Вы находитесь на странице: 1из 14

PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar


Dosen Pengampu: Ns Moch. David KN, S.Kep, M.Gizi

Oleh:
Ayu Olyvia Farazilla
Chelfin Ainun Nafis
Cintia Dili Safitri
Dina Rofifaeni Irbah
Atik Nur Suci Kartika Putri
Tutus Lutfita Dewi
Tri Wahyuningsih
Sultan Habibi Al Jaelani
Salindri Febrianingtyas

PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar yang
merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan dalam Program Study DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso.
Mata Kuliah Keperawatan Dasar merupakan mata kuliah yang mempelajari
tentang cara pemenuhan kebutuhan dasar manusi. Penulis yakin, tanpa adanya bantuan dari
semua pihak, makalah ini akan mengalami banyak hambatan. Oleh karena itu, tidak
berlebihan penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes, sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
2. Ns Moch. David KN, S.Kep, M.Gizi sebagai dosen pengampu penulisan
makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga segala sumbangsih yang diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya.

Bondowoso, Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Definisi Seksualitas .................................................................................3

2.2 Karakteristik ............................................................................................5

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi ....................................................................5

2.4 Sikap Terhadap Kesehatan Seksualitas ....................................................6

2.5 Respon Seksual ........................................................................................6

2.6 Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas ....................................8

BAB III PENUTUP ....................................................................................10

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................10


3.2 Saran .....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai


dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-
bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan
bahasa. Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut
matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sampai pada tingkat tertentu.

Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi


saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk
memperjelas penggunaannya.

Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika


seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik
pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan,
bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu
pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang.

Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu


itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi
perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis,
perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.
Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan
fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses
pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua
sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari
sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis
merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa. Aspek–
aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral
dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan
pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan
kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan
pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan
selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama
merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu. Untuk efisiensi waktu, maka
penulis membatasi penulisan ini pada perkembangan peserta didik fase remaja aspek
psikoseksual. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus
perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Apabila gagal dalam tugas
perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya. Maka remaja akan
kehilangan arah.

1.2 Rumusan Masalah

a. Definisi Seksualitas
b. Karakteristik
c. Faktor Yang Mempengaruhi
d. Sikap Terhadap Kesehatan Seksualitas
e. Respon Seksual
f. Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Seksualitas

Sebelum menjelaskan apa itu dorongan seksual, sangat penting bagi kita untuk
memahami lebih dalam mengenai pengertian seks dan seksualitas, karena sering kali,
dua pengertian tersebut digunakan secara salah kaprah dalam kehidupan sehari-hari.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering
disebut jenis kelamin (Ing: sex). Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai dimensi
yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin,
termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ
reproduksi dan dorongan seksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan
fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis, serta bagaimana dinamika
aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu
sendiri. Dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul
dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk
pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.
Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di
masyarakat.

Apa itu Dorongan Seksual?


Dorongan seksual adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual yang
diperoleh dengan perilaku seksual. Hal yang wajar pada remaja muncul dorongan
seksual karena ketika memasuki usia pubertas, dorongan seksual akan muncul dalam
diri seseorang. Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai berfungsi, hormon-
hormon seksualnya juga mulai berfungsi. Hormon-hormon inilah yang menyebabkan
munculnya dorongan seksual, yaitu hormon esterogen dan progesteron pada
perempuan, serta hormon testosteron pada laki-laki. Hal yang perlu diperhatikan
adalah ketika dorongan seksual muncul tidak diimbangi dengan pemahaman terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual.
Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan perempuan.
Tidak ada yang lebih tinggi. Walaupun di masyarakat muncul kepercayaan bahwa
dorongan seksual pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, hal tersebut
sebetulnya disebabkan oleh budaya yang mengijinkan laki-laki untuk lebih ekspresif
(termasuk dalam hal seksualitas), sementara perempuan dilarang untuk menunjukkan
ketertarikan seksualnya di depan banyak orang.

Apa itu Perilaku Seksual?


Perilaku seksual seringkali dimaknai salah oleh banyak orang dengan hubungan
seksual. Perilaku seksual ditanggapi sebagai sesuatu hal yang melulu “negatif”.
Padahal tidak demikian halnya. Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari
oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual
melalui berbagai perilaku. Perilaku seksual tersebut sangat luas sifatnya, mulai dari
berdandan, mejeng, ngerling, merayu, menggoda hingga aktifitas dan hubungan
seksual. Hubungan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan berpasangan dengan
lawan jenis atau sesama jenis. Contohnya: pegangan tangan, cium kering, cium basah,
petting, intercourse dan lain-lain.
Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan lingkungan di
sekitarnya. Berikut beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
perilaku seksual

Seksualitas adalah ekspresi fisiologis dan psikologis dari perilaku seksual.


Periode usia bayi, remaja, dewasa dan post-klimakterik memiliki manifestasi
karakteristik seksualitas berbeda. Seksualitas adalah istilah komposit yang mengacu
pada totalitas kedirian. Seksualitas menunjukkan karakter manusia kita, bukan hanya
tindakan seksual kita dan memiliki implikasi tentang arti total sebagai pria atau
wanita. Seksualitas berkaitan dengan variabel biologis, psikologis, sosiologis dan
spiritual dari kehidupan yang mempengaruhi perkembangan kepribadian dan
hubungan interpersonal. Hal ini termasuk persepsi diri, harga diri, sejarah pribadi,
kepribadian, konsep cinta dan keintiman, citra tubuh, dll.
2.2 Karakteristik

Meskipun ada perbedaan yang cukup besar antara karakteristik seksual primer
dan sekunder, banyak yang tidak akan berpikir tentang hal tersebut. Dalam sebuah
pernyataan yang sangat singkat, karakteristik seksual primer adalah organ seksual,
tetapi karakteristik sekunder adalah hormon seksual dan fungsi terkait lainnya.

Karakteristik Kesehatan Seksual


a. Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan,
eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
b. Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
c. Kongruen antara seks biologis, identitas jender, dan perilaku peran jender
d. Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenai kehidupan seksual yang
dijalani dalam konteks personal dan etik social

2.3 Faktor yang mempengaruhi

a) Perspektif Biologis, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan
pengaktifan hormon dapat menimbulkan perilaku seksual.

b) Pengaruh Orang Tua, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua
dengan remaja dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya
penimpangan perilaku seksual

c) Pengaruh Teman Sebaya, pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat
kuat sehingga munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan
norma kelompok sebaya

d) Perspektif Akademik, remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang
rendah cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan
remaja dengan prestasi yang baik di sekolahnya

e) Perspektif Sosial Kognitif, kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan


pengambilan keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual di
kalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih menampilkan perilaku
seksual yang lebih sehat.

2.4 Sikap Terhadap Kesehatan Seksualitas


Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik,
mentaldan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang
bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya misalnya
dalam menjagahubungan dengan teman atau pacar dalam batasan yang diperbolehkan
oleh norma dalammasyarakat atau agama. Bukan hanya tidak adanya kecacatan,
penyakit atau gangguanlainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual
individu perempuan dan laki-lakidiakui dan dihormati (BKKBN, 2006).

2.5 Respon Seksual


Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi
berturutturut.³Normal´ pada umumnya mengacu pada panjang siklus masing-masing
fase, dan hasil bercinta yang memuaskan.Empat tahapan siklus respon seksual:
1. Kegembiraan
2. Plateau
3. Orgasme
4. Resolusi
Keempat fase yang dialami oleh laki-laki dan perempuan, meskipun waktu dan
panjangdurasi dari masing-masing bervariasi antara kedua jenis kelamin. Selain itu,
intensitas darimasing-masing fase dapat bervariasi antara setiap orang, dan antara
laki-laki dan perempuan.

1. Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa
menitsampai beberapa jam. Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan
meliputi:
a. Peningkatan ketegangan otot
b. Peningkatan denyut jantung
c. Perubahan warna kulit
d. Aliran darah ke daerah genital
e. Mulainya pelumasan Vagina
f. Testis membengkak dan skrotum mengencang

2. Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa


perubahan yangterjadi dalam fase ini meliputi :
a. Fase kegembiraan meningkat
b. Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina
c. Klitoris menjadi sangat sensitive
d. Testis naik ke dalam skrotum
e. Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan
tekanan darah
f. Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot
3. Fase orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan
faseterpendek, hanya berlangsung beberapa detik. Fase ini memiliki
karakteristik seperti berikut:
a. Kontraksi otot tak sadar
b. Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
c. Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim
berirama
d. Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan
ejakulasi
e. Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh
4. Tahap terakhir, yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara
perlahankembali ke tingkat fisiologis normal.

Fase resolusi ditandai dengan relaksasi,keintiman,dan seringkali kelelahan.


Sering kali perempuan tidak memerlukan faseresolusi sebelum kembali ke aktivitas
seksual dan kemudian orgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan
sebelum orgasme selanjutnya. Seiring pertambahan usia lakilaki, panjang dari fase
refraktori akan sering meningkat.
Disfungsi seksual yang paling umum pada pria adalah ejakulasi dini.
Masalahini terjadi ketika ada pemendekkan fase kegembiraan dan fase plateau. Dalam
rangkauntuk mencegah ejakulasi dini, seorang pria harus belajar bagaimana
memperlambatfase kegembiraan dan fase plateau, yang dapat dicapai hanya dengan
teknik yang benar dan latihan.

2.6 Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas


Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain:
1. Ketidaktahuan mengenai Seks
Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak klitorisnya
sendiri.Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak diketahui oleh banyak
orang.Masalah ketidaktahuan terhadap seks sudah betul-betul merakyat. Ini
berpangkal darikurangnya pendidikan seks yang sebagian besar dari antara
masyarakat tidak memperolehnya pada waktu remaja. Tidak jarang, pengetahuan seks
itu hanyalah sebatas informasi, bukan pendidikan. Itu terjadi karena mereka tidak
mendapatkan pendidikan seks di sekolah ataulembaga formal lainnya.
Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari berbagai media. Untuk
ituorang tua hendaknya memberikan pendidikan soal sekskepada anak-anaknya sejak
dini. Salahsatunya dengan memisahkan anakanaknya tidur dalam satu kamar setelah
berusia sepuluhtahun, sekalipun sama-sama perempuan atau laki-laki. Demikian
halnya denganmenghindarkan anak-anaknya mandi bersama keluarga atau juga
temantemannya.
Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks. Jawaban-
jawaban yangdiberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai dengan usia si anak.
Karena itulah, orangtua dituntut membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan
tentang seks. Terlebih lagi, perubahan fisik dan emosi anak akan terjadi pada usia 13
± 15 tahun pada pria dan 12 ± 14tahun pada wanita. Saat itulah yang dinamakan masa
pubertas yaitu masa peralihan dari masaanak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula,
mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak serta penuh keingintahuan
dan petualangan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka
kelak.Sayangnya, banyak di antara mereka tidak menyadari beberapa pengalaman
yang tampaknyamenyenangkan justru dapat menjerumuskan. Rasa ingin tahu para
remaja kadang-kadangkurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari
suatu perbuatan. Itu pun terjadiakibat kurangnya kontrol orang tua dan minimnya
pendidikan seks dari sekolah atau lembagaformal lainnya.
2. Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman ini
dalammelakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan hidup, sang
wanita harusikut bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada
waktu suami istri pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang
sedang lelah jarangmerasakan bahwa hubungan seks menarik minat. Akhirnya mereka
memilih untuk tidur.Kelelahan bisa menyebabkan bertambahnya usaha yang
diperlukan untuk memuaskankebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang
membuat kesal yang akhirnya bisamemadamkan gairah seks.
3. Konflik
Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang berwujud sebagai
perangterbuka atau tidak mau berbicara sama sekali satu sama lain. Konflik menjadi
kendalahubungan emosional mereka. Bahkan ini bisa menggeser proses foreplay.
Pasangan dapatmempertajam perselisihan mereka dengan menghindari seks atau
mengeluarkan ungkapan negatif atau membandingkan dengan orang lain, yang sangat
melukai perasaan pasangannya.Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan
bisa menyebabkan sejumlah masalahseksual antara lain masalah ereksi, hilang gairah
atau sengaja menahan diri untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu orang dan
lainnya biasanya tidak baik dan tidak juga buruk.Jadi haruslah dipandang hanya
sebagai perbedaan. Kemarahan, ketegangan atau perasaankesal akan selalu
menghambat gairah seks.
4. Kebosanan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa dianggap
seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi
berlebihan sampai kesuatu titik yang membosankan. Yang mendasari rasa bosan itu
adalah kemarahan yangdisadari atau tidak disadari karena harapan anda tidak
terpenuhi. Masalah ini diderita olehkebanyakan pasangan yang sudah hidup bersama
bertahun-tahun. Sebagian pasangan yangsudah hidup bersama untuk jangka waktu
yang lama merasa kehilangan getaran kenikmatanyang datang ketika melakukan
hubungan seks dengan pasangan yang baru. Orang demikianmelihat rayuan penguat
ego, dibandingkan bila bersenggama dengan mitra baru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
· Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan
seksual, bagi mereka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan akan seks
bagi manusia sudah ada sejak lahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer – yang
sama dengan kebutuhan: makan, minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja,
buang air besar, atau buang air kecil. Kegiatan pemenuhan kebutuhan seksualitas ini
dapat dilakukan dengan berbagai perilaku dan kegiatan seksualitas dan apabila tidah
terpenuhi maka akan timbul penyimpangan seksual. .

3.2 Saran
A. Untuk mahasiswa
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin
membuat makalah tentang sex serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
B. Untuk dosen pengajar
Bagi dosen pengajar saya hanya ingin menyampaikan satu hal bahwa dalam
memberikan sebuah tugas tolong diberikan arahan kepada mahasiswa agar terjadi
kesalahan dalam pembuatan makalah
C. Untuk pemerintah
Dengan dibuatnya makalah ini pemerintah sadar akan pentingnya pengetahuan
seksualitas bagi pendidikan generasi muda dan bisa membuat sebuah program
pembelajaran mengenai sex
DAFTAR PUSTAKA

of http://pkbi-diy.info/?page_id=3274. It is a snapshot of the page as it appeared on 14 May


2017 20:20:32 GMT.

http://menurutparaahli.com/tag/definisi-seksualitas/. It is a snapshot of the page as it appeared


on 14 May 2017 11:38:46 GMT

Вам также может понравиться

  • Bab I
    Bab I
    Документ15 страниц
    Bab I
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Документ10 страниц
    Proposal Kewirausahaan
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ17 страниц
    Makala H
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ18 страниц
    Bab 1
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ17 страниц
    Makala H
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ18 страниц
    Bab 1
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ6 страниц
    Makala H
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Документ13 страниц
    Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Makalah
    Makalah
    Документ16 страниц
    Makalah
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ6 страниц
    Makala H
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Kebutuhan Seksualitas
    Kelompok 2 Kebutuhan Seksualitas
    Документ14 страниц
    Kelompok 2 Kebutuhan Seksualitas
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Ronde Keperawatan Fix
    Ronde Keperawatan Fix
    Документ43 страницы
    Ronde Keperawatan Fix
    ayu
    Оценок пока нет
  • Makalah
    Makalah
    Документ16 страниц
    Makalah
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Makalah 1
    Makalah 1
    Документ9 страниц
    Makalah 1
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Kebutuhan Seksualitas
    Kelompok 2 Kebutuhan Seksualitas
    Документ14 страниц
    Kelompok 2 Kebutuhan Seksualitas
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • KELOMPOK
    KELOMPOK
    Документ20 страниц
    KELOMPOK
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • KELOMPOK
    KELOMPOK
    Документ20 страниц
    KELOMPOK
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • MAKP
    MAKP
    Документ15 страниц
    MAKP
    Yusuf Abdillah
    Оценок пока нет
  • MAKP
    MAKP
    Документ15 страниц
    MAKP
    Yusuf Abdillah
    Оценок пока нет
  • Makalah Kwashiorkor
    Makalah Kwashiorkor
    Документ16 страниц
    Makalah Kwashiorkor
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Документ18 страниц
    MAKALAH
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Teori Dan Askep
    Teori Dan Askep
    Документ35 страниц
    Teori Dan Askep
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Format Laporan Pendahuluan
    Format Laporan Pendahuluan
    Документ8 страниц
    Format Laporan Pendahuluan
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Makalah Kwashiorkor
    Makalah Kwashiorkor
    Документ16 страниц
    Makalah Kwashiorkor
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Polip Nasi
    Polip Nasi
    Документ9 страниц
    Polip Nasi
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • KELOMPOK
    KELOMPOK
    Документ20 страниц
    KELOMPOK
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Документ13 страниц
    Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • KELOMPOK
    KELOMPOK
    Документ20 страниц
    KELOMPOK
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Документ13 страниц
    Kelompok 2 Patofisiologi Gangren
    Ferry Risqulloh
    Оценок пока нет