Вы находитесь на странице: 1из 3

Kelompok 4 Teori Akuntansi Syariah

Anggota :
1. Rossalia Hilda Safitri (16.322.005) Resume
2. Ulfa Hardyanti S. (16.322.015) Bab VI
3. Afidatul Munawaroh (16.322.022) Bab VII

BAB VII
SYAHADAT AKUNTANSI :
TELAAH KRITIS MENUJU ONTOLOGI TAUHID AKUNTANSI

Werner Sombart mengklaim bahwa tata buku berpasangan, yang merupakan elemen
utama akuntansi modern, adalah representasi simbol dari semangat kapitalisme (the spirit of
capitalism) (Storrardan Scorgie 1988). Tata buku berpasangan mulai dikembangkan dari
persamaan aljabar, yang kemudian dikenal dalam dunia akuntansi sebagai persamaan
akuntansi (accounting equation).
Peranan umat islam dalam meletakkan dasar - dasar, seperti angka Arab-Hindu, ilmu
aljabar (matematika), dan sistem perdagangan bagi perkembangan akuntansi modern yang
ada pada saat ini. Pemahaman tentang teologi mereka, yang dipahami secara bebas dan
rasional dalam bingkai iman yang kokoh, memberikan kontribusi yang besar bagi akuntansi,
juga bagi peradaban manusia.
Ketika peradaban manusia didominasi oleh Barat, termasuk penguasaan sistem
perdagangan dan akuntansi. Alternatif pemikiran ditekankan pada sisi pemahaman ontologi
akuntansi yang bertolak dari pemahaman tentang hakikat diri manusia sebagai Khalifatullah
fil Ardh, menuju ontologi yang bertauhid, yang selanjutnya juga akan berpengaruh pada sisi
pandang epistemologi akuntansi.

Kontribusi dan Kemunduran Umat Islam

Pedagang - pedagang Italia dan negara - negara Eropa lainnya memperoleh pendidikan
pertamanya dalam penggunaan metode bisnis yang canggih dari rekan bisnis mereka dari
daerah sekitar Laut Tengah; yang kebanyakan mereka adalah Muslim, walaupun terdapat
juga beberapa gelintir orang Yahudi dan Nasrani. Dari merekalah, terutama dari bahasa
Aramaik, Arab atau Persi, kemudian muncul istilah - istilah seperti “douane, arsenal,
magazine, traffic, tariff, risk, fondaco, sensal, galega, aval dan maona” (Lieber 1968, 230).
Di samping melalui kontak perdagangan, kebudayaan dan teknologi Muslim juga meluas
ke Eropa melalui kontak akademis. Menurut William Montgomery Watt (1972), superioritas
Muslim pada waktu itu terletak pada ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang
matematika (aljabar), kedokteran, dan astronomis, serta produksi barang - barang mewah, dan
pengembangan teknik - teknik dagang yang tinggi. Salah satu pusat terpenting kegiatan
akademis Muslim pada saat itu adalah kota Baghdad, yaitu pada zaman khalifah Al-Ma’mun.
Pada abad ke-9 Al-Khawarizmi meletakkan dasar - dasar yang kuat bagi pengembangan
matematika modern seperti yang dikenal sekarang ini, dan secara tidak langsung telah
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pengembangan akuntansi modern.

1
Kelompok 4 (Bab 1 & 2)
Kemudian memberikan konsep – konsep aljabar yang dapat digunakan untuk menemukan
pemecahan terhadap masalah praktis; seperti pembagian harta warisan, perkara hukum
(lawsuits) dan transaksi dagang yang secara umum ditemui oleh masyarakat Muslim dalam
kehidupan sehari - hari.
Pada abad ke-10, dikatakan oleh Lieber (1968), bahwa tata - buku di Irak telah tersebar
luas dan diterima secara umum (generally accepted) serta dipraktikkan di berbagai daerah.
Bahkan kebutuhan akan penggunaan tata - buku ini merupakan persyaratan hukum bila
terjadi perselisihan antara dua pihak atau lebih. Kemudian pada abad berikutnya dan sampai
saat ini, akuntansi berkembang pesat di Eropa, yang perkembangannya boleh dikatakan
selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kompleksitas
kehidupan sosial, ekonomi dan politik orang Barat.
Keterlibatan Muslim dalam wacana (dicourse) pengembangan pengetahuan dan
praktik akuntansi sampai saat ini masih sulit ditemukan. Diduga, kemunduran ini terjadi sejak
abad pertengahan (1250-1800), yaitu ketika umat islam meninggalkan tradisi berpikir
rasional menuju kepada pola berpikir tradisional - konservatif yang berciri irrasional, taqlid,
eksklusif, dan pasif. Harun Nasution (1995) mensinyalir bahwa keadaan ini disebabkan
karena agama diartikan secara fatalistik, dalam pengertian bahwa nasib manusia telah
ditetapkan secara mutlak oleh kehendak Tuhan, yaitu dalam qadha’ dan qadar-Nya.

Jaringan Kerja Realitas Sosial

Herbert Blumer (1969) dari perspektif interaksionisme simbolik, bahwa pada


hakikatnya seseorang melakukan suatu tindakan atas dasar makna - makna yang dapat
ditafsirkan dari simbol - simbol sosial yang dihadapi, yang sebetulnya tidak memiliki makna
dalam dirinya sendiri, kecuali bila telah melalui proses interaksi sosial yang kompleks dan
melibatkan banyak individu. Tindakan ini kemudian menjadi simbol yang akan dikonsumsi
oleh orang lain, demikian seterusnya. Masing - masing elemen dan tahapan proses tersebut
dan proses itu sendiri adalah realitas - realitas, yang dapat bersifat abstrak dan atau konkret,
hidup, bergerak dinamis dan berproses seperti jaringan - jaringan kerja (networks).
Pada masa sekarang ini sulit sekali ditemukan pengetahuan rasional sejati yang benar -
benar bebas dari relasi - relasi kuasa yang opresif, karena umumnya ilmu pengetahuan
modern selalu terdistorsi oleh ideologi. Terlepas dari issue ini, realitas sosial sebagai kreasi
manusia sebetulnya tidak akan bersifat objektif, netral atau bebas dari nilai (value-free);
dengan kata lain, kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari sistem nilai apa pun
jenis dan bentuk sistem nilai itu.
Tindakan manusia, sebagai refleksi dan keimanan yang kemudian terwujud dalam
bentuk realitas sosial, sebenarnya terus berproses dan tidak pernah mengenal kata akhir. Hal
ini harus dilakukan karena bila seseorang telah menghentikan tindakan tersebut maka ini
berarti bahwa 1) telah mencapai Tuhan yang Maha Mutlak, padahal tidak demikian dalam
kenyataannya (Nurcholish Madjid : 1987 , 243). 2) Tidak ada patokan yang jelas dimana batas
“radius kedekatan” itu. Dengan berpegang teguh pada nilai tauhid, berarti terdapat alternatif -
alternatif atau perubahan atas realitas yang telah ada menuju terciptanya realitas baru yang
lebih baik dari sebelumnya.

2
Kelompok 4 (Bab 1 & 2)
Dekonstruksi Mitos

Ketika sebuah perspektif telah menjadi mitos, termasuk juga realitas - realitas yang
terbentuk sebagai konsekuensi logisnya, maka bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah untuk
keluar secara sadar dari jaringan - jaringan kerja mitos tersebut. Kedaulatan manusia terletak
pada pengetahuan (rasio) manusia itu sendiri. Melalui pengetahuan ini manusia mampu
mendekonstruksi mitos - mitos irrasional, menyikap tabir - tabir mistis masyarakat pra
modern, dan menguasai alam. Dunia mitos yang mendominasi manusia berhasil
ditumbangkan oleh pengetahuan, dan dengan demikian manusia dapat dibebaskan oleh
kekuasaan mitos. Dimana rasio tidak ahistoris dan sempurna dalam dirinya sendiri,
melainkan harus berproses.
Namun, kepahlawanan pengetahuan karena kepercayaan yang sangat berlebihan
terhadapnya mengakibatkan manusia modern terjerembab kedalam jurang pemitosan
pengetahuan yang kemudian mendominasi, membingkai dan hadir secara anonim, kehidupan
manusia modern dan akhirnya manusia kembali hidup dalam dunia mitos. Melihat fenomena
ini, posmodernisme melancarkan serangan terhadap modernisme, terutama terhadap etos
heroisme dan keseriusannya. Posmodernisme mencoba berdiri di luar paradigma modern
untuk menatap modernitas dengan cara kontemplasi dan dekonstruksi. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan postmodernisme akan menjadi penguasa baru yang akhirnya juga
akan menjadi mitos.

Akuntansi sebagai Mitos

Dari sisi epistemologi, akuntansi adalah produk modernitas yang konsekuensinya,


sangat kental dengan nilai - nilai modernisme, terutama modernism pencerahan yang
positivistik dengan mitos khas netral, objektif dan ahistoris. Nilai - nilai inilah yang sekarang
mendominasi akuntansi baik dalam pengertian teori maupun praktik (Akuntansi positif).
Tujuan utama dari teori akuntansi tidak lain adalah menerangkan dan memprediksi
praktik akuntansi (Watts dan Zimmerman 1986, 2).
Pola pemikiran Akuntasi positif masih tetap dominan meskipun dalam dekade terakhir
ini telah muncul pemikiran alternatif yaitu (Teori) Akuntansi interpretif dalam dunia
pemikiran dan praktik - praktik akuntansi modern. Akuntan selalu terikat pada observasi
mereka melalui prinsip-prinsip dan praktik - praktik akuntansi yang pada hakikatnya
berdasarkan pada metafor-metafor yang mengakibatkan cara pandang satu sisi (one sided)
dan parsial atas dunia [realitas] (Morgan : 1988, 428).
Hines (1989, 60) mengatakan, Sungguh sangat sulit dibayangkan bagaimana
perusahaan - perusahaan bisa eksis tanpa akuntansi keuangan. Tanpa akuntansi keuangan,
perusahaan - perusahaan tidak mungkin dapat diukur. Apa yang dikemukakan oleh Hines
tidak lain merupakan refleksi atas realitas sosial yang ada sekarang, yaitu realitas
dominasi Akuntansi positif yang tidak bisa dipisahkan dari dunia bisnis dan kehidupan
masyarakat, termasuk campur tangan politik yang bisa jadi kontroversial dan bertentangan
antara satu pihak dengan pihak lain.

3
Kelompok 4 (Bab 1 & 2)

Вам также может понравиться

  • Akuntansi Dan Pelaporan Investor
    Akuntansi Dan Pelaporan Investor
    Документ9 страниц
    Akuntansi Dan Pelaporan Investor
    Kurotsuki Indra
    Оценок пока нет
  • Translate English Modul 2
    Translate English Modul 2
    Документ6 страниц
    Translate English Modul 2
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Translate English Modul 1-2
    Translate English Modul 1-2
    Документ10 страниц
    Translate English Modul 1-2
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Time Value of Money
    Time Value of Money
    Документ6 страниц
    Time Value of Money
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Uts MK B - 2017
    Uts MK B - 2017
    Документ2 страницы
    Uts MK B - 2017
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Agama
    Agama
    Документ10 страниц
    Agama
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Tugas Pancasila Pak Shidiq
    Tugas Pancasila Pak Shidiq
    Документ1 страница
    Tugas Pancasila Pak Shidiq
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • PERTEMUAN 8, Memahami Karangan Ilmiah
    PERTEMUAN 8, Memahami Karangan Ilmiah
    Документ18 страниц
    PERTEMUAN 8, Memahami Karangan Ilmiah
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Pema Saran
    Pema Saran
    Документ23 страницы
    Pema Saran
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Tugas Pancasila-1
    Tugas Pancasila-1
    Документ13 страниц
    Tugas Pancasila-1
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Perjanjian Penyewaan Mobil
    Perjanjian Penyewaan Mobil
    Документ3 страницы
    Perjanjian Penyewaan Mobil
    Dewa Ayou Intanmariasandhi Archuleta II
    Оценок пока нет
  • Agama
    Agama
    Документ10 страниц
    Agama
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Agama
    Agama
    Документ10 страниц
    Agama
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Kas Dan Piutang
    Kas Dan Piutang
    Документ6 страниц
    Kas Dan Piutang
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • 5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    Документ3 страницы
    5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • 5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    Документ3 страницы
    5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • 5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    Документ3 страницы
    5 Pelaku Pelaku Bidang Ekonomi
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет
  • Tugas Pancasila Pak Shidiq
    Tugas Pancasila Pak Shidiq
    Документ1 страница
    Tugas Pancasila Pak Shidiq
    Afidatul Munawaroh
    Оценок пока нет