Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Elektrolit adalah Cairan tubuh yang merupakan cairan kimia aktif atau bahan yang
mengandung muatan positif (anion) dan muatan negatife (kation) yang diperlukan oleh tubuh(
Brunner and Sudart,2002 ).
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah suatu keadaan dimana individu beresiko
mengalami penurunan fungsi tubuh secara cepat akibat dari kekurangan cairan intraseluler
sehingga menyebabkan dehidrasi( Lyndajuancapernitto 1995 ).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolism tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhapad stressor fisiologi dan lingkungan
(Tarwoto dan Wartonah, 2006)
Berbeda dengan cairan ekstraselular, maka cairan intraselular hanya mengandung sejumlah
kecil ion natrium dan klorida dan hampir tidak ada ion kalsium. Malah , cairan ini mengandung
sejumlah besar ion kalium dan fosfat ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah sedang.
Semua ion ini memiliki konsentrasi yang rendah pada cairan ekstraselular. Juga sel mengandung
sejumlah besar protein, hampir empat kali lipat lebih banyak daripada dalam plasma.
Seluruh cairan di luar sel disebut cairan ekstraselular. Cairan ini merupakan 20 persen dari
berat badan. Dua kompartemen terbesar cairan ekstraseluler adalah cairan interstitial yang
merupakan tiga perempat cairan ekstraselular, dan plasma yang hampir seperempat cairan
ekstraselular. Plasma adalah bagian darah nonselular dan terus – menerus berhubungan dengan
cairan interstitial melalui celah membran kapiler. Celah ini bersifat sangat permeabel untuk
hampir semua zat terlarut dalam cairan ekstraselular, kecuali protein. Karenanya cairan
ekstraselular secara konstan terus tercampur sehingga plasma dan cairan interstitial mempunyai
komposisi yang sama kecuali untuk protein, yang konsentrasinya lebih tinggi pada plasma.
Konstituen ekstraselular terdiri dari natrium dan klorida dalam jumlah besar, ion bikarbonat yang
juga dalam jumlah cukup besar, tapi hanya sedikit ion kalium, magnesium, fosfat, dan asam
organik. Komposisi cairan ekstraselular diatur dengan cermat oleh berbagai mekanisme, tapi
khususnya oleh ginjal. Hal ini memungkinkan sel untuk tetap terus terendam dalam cairan yang
mengandung konsentrasi elektrolit dan nutrien yang sesuai untuk fungsi sel yang optimal.
1. Gangguan Cairan
a) Hipovolemi
Penyebab:
b) Hipervolemi
Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik sindrom ruang ke tiga
berefek kekurangan vulume cairan ekstrasel. Disebabkan karena infeksi trauma.
c) Dehidrasi
Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa di sertai kehilangan elektrolit yang proporsional faktor
resiko terjadinya dehidrasi.
Penyebab:
a. Dehidrasi berat
b. Dehidrasi sedang
c. Dehidrasi ringan
d) Edema
2. Gangguan Elektrolit
a) Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang di tandai dengan
mual,muntah dan diare.
b) Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar natrium dalam plasma tinggi yang di tandai dengan
mukosa kering. Oliguria/anuria, turgor kulir buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan,lidah kering dan kemerahan ,suhu badan naik.
c) Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Di tandai dengan lemahnya denyut nadi,
turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan, muntah-muntah,perutnya kembung, denyut
jantungnya tidak beraturan.
d) Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi . di tandai dengan adanya
mual,hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare,
adanya kecemasan dan iritabilitas.
e) Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah ditandai dengan adanya kram otot,
kram perut, kejang, bingung, kesemutan pada jaridan sekitar mulut.
f) Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihab kadar kalsium dalam darah di tandai dengan adanya nyeri
pada tulang,relaksasi otot, batu ginjal,mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih
dari 4,3mEq/L.
g) Hipomagnesia
h) Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah ditandai dengan adanya
koma,gangguan pernafasan,dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Rasa haus
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan
5. Evaluasi
Pasien BAB kurang dari 3x sehari dengan konsistensi lembek dan berwarna kekuningan
Pasien tidak lemas
Turgor kulit baik
Pasien tidak muntah
Daftar pustaka