Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DOSEN PEMBIMBING
Kata Pengantar.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
2. Manfaat
4. Kebutuhan cairan
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
Daftar pustaka.......................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikan makalah ini, Terima
kasih tak lupa kami ucapkan pada semua pihak yang ikut sertamendukung atas pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan juga jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis sangatmengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan,dan wawasan
baru yang bermanfaat, guna untuk mengembangkan wawasan danpeningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Aamiin Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih
banyak kekurangan atau ketidaksempurnaan. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, kami mohon maaf bila dalam penyajian makalah ini masih
banyak kekurangan atau kesalahan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis).
Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan
keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi
abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil
adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konstannya cairan
tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen
cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan
orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang
mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam
tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih
tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih
banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang melebur ke dalam ion dan dapat menghantarkan
arus listrik jika dilarutkan dalam air. Cairan (air) merupakan komponen kimia utama
dalam tubuh. Ada 3 komponen cairan tubuh, yaitu air interseluler pada membran sel,
cairan intravaskuler, dan cairan interseluler atau ekstravaskuler pada dinding kapiler.
Dua komponen cairan yang terakhir disebut juga cairan ekstraseluler.
2. Manfaat
Fungsi air bagi tubuh adalah :
Pelarut zat gizi
Fasilitator pertumbuhan
Sebagai katalis reaksi biologis
Sebagai pelumas
Sebagai pengatur suhu tubuh
Sebagai sumber mineral bagi tubuh
Ada 3 sumber air bagi tubuh, yaitu air yang berasal dari minuman, air yang
berasal dari makanan yang kita makan, dan air Fungsi Elektrolit.
Berikut adalah beberapa fungsi elektrolit dalam tubuh manusia:
1. Elektrolit terutama hadir dalam bentuk ion garam mineral seperti ion natrium,
kalium, kalsium, magnesium, sulfat, fosfat dan klorida. Elektrolit berfungsi
mengembalikan dan mempertahankan tingkat hidrasi yang tepat di seluruh
tubuh.
2. Setiap kekurangan garam mineral dapat memicu masalah kesehatan seperti,
lesu, depresi, kelemahan, koma dan masalah jantung.
3. Ion garam mineral ini, yang memiliki kemampuan mempertahankan tekanan
osmotik, juga membantu kontraksi otot dan memproduksi serta menyalurkan
sinyal listrik dari otak ke sel dan sebaliknya.
Ini menjelaskan mengapa kram otot sering muncul setelah melakukan kegiatan
fisik yang berat. Pada kondisi dehidrasi, kemungkinan sinyal listrik tidak dapat
mencapai bagian tubuh serta otot-otot tidak dapat rileks yang kemudian memicu
kejang yang berasal dari hasil metabolisme dalam tubuh.
3. Jenis- jenis cairan
A. Pengelompokan Cairan
Menurut pengelompokannya, cairan infus dapat di kelompokkan menjadi :
1.Cairan Hipotonik :
Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih
rendah di bandingkan serum), maka larut dalam serum, & menurunkan osmolaritas
serum. Sehingga cairan ditarik dari dalam pembuluh darah menuju ke luar ke jaringan
sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas yang rendah ke osmolaritas lebih
tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yg dituju. Digunakan pada kondisi sel
“mengalami” dehidrasi, contohnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi
diuretik, serta pada pasien hiperglikemia (dengan kadar gula darah tinggi) dengan
gangguan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yg membahayakan ialah perpindahan
tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular & peningkatan tekanan intrakranial (didalam otak) pada sebagian
beberapa orang. Misalnya ialah NaCl 45% & Dekstrosa 2,5%.
2.Cairan Isotonik :
Osmolaritas (merupakan tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
(merupakan bagian cair dari komponen darah), maka terus berada di dalam pembuluh
darah. Berguna pada pasien yg mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
maka tekanan darah konsisten menurun). Mempunyai risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif & hipertensi.
Misalnya ialah cairan Ringer-Laktat (RL), & normal saline/larutan garam fisiologis
(NaCl 0,9%).
3.Cairan hipertonik :
Osmolaritasnya lebih tinggi di bandingkan serum, maka “menarik” cairan &
elektrolit dari jaringan & sel ke dalam pembuluh darah. Dapat mengurangi edema
(bengkak), menstabilkan tekanan darah & meningkatkan produksi urin .
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Contohnya NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5%, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%,
product darah (darah), & albumin.
4.Kristaloid
bersifat isotonik, sehingga efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke
dalam pembuluh darah dalam waktu yg singkat, & bermanfaat pada pasien yg
memerlukan cairan segera. Contohnya Ringer-Laktat & garam fisiologis.
5. Koloid
Ukuran molekulnya (umumnya protein) cukup besar maka tidak akan ke luar dari
membran kapiler, & terus berada dalam pembuluh darah, sehingga sifatnya
hipertonik, & mampu menarik cairan dari luar pembuluh darah. Misalnya ialah
albumin & steroid.
4. Kebutuhan cairan
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
a. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir
60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari
berat badannya.
b. Solut(terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut)
elektrolit dan non-elektrolit.
1. Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan
akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif
dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu
sama lain(miliekuivalen/liter mEq/L ) atau dengan berat molekul dalam
garam ( milimol/liter mol/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur
dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular
utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh
yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam.
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular
utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara
esensial sama (lihat Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan
komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan
interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu
menunjukkan komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman
perbedaan antara dua kompartemen ini penting dalam mengantisipasi
gangguan seperti trauma jaringan atau ketidakseimbangan asam-basa. Pada
situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak kedalam atau
keluar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.
2. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl).
Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan
bilirubin.
Tabel. 1.2 Unsur utama kompartemen cairan tubuh
Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+,
magnesium Mg2+, protein dan asam organik.
Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.
Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan
sebagai berikut :
Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat menggunakan
penghitungan sebagai berikut :
(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah.
Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume
darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut
adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau
eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel
darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat
bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan
dan faktor-faktor lain.
Adapun Fungsi dari darah adalahmencakup :
pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan transpor
produk sisa ke ginjal dan paru-paru.
pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi transpor hormon ke tempat
aksinya sirkulasi panas tubuh
4. Cairan Transelular (CTS) :
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh
(CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan
intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1
L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang
transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara
normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai
berikut :
Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan
transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan sinovial, pleura,
intraokuler, dll.
Maxwell,
Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed.
McGraw Hill, 1987, p.9.
NILAI-NILAI NORMAL
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau luka bakar). Pasien
yang menderita diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan
akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan jantung
dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung
menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga
terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut,
kondisi inidapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan dikeluarkan
dalam jumlah yang cukup untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta
kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan
memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine
akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan
menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan
reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan
menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu
dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga
anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat
menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya,
terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic menyebabkan
kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat. Penggunaan
kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami
kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama
pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-obat
anastesia.
1. Ketidakseimbangan cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga
hipovolemia.Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu
diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan
penurunan cairan ekstraseluler.Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volumecairan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan,
perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak
mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler
istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti
pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisitertentu, seperti
terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan.
3. Defisit Cairan
Faktor Resiko
2. ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada cairan dan depresi
konfusi) tanda klinis : penurunan tekanan darah
4. Dehidrasi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya retensi
cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh
hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan
cairan terjadi akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatispada proses
regulasi keseimbangan cairan.
c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung (gagal ginjal
kongestif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom Cushing
d. Kelebihan steroid.
Factor resiko :
1. Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena Tanda klinis :
penambahan berat badan
2. Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan Tanda klinis :
edema perifer dan nadi kuat
6. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan dalam
kompartemen ekstraselulermeningkatkan tekanan osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel
sehingga menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema). Edema yang
sering terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat local atau menyeluruh,
tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan
produksi cairan interstisial/gangguan perpindahan cairan interstisial.
c. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada blokade limfatik)
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau cekungan setelah
dilakukan penekanan pada area yang bengkak. Cekungan unu terjadiakibat pergerakan
cairan dari daerah yang ditekan menuju jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan).
Umumnya, edema jenis ini adalah edema yang disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun
edema yang disebabkan oleh retensi cairan hanya menimbulkan edema non pitting.
1. Hiponatremia
Disebabkan air yang berlebihan atau ion Na yang berkurang (Menyebabkan pembengkakan
sel (karena perpindahan air dari ECF ke ICF) → mengancam jiwa → jika edem terjadi di sel
otak Terapi → membuang air yang berlebihan atau menganti ion Na.
2. Hipernatremia
Penyebab utamanya:
3. Hipokalemia
Hipokalemia → kadar ion K serum <3,5mEq/L ( K ion utama ICF) Hipokalemia berkaitan
dengan alkalosis (karena alkalosis menyebabkan ion K berpindah dari ECF ke ICF) Etiologi:
asupan K ↓, kehilangan K lewat: saluran cerna, ginjal, luka bakar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel
mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk
sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam cairan
tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan cairan tubuh
adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut).
Air menyusun ± 50 – 60% dari total berat badan. Hubungan antara berat badan total
dan total air dalam tubuh relatif konstan pada tiapindividu dan merupakan refleksi dari lemak
tubuh. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
diantaranya adalah :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi
para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelbidan.com/2016/12/makalah-cairan-dan-elektrolit.html
https://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dasar-cairan-dan-elektrolit/
Cree, Laurie dan Sandra Rischmiller. 2006. Sains Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
http://ardyanpradanaoo7.blogspot.co.id/2011/02/makalah-kebutuhan-cairan-elektrolit.html
https://jokosigit976.blogspot.co.id/2015/03/konsep-kebutuhan-cairan.html