Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ranking ke dua, yaitu 14, 7% dan untuk daerah pedesaan menempati rangking ke
enam, yaitu 5,8% tahun 2011 Indonesia berada pada peringkat sepuluh negara
1
dengan penderita DM terbanyak (usia 20-79 tahun), yaitu mencapai 7,3 juta orang
(Masfufah, dkk.,2014).
modern selain banyak memakan biaya juga dapat memberikan efek samping baik
secara langsung maupun setelah waktu yang lama. Oleh karena itu, pengobatan
dengan bahan-bahan alami bisa menjadi alternatif penyembuhan yang tidak kalah
manjur. Apalagi saat ini banyak tanaman obat tradisional sudah diuji secara klinik
Disebabkan ini, penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional seperti yang
telah digunakan pada zaman dahulu telah kembali di kalangan masyarakat zaman
baik. Sebagai tanaman obat, tanaman ini, telah digunakan secara empiris sebagai
pengobatan tradisional diabetes mellitus. Dengan ini,dari pada artikel ini dapat
disimpulkan bahawa untuk mengawal atau mengatur kadar gula darah,lebih baik
menggunakan bahan alam yaitu daun kemangi dan daun lidah buaya, dari pada
obat sintesis karena ia memberikan efek yang lebih baik dan ia lebih selamat.
kelompok kontrol, perlakuan ekstrak kemangi dosis 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB,
2
dan obat kimia oral glibenklamid 0,9 mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 15
hari kemudian diukur glukosa darah masingmasing kelompok. Analisis data yang
digunakan adalah ANAVA dengan taraf uji 5% dan BNT 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan dengan ekstrak daun kemangi dosis 400 mg/kgBB
penurunan kadar glukosa darah tikus putih sebesar 57,925 mg/dL dan 80,05
terhadap kadar gukosa darah tikus putih. Ekstrak daun kemangi dapat
aloksan. Zat aktif dalam kemangi berupa kuersetin dan eugenol diduga berperan
masuk mampu menginduksi sinyal pelepasan insulin. Selain itu senyawa alkaloid
B. Rumusan Masalah
3
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun kemangi
(Ocimum basilicum L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada hewan uji
mencit.
D. Manfaat Penelitian
penggunaan daun kemangi sebagai penurun kadar gula darah pada penderita
diabetes.
ii. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang mengangkat topik yang
sama.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiacaea
Genus : Ocimum
b. Morfologi
5
nama Selasen (Melayu), Solanis (Sunda), Amping (Minahasa), Uku-uku
ruas yang banyak atau sedikit berbulu. Batang dan cabang berwarna hijau
2,5-5 cm atau lebih, oval, tajam, tepi bergerigi atau berbentuk cuneate.
c. Habitat
Tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.) berasal dari Asia dan banyak
d. Kandungan
6
Presentase senyawa aktif daun kemangi (Ocimum sanctum L.), yaitu
minyak atsiri (2%), alkaloid (1%), saponin (2%), flavonoid (2%), tanin
(4,6%), dan eugenol (62%) (De Ornay et al., 2017). Zat aktif dalam
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Tikus putih yang digunakan untuk percobaan laboratorium yang dikenal ada
tiga macam galur yaitu Sprague Dawley, Long Evans dan Wistar. Tikus galur
7
mengkombinasikan dengan nama pertama dari istri pertamanya yaitu Sprague dan
Tikus putih memiliki beberapa sifat yang menguntungkan sebagai hewan uji
besar dari mencit, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak. Tikus putih juga
memiliki ciri-ciri morfologis seperti albino, kepala kecil, dan ekor yang lebih
kemampuan laktasi tinggi, dan tahan terhadap arsenik tiroksid (Akbar, 2010).
Salah satu binatang yang biasa dipelajari di dalam ilmu pengetahuan yaitu tikus
menggunakan tikus jantan yang berumur 2-3 bulan yang beratnya ± 250-350 g
C. Diabetes Melitus
Asal kata diabetes dalam bahasa Yunani yaitu diabêtês yang berarti pipa air
8
Terdapat beberapa definisi yang dapat merepresentasikan penyebab, perantara
Beenen (1996) adalah suatu sindrom yang mempunyai ciri kondisi hiperglikemik
defisiensi sekresi dan aksi insulin secara absolut atau relatif, sedangkan Kahn
a. Diabetes tipe I
Pada diabetes tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus) lebih dari 90%
permanen sehingga, insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat
menderita tipe I. Pada diabetes tipe I kebanyakan pada usia dibawah 30 tahun.
Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan seperti infeksi virus atau
9
b. Diabetes tipe II
manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada insulin yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes tipe ini sering terjadi pada
dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan menjadi lebih umum dengan
peningkatan usia. Obesitas menjadi faktor resiko utama pada diabetes tipe
dari itu orang obesitas memerlukan insulin yang berjumlah sangat besar untuk
menderita GDM, dan umumnya terdeteksi pada atau setelah trimester kedua
(Depkes, 2005).
terhadap bayi yang dikandung. Akibat buruk yang dapat terjadi antara lain
Disamping itu, wanita yang pernah menderita GDM akan lebih besar
10
resikonya untuk menderita lagi diabetes di masa depan. Kontrol metabolisme
(Buraerah, 2010).
a. Rusaknya sel β pankreas karena pengaruh dari luar (virus dan zat kimia)
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
2005).
11
Destruksi otoimun dari sel-sel β pulau Langerhans kelenjar pancreas
tipe I hal ini tidak terjadi, sekresi glukagon tetap tinggi walaupun dalam
akan terjadi penekanan terhadap kenaikan kadar gula dan badan keton. Salah
berakibat fatal pada penderita DM tipe I yang sedang mendapat terapi insulin
(Depkes, 2005).
tipe I, namun pada penderita yang tidak dikontrol dengan baik, dapat terjadi
diberikan. Ada beberapa mekanisme biokimia yang dapat menjelaskan hal ini,
12
asam lemak bebas di dalam darah sebagai akibat dari lipolisis yang tak
glukosa oleh tubuh. Defisiensi insulin juga akan menurunkan ekskresi dari
beberapa gen yang diperlukan sel-sel sasaran untuk merespons insulin secara
terungkap dengan jelas. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar
dalam menyebabkan terjadinya DM tipe II, antara lain obesitas, diet tinggi
lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Depkes, 2005).
dengan DM tipe I, pada penderita DM tipe II, terutama yang berada pada
tahap awal, umumnya dapat dideteksi jumlah insulin yang cukup di dalam
darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi, awal patofisiologis
13
sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal.
defisiensi fungsi insulin pada penderita DM tipe II hanya bersifat relatif, tidak
14
Keadaannormal kadar glukosa darah adalah jika kadar glukosa plasma
puasa < 110 mg/dL, glukosa plasma terganggu jika kadar glukosa puasa
Disebut diabetes jika kadar gula darah puasa > 126 mg/dL, atau bila kadar
glukosa darah sesudah pembebanan glukosa 75 g > 200 mg/dL (Masharani &
Karam, 2001).
tekanan darah, berat badan dan profil lipid, smelalui pengelolaan pasien
perilaku.
15
a. Diet
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada
hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
sesuai dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah raga ringan
jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang
c. Pendidikan Kesehatan
menahun.
16
d. Obat : oral hipoglikemik, insulin
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak
obat hipoglikemik
a. Antidiabetik oral
energi dan karbohidrat serta olah raga. Obat golongan ini ditambahkan bila
setelah 4-8 minggu upaya diet dan olah raga dilakukan, kadar gula darah tetap
di atas 200 mg% dan HbA1c di atas 8%. Jadi obat ini bukan menggantikan
menggunakan antidiabetik oral dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau
komplikasi yang ada. Dalam hal ini obat hipoglikemik oral adalah termasuk
17
golongan sulfonilurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase dan insulin
b. Insulin
oleh sel-sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena
peredaran darah. Efek insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu
glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya,
18
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi
a. Komplikasi akut
dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah yang terlalu rendah
b. Komplikasi Kronis
19
1. Sulfonilurea
100 kali lebih kuat daripada tolbutamida. Sering kali ampuh di mana obat-
obat lain tidak efektif (lagi). Risiko ‘hipo’ juga lebih besar dan lebih sering
tercapai regulasi gula darah optimal yang mirip pada normal. (Tjay, H., Tan
2. Kalium-chanel bloker
3. Biguanida
4. Glokusidase-inhibitor
5. Thiazolidindion
Penelitian yang berkaitan dengan gula darah atau yang biasa disebut
20
seektif dalam merusak pankreas sehingga hormon insulin tidak terproduksi
tidak lagi efektif menjalankan fungsinya. Oleh karena itu, kadar gula darah
1. Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri atas tiga golongan yaitu simplisia
2. Pengeringan Simplisia
oleh enzim yang terdapat pada bahan baku. Enzim yang masih terkandung
dalam simplisia dengan adanya air akan menguraikan bahan berkhasiat yang
ada, sehingga bahan kimia tersebut akan rusak dan untuk mencegah
21
3. Pelarut
Pelarut merupakan suatu zat yang diinginkan untuk melarutkan suau zat
lain atau suatu obat dalam preparat larutan. Pemilihan menstrum didasarkan
mendapatkan zat yang aktif dari bahan obat tumbuhan sambil menjaga agar
tanaman salam. Etanol juga memiliki kelebihan karena lebih selektif, dan
4. Ekstraksi
Ekstraksi yaitu dengan penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan
mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang
diinginkan larut. Bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau
dikeringkan. Dalam banyak hal zat aktif dari tanaman obat yang secara umum
mempunyai sifat kimia yang sama, mempunyai kelarutan yang sama dan
Proses ekstraksi mengumpulkan zat aktif dari bahan mentah obat dan
22
sempurna (Ansel, 1989). Sebelum ekstraksi dilakukan biasanya bahan-bahan
tertentu (Tuhu, 2008). Menurut Tuhu, 2008 ada beberapa metode ekstraksi
a. Cara Dingin
1. Maserasi
2. Perkolasi
ekstrak (perkolat).
23
b. Cara Panas
1. Infundasi
zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Dimana
ekstraksi dilakukan dengan pelarut air pada temperatur 90oC selama 15 menit.
2. Soxhletasi
pelarut yang selalu baru, dengan alat soxhlet sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
3. Digesti
4. Refluks
Refluks adalah ekstraksi pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
5. Dekok
Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90oC selama 30
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
laboratorium dengan desain randomize control trial pre and post test untuk
menguji kombinasi ekstrak daun binahong dan daun sirsak dalam menurunkan
Waktu penelitian dari bulan Januari s/d Juni 2018. Penelitian ini
Poltekkes Makassar.
C. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) jantan, galur
Alat yang digunakan adalah seperangkat alat gelas, spoit oral, timbangan
Bahan yang digunakan air suling, daun kemangi, Natrium CMC, tablet
E. Prosedur Penelitian
pagi. Daun kemangi dipetik dari daun yang tua dan masih segar.
25
2. Pengolahan daun kemangi
dalam wadah maserasi, lalu ditambahkan etanol 96% sebanyak dua kalinya
untuk melembabkan lalu diaduk hingga lembab dan ditambah lagi hingga 5
terkena sinar matahari langsung dan biarkan selama 5 hari sambil sekali-kali
Ekstrak daun kemangi dibuat dalam dosis 800 mg/kg BB, 900 mg/kg
BB dan 1000 mg/kg BB yang jika dikonversi ke dalam dosis mencit dengan
26
14%, 12,5% dan 11%. untuk membuat ekstrak daun kemangi konsentrasi
homogen lalu dicukupkan volumenya hingga 100 ml. Dengan cara yang
sama dibuat suspensi ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 12,5% dan
lalu ditambahkan air suling sebanyak 50 ml, diaduk hingga larut kemudian
dengan suhu kamar dan kelembaban 45-55%. Dan siklus terang gelap 14 :
10 jam sehari. Mencit diberi pakan ternak standar dan diberi minum ad
libitum.
dalam penelitian dan dipilih secara random serta dibagi dalam 5 kelompok,
27
9. Perlakuan Terhadap Hewan Uji
puasa lalu diberikan larutan glukosa 15%, 30 menit kemudian diukur kadar
gula sebagai kadar gula induksi. Setelah itu, diberikan perlakuan. Kelompok
b/v sebagai pembanding, kelompok III diberi ekstrak daun kemangi 14%,
lagi kadar gula darah mencit pada menit ke-60, 90, dan 120.
kadar gula darah sesudah induksi glukosa, dan kadar gula mencit setelah
pemberian ekstrak daun kemangi pada menit ke-60, 90, dan 120.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Yuriska, Anindhita F.,2009.Efek Aloksan Terhadap Kadar Gula Darah Tikus
Wistar, Semarang:Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Hal.13
30
Lampiran 1.
PERHITUNGAN DOSIS
100 ml
x 0,028 g = 14 g
0,2 ml
14 g
Konsentrasi (%) = 100 g 𝑥 100 % = 14%
12,5 g
konsentrasi (%) = 𝑥 100 % =12,5 %
100 g
31
3. DL tikus 800 mg/Kg BB
200 g
Untuk tikus 200 g = 1000 g 𝑥 0,8 g = 0,16 g
Faktor konversi ke dosis mencit = 0,14
Untuk 100 ml
0,013 𝑚g
= 𝑥 100𝑚𝑙
0,2 ml
= 6,5 mg = 0,0065 gr
0.0065 g
Konsentrasi (%) = 𝑥 100%
100 g
= 0,0065%
32
SKEMA KERJA
SIMPLISIA - Pengelompokan
Dimaserasi
- Pengukuran kadar
MASERAT glukosa awal
Diuapkan
- Pemberian larutan
EKSTRAK glukosa
S Na-CMC SUSPENSI
GLIBENKLAMID - Pengukuran kadar
SUSPENSI EKSTRAKSI gula darah setelah 30
menit
PERLAKUAN TERHADAP MENCIT