Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Subjektif
1
2
Autoanamnesis
Pasien datang ke IGD RSUD SEKAYU dengan keluhan penglihatannya tiba–tiba
kabur pada mata kiri sejak 2 hari yang lalu. Keluhan tersebut diikuti dengan sakit dan
merah pada mata serta berair. Dua hari yang lalu pasien berkelahi dengan temannya di
sekolah, lalu pasien terkena pukulan tangan temannya pada mata kanan pasien, lalu terasa
sakit dan pandangan menjadi kabur sampai tidak terlihat apa-apa.
Saat ini pasien tidak bisa melihat dengan jelas, hanya tampak benda–benda yang
kabur. Lalu di matanya tampak merah diseluruh mata, bagian hitam dari mata tampak
terisi darah dan terasa sakit. Kepala pasien juga terasa sakit. Sekitar kelopak mata
tampak bengkak kemerahan dan matanya berair seperti air mata dan nyeri bila dibuka.
Keluhan mual, muntah dan nyeri kepala sisi kiri disangkal pasien. Mata kiri pasien tidak
ada keluhan
- Objektif
- Status generalis
Keadaan umum: tampak sakit sedang
GCS : E4M6V5
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : -/- mmHg
Nadi : 92x/menit
Laju napas : 22x/menit
Suhu : 36,0oC
BB : 30 kg
- Pemeriksaan khusus
Kepala : Simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut, kulit dan wajah tidak sembab.
Mata : lihat status oftalmologi
Hidung : Deviasi septum nasi (-), sekret (-)
Telinga : Sekret (-)
Mulut : Sianosis (-), mukosa mulut kering (-)
Tenggorok: Dinding faring hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis, edema laring (-)
Leher : perbesaran KGB tidak ada
Thorax
- Paru-paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris
Palpasi : Srem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
3
Perkusi : Batas jantung atas ICS II, batas jantung kanan ICS V linea sternalis,
batas jantung kiri ICS V line mid klavikula sinistra
Auskultasi : HR=92 kali/menit, BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-)
Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Lipat paha dan genitalia: Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
Ekstremitas : clubbing finger (-), edema (-), akral hangat, CRT<2 detik
Status Neurologi: Kesan normal
Status Oftalmologi
OS OD
erosi (-)
2. Assessment
Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam Bilik Mata Depan
(BMD), yaitu daerah diantara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.
Perdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut perdarahan primer.
Perdarahan primer dapat sedikit dapat pula banyak. Perdarahan sekunder biasanya timbul
pada hari ke 5 setelah trauma. Perdarahannya biasanya lebih hebat daripada yang primer.
Oleh karena itu seseorang dengan hifema harus dirawat sedikitnya 5 hari. Dikatakan
perdarahan sekunder ini terjadi karena resorpsi dari bekuan darah terjadi terlalu cepat
sehingga pembuluh darah tak mendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali.
Diagnosa pada pasien ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan
fisik opthalmologis. Pada anamnesis pasien mengeluhkan pandangan kabur pada mata kiri
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit setelah terkena pukulan tangan oleh temannya di
sekolah. Keluhan tersebut diikuti dengan nyeri, hiperemis, dan lakrimasi pada mata, juga
disertai nyeri pada kepala. Ditemukan juga darah di dalam bilik mata yang terlihat dengan
mata telanjang yang jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk, darah akan terlihat
terkumpul di bagian bawah BMD, perdarahan yang mengisi setengah bilik mata depan dapat
menyebabkan gangguan visus dan kenaikan tekanan intraokuler, sehingga mata terasa sakit
oleh karena glaukoma. Jika hifema mengisi seluruh bilik mata depan, rasa sakit bertambah
dan penglihatan lebih menurun lagi.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum didapatkan pasien tampak sakit sedang. Dari
status oftalmologi, pada mata kanan didapatkan visus 6/6 dan mata kiri didapatkan visus
1/300, visus dapat menurun akibat kerusakan kornea, aqueous humor, iris dan retina.
Beratnya hifema dapat dinilai dari banyaknya darah dalam bilik mata depan. Secara
umum Hill membagi hifema dalam 2 bagian, yaitu : hifema total dan hifema parsial. Edward
dan Layden membagi dalam 3 tingkat :
Pasien ini didiagnosa sebagai hifema oculus sinistra grade III et causa trauma tumpul,
oleh karena perdarahan mengisi lebih dari setengah bola mata depan.
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah antibiotik neomisin ED 4 x 1 tetes.
Asam Traneksmat 3 x 250 mg diberikan agar supaya bekuan darah tidak terlalu cepat diserap
dan pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. asam transemanat yang
mempunyai kerja untuk menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin,
7
mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet dan aktivitas faktor koagulasi
serta mencegah kerapuhan dinding pembuluh darah. Tidur dengan posisi kepala dielevasi
30o– 45o dimaksudkan untuk melokalisir darah dibilik mata depan bawah, supaya pupil tidak
terhalang oleh darah dan untuk memperkecil lokasi hemosiderosis. Mata perlu ditutup dengan
kasa steril untuk mengistirahatkan dan melindungi mata. Perawatan perlu dilakukan setiap
hari dimana kasa steril perlu diganti dan penderita tidak boleh menggosok mata yang sakit.
Prognosa pasien ini adalah dubia oleh karena hifema yang terjadi adalah hifema grade III
3. Plan
2. Farmakologi:
1) IVFD RL gtt X/menit
2) Cendo Xitrol EDMD 4x1 gtt OD
3) Asam Traneksamat 3x250 mg PO
4) Paracetamol tablet 3x500mg PO
5) Sulfas Atropin 1% EDMD 3x1gtt
Prognosis:
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia