Вы находитесь на странице: 1из 7

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)

Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

IMPLEMENTASI METODE TEMATIK INTEGRATIF


PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Lispridona Diner
Universitas Negeri Semarang
lisjoost@yahoo.com
Abstrak
Dalam belajar bahasa diperlukan empat kemampuan berbahasa yaitu membaca (yomuryoku), mendengarkan
(kikuryoku), berbicara (hanasuryoku) dan menulis (kakuryoku). Empat kemampuan tersebut saling berhubungan
satu dengan yang lain. Sedangkan, pada Perguruan Tinggi pembelajaran bahasa Jepang antara kemampuan satu
dengan kemampuan yang lain terpisah pengajarannya dalam bentuk Mata Kuliah (MK). Oleh karena itu untuk
mengintegrasikan antara kemampuan berbahasa yang satu dengan kemampuan bahasa yang lain maka
diterapkan metode integratif pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Jepang.Tujuan Penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan penggunaan metode tematik integratif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan bahasa Jepang semester 4 (angkatan 2013)
Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2015. Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner dan hasil belajar, kemudian dianalisis dengan cara
analisis deskriptif kualitatif. Pembelajaran menggunakan metode tematik integratif dapat dijadikan salah satu
metode alternatif ketika dalam bahasa khususnya bahasa Jepang, melalui metode tersebut diantaranya; dapat
menjadikan mahasiswa aktif, mahasiswa dapat menggunakan bahasa Jepang secara kontekstual, mahasiswa
dapat berpikir kritis dan dapat memudahkan mahasiswa dalam memperoleh materi yang diberikan.

Kata kunci: Metode tematik integratif, bahasa Jepang

PENDAHULUAN meningkat 21.8% dibandingkan dengan hasil


Peminat bahasa Jepang semakin survey pada tahun 2009, yaitu 716.353 orang
meningkat dari tahun ke tahun, berdasarkan (Japan Foundation, 2013:1). Jika dilihat dari
survey sementara Lembaga Pendidikan bahasa tingkat pendidikan , jumlah pembelajar bahasa
Jepang tahun 2012, jumlah pembejar bahasa Jepang adalah sebagai berikut.
Jepang di Indonesia berada pada peringkat ke-2
di dunia, yaitu 872.406 orang dapat dikatakan

Tabel 1. Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia


1998 2003 2006 2009 2012
Pendidikan Dasar 3.704 5.750
35.410 61.723 224.304
Pendidikan Menengah 682.548 835.938
Pendidikan Tinggi 11.110 13.881 17.777 19.676 22.076
Pendidikan Nonformal
7.496 9.617 10.638 10.426 8.642
dan Informal
Jumlah 54.016 85.221 272.719 716.353 872.406

Jumlah pembelajar bahasa Jepang pada oleh perbedaan antara bahasa ibu pembelajar dan
tingkat Pendidikan Menengah meningkat 95.8%. bahasa Jepang.
Berdasarkan jumlah tersebut maka kami sebagai Pembelajar bahasa memerlukan 4
pengajar pada Pendidikan Tinggi memberi kemampuan berbahasa yaitu kemampuan
fasilitas yang maksimal berupa pembelajaran mendengar ( 聴 く 能 力 /kaku nouryoku ) 、
bahasa Jepang baik dan tepat. Meskipun jumlah membaca ( 読 む 能 力 /yomu nouryoku ) 、
pembelajar bahasa Jepang mengalami berbicara (話す能力/hanasu nouryoku)、dan
peningkatan, namun tak jarang pula pembelajar
menulis(書く能力/kaku nouryoku). Dari 4
bahasa Jepang mengalami kesulitan dalam
kemampuan tersebut dapat dibagi menjadi dua
mempelajari bahasa Jepang. Hal ini disebabkan
1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

bagian yaitu kemampuan reseptif (kemampuan [10] Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6)
mendengar dan membaca) dan kemampuan menyatakan bahwa pembelajaran tematik
produktif (kemampuan berbicara dan menulis). merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan
Oleh karena itu dalam proses pembelajarannya 4 pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap
kemampuan berbahasa tidak dapat terpisahkan pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif
satu dengan yang lainnya. dengan menggunakan tema. Dari pernyataan
Di Universitas Negeri Semarang tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya
pembelajaran bahasa Jepang dibagi sesuai untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
dengan 4 kemampuan berbahasa tersebut. pendidikan, terutama untuk mengimbangi
Kemampuan mendengarkan (chokai), padatnya materi kurikulum. Disamping itu
kemampuan membaca (dokkai), kemampuan pembelajaran tematik akan memberi peluang
berbicara (kaiwa) dan kemampuan menulis pembelajaran terpadu yang lebih menekankan
(sakubun). Selain itu ada pula pembelajaran pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar.
berupa tata bahasa, kosa kata (bunpo, goi) dan Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat
kanji. Pada tingkat 1 dan tingkat 2 awal dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek
(semester 1, 2 dan 3). Buku ajar yang digunakan kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
adalah buku Minna no Nihongo 1 dan 2. Buku Dalam menerapkan dan melaksanakan
ini mencakup semua kemampuan berbahasa dan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar
saling berhubungan. Namun, pada tingkat 2 akhir yang perlu diperhatikan yaitu 1) bersifat
(semester 4) tahun 2012 dan 2013, hasil evaluasi terintegrasi dengan lingkungan, 2) bentuk belajar
pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan dirancang agar pembelajar menemukan tema,
karena buku yang digunakan tidak sepaket atau dan 3) efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang
menggunakan beberapa buku yang terpisah. Oleh lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga
karena itu sejak tahun 2014 hingga sekarang prinsip tersebut, berikut ini. [11]
pengajar bahasa Jepang menggunakan metode (Subroto&Herawati, 2004: 46).
tematik integratif. Dalam penerapan metode ini 1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi
pengajar menggunakan buku ajar yang berbeda- dengan lingkungan. Pembelajaran
beda, namun tetap disesuaikan dengan tingkat yang dilakukan perlu dikemas dalam
kemampuan pembelajar. Agar 4 kemampuan suatu format keterkaitan,
tersebut saling berhubungan maka tema yang maksudnya pembahasan suatu topik
diberikan setiap pertemuan terintegrasi satu dikaitkan dengan kondisi yang
dengan yang lainnya. dihadapi siswa atau ketika siswa
Berdasarkan fakta di atas, maka penulis menemukan masalah dan
ingin mengetahui apakah metode tematik memecahkan masalah yang nyata
integratif ini dapat meningkatkan motivasi dan dihadapi siswa dalam kehidupan
hasil belajar bahasa Jepang pada mahasiswa sehari-hari dikaitkan dengan topik
tingkat 2 semester 4 tahun 2015?. Oleh itu judul yang dibahas.
penelitian ini adalah “Implementasi Metode 2. Bentuk belajar harus dirancang agar
Tematik Integratif pada Pembelajaran Bahasa siswa bekerja secara sungguh-
Jepang”. sungguh untuk menemukan tema
pembelajaran yang riil sekaligus
METODE TEMATIK INTEGRATIF mengaplikasikannya. Dalam
Metode tematik integratif adalah melakukan pembelajaran tematik
pembelajaran yang menggunakan tema dalam siswa didorong untuk mampu
mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat menemukan tema-tema yang benar-
memberikan pengalaman bermakna pada benar sesuai dengan kondisi siswa,
pembelajar. Tema adalah pokok pemikiran atau bahkan dialami siswa.
gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. 3. Efisiensi Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik dapat diartikan memiliki nilai efisiensi antara lain
suatu kegiatan pembelajaran dengan dalam segi waktu, beban materi,
mengintegrasikan materi beberapa mata metode, penggunaan sumber belajar
pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. yang otentik sehingga dapat
2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

mencapai ketuntasan kompetensi melalui pengalaman langsung, 4) lebih


secara tepat. [3] Fogarty (1990). memperhatikan proses daripada hasil semata, 5)
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri sarat dengan muatan keterkaitan.
atau karakteristik Sebagai berikut 1) Tema dalam pembelajaran tematik memiliki
berpusat pada siswa, 2) Memberikan peran antara lain:
pengalaman langsung kepada siswa, 3) 1. Pembelajar lebih mudah memusatkan
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, 4) perhatian pada satu tema atau topik
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran tertentu.
dalam suatu proses pembelajaran., 5) Bersifat 2. Pembelajar dapat mempelajari
fleksibel, 6) Hasil pembelajaran dapat pengetahuan dan mengembangkan
berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan berbagai kompetensi mata pelajaran
siswa. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam tema yang sama.
tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan 3. Pemahaman terhadap materi pelajaran
sebagai berikut: lebih mendalam dan berkesan.
1. Berpusat pada siswa Proses 4. Kompetensi berbahasa bisa
pembelajaran yang dilakukan harus dikembangkan lebih baik dengan
menempatkan siswa sebagai pusat mengaitkan mata pelajaran lain dan
aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman pribadi siswa.
pengalaman belajar. Pengalaman belajar 5. Pembelajar lebih merasakan manfaat dan
tersebut dituangkan dalam kegiatan makna belajar karena materi disajikan
belajar yang menggali dan dalam konteks tema yang jelas.
mengembangkan fenomena alam di 6. Pembelajar lebih bergairah belajar
sekitar siswa. karena mereka bisa berkomunikasi
2. Memberikan pengalaman langsung dalam situasi yang nyata. [9] Sanjaya
kepada siswa Agar pembelajaran lebih (2006 : 16)
bermakna maka siswa perlu belajar
secara langsung dan mengalami sendiri. METODE TEMATIK INTEGRATIF PADA
Atas dasar ini maka guru perlu PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
menciptakan kondisi yang kondusif dan Mata kuliah bahasa Jepang di
memfasilitasi tumbuhnya pengalaman Universitas Negeri Semarang disebar sesuai
yang bermakna. dengan 4 kemampuan berbahasa. Setiap
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu minggunya mata kuliah bunpo (tata bahasa) dan
jelas Mengingat tema dikaji dari kanji (huruf kanji) diberikan pada awal minggu
berbagai mata pelajaran dan saling (hari senin), mata kuliah dokkai (kemampuan
keterkaitan maka batas mata pelajaran memahami bacaan) dan chokai (kemampuan
menjadi tidak begitu jelas. mendengarkan) diberikan pada hari selasa dan
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata rabu. Dan mata kuliah kaiwa (kemampuan
pelajaran dalam suatu proses berbicara) dan mata kuliah sakubun (kemampuan
pembelajaran. menulis) diberikan pada hari kamis dan jumat.
5. Bersifat fleksibel Pelaksanaan Hal tersebut dilakukan agar semua materi yang
pembelajaran tematik tidak terjadwal diperoleh pada kemampuan reseptif (membaca
secara ketat antar mata pelajaran. dan mendengarkan) dapat diterapkan pada mata
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang kuliah berbicara dan menulis (kemampuan
sesuai dengan minat, dan kebutuhan produktif) dengan menggunakan tata bahasa dan
siswa. [12] Surya (2002:84) kanji yang telah dipelajari sebelumnya.
Menurut [8] Raka (1996:12) Di bawah ini adalah tema yang
karakteristik pembelajaran terpadu/tematik digunakan pada setiap pembelajaran bahasa
sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada Jepang pada mahasiswa tingkat 2 semester 4
anak, 2) menekankan pembentukan pemahaman Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
dan kebermaknaan, 3) belajar

3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Tabel 2. Tema setiap pertemuan


Pertemuan Tema Sumber
1 Perkenalan (shokai)
2 Perkenalan
3 Makanan (tabemono)
4 Makanan [1]自作教材(新聞などからの文章を利
5 Teknologi (gijutsu) 用して教材か)
6 Teknologi [2] 日本語初級読解 (Chinami, 2000)
7 Latihan 読解を始めるあなたへ
8 Ujian Tengah Semester [4] 中級へ行こう (Hirai, 2010)
9 Angket (anke-to)
10 Angket [5] J ブリッジ (Koyama, 2010)、毎日聞
11 Gender (jenda-) き取り(Mitsu, 2008)、ビデオ/ニュー
12 Gender ス
13 Pendidikan (kyouiku) [6] 毎日聞き取り(Akiko, 2008)
14 Pendidikan
15 Latihan
16 Ujian Akhir Semester
mahasiswa melakukan kegiatan debat dalam
bahasa Jepang tentang penggunaan internet.
Pembelajaran Dokkai Tema yang diberikan sub tema adalah sebagai
Kegiatan yang dilakukan oleh berikut:
mahasiswa pada pembelajaran dokkai adalah ① チャットでコミュニケーションする
mahasiswa dapat memahami bacaan yang こと
diberikan sesuai dengan tema yang diberikan dan ② オンラインで勉強すること
menjawab pertanyaan.. Materi yang diberikan
③ インターネットで情報を調べること
berupa bacaan. Misalnya pertemuan 5 pada tema
Gijutsu, diberikan bacaan berjudul Inta-netto ④ 子供がインターネットをすること
Riyou (Penggunaan Internet).

Pembelajaran Chokai Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa


Kegiatan yang dilakukan oleh dapat memberikan pendapat tentang penggunaan
mahasiswa pada pembelajaran chokai adalah internet melalui kegiatan debat.
mahasiswa dapat menyimak apa yang
didengarkan melalui CD atau DVD, materi Pembelajaran sakubun
berupa percakapan, pidato dsb sesuai dengan Kegiatan yang dilakukan oleh
tema yang diberikan dan dapat menjawab mahasiswa pada pembelajaran sakubun adalah
pertanyaan. Misalnya pertemuan 5 pada tema mahasiswa menulis pengalaman dan pendapat
Gijutsu, materi yang didengarkan adalah mereka masing sesuai dengan tema yang
percakapan tentang internet. diberikan. Misalnya pada pertemuan 5 tema
gijutsu, mahasiswa dapat menulis pendapat
Pembelajaran Kaiwa mereka tentang kekurangan dan kelebihan dari
Kegiatan yang dilakukan oleh penggunaan internet.
mahasiswa pada pembelajaran kaiwa adalah
mahasiswa dapat berbicara dalam percakapan, Respon Mahasiswa terhadap Perkuliahan
presentasi dan debat. Misalnya pertemua 5 pada Semester 4 tahun 2015
tema Gijutsu materi yang diberikan adalah Berdasarkan angket yang disebarkan kepada 62
berupa penggunaan internet. Pada tema ini mahasiswa diperoleh data sebagai berikut.
4
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Tabel 3. Data Respon Mahasiswa


N Pernyataan Pilihan Jawaban
o
Serin Selalu Kadang Tidak
Saya menggunakan pola kalimat dan kosa kata
g - Pernah
bahasa Jepang yang telah diperoleh pada MK
1 Kadang
(Mata Kuliah) dokkai dan chokai pada MK
15 25 18 4 (7%)
kaiwa dan sakubun.
(24%) (40%) (29%)
Sanga Setuj Tidak Sangat
t u Setuju Tidak
Setuj Setuju
u
2 Saya lebih mudah memahami materi yang 18 30 12 2 (4%)
dipelajari melalui pembelajaran yang (29%) (48%) (19%)
diguanakan oleh pengajar bahasa Jepang
3 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru 30 32 - (0%) - (0%)
tentang materi pokok yang dipelajari pada MK (48%) (52%)
dokkai dan chokai.
4 Pembelajaran yang digunakan menjadikan saya 38 23 1 (2%) - (0%)
lebih aktif dalam diskusi kelompok dan debat (61%) (37%)
MK kaiwa.
5 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi 26 37 -(0%) -(0%)
dari berbagai sumber (buku, internet dsb) (41%) (59%)
untuk menyelesaikan tugas menulis pada MK
sakubun
6 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal 4 1 27 30(48%)
latihan pada MK dokkai dan chokai (7%) (2%) (43%)
7 Pembelajaran yang digunakan tidak mampu -(0%) - (0%) 15 47 (91%)
mengembangkan kemampuan saya dalam (24%)
berpikir kritis.

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat yang dipelajari sebesar 100%, karena tema yang
diperoleh simpulan bahwa 15% mahasiswa yang didiberikan adalah tema yang berhubungan
mengikuti pembelajaran dokkai, chokai, kaiwa langsung dengan lingkungan atau kehidupan
dan sakubun sering menggunakan pola kalimat sehari-hari. Pembelajaran yang digunakan
dan kosa kata bahasa Jepang dengan baik, karena menjadikan 99% mahasiswa lebih aktif dalam
tema yang disampaikan adalah tema yang sama, diskusi kelompok MK kaiwa, karena pada
karena pola kalimat dan kosa kata yang pembelajaran tersebut ada presentasi, debat dan
digunakan tidak lepas dari tema yang berkaitan tanya jawab yang menuntut siswa berbicara
setiap minggunya. Sebanyak 48% mahasiswa mengemukakan pendapat sesuai dengan tema
(menjawab ssangat setuju dan setuju) mudah yang telah ditentukan. Sebesar 100% mahasiswa
memahami materi yang dipelajari melalui termotivasi untuk mencari data/informasi dari
pembelajaran yang diberikan oleh pengajar berbagai sumber (buku, internet dsb) untuk
bahasa Jepang, karena mahasiswa dapat fokus menyelesaikan tugas menulis pada MK sakubun.
pada satu tema setiap minggu. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa diberi
Mahasiswa yang memperoleh kebebasan untuk mengemukakan pendapat
wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok melalui kegiatan menulis sesuai dengan tema
5
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

yang telah ditentukan, dan juga tidak menjadikan PENUTUP


hal yang sulit bagi mahasiswa karena pola Pembelajaran menggunakan metode
kalimat, kosa kata, sudah mereka peroleh pada tematik integratif dapat dijadikan salah satu
MK sebelumnya. Sebesar 9% mahasiswa merasa metode alternatif ketika dalam bahasa khususnya
sulit mengerjakan soal-soal latihan pada MK bahasa Jepang, karena berdasarkan hasil angket
dokkai dan chokai, karena kurang maksimalnya kepada pembelajar observasi dan wawancara
media dan fasilitas digunakan oleh pengajar pada pengajar bahasa Jepang, melalui metode
dalam menyampaikan materi. Dan Pembelajaran tersebut diantaranya; dapat menjadikan
yang digunakan tidak mampu mengembangkan mahasiswa aktif, mahasiswa dapat menggunakan
kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis, bahasa Jepang secara kontekstual, mahasiswa
tema yang digunakan diurutkan dari tema yang dapat berpikir kritis dan dapat memudahkan
mudah sampai tema yang sulit, tema-tema mahasiswa dalam memperoleh materi yang
tersebut juga menuntut mahasiswa berpikir diberikan. Namun, perlu diingat dalam
secara ilmiah. menerapkan metode tematik integratif, pengajar
Selain itu, terdapat peningkatan nilai sebaiknya kreatif dalam mengoptimalkan media
bahasa Jepang sejak tema 1 pertama disampaikan sebagai alat dalam menyampaikan materi.
hingga tema ketiga disampaikan. Ini nampak
pada pembelajaran kaiwa dan sakubun, pada REFERENSI
ujian tengah semester nilai yang diperoleh adalah Asahi Shinbun (Koran digital). digital.asahi.com
rata-rata 81.
Chinami, Kyoko. 2000. Nihongo Shokyu Dokkai.
Tokyo:Aruku
Kekurangan dan Kelebihan Metode Tematik
Integratif pada Pembelajaran Bahasa Jepang Fogarty, R. (1991). How to Integrate the
Data kelebihan dan kekurangan metode Curriculum. USA: IRI/Sky Publishing Inc.
tematik integratif diperoleh dari hasil observasi Hirai, Etsuko dan Sachiko Miwa. 2010. Chukyu e
dan wawancara kepada pengajar bahasa Jepang Ikou. Tokyo: 3A Nettwork
yang lain (penulis mengajar MK dokkai, kaiwa
dan sakubun) Koyama Satoru. 2010. J Bridge. Bojinsha.
Kelebihan: Mitsu Akiko. 2008. Mainichi Kikitori. Bojinsha
1. Mahasiswadapat menggunakan pola
kalimat dan kosa kata secara kontekstual Research Institute for Japanese Language
2. Mahasiswa menjadi aktif baik dalam Education. 2004. Dokkai o Hajimeru Anata
mengemukakan ide/pendapat maupun e. Tokyo: Bonjinsha Jisaku Kyouzai
aktif mencari informasi (mahasiswa Raka, T.J. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
menemukan sendiri pengetahuan sesuai Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
dengan yang diarahkan) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
3. Mahasiswa dapat belajar bahasa Jepang
terfokus pada tema yang telah ditentukan Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran
(jangka waktu mengingat lebih panjang) Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
4. Bagi pengajar dalam menyiapkan materi Jakarta : Kencana Prenada Media
efektif dan efisien, karena tema yang Sutirjo dan Mamik. Tematik : pembelajaran
diberikan berkaitan antara MK yang satu efektif dalam kurikulum 2004. Malang:
dengan MK yang lain. Mayumedia
Kekurangan:
1. Pengajar kurang mengoptimalkan media Subroto, T.H. dan Herawati, I.S. (2004).
dan fasilitas untuk mendukung Pembelajaran Terpadu. Materi Pokok
pembelajaran tersebut. PGSD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
2. Mahasiswa hanya terbatas pada beberapa Terbuka.
pengetahuan saja, tema yang telah Surya, H.M. 2002. Kapita Selekta Pendidikan SD.
ditentukan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Вам также может понравиться