Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini kami membahas
tentang Upaya Hukum dalam Hukum Acara Perdata.
i
Kata Pengantar ……………………………………………………… i
BAB I Pendahuluan…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………. 2
C. Pengertian Mediasi……………………………………. 7
BAB IV Penutup…………………………………………….………. 12
A. Kesimpulan………………………………….………… 17
B. Saran……………………………………..…………….. 18
Daftar Pustaka………………………………………………………… 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan pengetahuan terhadap
masalah-masalah dasar yang akan sering dijumpai dalam melakukan praktik
beracara perdata di pengadilan dan cara menghadapi permasalahan tersebut.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana apabila ada pihak yang tidak puas dengan hasil putusan
peradilan perkara perdata ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
peraturan yang ada tidak cukup memberi perlindungan, maka tindakan
menghakimi sendiri itu secara tidak tertulis dibenarkan(Rutten).1
1
Wiratmanto, Buku Ajar Hukum Acara Perdata, Yogyakarta, 2019
2
http://vanthehen.blogspot.com/2013/10/pengertian-hukum-acara-perdata.html
4
Gugatan perdata yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan
pengadilan negeri, harus dimasukan dengan surat permintaan yang
ditandatangani oleh penggugat atau oleh wakilnya.
5
5. Mendengarkan kedua belah pihak
6
Yang Maha Esa”. Tidak dicantumkan kata ini, maka putusan itu tidak
mempunyai kekuatan hukum sama sekali, dalam arti putusan tersebut tidak
dapat dieksikusi dan tidak mempunyai kekuatan eksekutorial (daya memaksa).
Dasarnya adalah UU No. 14 Tahun 1970.
C. Pengertian Mediasi
3
https://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/09/asas-asas-hukum-acara-perdata/
7
(PERMA) No. 2 Tahun 2003 yang mewajibkan ditempuhnya proses mediasi
sebelum pemeriksaan pokok perkara perdata dengan mediator terdiri dari
hakim-hakim Pengadilan Negeri tersebut yang tidak menangani perkaranya.
Penggunaan mediator hakim dan penyelenggaraan mediasi di salah satu ruang
pengadilan tingkat pertama tidak dikenakan biaya. Proses mediasi pada
dasarnya tidak terbuka untuk umum, kecuali para pihak menghendaki lain.4
4
http://pn-simalungun.go.id/kepaniteraan/perdata/Mediasi-Perkara-Perdata
8
BAB III
PEMBAHASAN
1. PENDAFTARAN GUGATAN
Jika surat gugatan telah dibuat dan telah memenuhi syarat formal
(Lihat pasal 121 ayat (4) HIR, 145 Rbg, Zegelverordening 1921), maka surat
gugatan tersebut haruslah didaftarkan ke panitera pengadilan di wilayah
pengadilan yang ingin dituju untuk mendapatkan nomor perkara dan oleh
panitera kemudian akan diajukan kepada ketua pengadilan negeri.
9
2. PENGAJUAN GUGATAN
3. PERSIAPAN SIDANG
4. PERSIDANGAN
a. Sidang Pertama
10
b. Sidang Kedua
Pada sidang kedua agendanya adalah penyerahan jawaban dari pihak Tergugat
atas gugatan dari pihak Penggugat. Jawaban dibuat rangkap 3 (tiga) untuk
Penggugat, Hakim, dan arsip Tergugat sendiri.
c. Sidang Ketiga
d. Sidang Keempat
e. Sidang Kelima
f. Sidang Keenam
Agenda sidang keenam adalah acara pembuktian oleh pihak Tergugat untuk
menguatkan jawabanya.
g. Sidang Ketujuh
Agenda sidang ketujuh adalah penyerahan kesimpulan oleh para pihak sebagai
langkah akhir untuk menguatkan dalil masing-masing sebelum hakim
menjatuhkan putusan.
11
h. Sidang Kedelapan
5. EKSEKUSI
1. Eksekusi untuk membayar sejumlah uang (Lihat pasal 196 HIR dan
pasal 208Rbg)
3. Eksekusi Riil.5
a. Perlawanan/verzet
5
http://lkbhfhunkris.blogspot.com/2012/03/proses-peradilan-perdata.html
12
Suatu upaya hukum terhadap putusan di luar hadirnya tergugat (putusan
verstek). Dasar hukum verzet dapat dilihat di dalam pasal 129 HIR. Verzet
dapat dilakukan dalam tempo/tenggang waktu 14 hari (termasuk hari libur)
setelah putusan putusan verstek diberitahukan atau disampaikan kepada
tergugat karena tergugat tidak hadir.
b. Banding
Banding adalah upaya hukum yang dilakukan apabila salah satu pihak tidak
puas terhadap putusan Pengadilan Negeri. Dasar hukumnya adalah UU No
4/2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Pokok Kekuasaan dan UU
No 20/1947 tentang Peradilan Ulangan. Permohonan banding harus
diajukan kepada panitera Pengadilan Negeri yang menjatuhkan putusan
(pasal 7 UU No 20/1947).
13
pernyataan banding harus sudah diterima oleh terbanding paling
lama 14 hari sesudah pernyataan banding tersebut dibuat.
pembanding dapat membuat memori banding, terbanding dapat
mengajukan kontra memori banding.
c. Kasasi
14
2. Upaya hukum luar biasa
15
peninjauan kembali pada tingkat pertama dan terakhir (pasal 70 UU no
14/1985).
Dikatakan sebagai upaya hukum luar biasa karena pada dasarnya suatu
putusan hanya mengikat pihak yang berperkara saja (pihak penggugat dan
tergugat) dan tidak mnegikat pihak ketiga (tapi dalam hal ini, hasil putusan
akan mengikat orang lain/pihak ketiga, oleh ebab itu dikatakan luar biasa).
6
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/2296/Upaya-Hukum-dalam-Hukum-Acara-
Perdata.html
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apabila salah satu pihak tidak merasa puas atau tidak menerima isi
putusan pengadilan maka dapat melakukan upaya hukum yaitu upaya hukum
biasa dan luar biasa.
Verzet
Banding
17
Kasasi
Upaya hukum luar biasa Dilakukan terhadap putusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dan pada asasnya upaya hukum ini tidak
menangguhkan eksekusi. Mencakup:
Peninjauan Kembali
Perlawanan Pihak Ketiga
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
A. DAFTAR BUKU
B. DAFTAR PERUNDANG-UNDANGAN
- http://vanthehen.blogspot.com/2013/10/pengertian-hukum-acara-
perdata.html
- https://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/09/asas-asas-hukum-acara-
perdata/
- http://pn-simalungun.go.id/kepaniteraan/perdata/Mediasi-Perkara-Perdata
- http://lkbhfhunkris.blogspot.com/2012/03/proses-peradilan-perdata.html
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/2296/Upaya-Hukum-dalam-
Hukum-Acara-Perdata.html
19