Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
net/publication/267985532
Article
CITATIONS READS
0 782
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ronny Pardomuan Tambunan on 19 March 2018.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
PT Adaro Indonesia adalah salah satu kontraktor Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang melakukan
kegiatan eksplorasi dan penambangan batubara di Kabupaten Balangan
dan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah
pertambangan (mining area) Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara PT Adaro Indonesia seluas 35.800 Ha (tiga puluh
lima ribu delapan ratus hektar) yang berlaku mulai tanggal 29 April 1998.
Metoda penambangan yang diterapkan adalah tambang
terbuka dengan menggunakan kombinasi kerja alat gali-muat dan
angkut. Pengelolaan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari bagian operasional tambang. Salah satu pengelolaan
lingkungan yang dilakukan oleh PT Adaro Indonesia adalah dengan
melakukan kegiatan reklamasi.
Pengertian dari reklamasi yaitu suatu usaha memperbaiki atau
memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan atau bukan
http://contoh.in Page 1 of 31
kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan
dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
peruntukannya.
Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah
menjadikan kawasan yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan
bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk
kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta
objek wisata.
http://contoh.in Page 2 of 31
Kalimantan Selatan.
- Desa Buntu Karau Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Propinsi
Kalimantan Selatan.
- Desa Lamida Atas Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan Propinsi
Kalimantan Selatan.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi PT Adaro
Indonesia melalui beberapa tahap :
http://contoh.in Page 3 of 31
b. Target:
‐ segera dapat dilakukan penanaman kembali
c. Kegiatan
‐ membentuk waste dump dengan slope 1 : 2,8, tinggi jenjang
12 m, lebar 24 m (Gambar 2)
‐ membentuk back slope dan cross fall dengan grade maksimum
2% (Gambar 3)
‐ mengatur grade permukaan lahan maksimum 2%
Kemiringan 2 %
Kemiringan 2 %
12 m
2%
20
20
http://contoh.in Page 4 of 31
b. Target
‐ Mencegah kehilangan volume top soil saat pengupasan dan
pemindahan top soil
c. Kegiatan
‐ Mengupas top soil pada lokasi yang akan digunakan untuk
operasional, ketebalan pengupasan sampai pada zona
pengakaran tanaman.
‐ Memindahkan top soil ke lokasi penyimpanan sementara atau
penghamparan pada area yang telah siap.
‐ Tatacara penimbunan top soil di tempat penyimpanan
sementara, dengan mempertimbangkan beberapa faktor :
• aman dari banjir atau terganggu untuk operasional
• dimensi penimbunan : tinggi timbunan per layer 3 meter,
maksimum tinggi timbunan 6 meter, lebar jenjang 8 meter,
kemiringan slope maksimum 21 derajat (Gambar 4)
• Menanami top soil dengan tanaman penutup (LCC)
sesegera mungkin di lokasi penimbunan sementara
menanami top soil dengan LCC untuk mencegah erosi
Kemiringan 2 %
Kemiringan 2 %
6m
Crest line
6 m
12 m 20
2%
Toeline
6 m
12 m 20
http://contoh.in Page 5 of 31
3. Penghamparan top soil
a. Tujuan :
‐ mengembalikan top soil untuk media tumbuh tanaman
b. Target :
‐ Luas area tercover top soil sesuai dengan volume top soil yang
dipindahkan
c. Kegiatan :
‐ penghamparan top soil di lakukan segera setelah waste dump
final sudah terbentuk
‐ penghamparan top soil dilakukan sedemikian rupa sehingga
jumlah top soil yang ada dapat mencukupi untuk meng cover
luas waste dump, dengan ketebalan maksimum 10 cm.
Gambar 7. Kegiatan Penghamparan Top Soil
4. Pengendalian erosi :
a. Tujuan
‐ Meminimalkan terjadinya erosi akibat aliran air permukaan
‐ Menjaga kestabilan waste dump
b. Target
‐ Kondisi drainage yang baik dan stabil sehingga dapat
mengurangi laju erosi pada area yang dilalui aliran air
permukaan
c. Kegiatan
‐ Membuat sarana kendali erosi seperti: check dam, drop struktur,
guludan, parit dengan mempertimbangkan debit air, jenis
material, kesediaan bahan , grade
‐ Melakukan penanaman pada dinding drainage
‐ Melakukan pemeriksaan dan perawatan
http://contoh.in Page 6 of 31
5. Persemaian
a. Tujuan
‐ Memproduksi benih/bibit berkualitas yang siap untuk di tanam.
‐ Mengembangkan jenis-jenis tanaman pionner, endemic dan
estitika (Ketapang, Sengon, Johar, Meranti, Alaban, Eukiptus,
Cemara, Mahoni, Pinus, Pulai, Bambu, Trembesi, Gmelina,
Waru, Jabon, dll).
b. Target
‐ Menyiapkan bibit tanaman yang mampu beradaptasi dengan
kondisi di lapang, sehingga dapat diminimalkan tanaman yang
mati
‐ Menyiapkan bibit tanaman sesuai dengan rencana reklamasi
c. Kegiatan
‐ Membangun tempat persemaian yang terdiri dari : rumah kasa,
bedeng sapih
‐ Menyediakan peralatan dan bahan yang diperlukan seperti:
a. alat pengolah media : Pencacah sabuk kelapa, sterilisasi
media (steamer), mesin pengaduk media
b. media tanaman : pupuk, arang sekam, politube,
c. Obat-obatan : zat perangsang tumbuh tanaman, insektisida
‐ perawatan tanaman : penyiraman, pemupukan pencegahan
penyakit
‐ metoda persemaian: stek pucuk, cabutan, putaran, semai benih,
cangkok
http://contoh.in Page 7 of 31
Gambar 9. Mesin Pengolah Sabut Kelapa dan Kegiatan Nursery
6. Penanaman
a. Tujuan
‐ Mencegah terjadinya erosi di area reklamasi
‐ Memulihkan lahan bekas operasional penambangan dengan
berbagai jenis tanaman tahunan , local yang mempunyai
manfaat secara ekologi dan ekonomi
b. Target
‐ Tertutupnya permukaan lahan dengan tanaman penutup (LCC)
sesegera mungkin setelah penanaman
‐ Menanam tanaman tahunan yang sesuai dengan kondisi lapang
sesegera mungkin setelah kondisi lahan sesuai untuk tumbuh
tanaman
c. Kegiatan
‐ Menanam tanaman penutup lahan dengan :
a. Metoda: hydroseeding, hand seeding
b. Material dan bahan: pupuk organik, zat perangsang tumbuh,
pupuk an–organik, zat perekat, air yang sesuai, mulsa,
legume, benin pohon cepat tumbuh, rumput
c. Perawatan tanaman, pengendalian hama dan penyakit
‐ Menanam tanaman tahunan dengan :
a. metoda : planting dengan membuat lubang tanam
ukuran 40 x 40 cmx 40cm
b. jarak tanam : 3 x 3 m sampai 3 x 4 meter
c. pupuk : organik
d. penyulaman tanaman yang mati atau tidak sehat
‐ Perawatan tanaman dengan :
‐ melakukan penyiangan
‐ membersihkan lilitan
‐ pemupukan ulang
‐ pembasmian hama dan penyakit tanaman
‐ pencegahan kebakaran
http://contoh.in Page 8 of 31
‐ Pemantauan :
‐ kesuburan tanah : unsur kimia dan fisik tanah
‐ kesuburan tanaman : fisik (lingkar batang, tinggi, canopy),
kimia (analisa daun)
http://contoh.in Page 9 of 31
HASIL
Tabel 1. Luas Lahan yang telah direklamasi Kumulatif Sampai Juni 2009
dan Luasan Periode Triwulan 2 tahun 2009.
Reklamasi (Ha)
No. Tambang
In Pit Out pit Lain-lain *)
1 Paringin 72.77 108.54 17.94
2 Tutupan 73,53 1.424,58 3,42
Untuk melihat area yang stabil dan fungsi lingkungan yang pulih
dapat dilihat dari dua aspek utama yaitu aspek tanah (lahan) dan aspek
tanaman (vegetasi).
http://contoh.in Page 10 of 31
disposal dan kemiringan lahan (00 – 600) (Ghems Enviro, 2007)..
Kecepatan tanam dengan metoda ini terutama ditujukan untuk
keperluan antisipasi resiko erosi. Selain itu jenis tanaman yang
ditanam dengan metoda ini secara ekologis juga berperan
menguntungkan bagi ekosistem, misalnya sebagai habitat cendawan
mikoriza (Putra et.al, 2009) (Lampiran 6). Dengan pengendalian erosi
yang baik kualitas air yang dihasilkan atau keluar dari area tambang
juga akan semakin baik. Data berikut menunjukkan kualitas air limbah
yang terukur pada outlet
450 450
400 400
350
350
T S S (m g / L )
300
300 250
T S S (m g / L )
250 200
150
200
100
150 50
100 0
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
50
0 Triwulan I 2009 Triwulan II 2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Baku mutu (400 mg/L) Baku Mutu (200 mg/L)
8 8.00
7 7.00
6.00
Fe-total (m g/L)
6
Fe-total (m g/L)
5.00
5
4.00
4
3.00
3 2.00
2 1.00
1 0.00
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Triwulan I 2009 Triwulan II 2009 Baku mutu (7 mg/L)
4 4
3.5 3.5
3
M n-total (m g/L)
3
M n-total (m g/L)
2.5
2.5
2
2
1.5
1.5 1
1 0.5
0.5 0
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Triwulan I 2009 Triwulan II 2009 Baku mutu (4 mg/L)
http://contoh.in Page 11 of 31
10 10
9 9
8
8 7
7 6
pH air
6 5
pH air 4
5
3
4 2
3 1
0
2
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1
0 Triwulan I 2009 Triwulan II 2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Baku mutu max (pH 9) Baku mutu min (pH 6)
Dari gambar diatas terlihat bahwa kualitas air pada parameter terpilih
menunjukkan hasil yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
http://contoh.in Page 12 of 31
70 0.6 (b) Tinggi Tanaman 14
(a)Keliling Batang
60 12
0.5
1060
50 10
rata-rata keliling batang
Pertambahan
Pertambahan
40 8
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
0.3 1040
30 6
0.2
20 4
1020
0.1
10 2
0 0.0 1000 0
2009 2009 1 1
I Tahun II Tahun Keliling Batang 2009 2009 Tinggi Tanaman
T ulan Triwulan I Tahun II Tahun
riw Pertambahan Triwulan Triwulan Pertambahan
650 5
(c)Proyeksi Tajuk
600
4
rata-rataproyeksi tajuk
550
Pertambahan
3
(cm)
(cm)
500
450
1
400
0
2009 2009 1
I Tahun II Tahun Proyeksi tajuk
Triwulan Triwulan
pertambahan
http://contoh.in Page 13 of 31
85 1.6 1700 (b) Tinggi Tanaman 6
(a)Keliling Batang
1.4
1600 5
80
1.2
rata-rata keliling batang
1500
Pertambahan
Pertambahan
1400
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
70 0.8 3
0.6 1300
65 2
0.4
1200
1
60 0.2
1100
0.0 0
2009 2009 1 Keliling Batang 1
I Tahun II Tahun 2009 2009
Triwulan Triwulan I Tahun II Tahun
Pertambahan Triwulan Triwulan
Tinggi Tanaman Pertambahan
900 2.5
(c)Proyeksi Tajuk
800 2.0
rata-rataproyeksi tajuk
700
Pertambahan
1.5
(cm)
(cm)
600
1.0
500
0.5
400
0.0
09 2009 1
IT ahun 20 II Tahun
Triwulan Triwulan
Proyeksi tajuk pertambahan
http://contoh.in Page 14 of 31
Tanaman revegetasi yang ditanam juga disesuaikan dengan
karakteristik wilayah yang dalam hal ini diusahakan juga penanaman
tanaman lokal dan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi seperti
gaharu dan meranti.
1 Akasia 29.594
2 Albazia / Sengon 6.730
3 Aren 725
4 Bambu 74
5 Beringin 18
6 Bunga Tanjung 109
7 Cemara 445
8 Dadap -
9 Ebone 812
10 Eucalyptus 2.730
11 Gaharu -
12 Gamal 619
13 Gamelina 4.490
14 Halaban 1.243
15 Jarak 7.890
16 Johar 22.547
17 Kaliandra 19.283
18 Kaliandra Putih 1.836
19 Kapuk 1.836
20 Kayu Putih 450
21 Kayu Manis 6.336
22 Ketapang -
23 Kupang 1.050
24 Kayu Hutan/pioneer 2.187
25 Lamtoro 3.562
26 Mahoni 230
27 Meranti -
28 Palm 2.966
29 Pinang 4.568
30 Pinus 600
31 Plamboyan 845
32 Pulai 509
33 Saga 432
34 Sengon 34.017
35 Spatudea -
http://contoh.in Page 15 of 31
Tabel 2. Lanjutan
36 Trembesi 18.096
37 Turi 2.330
38 Waru 6.716
39 Rosela 1.100
40 Tanaman Buah 6.898
Total 231.986
http://contoh.in Page 16 of 31
PT Komatsu Indonesia. Kerjasama yang dilakukan berupa pembuatan
nursery dan penyediaan bibit tanaman Meranti. Diharapkan dengan
kerjasama ini akan didapat bibit tanaman yang berkualitas dan metoda
revegetasi yang unggul sehingga menjadi percepatan dalam proses
reklamasi dilahan tambang PT Adaro Indonesia.
Dengan pertumbuhan tanaman yang baik dan berkelanjutan
diharapkan fungsi ekologi pada lahan akan meningkat sehingga
keanekaragaman hayati akan semakin membaik. Hal ini terbukti pada
hasil penelitian Putra et.al (2009), dimana pada lahan reklamasi yang
perkembangan tanamannya berkelanjutan dan keanekaragamannya
tinggi terdapat kelimpahan mikoriza yang cenderung lebih tinggi
sehingga siklus ekologi pada lahan tersebut berjalan dengan baik dan
terus meningkat. (Lampiran 4 dan 6).
Pertumbuhan tanaman yang baik sebagai indikator
keberhasilan reklamasi dan rehabilitasi lahan juga dapat dinilai dari
segi ekonomi. Udiansyah (2007) dari hasil penelitian menyebutkan
bahwa revegetasi di PT Adaro Indonesia memiliki potensi untuk
mengikuti program perdagangan karbon (carbon trade program). Dari
2 jenis tanaman revegetasi yaitu Eucalypthus deglupta dan Albizia
falcataria diketahui harga karbon dari kedua jenis tanaman tersebut
berurutan adalah Rp. 926.004,- dan Rp. 620.200,- per hektar. Nilai ini
dengan asumsi harga karbon di Amerika Serikat $4 / ton dan US $ 1
setara dengan Rp. 9.080,-.
http://contoh.in Page 17 of 31
Lokasi 1. Penghijauan dengan top/sub soil di disposal S5 sisi utara (dekat area percobaan kompos), umur tanaman hydroseeding ± 3,4 tahun (Photo
diambil pada bulan Mei 2009)
Lokasi 2. Penghijauan tanpa top/sub soil di disposal S7 sisi barat (samping kandang sapi FIM). Jenis tanaman : legume cover crop (benguk) & tanaman
kelapa sawit dengan umur ± 2,7 tahun. (Photo di ambil pada bulan Mei 2009)
Lokasi 3. Penghijauan tanpa top/sub soil di disposal HW3A sisi barat dengan metode hydrooseeding. Umur tanaman ± 3, 6 tahun (mulai tanam bulan
Mei 2006). (Photo diambil pada bulan Mei 2009)
Gambar 15. Hasil Revegetasi dengan menggunakan metode hydroseeding dan direct seeding
http://contoh.in Page 18 of 31
Pada gambar diatas terlihat hasil revegetasi pada lokasi yang
berbeda. Pada areal tersebut diharapkan fungsi ekologi telah berjalan
dengan baik dan keanekaragaman hayati semakin membaik. Untuk
evaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan reklamasi tentu saja dengan
melakukan penelitian diberbagai faktor reklamasi. Hal ini terbukti dari hasil
beberapa penelitian diatas mampu menyampaikan keadaan faktual
dilapangan tentang tingkat keberhasilan reklamasi.
1. Dari aspek tanah dan tanaman terlihat hasil reklamasi yang cukup baik.
Hal ini adalah sebagai hasil pelaksanaan secara intensif tahapan –
tahapan reklamasi (best reclamation practice) yang dilakukan oleh PT
Adaro Indonesia.
2. Penelitian – penelitian (research and development) sebagai usaha
percepatan reklamasi harus terus dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
http://contoh.in Page 19 of 31
DAFTAR PUSTAKA
http://contoh.in Page 20 of 31
LAMPIRAN
http://contoh.in Page 21 of 31
Lampiran 1. Tingkat Kesuburan Tanah Disposal di Areal Reklamasi PT Adaro
Indonesia
Catatan :
Sampel diambil diareal disposal S4 (Purnomo et.al, 2007). Kriteria sifat tanah
didasarkan pada Kriteria Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1983. (Penilaian ini
hanya berdasarkan pada sifat tanah secara empiris dan belum dihubungkan
dengan kebutuhan tanaman.
http://contoh.in Page 22 of 31
Lampiran 2. Kelimpahan dan keragaman artropoda pada lima lokasi reklamasi terpilih
Lokasi/jenis artropoda
Nomor
Inpit BackFill Disposal HW-1 Disposal S-3 Disposal S5-6 Sungai Dahai (luar tambang)
1 Camponotus sp. Anoplolepis graciipes Odontoponera denticulata Camponotus sp. Entomobryidae Sp1
2 Heteropternis sp. Paratrechina sp. Anoplolepis gracilipes Odontoponera denticulata Odontoponera denticulata
3 Aphididae Pachycondyla sp. Formicidae 4 Anoplolepis gracilipes Anoplolepis gracilipes
4 Araneae 1 Odontoponera denticulata Cypus sp. Formicidae Sp3 Formicidae Sp3
5 Coleoptera 1 Pheidologeton sp. Araneae 1 Paratrechina sp. Formicidae Sp4
6 Chilopoda 1 Formicidae 6 Araneae 2 Formicidae Sp9 Formicidae Sp5
7 Cicadellidae Camponotus sp. Gryllidae Formicidae Sp10 Formicidae Sp6
8 Coleoptera 2 Solenopsis geminata Formicidae Sp 11 Formicidae Sp7
9 Entomobryidae Entomobryidae Formicidae Sp13 Formicidae Sp8
10 Delphacidae Podagrica fuscicornis Hemiptera Sp1 Formicidae Sp9
11 Dermaptera Rhinotermitidae Hemiptera Sp2 Tetrigidae Sp1
12 Diptera Araneae 1 Coreidae Sp1 Gryllidae Sp1
13 Pheidologeton sp. Araneae 2 Gryllidae Sp1 Termitidae Sp1
14 Formicidae 3 Diptera 2 Diptera F1 Sp1 Diptera F1 Sp1
15 Paratrechina sp. Diptera 3 Coleoptera F1 Sp1 Diptera F2 Sp1
16 Cardiocondyla sp. Diptera 4 Staphylinidae Sp1 Tipulidae Sp1
17 Tapinoma sp. Lepidoptera 1 Lepidoptera F2 Sp1 Scolytidae Sp1
18 Teleogryllus mitratus Cicadellidae 1 Lycosidae Sp 1 Lepidoptera F1 Sp1
19 Pachybrachius sp. Tapinoma sp. Entomobryidae Sp1 Dermaptera F1 Sp1
20 Araneae 2 Diptera 5 Isopoda F1 Sp1 Lycosidae Sp1
21 Mantidae Diptera 6 Chilopoda F 1 Sp1
22 Sycanus sp. Diptera 7
23 Diptera 8
24 Teleogryllus sp.
25 Diptera 9
26 Tetraponera sp.
27 Chilopoda 1
28 Diptera 10
29 Coleoptera 2
30 Formicomus sp.
31 Coleoptera 4
32 Coleoptera 5
Keragaman = H' = 1,908 H' = 0,102 H' = 1,107 H' = 1,297 H' = 2,098
Keseragaman = E = 0,087 E = 0,003 E = 0,158 E = 0,042 E = 0,070
Kelimpahan = 22 spesies Kelimpahan = 32 spesies Kelimpahan = 7 spesies Kelimpahan = 21 spesies Kelimpahan = 20 spesies
http://contoh.in Page 23 of 31
% dominansi = 40,778 % dominansi = 98,749 % dominansi = 70,423 % dominansi = 62,073 % dominansi = 27,895
http://contoh.in Page 24 of 31
Lampiran 3. Kelimpahan dan keragaman, serta dominansi spesies artropoda bawah permukaan tanah pada lima lokasi terpilih
Lokasi / Jenis Artropoda
Nomor
Inpit BackFill Disposal HW-1 Disposal S-3
1 Folsomia sp (Collembola: Isotomidae) Folsomia sp (Collembola: Isotomidae) Folsomia sp (Collembola: Isotomidae)
2 Poduridae Sp1 (Collembola: Poduridae) Contarinia sp. (Diptera: Cecidomyiidae) Contarinia sp. (Diptera: Cecidomyiidae)
3 Contarinia sp. (Diptera: Cecidomyiidae) Cecidomyiidae Sp1 (Diptera: Cecidomyiidae) Scheloribates sp. (Oribatida: Oribatulidae)
4 Staphylinidae Sp2 (Coleoptera: Staphylinidae) Lathrobium sp. (Coleoptera: Staphylinidae) Pergamasus sp. (Mesostigmata: Parasitidae)
5 Scheloribates sp. (Oribatida: Oribatulidae) Sepedophilus sp. (Coleoptera: Staphylinidae) Chironomidae Sp1 (Diptera: Chironomidae)
6 Pergamasus sp. (Mesostigmata: Parasitidae) Staphylinidae Sp2 (Coleoptera: Staphylinidae) Chironomidae Sp2 (Diptera: Chironomidae)
7 Platypodidae Sp1 (Coleoptera: Platypodidae) Scheloribates sp. (Oribatida: Oribatulidae) Chironomidae Sp3 (Diptera: Chironomidae)
8 Chironomidae Sp1 (Diptera: Chironomidae) Pergamasus sp. (Mesostigmata: Parasitidae) Chironomidae Sp4 (Diptera: Chironomidae)
9 Chironomidae Sp2 (Diptera: Chironomidae) Chironomidae Sp1 (Diptera: Chironomidae) Carabidae Sp1 (Coleoptera: Carabidae)
10 Carabidae Sp1 (Coleoptera: Carabidae) Chironomidae Sp3 (Diptera: Chironomidae) Carabidae Sp2 (Coleoptera: Carabidae)
11 Nothrus sp. (Oribatida: Nothridae) Nothrus sp. (Oribatida: Nothridae) Nothrus sp. (Oribatida: Nothridae)
12 Oppiella sp. (Oribatida: Oppiidae) Galumna sp. (Oribatida: Galumnidae) Drosophilidae Sp1 (Diptera: Drosophilidae)
13 Galumna sp. (Oribatida: Galumnidae) Hypoaspis sp. (Mesostigmata: Laelapidae) Psychodidae Sp1 (Diptera: Psychodidae)
14 Uropodidae Sp1 (Mesostigmata: Uropodidae) Trachyuropodidae Sp1 (Mesostigmata: Trachyuropodidae) Solenopsis sp. (Sp1) (Hymenoptera: Formicidae)
15 Drosophila sp. (Diptera: Drosophilidae) Phoridae Sp1 (Diptera: Phoridae) Lygaeidae Sp1 (Hemiptera: Lygaeidae)
16 Phoridae Sp1 (Diptera: Phoridae) Psychodidae Sp1 (Diptera: Psychodidae) Paratrechina sp. (Sp1) (Hymenoptera: Formicidae)
17 Psychodidae Sp1 (Diptera: Psychodidae) Pachycondyla sp. (Sp1) (Hymenoptera: Formicidae) Eulopidae Sp1 (Hymenoptera: Eulopidae)
18 Blattidae Sp1 (Blattodea: Blattidae) Solenopsis sp. (Sp1) (Hymenoptera: Formicidae) Lathrididae Sp1 (Coleoptera: Lathrididae)
19 Pyralidae Sp1 (Lepidoptera: Pyralidae) Strumigenys sp. (Sp1) (Hymenoptera: Formicidae) Oribatida F1 Sp1 (Acari: Oribatida)
20 Geotrupidae Sp1 (Coleoptera: Geotrupidae)
21 Isopoda Sp1 (Isopoda)
22 Lycosa sp. (Araneae: Lycosidae)
23 Agraptocorixa sp (Hemiptera: Corixidae)
24 Diplura Sp1 (Diplura)
25 Thripidae Sp1 (Thysanoptera: Thripidae)
26 Psyllidae Sp1 (Hemiptera: Psyllidae)
27 Oribatida F1 Sp1 (Acari: Oribatida)
28 Hemiptera F1 Sp1 (Insecta: Hemiptera)
Keragaman = H' = 2,708 H' = 2,983 H' = 2,759
Keseragaman = E = 0,920 E = 0,895 E = 0,937
Keterangan: Nilai keragaman (H’) diperoleh dengan mengaplikasikan rumus dari Shannon, sedangkan nilai keseragaman (E) diperoleh dari rumus
Pielou (Ludwig & Reynolds, 1988).
http://contoh.in Page 25 of 31
Lampiran 3 (Lanjutan)
Nomor Lokasi/ jenis artropoda
DisposalS5-6 Dahai (Luar Tambang)
1 Cecidomyiidae Sp1 (Diptera: Cecidomyiidae) Folsomia sp (Collembola: Isotomidae)
2 Scheloribates sp. (Oribatida: Oribatulidae) Poduridae Sp1 (Collembola: Poduridae)
3 Chironomidae Sp1 (Diptera: Chironomidae) Cecidomyiidae Sp1 (Diptera: Cecidomyiidae)
4 Hypoaspis sp. (Mesostigmata: Laelapidae) Lathrobium sp. (Coleoptera: Staphylinidae)
5 Uropodidae Sp2 (Mesostigmata: Uropodidae) Sepedophilus sp. (Coleoptera: Staphylinidae)
6 Uropodidae Sp3 (Mesostigmata: Uropodidae) Staphylinidae Sp3 (Coleoptera: Staphylinidae)
7 Phoridae Sp1 (Diptera: Phoridae) Scheloribates sp. (Oribatida: Oribatulidae)
8 Psychodidae Sp1 (Diptera: Psychodidae) Chironomidae Sp1 (Diptera: Chironomidae)
9 Psychodidae Sp2 (Diptera: Psychodidae) Chironomidae Sp3 (Diptera: Chironomidae)
10 Lycosidae Sp1 (Araneae: Lycosidae) Chironomidae Sp4 (Diptera: Chironomidae)
11 Agraptocorixa sp (Hemiptera: Corixidae) Carabidae Sp1 (Coleoptera: Carabidae)
12 Eulopidae Sp1 (Hymenoptera: Eulopidae) Carabidae Sp2 (Coleoptera: Carabidae)
13 Lepidostomatidae Sp1 (Trichoptera: Lepidostomatidae) Carabidae Sp3 (Coleoptera: Carabidae)
14 Lycaenidae Sp1 (Lepidoptera: Lycaenidae) Nothrus sp. (Oribatida: Nothridae)
15 Oribatida F1 Sp1 (Acari: Oribatida) Oppiella sp. (Oribatida: Oppiidae)
16 Galumna sp. (Oribatida: Galumnidae)
17 Hypoaspis sp. (Mesostigmata: Laelapidae)
18 Uropodidae Sp4 (Mesostigmata: Uropodidae)
19 Trachyuropodidae Sp1 (Mesostigmata: Trachyuropodidae)
20 Trachyuropodidae Sp2 (Mesostigmata: Trachyuropodidae)
21 Phoridae Sp1 (Diptera: Phoridae)
22 Psychodidae Sp2 (Diptera: Psychodidae)
23 Pachycondyla sp. (Sp1) (Hymenoptera: Formicidae)
24 Pachycondyla sp. (Sp2) (Hymenoptera: Formicidae)
25 Mesoveliidae Sp1 (Hemiptera: Mesoveliidae)
26 Lycaenidae Sp1 (Lepidoptera: Lycaenidae)
27 Carabodes sp (Oribatida: Carabodidae)
28 Pselaphidae Sp1 (Coleoptera: Pselaphidae)
29 Pselaphidae Sp2 (Coleoptera: Pselaphidae)
30 Scaphidiidae Sp1 (Coleoptera: Scaphidiidae)
31 Pseudoscorpiones F1 Sp1 (Pseudoscorpiones)
32 Clubionidae Sp1 (Araneae: Clubionidae)
33 Trombidium sp (Actinedida: Trombididae)
34 Oribatida F1 Sp1 (Acari: Oribatida)
35 Oribatida F2 Sp1 (Acari: Oribatida)
36 Oribatida F2 Sp2 (Acari: Oribatida)
37 Oribatida F3 Sp1 (Acari: Oribatida)
38 Hemiptera F1 Sp1 (Insecta: Hemiptera)
39 Chilopoda F1 Sp1 (Chilopoda)
Lokasi/jenis tumbuhan
Nomor Inpit BackFill Disposal HW-1 Disposal S-3 Disposal S5-7 Sungai Dahai (luar Tambang)
1 Eleusine indica Setaria italiana Cyrtococcum oxyphyllum Brachiaria sp. Paspalum sp.
2 Porophyllum ruderale Puereria phaseoloides Desm odium latifolium Imperata cylindrica Hoplismenus burmanii
3 Comm elina nudiflora Brachiaria mutica Carex wahuensis Carex wahuensis Lindernia crustacea
4 Paspalum conjugatum Carex wahuensis Melastoma malabatrichum Eragrotis ten ela Carex wahuensis
5 Cyperus iria Chromolaena odorata Imperata cylindrica Ipomoea sp 1 Licopodium sp.
6 Cyperus compressus Convolvulus sp. Brachiaria paspaloides Ipomoea sp 2 Axonophus compressus
7 Anoxophus compressus Phylanthus niruri Phylanthus niruri Paspalum sp. Cyperus compressus
8 Ischaemum sp. Cyperus kyllingia Ipomoea sp. Melastoma malabatri chum Fimbristylis miliacea
9 Echinocloa colonum Borreria laevis Eragrotis tenela Chromolaena odorata Ipomoea tres-carpae
10 Ipomoeae triloba Hyptis brevipes Calopogonium mucunoides Desmodium sp. Desmodium sp.
11 Hyptis brevipes Melastoma malabatrichum Paspalum conjugatum Crotalaria retusa Solanum nigrum
12 Phylanthus niruri Cyperus sp. Borreria laevis Pretis sp.
13 Digitaria sp. Lindernia sp.
14 Centrosema pubescens
15 Cleome aspera
16 Panicum sp.
17 Amaranthus gracilis
18 Synedrella nodiflora
19 Calopogonium mucunoides
20 Puereria phaseoloides
21 Ageratum conyzoides
Keragaman = H' = 2,609 H' = 1,373 H' = 1,665 H' = 1,743 H' = 1,856
Keseragaman = E = 0,857 E = 0,552 E = 0,695 E = 0,70 1 E = 0,723
Kelimpahan = 21 spesies Kelimpahan = 12 spesies Kelimpahan = 11 spesies Kelimpahan = 12 spesies Kelimpahan = 13 spesies
Keterangan: Nilai keragaman (H’) diperoleh dengan mengaplikasikan rumus dari Shannon, sedangkan nilai keseragaman (E) diperoleh
dari rumus Pielou (Ludwig & Reynolds, 1988). Nama spesies yang dicetak tebal adalah spesies yang paling melimpah (lima besar) di
antara spesies lain dalam satu lokasi. Penulisan nama spesies per kolom diurutkan dari spesies yang paling melimpah ke spesies yang
paling jarang.
http://contoh.in Page 27 of 31
Lampiran 5. Kelimpahan mikrobia (bakteri dan cendawan) yang terdapat pada rhizosfer tumbuhan di lima lokasi
terpilih
Keterangan: Angka bercetak tebal pada masing-masing kolom menunjukkan nilai terbesar jumlah bakteri maupun
cendawan yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan, atau hidup pada rhizosfer tumbuhan inang.
http://contoh.in Page 28 of 31
Lampiran 6. Persen kelimpahan cendawan mikoriza arbuskular (CMA) pada rhizosfer
tumbuhan di lima lokasi terpilih
http://contoh.in Page 29 of 31
Lampiran 7. Hasil Pemantauan Tingkat Pertumbuhan Tanaman Hutan di Tambang Paringin
http://contoh.in Page 30 of 31
Lampiran 8. Grafik Penggunaan Bahan Organik sebagai Pengganti Top Soil
http://contoh.in Page 31 of 31