Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama
psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. (ejurnal, Dewi
adalah kurangnya informasi tentang bahaya narkoba baik di kalangan orang tua
mapun anak-anak. Banyak orangtua yang tidak menyadari pengaruh narkoba dan
bahaya yang mengancam anak-anak setiap hari. Di sisi lain masalah yang dialami
peserta didik makin hari makin beragam penyimpangan perilaku yang dilakukan
kedisplinan dan juga penyalahgunaan narkoba. Hal ini tidak terlepas dari kondisi
bayak siswa yang tidak tau NAPZA dan dari sumber siswa kelas VIII terdapat
Menurut “Word Drug Report” tahun 2012 yang diterbitkan oleh UNODC,
terdapat 300 juta orang yang berusia produktif antara 15 s.d 64 tahun yang
1
mengonsumsi Narkoba, dan kurang lebih 200 juta orang meninggal setiap
adalah 2,2% dari jumah penduduk Indonesia yang berumur 10-59 tahun atau
setara dengan 3,8 sampai 4 juta orang. Pada tahun 2015 diprediksi angka
prevelensi akan mengalami kenaikan menjadi 2,8% (5,1 juta orang) apabila
Tengah masuk dalam kategori berbahaya karena pengguna narkoba didaerah ini
narkoba di Kalimantan Tengah mencapai 34.543 orang dari jumlah ini 8.000
pengguna narkoba rutin namun belum candu. Sedangkan sisanya adalah pengguna
diperiode tersebut, peningkatan justru mencapai 1,8% ada kenaikan sebesar 0,33%
2
ditemukan 2 orang yang mengetahui tentang Pencegahan penyalahgunaan
penyalahgunaan NAPZA.
menimbulkan gangguan fisik yang hebat jika dihentikan akan berbahaya dan
merugikan keluarga serta menimbulkan dampak sosial yang luas. Salah satu
dimana dalam suatu kondisi jika seorang itu tahu bahwa hal yang akan
dilakukannya akan berakibat buruk terhadap terhadap dirinya maka orang tersebut
kemungkinan tidak akan melakukan hal tersebut (Methan, 2013). Dampak dari
dari pemakaian NAPZA seperti ketergantungan berat, prutasi, dan juga menyakiti
Dari uraian diatas bahwa peserta didik merupakan sasaran paling empuk dan
pihak sekolah dalam hal ini perlu ditingkatkan dan perlu diadakan perubahan
peserta didik dari sekolah, bila peserta didik kedapatan membawa atau
ini perlu dipikirkan cara penanggulangan lainnya yang mungkin dirasakan dapat
3
lebih efektif, yaitu bagaimana memfungsikan sekolah sebagai sumber informasi
bagi peserta didik, karena institusi sekolah sangat berpengaruh dan sangat
sampai pada taraf mencoba-coba apalagi penyalahgunaannya. Tentu ini bukan hal
yang mudah karena merupakan tantangan bagi guru dan juga perawat. Perawat
sebagai tenaga medis yang mengerti dan paham tentang bahaya penyalahgnaan
yang selama ini dipersepsikan murid sebagai pihak yang tidak populer dan
ditakuti harus dapat berubah menjadi sosok yang dijadikan tempat untuk mencari
solusi masalah yang dihadapi muridnya. Disamping itu yang tak kalah pentingnya
adalah peran orang tua dan kerjasama semua warga sangat diharapkan dalam
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini
4
1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswa tentang pengertian NAPZA di
Raya.
1.4 Manfaat Penelitan
1.4.1 Teoritis
1) Bagi STIKES Eka Harap
Penelitian ini dapat dapat dijadikan masukan bagi perkembangan Ilmu
juga diharapkan untuk bagi peneliti selanjutnya bisa jadi bahan referensi
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu
tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). (Notoatmodjo S, 2011:
149).
6
2.1.2.4 Analisis (analysis)
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dalam pengunaan kata-kata kerja: dapat
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada (Notoatmodjo S, 2011: 149).
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
7
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
dua, yakni :
penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa
melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi :
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
terpecahkan. Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama
untuk memecahkan berbagai masalah. Metode ini telah banyak jasanya, terutama
ilmu pengetahuan. Hal ini juga merupakan pencerminan dari upaya memperoleh
2) Secara kebetulan
8
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan
sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan
cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang di hadapi,
maka untuk memecahkan masalah yang lain yang sama, orang dapat pula
menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal maka cara itu tidak akan diulangi
lagi dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil
memecahkannya.
kebenaran. Sebelum pendidikan ini berkembang, para orang tua pada zaman
9
dahulu agar anaknya menuruti nasehat orang tuanya menggunakan cara hukuman
fisik. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi
teori atau kebenaran bahwa hukuman merupakan metode bagi pendidikan anak
para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya
9) Induksi
pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam
10
10) Deduksi
khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap
benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga pada semua peristiwa yang
terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu (Notoatmodjo S, 2010: 16-17).
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau
18).
Menurut (budiman, agus riyanto dikutip dari buku kapita selekta kuisioner
1. Tingkat Pendidikan.
berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui
11
informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin
banyak informasi yang semakin masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas
seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif
dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang
terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui,
2. Informasi/Media Massa.
adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi
12
dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan
Informasi mencakup data, teks gambar, suara, kode, program komputer, dan basis
data.
penyakit demam berdarah terjadi melalui lingkungan tidak sehat dengan indikator
berisi sugesti yang dapat mengarhakan opini seseorang. Adanya informasi baru
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang
untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi
pengetahuan seseorang.
13
4. Lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang
5. Pengalaman
dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta
usia tua. Selain itu, orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak
kemampuan dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap
14
tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah adalah sebagai
berikut :
pengetahuannya.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti kosa kata dan
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
alat tes/ kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya
dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya
15
Keterangan :
N : Nilai pengetahuan
konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi,
dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap definisi tersebut
Monks (1999) sendiri memberikan batasan usia masa remaja adalah masa
diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18
tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Senada
16
dengan pendapat Suryabrata (1981) membagi masa remaja menjadi tiga, masa
remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja
akhir 18-21 tahun. Berbeda dengan pendapat Hurlock (1999) yang membagi masa
remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal 13-16 tahun, sedangkan masa
biologik, kognitif dan perubahan sosial yang berlangsung antara 10-19 tahun
(Santrock, 1993). Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10-14 tahun), masa
remaja pertengahan (15-16 tahun) dan masa remaja akhir (17-19 tahun). Penulis
Yang dimaksud dengan remaja awal (early Adolescence) adalah masa yang
ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan
kesulitan dalam menyesuaikan diri, pada saat ini remaja mulai mencari identitas
yang sudah menyerupai orang dewasa. Oleh karena itu remaja seringkali
diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap secara
psikis. Pada masa ini sering terjadi konflik, karena remaja sudah mulai ingin
bebas mengikuti teman sebaya. Yang erat kaitannya dengan pencarian identitas,
dilain pihak mereka masih tergantung dengan orang tua. Remaja akhir (Late
17
Karakteristik perkembangan normal yang terjadi pada remaja dalam
adalah:
secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak
dan juga bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis,
karena memberi waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan
yang diinginkannya.
Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat, ada empat
perubahan peran dan minat, perubahan pola perilaku dan perubahan sikap
menjadi ambivalen.
18
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini
Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan
apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan
kelompok sebaya.
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi,
remaja. Dengan adanya stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke
dewasa menjadi sulit, karena peran orang tua yang memiliki pandangan
seperti ini akan mencurigai dan menimbulkan pertentangan antara orang tua
baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum
19
Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang berkembang
Hurlock (1999) pada masa remaja ini ada beberapa perubahan yang bersifat
universal, yaitu menigkatnya emosi, perubahan pola perilaku, nilai-nilai dan sikap
1) Perubahan Fisik
2) Perubahan Emosional
20
Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa
kanak-kanak. Pola-pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu,
iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang. Perbedaan terletak pada
tekanan (Hurlock, 1999). Bila pada akhir masa remaja mampu menahan diri
untuk tidak mengekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat dengan
kata lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan reaksi
(4) Dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman untuk brtindak
lebih lanjut.
3) Perubahan Sosial
bentuk perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri dari orang tua dan
21
menuju kearah teman sebaya. Remaja berusaha melepaskan diri dari otoritas
orang tua dengan maksud menemukan jati diri. Remaja lebih banyak berada
membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal minat,
dari tidak menyukai lawan jenis menjadi lebih menyukai. Remaja inin
melalui sikap dan pola perilaku kanak-kanak dan mempersiapkan sikap dan
perilaku orang dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai
berikut:
1) Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis
kelamin
5) Mencapai kemandirian secara emosianal dari orang tua dan orang dewasa
lainnya
8) Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku.
22
2.2.5 Perkembangan Psikososial Remaja
remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-16 tahun) dan remaja akhir
(17-19 tahun). Berikut ini akan dijelaskan tentang ciri-ciri pada setiap tahap
berkisar antara 10 sampai 14 tahun atau yang biasa disebut dengan usia
dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973).
Pada masa transisi tersebut dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai
Pada saat ini, remaja memasuki era yang lebih ideal dari tahap
23
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), narkotika adalah \at atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis
terlampir dalam dalam undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan
melalui pengaruh siliktif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivis normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan
oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa. Yang terakhior adalah zat adiktif,
ketergantungan.
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Sumua istilah ini, baik “narkoba” ataupun
pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. namu kini
persepsi itu disalah artiakan akibat diluar peruntukan dan dosis yang semestinya.
(Wijayanti. 2015:5-6).
24
1) Narkoba
a. Ganja
Ganja atau cannabis sativa merupakan salah satu jenis narkotika yang
ganja yang dikonsumsi antara lain daun, batang, dan biji. Cara
nikmat.
Efek yang ditimbulkan dari ganja antara lain:
Rasa bergembira yang berlebihan.
Rasa percaya diri yang berlebihan sehingga tidak peduli dengan
lingkungan sekitarnya.
Menimbulkan halusinasi, dsb.
b. Morfin
Morfin merupakan zat aktif dari opium. Zat dibuat dari pencamputan
antara getah poppy dengan bahan kimia lain. Efek yang ditimbulkan
berasal dari amerika Selatan, dimana daun dari tananan belukar ini
25
biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
2) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau atau obat bukan narkotika baik alamiah
aktivitas narmal dan prilaku. Psikotropika adalah obat yang diguakan oleh
a. Ectasy
kaku, serta mulut terasa kering. Pupil mata membesar dan jantung
berdegub lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa
b. Shabu-shabu
mengalir dari ujung satu kearah ujung yang lain. Kemudian asap yang
26
karena asap tersaring saat pada waktu melewati air tersebut. Ada
dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika
shabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan
a. Alkohol
b. Inhalasia
c. Opiate
27
Opiat dapat mengganggu menstruasi pada wanita, dan menyebabkan
d. Nikotin
1) Faktor Individu
ketagihan
28
h. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA
2) Fakto ingkungan
komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan
penyalahgunaan NAPZA.
suatu hal yang penting bagi remaja agar diterima dalam kelompok dan
29
3. Suka tampil “lebih” dibandingkan dengan kawan-kawannya dan mudah sekali
kacau/kehilangan kontrol
5. Tidak bisa menunggu/bersabar dan cepat bosan serta merasa tidak sanggup
pendidikan atau pekerjaan atau dalam lapangan kegiatan lainnya serta adanya
penyalahgunaan Napza dapat difokuskan pada diri remaja itu sendiri maupun
dkk. 2009:109)
30
4) Belajar bergaul dengan baik-baik dan pilihlah orang yang dapat
menggunakan Napza
6) Jika ada masalah yang tidak dapat diatasi sendiri, cari bantuan seorang
ahli
11) Pilihlah kegiatan positif yang dapat menolong dan dapat menyalurkan
1) Membentuk satuan tugas (Satgas) sekolah dan forum siswa anti Napza
31
4) Segera mencari pertolongan guru/orang tua bila mengetahui salah seorarf
7) Secara suka rela ikut berperan dalam gerakan keamanan dan ketertiban
(kamtib) sekolah
kerangka konsep. Konsep adalah abstaksi dari suatu realitas agar dapat di
Keterangan :
: Diteliti
: Berpengaruh
Kategori
: tidak diteliti Pengetahuan
1. Baik
2. Cukup
3. kurang
Gambar 2.1 Kerangka konsep tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang
pencegahan penyalahgunaan NAPZA di SMP Negeri 16 Palangka
Raya
BAB 3
METODE PENELITIAN
33
Metode penelitian adalah sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran
3.1 DesainPenelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi yang bertujuan
3.2 KerangkaKerja
teknis pengumpulan data, dan analisis data (Hidayat: 2011). Adapun kerangka
Populasi
Remaja kelas VII di SMP Negeri 16 Palangka Raya
Berjumlah 40 orang
34
Teknik Sampling
Total sampling
Sampel
Besar sampel yang akan digunakan yang memenuhi kriteria
inklusi
Pengumpulan data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing, Skoring, Tabulating
Kesimpulan Penelitian
Bagan 3.1 Kerang kakerja penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Kelas VII
Tentang pencegahan Penyalahgunaan NAPZA di SMP Negeri 16
Palangka Raya
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto, dkk. 2000, dalam
buku Nursalam, 2011). Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
35
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi
36
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Remaja Kelas VII Tentang Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Di SMP
Negeri 16 Palangka Raya
45
3.5 Populasi, Sampel, Sampling
3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti (Wasis, 2008).
Populasi dalam penelitian subjek (misalnya manusia: klien) yang memiliki kriteria
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah
3.5.2 Sampel
(2006) apabila jumlah populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua tetapi
jika jumlah populasi lebih dari 100 maka pengambilan sampel 10-15% atau 20-
25%. Besarnya jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sampel diambil sebanyak
karakteristik yang telah dikenal dan telah memenuhi kriteria sampel (kriteria
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
sampel mewakili keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua
yang sama dari setiap anggota populasi yang bertujuan untuk generalisasi,
sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
2010).
memilih lokasi ini karena tempatnya dekat, mudah dijangkau dan memenuhi
Data
3.7.1 Pengumpulan Data
alat ukur pengumpulan data tersebut, sedangkan alat ukur yang digunakan
lansia yang sakit. Kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudianakan
dukungan keluarga dan lingkungan dengan tingkat stres pada lansia yang
sakit.
kuesioner yang akan diberikan pada remaja kelas VII yang masuk dalam
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu
alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berati
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi data mempunyai dua sisi, sisi
yang sempit dan sisi yang luas. Interpretasi data dari sisi yang sempit,
hanya sebatas pada masalah penelitian yang akan dijawab melalui data
yang diperoleh tersebut. Sedangkan dari sisi yang lebih luas, interpretasi
data berarti mencari makna data hasil penelitian dengan cara tidak hanya
(Notoatmodjo, 2010).
item yang telah diisi oleh responden. Kegiatan pemberian skor dilakukan pada
Keterangan:
Kategori
Baik : 76-100 %
Cukup : 56-75 %
Kurang : < 56 %
analisis kuantitatif. Biasanya pengolahan data seperti ini akan menggunakan tabel,
baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang (Wasis, 2008). Data akan
analisis data.
Sebelum data diklasifikasikan, data dikelompokkan terlebih dahulu
harus ada dalam Informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien,
bertanya apabila ada hal yang tidak dimengerti, apabila calon responden
responden penelitian.
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan. Pada penelitian ini peneliti tidak
menuliskan nama lengkap dari responden dan hanya menulis inisial untuk
3.9.3 Confidentiality(Kerahasiaan)
data yang didapat dari responden seperti nama, pendidikan, jenis penyakit
penelitian.