Вы находитесь на странице: 1из 15

PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA

DALAM PERSPEKTIF ETNIS DAN DEMOGRAFIS

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Manajemen

Oleh :

FELIXIA DAVINCI JAFLO


2011210491

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2015
PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
DALAM PERSPEKTIF ETNIS DAN DEMOGRAFIS

Felixia Davinci Jaflo


STIE Perbanas Surabaya
Email: felixiadavinci@gmail.com

Wiwik Lestari
STIE Perbanas Surabaya
Email: wiwiek@perbanas.ac.id
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the differences in the behavior of the family
financial management in a variety of ethnic, income, family size, and education. By using
surveys method the study involved 230 couples respondents at Surabaya, Sidoarjo and
Mojokerto. Data were analyzed using SPSS is Analysis of Variance (ANOVA). Family
financial management behavior as the dependent variable, while ethnicity, income, family
size, and level of education as independent variables. Based on this analysis research found
that there are a difference in behavior of financial management in various ethnic families,
income, family size, and level of education.

Keywords : Financial Management Behavior Of Family, Ethnicity, Income, Family Size,


and Level Of Education.

PENDAHULUAN manajemen keuangan yang bertanggung


jawab. Pendapatan yang diperoleh dari
Setiap manusia pada umumnya seorang suami atau istri setiap bulannya
mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam keluarga sangat berpengaruh
dimasa yang akan datang. Tujuan yang terhadap bagaimana cara berperilaku
ingin dicapai tentunya sangat berbeda satu dalam mengelola keuangan. Besar
sama lain. Terhadap anggapan masyarakat kecilnya pendapatan atau penghasilan yang
bahwa yang berpenghasilan (income) diperoleh akan berpengaruh juga terhadap
rendah tidak dapat mencapai tujuan yang masa depan keluarga
lebih baik dimasa yang akan datang Jumlah anggota keluarga pada
dibanding dengan yang berpenghasilan sebuah keluarga juga sangat berpengaruh
tinggi. Aizcorbe et al (2003) berpendapat terhadap perilaku pengelolaan keuangan
bahwa keluarga yang memiliki pendapatan keluarga, banyak sedikitnya anggota dalam
lebih rendah memiliki kemungkinan yang sebuah keluarga apabila seseorang tidak
kecil untuk menabung dan penghasilan dapat mengelola keuangan dengan baik,
seseorang akan menunjukkan perilaku maka keuangan dalam jangka waktu

1
sebulan tidak akan terkontrol dengan baik. yang menjadi pondasi kuat bagi langkah
Akan banyak sekali pengeluaran yang pedagang etnis Cina di Kya-Kya. Pada
tidak terduga yang akan cepat keluar prinsip tersebut terdapat suatu sistem yang
apabila tidak dikelola dengan baik. disebut “lingkaran dalam” yang mengacu
Kesulitan akan bertambah jika jumlah kepada perlibatan anggota keluarga dalam
anggota keluarga bertambah pula. merencanakan keuangan keluarga. Etnis
Akibatnya mulai muncullah utang yang Cina mempunyai kecenderungan terbuka
menjadi masalah keuangan dimana dalam mengelola keuangan keluarga
pengeluaran lebih besar dibanding dengan terhadap anggota keluarga yang sudah
pendapatan yang diterima. Tingkat dianggap dewasa mengenai tujuan dan
pendidikan yang dimiliki suami atau istri rencana keluarga dimasa yang akan
dalam keluarga juga sangat berpengaruh datang.
terhadap cara berperilaku pengelolaan Melihat banyaknya keluhan
keuangan keluarga. Semakin tinggi tingkat masyarakat mengenai masalah keuangan
pendidikan yang dimiliki maka semakin yang dihadapi keluarga dalam hal
tinggi pula tingkat pengetahuan akan cara pengelolaan keuangan keluarga, maka
ataupun perilaku dalam mengelola muncul suatu pemikiran untuk membantu
keuangan keluarga yang baik yang menyelesaikan permasalahan tersebut.
berguna untuk dimasa yang akan datang. Pemikiran tersebut adalah pemikiran
Dibandingkan dengan seseorang tentang pengelolaan yang saat ini dikenal
yang hanya mampu menyelesaikan dengan istilah pengelolaan keuangan
pendidikan dalam tingkat yang lebih keluarga. Pengelolaan keuangan berkaitan
rendah, maka jelas pengetahuan yang erat dengan perencanaan keuangan.
diperoleh akan jauh berbeda dengan Perencanaan keuangan adalah proses
seseorang yang tingkat pendidikannya merencanakan keuangan untuk mencapai
lebih tinggi. Pengetahuan yang lebih tinggi tujuan-tujuan keuangan jangka pendek
diharapkan mendorong individu untuk maupun jangka panjang (Senduk,
lebih baik perilakunya termasuk dalam 2001:03). Pengetahuan keuangan dan
pengelolaan keuangan. Pada penelitian Ida implementasi seseorang atau masyarakat
dan Hengky Lisan S. (2010) menunjukkan dalam mengelola keuangan pribadinya ini
bahwa pendidikan seseorang sangat sering dikenal sebagai literasi keuangan
berpengaruh terhadap cara mengelola (Warsono 2010).
keuangan dalam keluarga. Pengelolaan keuangan dalam
Thomas Sowell (1989:11) keluarga tidak dilihat dari seberapa besar
berpendapat bahwa etnis atau budaya kecilnya penghasilan yang diterima, tetapi
seseorang yang dibawa sejak kecil dilihat dari bagaimana keuangan tersebut
memengaruhi cara mengelola keuangan dikelola dengan baik dalam pemenuhan
dalam keluarga. Tetapi diberbagai tempat kebutuhan keluarga. Penghasilan besar
di Indonesia ciri etnis dapat dilihat dari tidak dapat menjamin terpenuhinya
adanya kelompok orang-orang muda yang kebutuhan dalam keluarga apabila tidak
ciri-ciri kultural kedaerahannya tidak lagi direncanakan dan dikelola dengan baik.
“sekental” ciri-ciri cultural kedaerahan Sebaliknya, apabila penghasilan yang
yang ada pada generasi orang tua. Hasil rendah dapat direncanakan dan dikelola
penelitian Dwi Suhartini dan Jefta Ardhian dengan baik maka segala kebutuhan dalam
Renanta (2007) yang berjudul keluarga dengan mudahnya akan teratasi.
“Pengelolaan Keuangan Keluarga Salah satu cara sederhana yang dapat
Pedagang Etnis Cina” menyatakan bahwa dilakukan keluarga dalam mengelola
pedagang etnis Cina di Kya-Kya Surabaya keuangan adalah dengan cara menyisihkan
memiliki prinsip “generation to sebagian atau minimal 10%
generation” atau generasi turun-temurun penghasilannya untuk disimpan demi

2
tercapainya tujuan yang ingin dicapai luar, misalnya faktor lingkungan yaitu
dimasa yang akan datang. etnis yang dimiliki seseorang dan perilaku
Penelitian ini bertujuan untuk yang dipengaruhi oleh masyarakat sekitar.
mengukur seberapa besar kesadaran
masyarakat tentang pentingnya Faktor lain yang mempengaruhi
pengelolaan keuangan dalam keluarga pembentukan perilaku adalah sikap atau
serta masa depan keluarga di Indonesia attitude. Sikap merupakan faktor penting
terutama di Surabaya, Sidoarjo, yang mempengaruhi pembentukan
Mojokerto. Disamping itu, penelitian ini perilaku karena sikap berhubungan dengan
juga akan dijadikan sebagai alat ukur persepsi, kepribadian dan belajar.
kesehatan keuangan keluarga yang Dalam melakukan pengelolaan
nantinya diharapkan dapat membantu keuangan keluarga sebaiknya membuat
keluarga untuk lebih memahami perencanaan keuangan terlebih dahulu
pentingnya pengelolaan keuangan rumah untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka
tangga yang sehat yang mampu pendek maupun tujuan jangka panjang.
menggunakan hutang secara bijak dimasa Dengan adanya pengelolaan keuangan
depan. keluarga yang baik, maka tidak akan
Berdasarkan beberapa kesimpulan terjebak pada perilaku berkeinginan yang
yang berbeda diatas, maka penulis tertarik tak terbatas.
untuk melakukan penelitian yang sama Pengelolaan keuangan keluarga
namun pada sampel dan periode yang merupakan keharusan yang tidak bisa
berbeda. Hal ini dilakukan untuk untuk ditawar lagi, karena pengelolaan
mengetahui lebih jauh tentang perilaku keuangan keluarga memiliki implikasi
pengelolaan keuangan keluarga dalam yang lebih luas yang menyangkut orang-
perpsektif etnis dan demografis. orang dalam keluarga, bukan hanya diri
sendiri melainkan suami/istri, anak-anak,
bahkan mertua. Pengelolaan keuangan
keluarga harus ada “keterbukaan” diantara
RERANGKA TEORITIS YANG suami dan istri, agar supaya masing-
DIPAKAI DAN HIPOTESIS masing individu tidak saling menyalahkan
dan mencurigai, dan menumbuhkan rasa
Perilaku Pengelolaan keuangan saling percaya dan disiplin dalam
keluarga mengelola keuangan keluarga.

Manusia sebagai individu tentunya


memiliki sifat, watak, dan perilaku yang Etnis
berbeda-beda. Memahami perilaku
Etnis adalah penggolongan manusia
manusia adalah suatu hal yang sulit karena
berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan,
setiap manusia sebagai individu
adat istiadat, norma bahasa, sejarah,
mempunyai perilaku yang berbeda.
geografis, dan hubungan kekerabatan.
Demikian pula perilaku manusia
Etnis mengacu pada orang yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
didasarkan pada asal-usul sebagai warisan
faktor dari dalam dan faktor dari luar
budaya kelompok orang tertentu. Para ahli
(Wursanto, 2000:275-276) sebagai berikut:
sosiologi seringkali menggunakan istilah
Perilaku Intern adalah perilaku-perilaku
“kelompok etnis” untuk menyebutkan
yang dipengaruhi oleh faktor genetika,
setiap bentuk kelompok yang secara sosial
yaitu segala hal yang dibawa sejak orang
dianggap berada dan telah
itu lahir sehingga merupakan warisan dari
mengembangkan subkultur sendiri.
orang tuanya dan perilaku Ekstern adalah
Dengan kata lain, suatu kelompok etnis
perilaku yang dipengaruhi oleh faktor dari
adalah kelompok yang diakui oleh

3
masyarakat dan oleh kelompok etnis itu anggota keluarga yang disumbangkan
sendiri sebagai suatu kelompok yang untuk memenuhi kebutuhan keluarga
tersendiri. bersama maupun perorangan dalam rumah
tangga.
Suatu negara memiliki berbagai
kelompok etnis yang berbeda. Di Aizcorbe et al (2003) beranggapan
Indonesia mengenal adanya etnis Jawa, bahwa keluarga yang memiliki pendapatan
Ambon, Madura, Cina, Minang, batak, dan lebih rendah memiliki kemungkinan kecil
sebagainya. Ada kelompok orang Jawa untuk menabung dan penghasilan
yang ke-Jawaannya tidak lagi terlampau seseorang akan menunjukkan perilaku
medok; ada kelompok-kelompok orang manajemen keuangan yang bertanggung
Batak yang ke-Batakannya tidak terlampau jawab. Selain itu, Hilgert et al (2003)
pekat; ada kelompok-kelompok orang berpendapat bahwa keluarga dengan
Bugis yang ke-Bugisannya mulai corak- pendapatan lebih rendah kemungkinan
corak budaya yang datang dari daerah lain; kecil terlambat membayar tagihan tepat
dan sebagainya. Gejala ini dapat disebut waktu dibanding dengan keluarga dengan
sebagai gejala marjinalisasi cultural pendapatan lebih tinggi.
(„marjinalisasi berarti bergerak ke pinggir, Jadi, H0 : Ada perbedaan perilaku
atau gerak meninggalkan daerah pusat), pengelolaan keuangan keluarga jika dilihat
(Thomas Sowell, 1999:11). dari pendapatan
Dari hasil penelitian Dwi Suhartini
dan Jefta Ardhian Renanta (2007) yang Jumlah Anggota Keluarga
berjudul “Pengelolaan Keuangan Keluarga
Pedagang Etnis Cina” menyatakan bahwa Jumlah Anggota Keluarga sangat
pedagang etnis Cina di Kya-kya Surabaya menentukan berapa jumlah kebutuhan
memiliki prinsip “generation to yang harus dipenuhi dalam sebuah
generation” atau generasi turun-temurun keluarga. Semakin banyaknya anggota
yang menjadi pondasi kuat bagi langkah keluarga tentunya semakin banyak pula
pedagang etnis Cina di Kya-kya. Didalam jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi
prinsip tersebut terdapat suatu sistem yang dalam sebuah keluarga. Sebaliknya,
disebut “lingkaran dalam” yaitu mengacu apabila jumlah anggota keluarga sedikit
kepada perlibatan anggota keluarga dalam maka sedikit pula kebutuhan keluarga
merencanakan keuangan keluarga. yang harus dipenuhi. Semakin besar
Jadi, H0 : Ada perbedaan perilaku ukuran keluarga yang ditanggung dalam
pengelolaan keuangan keluarga pada rumah tangga maka semakin banyak pula
berbagai etnis beban keluarga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Menurut Mantra (2003) yang
Pendapatan termasuk jumlah anggota keluarga adalah
seluruh anggota keluarga yang tinggal dan
Pendapatan (income) adalah total
makan dalam satu dapur dengan kelompok
pendapatan kotor seorang individu tahunan
penduduk yang sudah termasuk dalam
yang berasal dari upah. Investopedia
kelompok tenaga kerja. Jadi, yang
menjelaskan pendapatan (income) adalah
termasuk dalam jumlah anggota keluarga
penghasilan pribadi yang juga dikenal
adalah mereka yang belum bisa memenuhi
sebagai “laba sebelum pajak” dan
kebutuhan sehari – hari karena belum
digunakan dalam perhitungan laba kotor
bekerja (dalam umur non produktif)
disesuaikan individu untuk tujuan pajak
sehingga membutuhkan bantuan orang lain
penghasilan (www.investopedia.com).
(yaitu orang tua).
Pendapatan (income) diukur berdasarkan
jumlah penghasilan rill dari seluruh

4
Jadi, H0 : Ada perbedaan perilaku menyelesaikan pendidikannya hingga
pengelolaan keuangan keluarga jika dilihat perguruan tinggi jika dibandingkan dengan
dari jumlah anggota keluarga mereka yang hanya mampu menyelesaikan
pendidikan lebih rendah tingkatannya,
maka penghasilan yang mereka peroleh
Tingkat Pendidikan pun akan berbeda 300 hingga 800 persen.
Jadi, H0 : Ada perbedaan perilaku
Tingkat Pendidikan menurut Todaro pengelolaan keuangan keluarga pada
(2000) menunjukkan bahwa pengaruh dari berbagai tingkat pendidikan
pendidikan formal terhadap distribusi Kerangaka pemikiran yang mendasari
pendapatan adalah adanya korelasi positif penelitian ini dapat digambarkan sebagai
antara pendidikan seseorang dengan berikut:
penghasilan yang akan diperolehnya.
Dalam artian, bahwa seseorang yang dapat

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian Kolaborasi

Gambar 2
Kerangka Pemikiran

5
METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel

Klasifikasi Sampel Perilaku Pengelolaan Keuangan


Populasi penelitian ini adalah Keluarga
pengelola keuangan keluarga yang
Pengukuran variabel yang digunakan
memiliki penghasilan atau pendapatan
adalah dengan menggunakan skala Likert
yakni suami atau istri yang ada di
(Likert scale) yaitu metode yang mengukur
Sidoarjo, Surabaya, dan Mojokerto.
perilaku dengan menyatakan setuju atau
Sampel yang digunakan adalah
tidak setuju terhadap subyek, obyek atau
pengelola keuangan keluarga dengan
kejadian tertentu. Skala likert yang
pendapatan minimal Rp. 4.000.000,- per
digunakan untuk mengukur perilaku
bulan. Penelitian ini melibatkan 230
dimulai dari skala 1-5, yaitu : (1) sangat
responden. Wilayah penyebaran sampel
tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu,
yang digunakan sebagai objek penelitian
(4) setuju, (5) sangat setuju.
yaitu Sidoarjo, Surabaya, dan Mojokerto.

Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan data primer yaitu data
yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
Etnis
peneliti langsung dari objeknya. Sumber
Etnis adalah budaya seseorang yang
data primer merupakan sumber data yang
melekat sejak ia lahir yang tumbuh dari
paling berwenang karena informasi yang
adat istiadat tempat kelahirannya. Satuan
diperoleh tidak atau belum diinteprestasi
yang digunakan adalah Suku Jawa, Suku
oleh pihak lain untuk kepentingan lain
Cina, Suku Flores, Suku Batak, dan lain-
(Cooper and Schindler, 2006:228). Dengan
lain.
menggunakan data primer maka peneliti
dapat memperoleh informasi yang
berkualitas baik karena mengetahui
Pendapatan
informasi secara langsung menggunakan
Pendapatan adalah pendapatan seluruh
alat bantu kuesioner.
anggota keluarga yang sudah bekerja yang
Metode pengumpulan data yang akan
dihitung selama satu bulan. Satuan yang
digunakan adalah melalui riset langsung
digunakan adalah rupiah nominalnya
yang dibantu dengan menggunakan alat
minimal Rp 4.000.000,- per bulan.
bantu kuesioner. Kuesioner adalah teknik
terstruktur untuk memperoleh data yang
terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis Jumlah Anggota Keluarga
atau verbal yang dijawab responden Jumlah Anggota Keluarga adalah
(Malhotra, 2006:325). jumlah anggota keluarga yang ditanggung
yang tinggal dalam satu rumah dalam
sebuah keluarga. Satuan ukuran yang
Variabel Penelitian digunakan adalah orang (misal : minimal 1
Variabel dependen (Y) adalah orang tertanggung termasuk diri sendiri).
Perilaku Pengelolaan Keuangan Keluarga
dan variabel independen (X) terdiri dari
etnis, pendapatan, jumlah anggota
keluarga, dan tingkat pendidikan.

6
Tingkat Pendidikan Ha : minimal 1 pasang  bertanda ≠
Tingkat Pendidikan adalah Tingkat (ada perbedaan signifikan
pendidikan yang terakhir kali ditempuh demografis seseorang diantara
oleh anggota keluarga yang sudah bekerja. perilaku pengelolaan keuangan
Satuan ukuran yang digunakan adalah keluarga)
tingkatan dalam pendidikan (misal : Dimana :
minimal Sekolah Dasar sampai dengan i adalah pendapatan, jumlah anggota
Sarjana). keluarga, dan tingkat pendidikan

Alat Analisis
HASIL PENELITIAN DAN
Untuk menguji perbedaan antara PEMBAHASAN
perilaku pengelolaan keuangan keluarga,
etnis, pendapatan, jumlah anggota Uji Deskriptif
keluarga, dan tingkat pendidikan
digunakan alat uji ANOVA (Analysis Of Analisis ini digunakan untuk
Variance). memberikan gambaran mengenai variabel-
Analisis Anova ini digunakan untuk variabel penelitian dari sudut pandang
menguji perbedaan nilai rata-rata k sampel jawaban yang diberikan oleh responden
(lebih dari 2 sampel) dimana faktor penelitian. Analisis deskriptif akan
pembedanya hanya 1 (satu) dan variabel dijelaskan mengenai distribusi masing-
yang diuji ≥ 1 (satu). masing variabel, yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Dalam penelitian
1. Merumuskan Ho dan Ha ini variabel perilaku pengelolaan keuangan
Ho : Mi1 = Mi2 = Mi3 = Mi4 = Mi5 keluarga memiliki 9 item pernyataan yaitu
(tidak ada perbedaan signifikan PPK1-PPK9. Berikut ini merupakan tabel
demografis seseorang diantara tanggapan responden dari variabel perilaku
perilaku pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan keluarga. Tabel 1
keluarga) berikut adalah hasil uji deskriptif:

Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif

Mean Std.
Deviation
PPK1 3.95 1.155
PPK2 3.05 1.058
PPK3 3.22 1.123
PPK4 3.42 1.461
PPK5 4.36 0.785
PPK6 2.88 1.300
PPK7 2.71 1.087
PPK8 3.02 1.122
PPK9 2.28 1.067
Sumber: Data diolah

7
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat mengukur seberapa sering responden
dari 9 item pernyataan diatas yang membayar tagihan bulanan tepat waktu.
memiliki mean paling tinggi adalah PPK 5 Hal ini menunjukkan bahwa responden
sebesar 4.36. Item yang berisi pernyataan sangat sering membayar tagihan bulanan
seberapa sering responden berhutang untuk dengan tepat waktu.
memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah
yang paling mengukur Perilaku
Pengelolaan Keuangan Keluarga. Hal ini Hasil Analisis dan Pembahasan
menunjukkan bahwa responden sangat Berikut adalah tabel hasil analisis uji
sering berhutang untuk pemenuhan ANOVA (Analysis Of Variance) perilaku
kebutuhan keluarga. Mean terbesar yang pengelolaan keuangan keluarga terhadap
kedua adalah dari item pernyataan PPK 1 berbagai etnis:
sebesar 3.95, pernyataan item ini adalah

Tabel 2
Hasil Analysis Of Variance (ANOVA) Perilaku Pengelolaan Keuangan Terhadap
Berbagai Etnis

N Mean F Sig.
1 (Jawa) 171 3,1839
2 (Cina) 3 3,1481
3 (Flores) 11 3,7475 3.317 .012
4 (Batak) 5 3,5556
5 (Lainnya) 8 2,8611
Total 198 3,2110

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tiap bulan. Perbedaan perilaku terbesar
bahwa ada perbedaan perilaku pengelolaan kedua terdapat pada etnis Batak yaitu
keuangan keluarga yang signifikan pada sebesar 3.5556 yang juga sering
berbagai etnis. Dikatakan ada perbedaan melakukan pengelolaan keuangan keluarga
yang signifikan jika Fhitung > Ftabel, dari dengan baik.
hasil perhitungan dengan menggunakan uji Penelitian ini juga sejalan dengan
Analysis Of Variance menunjukkan bahwa penelitian dari Puji Riyanti (2010) yang
Fhitung sebesar 3.317 lebih besar dibanding menyatakan bahwa adanya jarak sosial
dengan Ftabel sebesar 2.99. Jika dilihat dari yang lebih banyak dipengaruhi oleh
nilai signifikan yaitu sebesar 0.012 etnisitas dalam perilaku mengelola
menunjukkan bahwa hasil signifikan lebih keuangan keluarga, hanya saja pada
kecil dari 0.05. penelitian ini ada perbedaan yang
Skor tertinggi perbedaan perilaku signifikan perilaku pengelolaan keuangan
pengelolaan keuangan terletak pada Etnis keluarga pada berbagai etnis.
Flores dimana mean yang diperoleh Etnis yang berbeda yang dimiliki
sebesar 3.7475. Hal ini menunjukkan pengelola keuangan baik suami maupun
bahwa responden asli etnis Flores sangat istri akan memperbaiki perilaku
sering melakukan kegiatan pengelolaan pengelolaan keuangan dalam keluarga
keuangan dengan baik termasuk membayar untuk ke depannya. Dengan cara pandang
tagihan tepat waktu, menyisihkan berbeda yang diajarkan dan ditanamkan
pendapatan per bulan yang diterima untuk orang tua sejak kecil, seseorang dapat
masa depan, sampai dengan mencatat bertukar pikiran satu dengan yang lain
pemasukan dan pengeluaran sehari-hari

8
untuk memperbaiki perilaku dalam Dapat disimpulkan bahwa ada
mengelola keuangan keluarga. perbedaan perilaku pengelolaan keuangan
keluarga pada berbagai etnis.

Tabel 3
Hasil Analysis Of Variance (ANOVA) Perilaku Pengelolaan Keuangan Terhadap
Pendapatan Total Per Bulan

N Mean F Sig.
1 (4.000.000 s/d 5.999.000) 103 3,0982
2 (6.000.000 s/d 7.999.000) 48 3,2477
3 (8.000.000 s/d 9.999.000) 22 3,2374
3.320 .012
4 (10.000.000 s/d 11.999.000) 11 3,5354
5 (Lebih dari 12.000.000) 14 3,6190
Total 198 3,2110

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat Dilihat dari hasil mean dari uji
bahwa ada perbedaan perilaku pengelolaan Analysis Of Variance menunjukkan bahwa
keuangan keluarga yang signifikan pada responden dengan pendapatan perbulan
pendapatan total per bulan suami dan istri. lebih dari Rp. 12.000.000 memiliki hasil
Dikatakan ada perbedaan yang signifikan mean tertinggi yaitu sebesar 3.6190. Hal
jika Fhitung > Ftabel, dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
dengan menggunakan uji Analysis Of pendapatan yang diperoleh maka semakin
Variance menunjukkan bahwa Fhitung baik pula seseorang berperilaku dalam
sebesar 3.320 lebih besar dibanding mengelola keuangan keluarga karena
dengan Ftabel sebesar 2.99. Jika dilihat dari dengan pendapatan lebih dari Rp.
nilai signifikan yaitu sebesar 0.012 12.000.000 seseorang mampu menyimpan
menunjukkan bahwa hasil signifikan lebih sebagian dananya untuk masa depan
kecil dari 0.05. keluarga, mampu untuk berinvestasi.
Dilihat dari hasil tabel tersebut, skor Hasil penelitian ini sama dengan hasil
mean tertinggi perbedaannya ada pada penelitian dari Pande Putu Erwin Adiana
pendapatan lebih dari Rp 12.000.000,- dan Ni Luh Karmini (2009) yang
sebesar 3,6190. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa pendapatan yang
bahwa dari 14 responden dengan berbeda memengaruhi seseorang dalam
pendapatan Rp 12.000.000,- mampu mengelola keuangan keluarga. Terbukti
mengelola keuangan keluarga dengan pada penelitian ini bahwa hasil signifikan
sangat baik dengan membayar tagihan lebih kecil dari 0,05 yang artinya
bulanan tepat waktu, tidak berhutang untuk pendapatan yang berbeda memengaruhi
memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan perilaku pengelolaan keuangan keluarga.
mengevaluasi pemasukan dan Dapat disimpulkan bahwa ada
pengeluarannya. Mean tertinggi kedua perbedaan perilaku pengelolaan keuangan
yang menunjukkan adanya perbedaan keluarga pada pendapatan total per bulan
perilaku pengelolaan keuangan adalah yang diperoleh.
responden dengan total pendapatan per
bulan sebesar Rp10.000.000,- s/d Rp
11.999.000,- yaitu sebesar 3,5354.

9
Tabel 4
Hasil Analysis Of Variance (ANOVA) Perilaku Pengelolaan Keuangan Terhadap
Jumlah Anggota Keluarga

N Mean F Sig.
1 (1 orang) 7 2,9841
2 (2 orang) 27 3,2222
3 (3 orang) 67 3,2537
.444 .777
4 (4 orang) 55 3,2323
5 (Lebih dari 4 orang) 42 3,1455
Total 198 3,2110

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat maka mampu memenuhi kebutuhan


bahwa ada perbedaan perilaku pengelolaan keluarga.
keuangan keluarga yang tidak signifikan Hal ini sejalan dengan hasil Penelitian
pada jumlah anggota keluarga yang Pande Putu Erwin Adiana dan Ni Luh
ditanggung (termasuk diri sendiri). Karmini (2009), dimana ada perbedaan
Dikatakan ada perbedaan yang signifikan perilaku pengelolaan keuangan yang tidak
jika Fhitung > Ftabel, dari hasil perhitungan signifikan yang menunjukkan bahwa
dengan menggunakan uji Analysis Of berapapun jumlah anggota keluarga tidak
Variance menunjukkan bahwa Fhitung < mempengaruhi perilaku pengelolaan
Ftabel yaitu sebesar 0.444, dapat keuangan keluarga dan memenuhi
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang kebutuhan sehari-hari.
tidak signifikan. Jika dilihat dari nilai Dapat disimpulkan bahwa ada
signifikannya menunjukkan hasil yaitu perbedaan perilaku pengelolaan keuangan
0.777 > 0,05. keluarga pada jumlah anggota keluarga
Dilihat dari hasil mean tertinggi yang berbeda. Di imbangi dengan
perbedaan perilaku pengelolaan keuangan pendidikan yang tinggi, individu mampu
keluarga ada pada 3 orang anggota untuk dapat mengelola keuangan keluarga
keluarga sebesar 3,2537. Mean tersebut dengan baik dan mampu menyisihkan
menunjukkan bahwa responden sering pendapatannya untuk masa depan.
membayar tagihan tepat waktu,
menyisihkan dana untuk masa depan, dan
tidak sering kehabisan dana pada saat akhir
bulan meskipun tanggungan dalam
keluarga sebanyak 3 orang termasuk
pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
Jumlah anggota keluarga tidak
mempengaruhi seseorang dalam
berperilaku mengelola keuangan keluarga
karena anggapan masyarakat bahwa
banyak anak banyak rejeki. Tidak menutup
kemungkinan juga bahwa dengan
sedikitnya anak dalam keluarga seseorang
lebih tidak hati-hati dalam mengelola
keuangan keluarga karena terlalu percaya
diri bahwa dengan sedikit tanggungan

10
Tabel 5
Hasil Analysis Of Variance (ANOVA) Perilaku Pengelolaan Keuangan Terhadap
Tingkat Pendidikan

N Mean F Sig.
1 (SD) 3 3,3333
2 (SMP) 18 3,1790
3 (SMA) 63 3,1287
1.652 .163
4 (Diploma) 17 3,5556
5 (Sarjana) 97 3,2062
Total 198 3,2110

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat yang ditempuh mempengaruhi seseorang


bahwa ada perbedaan perilaku pengelolaan dalam mengelola keuangan keluarga.
keuangan keluarga yang tidak signifikan Banyak faktor yang mempengaruhi
pada tingkat pendidikan. Dikatakan ada perilaku pengelolaan keuangan keluarga,
perbedaan yang signifikan jika Fhitung > salah satunya adalah pengalaman
Ftabel, dari hasil perhitungan dengan mengelola keuangan dalam keluarga dan
menggunakan uji Analysis Of Variance kebiasaan yang dilakukan sehari-hari
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel yaitu dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
sebesar 1.652, dapat disimpulkan bahwa Dapat disimpulkan bahwa ada
ada perbedaan yang tidak signifikan. Jika perbedaan perilaku pengelolaan
dilihat dari nilai signifikannya keuangan keluarga pada berbagai tingkat
menunjukkan hasil yaitu 0.163 > 0,05. pendidikan. Pendidikan tinggi dengan
Dilihat dari nilai mean yang tertinggi tidak adanya pengalaman dalam
perbedaan perilaku pengelolaan keuangan mengelola keuangan keluarga dalam
terdapat pada pendidikan diploma. Mean memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak
tersebut sebesar 3,5556 hal ini berbeda.
menunjukkan bahwa responden yang
menempuh pendidikan diploma sering
melakukan pencatatan keuangan setiap KESIMPULAN, KETERBATASAN,
bulan, sering menyisihkan dana untuk DAN SARAN
masa depan dan keperluan mendadak, serta
sering mengevaluasi nilai harta yang Melalui hasil analisa yang dilakukan
diterima meskipun pendidikan diploma baik secara deskriptif maupun statistik
tidak lebih tinggi dibanding dengan melalui SPSS maka dapat ditarik
pendidikan sarjana. kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan
Hasil penelitian Ida dan Hengky Lisan hasil uji hipotesis yaitu sebagai berikut:
S. (2010) menunjukkan adanya pengaruh 1. Terdapat perbedaan yang signifikan
positif tingkat pendapatan dan pendidikan terhadap perilaku pengelolaan
terhadap pengambilan keputusan keuangan keuangan keluarga pada berbagai
keluarga. Hasil penelitian Ida dan Hengky etnis,
Lisan S. (2010) menunjukkan hasil yang 2. Terdapat perbedaan yang signifikan
sejalan dengan hasil penelitian ini. Hasil terhadap perilaku pengelolaan
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya keuangan keluarga pada pendapatan
perbedaan perilaku pengelolaan keuangan seseorang,
yang tidak signifikan pada pendidikan 3. Terdapat perbedaan yang tidak
seseorang. Setinggi apapun pendidikan signifikan terhadap perilaku

11
pengelolaan keuangan keluarga pada DAFTAR RUJUKAN
jumlah anggota keluarga yang
ditanggung, Aizcorbe, Ana M., Arthur B. Kennickell,
4. Terdapat perbedaan yang tidak dan Kevin B. Moore. 2003. Recent
signifikan terhadap perilaku Changes in U.S. Family Finance:
pengelolaan keuangan keluarga pada Evidence from the 1998 and 2001
berbagai tingkat pendidikan. Survey of Consumer Finanaces.
Federal Reserve Bulletin, 89
Penelitian yang telah dilakukan masih (January), hlm. 1-32
memiliki keterbasan yaitu:
1. Penelitian ini memiliki banyak Cooper, Donald.R. and Pamela S.
pernyataan pada kuesioner yang Schindler. 2006. Business Research
disebar sehingga menyebabkan Methods 9th t3Edition. New York :
responden kurang memahami maksud McHIll International Edition.
beberapa item pernyataan dalam
kuesioner, Dwi Suhartini dan Jefta AR. 2007.
2. Jawaban responden terhadap Pengelolaan Keuangan Keluarga
kuesioner yang disebar memiliki Pedagang Etnis Cina. Jurnal Riset
ketidak konsistenan sehingga Ekonomi dan Bisnis. Vol 7 (2): 70-
mengakibatkan adanya data yang tidak 81
reliabel karena jumlah pernyataan
yang banyak sehingga membuat Hilgert, Marianne A., Jeanne M. Hogart,
responden kelelahan, dan Sondra Beverly. 2003.
3. Sampel yang digunakan dalam Household Financial Management:
penelitian ini adalah hanya responden The Connection between
yang tinggal di Surabaya, Sidoarjo, Knowledge and Behaviour.
dan Mojokerto. Federal Reserve Bulletin, 89 (7),
hlm. 309-322
Berdasarkan kesimpulan dari hasil
analisis penelitian yang dilakukan, ada Ida & Hengky Lisan S. 2010. “Pengaruh
beberapa saran yang dapat diberikan oleh tingkat pendidikan dan pendapatan
peneliti agar dapat bermanfaat bagi pasangan suami – istri terhadap
penelitian selanjutnya. Saran tersebut pengambilan keputusan keuangan
diantaranya adalah: keluarga”. Jurnal Bisnis dan
1. Penelitian selanjutnya dapat Akuntansi.Vol 10, No. 02, hlm.
memperluas wilayah penelitian 115-129
sehingga responden yang didapat lebih
banyak dan hasil yang diperoleh lebih Imam, Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis
baik, Multivariate Dengan Program
2. Melakukan pendampingan dalam SPSS, Cetakan 4. Badan Penerbit
pengisian kuesioner untuk Universitas Diponegoro, Semarang.
mengantisipasi kurang dipahaminya
pernyataan dalam kuesioner tersebut, Lusardi, Annamaria. 2008. Household
3. Menambahkan variabel yang lebih Saving Behavior: The Role Of
variasi yang mempengaruhi perilaku Financial Literacy, Information,
pengelolaan keuangan keluarga, And Financial Education
4. Menggunakan alat uji yang lebih Programs.
bervariatif untuk mendapatkan hasil Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi
uji yang lebih baik. Umum . Jakarta : Pustaka Raja.

12
Malhotra, Naresh K., Peterson, Mark.
2006. Basic Marketing Research: A Santoso, Singgih., Tjiptono, Fandy. 2001.
Decision Making Approach. Edisi Riset Pemasaran: Konsep Dan
2nd. Pearson Education, New Aplikasi Dengan SPSS. PT Elex
Jersey. Media Komputindo, Jakarta.

Pande Putu Erwin Adiana&Ni Luh Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Peneliti
Karmini. 2009. “Pengaruh untuk Bisnis, jilid 1, Edisi 4.
pendapatan, jumlah anggota Salemba Empat, Jakarta.
keluarga, dan pendidikan terhadap
pola konsumsi rumah tangga Thomas Sowell. 1989. “Mozaik Amerika :
miskin di kecamatan Gianyar”. Sejarah Etnis Sebuah Bangsa”.
Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Vol 7, No. 05, hlm. 140-150
Todaro, Michael. 2000. Pembangunan
Puji Riyanti. 2013. “Relasi Sosial Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi
Pedagang Etnis Cina dan Etnis Ketujuh
Jawa Di Pasar Tradisional”. Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Komunitas 5 (1) (2013) : 53-63
Wursanto. 2000. Dasar-Dasar Ilmu
Safir, Senduk. 2001. “Mengelola Organisasi. Andi. Yogyakarta.
Keuangan Keluarga”, Seri
Perencanaan Keuangan Keluarga.
PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.

13

Вам также может понравиться