Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dalam dunia
kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa lima besar kanker
di dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar (colorectal), kanker
lambung dan kanker hepar. Pada bulan Nopember 2004 dilaporkan bahwa kanker hepar
merupakan kanker dengan pertumbuhan tercepat diantara jenis kanker yang lain di
Amerika Serikat (Kerr, 2004). Insidensi kanker hepar di Asia Selatan, Asia Tenggara,
China, dan daerah Sub Sahara sendiri lebih tinggi dibandingkan kasus kanker hepar negara
industri seperti Amerika (Anonim, 2004).
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel yang rusak
karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh,
proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati berasal dari satu sel
yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan
pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi,
yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).
Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapore negara Asia timur dan Asia tenggara
ataupun sekitarnya merupakan daerah-daerah insiden kanker liver yang tertinggi, pasien
kanker liver ada pada usia setengah baya dan lanjut usia, antara usia 50-60 adalah usia
rentan terjangkit kanker liver. Pada umumnya, pasien kanker liver pria adalah 7- 10 kali
lipat dari pasien kanker liver wanita

1
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari CA Heapar
2. Mengetahui Etiologi CA Hepar
3. Mengetahui Patofisiologi CA Hepar
4. Mengetahui Manifestasi Klinis
5. Mengetahui Penatalaksaan CA Hepar

2
BAB II

PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan Kanker Hepar

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi Kanker Hepar

Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang
timbul dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati
terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu,
pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati
(hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-
kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut
kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma (carcinoma).

Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang
mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar. (
Gips& Willson :1989 )

Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis kronik
dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul
: 2009 )

Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam
sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut
akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi
normal sel hati dan sel terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan
membentuk tumor (Anonim, 2004).

3
2. Etiologi

Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh tahun. Dari
sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis menderita kanker
hati, dan separuh lebih adalah lelaki.

Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :

1. Jenis kelamin
Penyakit ini jauh lebih umum pada pria daripada perempuan. Kesempatan pria
terkena kanker hati sekitar 1 dari 81, sedangkan pada wanita adalah 1 dari 196.

2. Mengidap hepatitis B atau hepatitis C kronis


Infeksi kronis dengan virus hepatitis B (HBV) atau virus hepatitis C (HCV) dapat
menjadi penyebab kanker hati. Jenis virus hepatitis lain, seperti virus hepatitis A
dan virus hepatitis E, juga dapat merusak hati .

3. Sirosis
Sebagian besar pasien yang terkena kanker jenis ini sebelumnya memiliki riwayat
penyakit sirosis. Orang dengan sirosis hatinya telah rusak dan mengembangkan
jaringan parut pada hati. Inilah mengapa pasien sirosis memiliki risiko terkena
kanker jenis ini.

4. Penyakit metabolik turunan


Keturunan dapat menjadi faktor penyebab kanker hati. Beberapa penyakit
metabolik bersifat turunan, misalnya, hemokromatosis. Penyakit tersebut
menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan. Zat besi
menumpuk dalam tubuh kita, termasuk hati. Jika terlalu banyak berada di hati,
dapat menyebabkan sirosis dan kanker di hati..

4
5. Diabetes
Orang yang memiliki kelainan zat gula darah akan memiliki risiko lebih tinggi
mengidap kanker di hati dibandingkan orang yang tidak memiliki diabetes.

6. Perlemakan hati nonalkoholik


Penimbunan lemak di dalam hati bisa berujung kepada kanker di hati.

7. Paparan zat aflatoksin


Afatloksin adalah racun berbahaya dalam makanan yang terbuat dari jagung dan
kacang-kacangan. Paparan jangka panjang terhadap zat ini merupakan faktor
risiko utama sebagai penyebab kanker hati. Risiko bahkan lebih meningkat pada
orang dengan infeksi hepatitis B atau C.

8. Penyalahgunaan alkohol
Konsumsi alkohol setiap hari selama bertahun-tahun akan menyebabkan
kerusakan hati dan meningkatkan risiko terkena kanker di hati.

9. Obesitas
Kelebihan berat badan yang berlebihan alias obesitas dapat mengakibatkan lemak
pada jaringan hati dan menyebabkan sirosis, yang berujung pada kanker di hati.
10. Merokok
Merokok merusak kesehatan Anda dalam setiap kesempatannya dan merupakan
salah satu faktor penyebab kanker hati.. Berhenti merokok dapat mengurangi
risiko penyakit ini.

5
3. Patofisiologi

Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan Hepatitis C,


Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen), Kebiasaan
merokok, Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol), Aftatoksik atau
karsinogen dalam preparat herbal, dan Nitrosamin dapat menyebabkan terjadinya
peradangan sel hepar.

Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang menyebabkan


percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta yang dapat menimbulkan
hipertensi portal. Hipertensi portal terjadi akibat meningkatnya resistensi portal dan
aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan arteri hepatik ke sistem portal. Dapat
menimbulkan pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena
kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan (hematemesis
melena). Perdarahan yang bersifat masif dapat menyebabkan anemia, perubahan
arsitektur vaskuler hati menyebabkan kongesti vena mesentrika sehingga terjadi
penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites) menimbulkan masalah kelebihan
volume cairan .

Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses regenerasi sel-
sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan
kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik protein, yang menyebabkan
produksi albumin menurun (hipoalbuminenia), sehingga tidak dapat mempertahankan
tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik koloid yang rendah mengakibatkan
terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah
kelebihan volume cairan. Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa
amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat
(SSP) yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.

Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya metabolisme karbohidrat.


Sel hati tidak mampu menyimpan glikogen sedangkan pemakaian tetap bahkan
meningkat akibat proses radang, menyebabkan depot glikogen di hati menurun.

6
Kurangnya asupan (perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan) akibat anoreksia
menyebabkan turunnya produksi energi sehingga timbul gejala lemas, perasaan sepat
lelah yang dapat mengganggu aktivitas. Peradangan hati menyebabkan pembesaran
pada hati yang menimbulkan nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi menimbulkan
penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.

Berdasarkan sumber lain patofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan bahwa :

1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang
disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran
hati mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain.
Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker.
Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak
tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati,
misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai
penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal
lagi.

4. Patologi
a. Ada 3 type :
1) Type masif – tumor tunggal di lobus kanan.
2) Type Nodule – tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama.
3) Type difus – secara makroskpis sukar ditentukan daerah massa tumor.
b. Penyebarannya :
1) Intrahepatal.
2) Ekstrahepatal.

7
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala
seperti :

a. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan
kekuatan, anoreksia, dan anemia.
b. Nyeri abdomen
c. Pembesaran hati yang cepat
d. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler
1. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh
tekanan nodul malignan dalam hilus hati.
2. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor
tertanam dalam rongga peritoneal.

6. Pemeriksaan
a. Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karena
perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan
defisit besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hati
untuk menkonjugasi atau obstruksi bilier.
3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler dan
mengeluarkan enzim.
4) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.

500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ; SGOT,
SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.

 AST / SGOT meningkat Nilai normal ( 10 – 40 unit (4,8 -19 U/L)


 ALT / SGPT meningkat Nilai normal ( 5 – 35 unit (2,4 – 17 U/L)
 LDH meningkat Nilai normal (165 – 400 unit (80 – 192 U/L)
 Alkali Fostatase meningkat Nilai normal ( 2 -5 unit (20 – 90 IU/L)

8
 Albumin menurun Nilai normal ( 3,5 – 5,5 g/dl (35-55 g/L)
 Globulin meningkat Nilai normal ( 1,5 – 3,0 g/dl (15-30g/L)

b. Radiologi :

Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan


Laparoskopi

 Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.


 Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan
ukuran hati.
 Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
 Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan
kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
 Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
 Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen

7. Penatalaksanaan
Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan kemoterapi
dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi,
radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya
meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat
hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik (Anonim, 2001). Salah satu cara
yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan imunisasi
Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti
kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).
a. Penatalaksanaan Non Bedah
Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan hidup
pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa nyeri
serta gangguan rasa nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif.
Penatalaksanaan non bedah ini seperti :

9
1) Terapi Radiasi
2) Kemoterapi
b. Penatalaksanaan Bedah
1) Lobektomi hati
2) Transplantasi hati

B. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
prosesyang sistematis dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien (Iyer et.al., 1996 dalam Nursalam, 2001 :
17). Dalam pengumpulan data ada 2 tipe data yang ada pada pengkajian yaitu data
subyektif dan data obyektif (Nursalam, 2001 : 19).
Data Subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subyektif sering didapatkan dari riwayat
keperawatan termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatan
(Nursalam, 2001 : 19).
a. Data Subyektif
Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia,
rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis
ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.
b. Data Obyektif (Iyer, et.al., 1996, dalam Nursalam, 2001 : 19).
Data Obyektif yang dapat dikaji pada pasien dengan Ca. Hepar adalah : penurunan
tonus otot, distensi abdomen (hepatomegali, Splenomegali, asites), penurunan BB
atau peningkatan (cairan), edema, kulit kering, ikterik, ensefalopati hepatik,
takipnea, demam, hipoksia, pernapasan dangkal, perubahan mental, ekspansi paru
terbatas, peningkatan suhu tubuh, dan sebagainya.

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :

a. Ascites
b. Ikterus

10
c. Hipoalbuminemia
d. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.

Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus kanker hati, meliputi

a. Gangguan metabolism
b. Perdarahan
c. Asites
d. Edema
e. Hipoproteinemia
f. Jaundice/icterus
g. Komplikasi endokrin
h. Aktivitas terganggu akibat pengobatan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang dapat muncul pada pasien dengan Ca. Hepar yaitu :

1. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan


absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
2. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites ).
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
4. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema
dan asites

11
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Rencana keperawatan merupakan langkah ketiga dalam proses keperawatan yang


terdiri dari tiga tahap yaitu menetapkan prioritas diagnosa keperawatan, menentukan
tujuan dan merumuskan intervensi keperawatan.

Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan Ca. Hepar adalah.

a. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan


absorbsi, metabolisme vitamin di hati.

Tujuan :

1) Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan


dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi
2) Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat .

Intervensi :

1) Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang maka sesuai
Indikasi
2) Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan
cairan adekuat.
3) Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi
selamasehari.

Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian
agent antineoplastik yang sesuai .

Rasional :

1) Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi,


Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.

12
2) Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk
menghilangkan produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan penting dlm
mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
3) Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis
kemoterapi yang menimbulkan stess.

b. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites )

Tujuan :

1) Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan


sesuai indikasi nyeri.
2) Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh
minimal pada AKS

Intervensi :

1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 )
dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap
dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
2) Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
3) Kaji tingkat nyeri / kontrol nilai

Rasional :

1) memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi


2) meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3) kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

13
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan
kebutuhan

Tujuan :

1. Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.

Intervensi :

1. Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun
dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2. Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi
jantung / pernapasan.
3. Beri oksigen sesuai indikasi

Rasional :

1. Meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi lebih aktif


tanpa kelelahan yang berarti.
2. Teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi,
keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
3. Adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler
dan memperberat keletihan.

d. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan


pruritus,edema dan asites

Tujuan :

1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.


2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan
penyembuhan

14
Intervensi :

1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan


atau perlambatan penyembuhan
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari
pada menggaruk.
4. Balikkan / ubah posisi dengan sering
5. Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali
seijin dokter

Rasional :

1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi
dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering,ulserasi.
2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang
tidak perlu.
5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

15
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC : Jakarta

Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,
Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta

Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktek, Edisi 1, Salemba
Medika : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner dan Suddarth,
Edisi 8, EGC : Jakarta

16

Вам также может понравиться

  • Laporan Pendahuluan Appendicitis
    Laporan Pendahuluan Appendicitis
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Appendicitis
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Jadi
    Jadi
    Документ11 страниц
    Jadi
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Pengumpulan Data Keperawatan
    Pengumpulan Data Keperawatan
    Документ35 страниц
    Pengumpulan Data Keperawatan
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Pengumpulan Data Keperawatan
    Pengumpulan Data Keperawatan
    Документ35 страниц
    Pengumpulan Data Keperawatan
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Makalah 7 Kepdas
    Makalah 7 Kepdas
    Документ10 страниц
    Makalah 7 Kepdas
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Keputihan
    Keputihan
    Документ6 страниц
    Keputihan
    inggt rahayu
    Оценок пока нет
  • LP Ansietas
    LP Ansietas
    Документ12 страниц
    LP Ansietas
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Makalah 6 Kepdas
    Makalah 6 Kepdas
    Документ22 страницы
    Makalah 6 Kepdas
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • LEMBAR PERMOHONAN ANALISA DATA (Dentika Asvini)
    LEMBAR PERMOHONAN ANALISA DATA (Dentika Asvini)
    Документ1 страница
    LEMBAR PERMOHONAN ANALISA DATA (Dentika Asvini)
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Askep LB
    Askep LB
    Документ24 страницы
    Askep LB
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Cover LB
    Cover LB
    Документ4 страницы
    Cover LB
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Keputihan
    Keputihan
    Документ6 страниц
    Keputihan
    inggt rahayu
    Оценок пока нет
  • Oksigenasi 85
    Oksigenasi 85
    Документ14 страниц
    Oksigenasi 85
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Sumber Academia
    Sumber Academia
    Документ16 страниц
    Sumber Academia
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Medical Equipment
    Medical Equipment
    Документ3 страницы
    Medical Equipment
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Resume Gerontik
    Resume Gerontik
    Документ1 страница
    Resume Gerontik
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Resume Gerontik
    Resume Gerontik
    Документ1 страница
    Resume Gerontik
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • LP Mobilisasi
    LP Mobilisasi
    Документ11 страниц
    LP Mobilisasi
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • LP Mobilisasi
    LP Mobilisasi
    Документ11 страниц
    LP Mobilisasi
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • ASKEP GERONTIK Asvini
    ASKEP GERONTIK Asvini
    Документ28 страниц
    ASKEP GERONTIK Asvini
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Konsep Sehat Sakit1
    Konsep Sehat Sakit1
    Документ34 страницы
    Konsep Sehat Sakit1
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Usila Komunikasi
    Usila Komunikasi
    Документ31 страница
    Usila Komunikasi
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • INKONTINENSIA s1
    INKONTINENSIA s1
    Документ42 страницы
    INKONTINENSIA s1
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Tugas Falsafah Kep
    Tugas Falsafah Kep
    Документ10 страниц
    Tugas Falsafah Kep
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Askep Post Partum Normal
    Askep Post Partum Normal
    Документ24 страницы
    Askep Post Partum Normal
    dentika asvini
    100% (2)
  • Ashyana
    Ashyana
    Документ4 страницы
    Ashyana
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Bu Puja Lumbal Pungsi
    Bu Puja Lumbal Pungsi
    Документ2 страницы
    Bu Puja Lumbal Pungsi
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • Om Swastyastu
    Om Swastyastu
    Документ16 страниц
    Om Swastyastu
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • LP Fix
    LP Fix
    Документ12 страниц
    LP Fix
    dentika asvini
    Оценок пока нет
  • SAP Lansia New
    SAP Lansia New
    Документ9 страниц
    SAP Lansia New
    dentika asvini
    Оценок пока нет