk susu. Sumber lainnya
ialah otot sapi, hati ginjal, unggas, tomat, telur, sayur hijau, dan ragi.
a. Sifat Fisik
o Bentuknya kristal kuning
o Larut pada air
o Tahan panas, oksidasi, dan asam
o Tidak tahan pada alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet
b. Sifat Kimia
Struktur riboflavin terdiri dari atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping
ribitil. Flavin mononukleotida (FMN) dibentuk dengan diikatkannya ester fosfat pada
rantai samping ribital. Flavin Adenin Difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada rantai
samping diikatkan dengan adenine monofosfat.
d.Fungsi Riboflavin
Piridoksin stabil terhadap panas dan basa kuat atau asam; juga peka terhadap
cahaya, terutama sinar ultraviolet dan jika terdapat dalam larutan basa. Karena suka
menentukan vitamin ini dalam makanan, maka informasi mengenai keberadaannya
sangat langka. Data akhir-akhir ini menyatakan aras dalam susu 0,54 mg per liter.
Sumber-sumber lain ialah biji-bijian, daging, hati, sayur, butir utuh serealia, dan
kuning telur.
a. Sifat Fisik
• Berbentuk Kristal putih
• Tidak berbau
• Larut dalam air dan alcohol
• Piridoksin tahan panas dalam keadaan asam
• Tidak begitu stabil dalam larutan alkali
• Tidak tahan pada cahaya.
b. Sifat Kimia
Ada tiga senyawa yang mempunyai aktivitas vitamin B6. Dua bentuk vitamin
B6 lainnya berbeda dengan struktur Piridoksin. Keduanya mempunyai penyulih lain
pada karbon 4 inti benzene. Piridoksal mengandung guguz –CH2NH2.
c. Fungsi Piridoksin
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu
juga berperan dalam produksi sel darah merah.
a. Sifat fisik
• Berbentuk kristal merah
• Larut pada air
• Perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-bahan pengoksidasi dan
pereduksi.
b. Sifat Kimia
Vitamin B12 tidak rusak banyak dengan pemasakan, kecuali jika makanan
direbus dalam larutan basa. Jika hari direbu dalam air selama 5 menit, haya 8 persen
vitamin B12 yang hilang, pemanggangan daging dapat mengakibatkan kehilangan
lebih besar. Pensterilan susu dengan suhu ultra-tinggi tidak menyebabkan kerusakan
vitamin B12 lebih banyak daripada pasteurisasi.
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin b12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga
berperan dalam aktivitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibuthkan
untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu sel-sel darah merah.
7. Asam Folat (Folasin)
Vitamin ini terdapat dalam berbagai makanan, terutama dalam hati, buah,
sayur dedaunan, dan ragi. Bentuk lazim vitamin ini dalam produk terebut ialah
poliglutamat. Dosis harian yang dianjurkan untuk folasin 400 mikro gram untuk orang
dewasa. Ada kebutuhan tambahan sebesar 400mikrogram/hari selama hamil dan 200
mikrogram.hari selama menyusui. Banyak folat alam yang sangat labih dan mudah
dirusak dengan pemasakan. Asam folat sendiri stabil terhadap panas dalam medium
asam tetapi cepat dirusak dalam kondisi netral dan basa. Dalam larutan , vitamin
mudah dirusak oleh cahaya.
a. Sifat Fisik
• Berbentuk Kristal kuning
• Sebagai asam bebas asam folat tidak larut pada air dingin, namun sebagai garam
natrium dapat lebih larut.
• Stabil pada panas dalam medium asam, cepat rusak pada keadaan netral dan basa.
• Mudah rusak bila terkena cahaya
b. Sifat Kimia
Bentuk aktif folat terdiri atas cincin pteridin terikat dengan p-asam amino
benzoate yang bersama membentu asam pteroat dan asam glutamate.
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel baru
8. Biotin
Biotin terdapat dalam beberapa produk dalam bentuk bebas (sayur, susu, dan
buah) dan di dalam produk lain terikat pada protein (daging organ, biji, dan ragi)
sumber vitamin yang baik ialah daging, hati, ginjal, susum kuning telur, ragi, sayur,
dan jamur. Vitamin ini rupanya sangat stabil. Perlakuan panas hanya mengakibatkan
kehilangan nisbi kecil. Vitamin ini stabil diudara dan stabil pada pH netral dan asam.
a. Sifat Fisik
Biotin adalah salah suatu asam monokarboksilat terdiri atas cincin midasol
yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dan rantai samping sayap valerat.
c. Fungsi Biotin
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian mengenai vitamin larut lemak tersebut diatas, maka dapat diambil
kesimpulan
a. Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K
2. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai vitamin larut lemak dan vitamin larut
air yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Penulis berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Erawati, Christina Mumpuni. 2006. Kendali Stabilitas Beta Karoten Selama Proses
Produksi Tepung Ubi Jalar (Ipomoea B\batatas L.). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Wilson, E.D., K.H. Fisher dan P.A. Gracia. 1979. Principle of Nutrition. New York: John
Wiley & Son,ed.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi Edisi Terbaru. Erlangga. Jakarta
Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.